Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH VARIASI CAMPURAN WATER COOLANT DAN AIR MINERAL

TERHADAP EFEKTIVITAS SUHU MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

Bayu Fahriba(1) , Syahrizal(2)


1,2
Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Bengkalis
Jalan Bathin Alam, Sungai Alam, Bengkalis, Riau
Email: bayu.polbeng@gmail.com, syahrizal@polbeng.ac.id

Abstrak

Radiator adalah alat yang berfungsi sebagai alat untuk mendinginkan air yang telah menyerap panas dari mesin
dengan cara membuang panas air tersebut melalui sirip-sirip pendingin. Apabila keadaan ini tidak mendapatkan
pendinginan yang baik, maka suhu pembakaran pada mesin akan mempengaruhi suhu kerja mesin sehingga
mengakibatkan terjadinya panas menyebapkan kerusakan elemen mesin maka perlu dilakukan penelitian terhadap
media pendingin yang digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang terjadi dari
setiap variasi campuran dalam instrumen penelitian, penelitian ini mengunakan metode eksperimen untuk
membuktikan hipotesis dan instrumen penelitian memiliki pengaruh terhadap objek yang diteliti, sehingga
menghasilkan suatu produk yang dapat dinikmati masyarakat secara aman. Hasil analisis korelasi sederhana
(Bivarete Correlation) dan uji t pada tingkat signifikansi 5%. Pada variasi 10% air mineral mampu membuang
panas pada mesin sebesar 14,94oC, 100% water coolant mampu membuang panas sebesar 11,57oC, 30% air
mineral mampu membuang panas pada mesin sebesar 8,84oC, 100% water coolant mampu membuang panas
11,57oC. 40% air mineral mampu membuang panas sebesar 9,25oC, 100% water coolant mampu membuang panas
11,57oC. 50% Air mineral mampu membuang panas sebesar 13,85oC, 100% water coolant mampu membuang
panas sebesar 11,57oC.

Kata kunci: Sepeda Motor 4 Langkah, Radiator, Water coolant, Pembuangan Panas,

Abstrac

The radiator is a device that functions as a tool to cool water and has absorbed heat from the engine by removing
the heat from the coolant fin. This situation does not get good cooling, then the combustion temperature on the
engine will affect the engine’s working temperature so that it causes heat to cause damage to the engine elements,
it is necessary to do research on the cooling media used. The purpose of this study was to determine the effect of
each mixed variation in the research instrument. This study uses an experimental method to prove the hypothesis
and research instruments have an influence on the object under study, so as to produce a product that can be
enjoyed by the public safely. The results of a simple correlation analysis (Bivarete correlation) and a t test at a
significant level of 5% in a variation of 10% mineral water capable of removing heat on the engine by 14,94oC,
100% water coolant is able to remove heat by 11,57oC, 30% mineral water is able to throw heat on the engine by
8,84oC, 100% water coolant is able 11,57oC. 40% mineral water is able to remove heat by 9,25oC, 100 water
coolant can remove heat 11,57oC. 50% mineral water is capable of removing heat by 13,85oC, 100% water
coolant is able to remove heat by 11,57oC.
Keywords: 4 Step motorcycle, Radiator, Water coolant, heat dissipation,

1. Pendahuluan komponen mesin itu sendiri sehingga radiator


Radiator adalah alat yang berfungsi sebagai memiliki peran vital pada sebuah mesin motor[2].
alat untuk mendinginkan air yang telah menyerap Apabila keadaan ini tidak mendapatkan
panas dari mesin dengan cara membuang panas air penangganan yang baik, maka suhu pembakaran
tersebut melalui sirip-sirip pendingin. Cara kerja pada mesin akan mempengaruhi suhu kerja mesin
radiator dengan menyalurkan panas yang secara keseluruhan. Suhu mesin harus dapat
dikeluarkan oleh mesin motor kemudian diserap distabilkan dengan adanya sistem pendinginan
oleh bahan pendingin. Dengan demikian maka suhu dengan mengunakan media cair (liquid) sehingga
bahan pendingin diradiator akan menurun dapat mempertahankan nilai panas yang dihasilkan
sedangkan udara disekitarnya akan meningkatkan pada mesin. Cairan pendingin atau water coolant
suhunya[1]. mempunyai peran penting dalam
Kinerja mesin pada motor dipengaruhi oleh mentransformasikan panas agar mesin dapat tetap
kekuatan radiator dalam mengaliri suhu mesin. bekerja pada suhu yang optimal berdampak pada
Semakin rendah suhu mesin maka kinerja mesin penghematan bahan bakar.
semakin optimal. Apabila mesin motor mengalami Efektivitas radiator diartikan seberapa cepat
panas berlebihan (over heating) maka dapat merusak radiator menurunkan suhu pada mesin. Dilihat dari
suhu udara sekitar radiator, suhu cairan yang masuk panas tertentu terhadap laju pertukaran panas
keradiator, dan suhu cairan keluar dari radiator [3] tertentu terhadap laju pertukaran panas maksimum
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan yang mungkin. Keefektivan tersebut adalah:
peneliti terdapat beberapa jenis cairan pendingin perpindahan kalor nyata
e=
yang dipasarkan dipasaran yang diproduksi oleh perpindahan kalor maksimum yang mungkin
pabrik dengan tingkat keunggulan tersendiri dengan untuk perpindahan kalor nyata bagi penukar
variasi harga yang berbeda-beda. Hal ini sangatlah kalor sendiri, harus dipahami bahwa nilai
membuat ragu pemilik kendaraan untuk menentukan maksimum akan didapat bila salah satu fluida
cairan radiator yang unggul untuk digunakan pada mengalami perubahan suhu sebesar beda suhu
kendaraannya sehingga perlu dilakukan penelitian maksimum yang terdapat dalam penukar kalor, yaitu
untuk membuktikan hipotesis dan instrumen selisih suhu masuk fluida panas dan fluida dingin.
penelitian. Penelitian ini dilakukan terhadap Fluida yang mungkin mengalami beda suhu
beberapa jenis variasi perbandingan volume maksimum ini ialah nilai laju syarat keseimbangan
campuran antara water coolant dan air mineral energi bahwa energi yang diterima oleh fluida yang
sehingga dapat diketahui pada volume perbandingan satu mesti sama dengan energi yang dilepas oleh
manakah pengaruh terbesar terjadi terhadap nilai fluida yang lain [4]. Jadi perpindahan kalor yang
efektivitas radiator. mungkin dinyatakan sebagai berikut:
q =( ) (T −T )
2. Tinjaun Pustaka Secara umum efektivitas dapat dinyatakan sebagai
2.1 Sistem Pendinginan Mesin berikut:
Dalam sistem pendingin cairan (liquid cooled) ∆T(Fluida minimum)
ε=
dinding silinder dan kepala silinder dikelilingi Beda suhu maksimum didalam penukar kalor
mantel air (water jacket) dimana cairan akan jika fluida dingin ialah fluida minimum, maka:
bersirkulasi untuk menyerap panas. Panas yang T −T
ε=
diserap oleh air selanjutnya akan menyebabkan T −T
naiknya temperatur air pendingin tersebut. Jika air Penyederhanaan rumus diatas disederhanakan
pendingin itu tetap berada pada water jacket maka dengan alasan bahwa penelitian ini hanya
air itu cenderung akan mendidih dan menguap. Hal mengambil data berdasarkan suhu yang bekerja
tersebut sangat merugikan, oleh karena itu untuk tanpa memperhitungkan nilai m (laju aliran masssa)
menghindarinya air tersebut disirkulasikan, dengan dan c (kalor spesifik).
demikian, air pendingin menyerap panas dari
silinder dan membuangnya ke udara melalui radiator 2.4 Analisis Korelasi Sederhana
[3]. Analisis korelasi sederhana (Bivarete
Correlation) dalam penelitian ini peneliti
2.2 Komponen-komponen sistem pendinginan melakukan analisis untuk mengetahui keeratan
air hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui
Sistem pendingin air memiliki bagian-bagian arah hubungan yang terjadi. Metode korelasi yang
yang bekerja secara integrasi satu dengan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pearson
lainya, komponen-komponen tersebut akan bekerja Correlation yang mana metode ini digunakan pada
untuk mendukung kerja sistem pendingin air, antara data berskala interval atau rasio. Nilai korelasi (r)
lain: berkisar antara 1 sampai -1 berarti hubungan antara
1. Radiator dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai
2. Pompa air (water pump) mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel
3. Kipas semakin lemah. Nilai positif menunjukkan
4. Katup thermostart hubungan terbalik (X naik, maka Y naik) dan nilai
5. Mantel pendingin negatif menunjukkan hubungan terbalik (X naik,
6. Cairan pendingin maka Y turun) [5].
Alat penukar panas (kalor) merupakan media Koefisien korelasi Pearson dapat dihitung
penukaran panas dari suatu fluida ke fluida lainnya mengunakan rumus sebagai berikut:
yang dapat berbentuk sebuah dinding datar ∑ − (∑ ) − (∑ )
sederhana sampai menggunakan banyak fase, sirip- =
[ ∑ − (∑ ) ]⌊ ∑ − (∑ ) ⌋
sirip seperti yang terdapat pada radiator. Radiator
Dimana:
pada sistem pendingin termasuk alat penukar kalor
x = Variabel pertama
bertipe cross flow (aliran lintang) [3]
y = Variabel kedua
n = Jumlah data
2.3 Efektivitas Radiator
Efektivitas penukar kalor (Heat Exchanger
Effectiveness) berdefenisi perbandingan laju
perpindahan panas yang sebenarnya dalam penukar
3. Metodelogi Penelitian
Penelitian ini bersifat asosiatif dimana pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dengan mengunakan metode statistik korelasi
atau pun juga hubungan antara dua variabel atau sederhana (Bivarete Correlation). Kemudian
lebih. Metode yang digunakan dalam penelitian ini melakukan persiapan alat dan bahan dan melakukan
adalah metode eksperimental. dalam penelitian ini proses pencampuran water coolant dan air mineral
peneliti melakukan pembelajaran mengenai dengan perbandingan yang sudah ditetapkan,
penelitian terkait baik dalam bentuk buku, majalah selanjutnya dilakukan proses pengukuran dimana
dan sumber-sumber lainya untuk menunjang variabel yang dilakukan pengukuruan adalah:
kelancaran penelitian, kemudian melakukan Th1 = Suhu air yang masuk ke radiator
identifikasi hubungan dan pengaruh yang akan Th2 = Suhu air yang keluar dari radiator
terjadi dari proses pencampuran air mineral dan Tc1 = Suhu aliran udara yang menumbuk radiator
water coolant terhadap efektivitas suhu radiator dari Tc2 = Suhu aliran udara yang keluar dari radiator
literatur yang ada, sehingga dapat menyimpulkan
Pengukuran suhu Th1,Th2,Tc1, dan Tc2 disentuh langsung pada kipas yang berhubungan
dilakukan dengan menggunakan thermometer langsung dengan crankshaft.
infraret, sedangkan untuk mengetahui RPM mesin
mengunakan Tachometer dengan probe yang

Tabel 3. Data hasil pengukuran suhu mesin dengan


kandungan 30% Air mineral

Gambar 1. Rancangan pengukuran suhu mesin


sepeda motor
Tabel 2. Data hasil pengukuran suhu mesin dengan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN kandungan 40% Air mineral
4.1 Pengumpulan dan Pengolahan data
Penelitian ini dilakukan di laboratorium motor
bakar politeknik negeri bengkalis. Penelitian ini
mengunakan radiator sepeda motor matic vario
techno 110cc dengan pengujian dilakukan sebanyak
5 kali percobaan.
Tabel 1. Data hasil pengukuran suhu mesin dengan
kandungan 50% Air mineral
Tabel 5. Data hasil pengukuran suhu mesin dengan
kandungan 10% Air mineral

Tabel 4. Data hasil pengukuran suhu mesin dengan


kandungan 20% Air mineral Dalam penelitian yang dilakukan peneliti
terlebih dahulu melakukan perhitungan nilai
penurunan suhu yang dihasilkan dari beberapa
variasi campuran radiator yang sudah dilakukan
pengujian untuk dilakukan analisis statistik dengan
mengunakan rumus terapan dimana untuk
mengetahui hasil dari penurunan suhu pada mesin
sepeda motor ini dengan rumus sebagai berikut:
∈= −
Tabel 6. Nilai rata-rata penurunan suhu mesin Tabel. 12. Rata-rata efektivitas suhu mesin pada
sepeda motor RPM 1500 RPM 1500,2000,2500 selama 30 menit.

Tabel 7. Nilai rata-rata penurunan suhu mesin 4.2 Analisis korelasi sederhana (Bivarete
sepeda motor RPM 2000 Correlation)
Analisis ini digunakan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui
arah hubungan yang tejadi. Dimana metode yang
digunakan dalam analisis ini adalah Pearson
correlation. Untuk mempermudah pengolahan
analisis penelitian ini mengunakan program SPSS
Tabel 8. Nilai rata-rata penurunan suhu mesin untuk mengolah dan menganalisis data dimana data
sepeda motor RPM 2500 hasil pengukuran di input kedalam program. Pada
penelitian ini tingkat signifikansi yang digunakan
sebesar 5%.
Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk
mengetahui bahwa variasi campuran water coolant
berpengaruh terhadap nilai efektivitas suhu mesin.
Kegunaan pengujian hipotesis ini yaitu
untuk mengetahui dan memberikan keyakinan
Dari data pengukuran suhu mesin sepeda
apakah data berada pada sekitar atau mendekati
motor yang telah dilakukan, maka dilakukan
garis normal atau tidak dengan menetapkan taraf
perhitungan untuk mengetahui nilai efektivitas suhu
signifikan 5% atau α= 0,05. Hipotesis pada
mesin sepeda motor dengan rumus:
penelitian ini adalah:
ε= Ha : Terdapat Hubungan yang signifikan antara
Tabel 9. Nilai rata-rata efektivitas suhu mesin Kandungan Air mineral dengan 100%
sepeda motor RPM 1500 Kandungan Water coolant.
Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
Kandungan Air mineral dengan 100%
Kandungan Water coolant.

Hasil dari analisis korelasi sederhana dibawah


ini yang dilakukan mengunakan software SPSS
Tabel 10. Nilai rata-rata efektivitas suhu mesin menunjukkan kemampuan cairan radiator
sepeda motor RPM 2000 membuang panas pada mesin.

Tabel 13. Descriptive Statistik 50% Kandungan Air


Mineral

Tabel 11. Nilai rata-rata efektivitas suhu mesin


sepeda motor RPM 2500
Pada tabel 13. Kolerasi sederhana descriptive
statistics menunjukkan bahwa jumlah sample
penelitian berjumlah 45 yang dinyatakan dalam N
dimana pada penelitain ini terdiri dari RPM 1500,
RPM 2000, RPM 2500 dengan waktu pengukuran
dilakukan pada menit ke 10 dalam rentang waktu 30
menit. Nilai rata-rata setiap penurunan suhu pada
campuran Kandungan 50% air mineral dari hasil
analisis adalah 13,85ᴼC dan nilai rata-rata
penurunan suhu pada Kandungan 100% Water
coolant 11,57ᴼC.
Selanjutnya dilakukan uji t (signifikansi) maka
dilanjutkan dengan mencari nilai t hitung , kemudian
Tabel 14. Descriptive Statistik 40% Kandungan Air dibandingkan dengan nilai t tabel pada taraf
Mineral signifikansi 5%. Kriteria dalam analisa uji t adalah
Ho diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, Ho
ditolak jika –t hitung < -t tabel atau –t hitung > t
tabel. Berdasarkan signifikansi Ho diterima jika
signifikansi >0,05 dan Ho ditolak jika signifikansi <
0,05. Berikut ini adalah tabel hasil analisis uji t (uji
signifikansi).
Pada tabel 14. kolerasi sederhana descriptive
statistics menunjukkan bahwa jumlah sample
penelitian berjumlah 45 yang dinyatakan dalam N
dimana pada penelitain ini terdiri dari RPM 1500,
RPM 2000, RPM 2500 dengan waktu pengukuran
dilakukan pada menit ke 10 dalam rentang waktu 30
menit. Nilai rata-rata setiap penurunan suhu pada Dari analisis uji t yang terdapat pada tabel,
campuran Kandungan 40% air mineral dari hasil pada campuran 20% air mineral tidak terdapat
analisis adalah 9,25ᴼC dan nilai rata-rata penurunan hubungan korelasi, dapat ditarik kesimpulan bahwa
suhu pada Kandungan 100% Water coolant pada campuran 20% air mineral terhadap coolant
11,57ᴼC. tidak terdapat pengaruh terhadap nilai penurun suhu
mesin. Hasil analisis korelasi sederhana (Bivarete
Tabel 15. Descriptive Statistik 30% Kandungan Air Correlation) dan uji t pada tingkat signifikansi 5%.
Mineral Pada variasi 10% air mineral mampu membuang
panas pada mesin sebesar 14,94oC, 100% water
coolant mampu membuang panas sebesar 11,57oC,
30% air mineral mampu membuang panas pada
mesin sebesar 8,84oC, 100% water coolant mampu
membuang panas 11,57oC. 40% air mineral mampu
Pada tabel 15. Kolerasi sederhana descriptive membuang panas sebesar 9,25oC, 100% water
statistics menunjukkan bahwa jumlah sample coolant mampu membuang panas 11,57oC. 50% Air
penelitian berjumlah 45 yang dinyatakan dalam N mineral mampu membuang panas sebesar 13,85oC,
dimana pada penelitain ini terdiri dari RPM 1500, 100% water coolant mampu membuang panas
RPM 2000, RPM 2500 dengan waktu pengukuran sebesar 11,57oC.
dilakukan pada menit ke 10 dalam rentang waktu 30
menit. Nilai rata-rata setiap penurunan suhu pada 4.1 Diagram scatter
campuran Kandungan 30% air mineral dari hasil Diagram scatter adalah uji korelasi atau
analisis adalah 8,84ᴼC dan nilai rata-rata penurunan hubungan antara 2 variabel yang berskala interval
suhu pada Kandungan 100% water coolant 11,57ᴼC. atau rasio dan berdistribusi normal. Dibawah ini
diagram scatter dari hasil variasi campuran water
Tabel 16. Descriptive Statistik 10% Kandungan Air coolant dan air mineral yang telah dilakukan
Mineral analisis.

KANDUNGAN 50% AIR MINERAL


50% Linear (50%)
25

20 y = 0,6917x + 1,9892
Pada tabel 16. Kolerasi sederhana descriptive
R² = 0,3414
statistics menunjukkan bahwa jumlah sample 15
penelitian berjumlah 45 yang dinyatakan dalam N
dimana pada penelitain ini terdiri dari RPM 1500, 10
RPM 2000, RPM 2500 dengan waktu pengukuran
dilakukan pada menit ke 10 dalam rentang waktu 30 5
menit. Nilai rata-rata setiap penurunan suhu pada
0
campuran Kandungan 10% air mineral dari hasil
0 10 20 30
analisis adalah 14,94ᴼC dan nilai rata-rata
penurunan suhu pada Kandungan 100% water Gambar 2. Diagram Scatter 50%
coolant 11,57ᴼC. Kandungan Air mineral
Berdasarkan hasil analisis yang ditunjukkan 30% KANDUNGAN AIR MINERAL
pada gambar 2. dimana garis Trendline: miring 25
kekanan menunjukkan terjadi hubungan positif,
sedangkan Markers atau plot berwarna biru 20
membentuk garis lurus yang sempit, ini 15 y = 0,1132x + 10,746
menunjukkan terjadi hubungan atau korelasi yang R² = 0,009
sangat erat. R2 0,3414 adalah nilai regresi (kuadrat 10
dari r pearson). Sedangkan nilai +1,9892 artinya 5
nilai dari penurunan suhu mesin sepeda motor
dengan campuran 40% air mineral dapat berubah 0
sebesar +1,9892. -20 -10 0 10 20 30
Dari hasil analisis yang dilakukan nilai t Gambar 4. Diagram Scatter 30%
hitung > t tabel (4,717 > 2,017) dan signifikansi Kandungan Air Mineral
(0,000 < 0,05) maka Ho ditolak, artinya bahwa ada Berdasarkan hasil analisis yang ditunjukkan
hubungan secara signifikan antara 50% Kandungan pada gambar 4. dimana garis Trendline: miring
Air mineral dengan 100% water coolant. Karena t kekiri menunjukkan terjadi hubungan negatif,
hitung nilainya positif, maka berarti 50% kandungan sedangkan Markers atau plot berwarna biru
air mineral berhubungan positif dan siginifikansi membentuk garis lurus yang sempit, ini
terhadap kandungan water coolant. Jadi penelitian menunjukkan terjadi hubungan atau korelasi yang
ini dapat disimpulkan bahwa 50% kandungan air sangat erat. R2 0,009 adalah nilai regresi (kuadrat
mineral berhubungan positif terhadap 100% dari r pearson). Sedangkan nilai +10,746. artinya
kandungan water coolant. nilai dari penurunan suhu mesin sepeda motor
40% AIR MINERAL dengan campuran 30% air mineral dapat berubah
30 sebesar +10,746.
Dari hasil analisis keseluruhan yang dilakukan
y = -1,0375x + 21,167
20 nilai t hitung > t tabel (2,393 > 2,017) dan
R² = 0,2338
signifikansi (0,021 < 0,05) maka Ho ditolak, artinya
10 bahwa ada hubungan secara signifikan antara 30%
Kandungan Air mineral dengan 100% water
coolant. Karena t hitung nilainya positif, maka
0
berarti 30% kandungan air mineral berhubungan
0 5 10 15 20
positif dan siginifikansi terhadap kandungan water
Gambar 3. Diagram Scatter 40% coolant. Jadi penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
Kandungan Air Mineral 30% kandungan air mineral berhubungan positif
Berdasarkan hasil analisis yang ditunjukkan terhadap 100% kandungan water coolant.
pada gambar 3. dimana garis Trendline: miring
kekiri menunjukkan terjadi hubungan negatif,
sedangkan Markers atau plot berwarna orange 10% KANDUNGAN AIR MINERAL
25
membentuk garis lurus yang sempit, ini 10% KANDUNGAN AIR
menunjukkan terjadi hubungan atau korelasi yang MINERAL
20
sangat erat. R2 0,2338 adalah nilai regresi (kuadrat
dari r pearson). Sedangkan nilai +21,167 artinya Linear (10% KANDUNGAN

nilai dari penurunan suhu mesin sepeda motor 15 AIR MINERAL)

dengan campuran 40% air mineral dapat berubah y = -0,8124x + 23,705


sebesar +21,167. 10
R² = 0,213
Dari hasil analisis keseluruhan yang dilakukan
nilai t hitung > t tabel (3,616 > 2,017) dan 5
signifikansi (0,001 < 0,05) maka Ho ditolak, artinya
bahwa ada hubungan secara signifikan antara 10% 0
Kandungan Air mineral dengan 100% water 0 10 20 30
coolant. Karena t hitung nilainya positif, maka Gambar 5. Diagram Scatter 10%
berarti 10% kandungan air mineral berhubungan Kandungan Air Mineral
positif dan siginifikansi terhadap kandungan water Berdasarkan hasil analisis yang ditunjukkan
coolant. Jadi penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada gambar 5. dimana garis Trendline: miring
40% kandungan air mineral berhubungan positif kekiri menunjukkan terjadi hubungan negatif,
terhadap 100% kandungan water coolant. sedangkan Markers atau plot berwarna orange
membentuk garis lurus yang sempit, ini
menunjukkan terjadi hubungan atau korelasi yang
sangat erat. R2 0,213 adalah nilai regresi (kuadrat
dari r pearson). Sedangkan nilai +23,705. artinya
nilai dari penurunan suhu mesin sepeda motor Daftar pustaka
dengan campuran 30% air mineral dapat berubah
sebesar +23,705. [1] Asep Ubaidillah 2008. Analisa
Dari hasil analisis yang dilakukan nilai t hitung perpindahan kalor pada pendingin radiator
> t tabel (3,405 > 2,017) dan signifikansi (0,001 < dari motor bakar otto. Jakarta: Laporan
0,05) maka Ho ditolak, artinya bahwa ada Tugas Akhir Universitas Mercu Buana.
hubungan secara signifikan antara 10% Kandungan [2] Ade, 2007. Analisa sistem pendinginan
Air mineral dengan 100% water coolant. Karena t pada Isuzu Panter. Semarang: Laporan
hitung nilainya positif, maka berarti 10% kandungan Tugas Akhir
air mineral berhubungan positif dan siginifikansi [3] Maleev NL, 1982: Internal combustion
terhadap kandungan water coolant. Jadi penelitian Engine. Mc Graw Hill.
ini dapat disimpulkan bahwa 10% kandungan air [4] Holman JP 1999. Perpindahan kalor .
mineral berhubungan positif terhadap 100% erlangga : Jakarta
kandungan water coolant. [5] Dwi Priyanto 2010. Paham analisa
Statistik Data dengan SPSS
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan, pengujian dan
analisis data serta pembahasan maka dari uraian
yang telah disampaikan pada bab sebelumnya dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan analisis korelasi sederhana
(Bivarete correlation) terdapat pengaruh
yang terjadi sangat singinifikan terhadap
besarnya variasi 10% campuran air mineral
terhadap cairan water coolant dengan
kisaran nilai rata-rata penurunan suhu
sebesar 14,95 oC per 30 menit pada mesin
sepeda motor yang sedang beroperasikan,
sedangkan tanpa mengunakan campuran
water coolant hanya mampu menurunkan
suhu sebesar 11,57 oC per 30 menit pada
mesin sepeda motor yang sedang
beroperasikan.
2. Berdasarkan hasil analisis yang telah
dilakukan menggunakan uji Signifikansi (t)
pada taraf signifikansi 5% dengan variasi
campuran water coolant dan air mineral,
maka diketahui bahwa hipotesis (Ha) yang
ajukan peneliti bernilai positif, yaitu
pengunaan cairan radiator dengan variasi
campuran air mineral terhadap sepeda
motor 4 langkah memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap efektivitas
radiator.
3. Dari hasil analisis korelasi sederhana dan
uji signifikansi dengan taraf signifikan
sebesar 5% pada variasi 20% air mineral
tidak terjadinya hubungan yang sangat
signifikan, dimana hasil dari analisis ini
menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh
antara campuran 20% air mineral dengan
water coolant.
4. Berdasarkan analisis korelasi sederhana
(Bivarete correlation) dan uji siginifikansi
terjadi penurunan suhu terendah pada
variasi 30% air mineral sebesar 8,84oC.

Anda mungkin juga menyukai