Kelompok 2 :
UNIVERSITAS JAYABAYA
2020
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan praktikum ini adalah :
1. Konduksi
2. Konveksi
3. Radiasi
Konduksi adalah suatu metode transfer panas hanya dengan media padat.
Bila pada suatu benda terdapat Gradien Temperatur, maka panas akan ditransfer
dari daerah temperature yang lebih tinggi ke daerah temperature yang lebih
rendah.
Bila suatu fluida berkontak dengan permukaan zat padat pada temperature
yang berbeda, maka hasil dari proses pertukaran energy termis itu disebut transfer
panas secara konveksi. Penukar panas atau dalam industri kimia populer
dengan istilah , heat exchanger (HE), adalah suatu alat yang memungkinkan
perpindahan panas dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai
pendingin . Biasanya, medium pemanas dipakai adalah uap (super heated steam)
dan air biasa dipakai sebagai pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang
sebisa mungkin agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara
efisien. Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terdapat
dinding yang memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung begitu saja.
Penukar panas sangat luas dipakai dalam industri seperti, pabrik kimia maupun
petrokimia, industri gas alam, pembangkit listrik. Salah satu contoh sederhana
dari alat penukar panas adalah radiator mobil di mana cairan pendingin
memindahkan panas mesin ke udara sekitar.
Khusus untuk alat penguap (vaporizing equipment) juga mempunyai nama umum
yang disebut evaporizer dan masing-masing mempunyai nama sesuai dengan
fungsi atau tugasnya. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
5. Disebut alat penguap atau evaporator, bila alat tersebut berfungsi untuk
menguapkan air dari campurannya dengan zat lain.
6. Disebut alat pendingin ulang atau Reboiler, bila alat tersebut berfungsi
untuk mendidihkan kembali suatu fluida oleh reboiler pada suatu menara
destilasi (untuk mensupplai panas) yang mana uap dihasilkan dapat uap
air atau tidak.
7. Bila alat pada no 6 tidak digunakan untuk menghasilkan uap air (steam)
dan juga tidak merupakan bagian dari proses destilasi maka alat penguap
itu disebut Vaporizer.
8. Bila suatu alat penguap (evaporator) digunakan untuk sistem pembangkit
tenaga untuk memproduksi air murni atau untuk proses yang bersifat
penguapan dan bertujuan untuk membangkitkan tenaga, alat ini disebut
power-plant evaporator.
9. Disebut alat penguap kimia (chemical evaporator) bila alat tersebut
berfungsi untuk memekatkan suatu larutan kimia dari pelarut air.
Demikianlah pemberian nama alat-alat tersebut berdasarkan fungsi dan
tugasnya (agar tidak terjadi perbedaan persepsi), khususnya dalam
membicarakan lebih lanjut tentang alat- alat penukar panas yang disebut
Heat Exchanger.
1. Condenser
2. Chiller
Chiller merupakan alat penukar panas yang digunakan untuk
mendinginkan (menurunkan suhu) cairan atau gas pada temperatur yang
sangat rendah. Temperatur pendingin di dalam chiller jauh lebih rendah
dibandingkan dengan pendinginan yang dilakukan oleh pendingin air.
Media pendingin yang digunakan antara lain freon.
3. Reboiler
Reboiler merupakan alat penukar panas yang bertujuan untuk mendidihkan
kembali serta menguapkan sebagian cairan yang diproses. Media
pemanas yang digunakan antara lain uap (steam) dan minyak (oil). Alat
penukar panas ini digunakan pada peralatan distilasi.
4. Cooler
Cooler merupakan alat penukar panas yang digunakan untuk
mendinginkan (menurunkan suhu) cairan atau gas dengan menggunakan
air sebagai media pendingin. Dengan perkembangan teknologi saat ini,
media pendingin cooler menggunakan udara dengan bantuan kipas (fan).
5. Heat Exchanger
Heat Exchanger (HE) adalah alat penukar panas yang bertujuan
memanfaatkan panas suatu fluida untuk pemanasan aliran fluida yang lain.
Dalam hal ini terjadi 2 fungsi sekaligus yaitu :
- Memanaskan fluida yang dingin
- Mendinginkan fluida yang panas
6. Heater
Heater merupakan alat penukar kalor yang bertujuan memanaskan
(menaikkan suhu) suatu fluida proses dengan menggunakan media
pemanas. Media pemanas yang biasa digunakan antara lain uap atau
fluida panas lain.
7. Thermosiphon dan Forced Circulation Reboiler
Thermosiphon reboiler merupakan reboiler dimana terjadi sirkulasi fluida
yang akan dididihkan dan diuapkan dengan proses sirkulasi alamiah
(natural circulation). Sedangkan Forced Circulation Reboiler adalah
reboiler yang sirkulasi fluida terjadi akibar adanya pompa sirkulasi sehingga
menghasilkan sirkulasi paksaan (forced circulation).
8. Steam Generator
Alat ini sering disebut sebagai ketel uap dimana terjadi pembentukan uap
dalam unit pembangkit. Panas hasil pembakaran bahan bakar dalam ketel
dipindahkan dengan cara konveksi, konduksi dan radiasi. Berdasarkan
sumber panasnya, steam generator dibagi 2 macam, yaitu :
a. Steam generator tipe pipa air
Tipe ini, fluida yang berada di dalam pipa adalah air ketel, sedangkan
pemanas (berupa nyala api dan gas asap) berada di luar pipa. Hasilnya
berupa uap dengan tekanan tinggi.
b. Steam generator tipe pipa api
Tipe ini, fluida yang berada di dalam pipa adalah nyala api, sedangkan
air yang akan diuapkan berada di luar pipa dalam bejana
khususpemanas (berupa nyala apidan gas asap) berada di luar pipa.
9. WHB (Waste Heat Boiler)
WHB adalah alat penukar panas sejenis dengan ketel uap tetapi memiliki
perbedaan pada sumber panas yang digunakan. Sumber panas pada ketel
uap yaitu hasil pembakaran bahan bakar sedangkan sumber panas pada
WHB yaitu memanfaatkan panas dari gas asap pembakaran atau cairan
panas yang diperoleh dari reaksi kimia.
10. Superheater
Alat penukar panas jenis ini digunakan untuk mengubah uap basah
(saturated steam) pada steam generator (ketel uap) menjadi uap kering
(superheated steam).
11. Evaporator
Evaporator adalah alat penukar panas yang digunakan untuk
menguapkan cairan yang ada pada larutan sehingga diperoleh larutan
yang lebih pekat (mother liquor).
12. Vaporizer
Alat penukar panas ini digunakan untuk menguapkan suatu cairan
sehingga fasenya berubah dari cair menjadi gas.
MEASUREMENTS
Fluida Dingin Fluida Panas
Kondisi
(Cold Water) (Hot Water)
t1 t2 w T1 T2 W
B. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini ditunjukan oleh rangkaian
alat berikut :
1. Aplikasi Aspen Hysys 8.8
2. Rangkaian Alat Heat Exchanger
C. Cara Percobaan
1. Membuka Aplikasi Aspen Hysys 8.8
2. Buat “New Case”
3. Pada “Component List”, klik “Add” lalu cari komponen “Water” pada kolom
pencarian dan kemudian klik “Add” untuk menambahkan komponen itu
pada simulasi
4. Pada “Fluid Packages”, klik “Add” lalu cari package “Peng-Robinson”
5. Klik tab “Simulation” untuk menuju halaman “Flowsheet Case”
6. Cari alat “Heat Exchanger” pada palette alat, tambahkan ke flowsheet
7. Klik dua kali pada “Heat Exchanger” yang sudah ditambahkan untuk
memunculkan jendela konfigurasi
8. Masukkan pada tab “Connection” dengan data sebagai berikut:
- Tube Side Inlet: F1
- Tube Side Outlet: F2
- Shell Side Inlet: F3
- Shell Side Outlet: F4
9. Klik pada tab “Worksheet” lalu “Composition”, masukkan komposisi air
dengan data sebagai berikut:
- F1 = 1,0000
- F3 = 1,0000
10. Klik pada tab “Conditions”, masukkan kondisi proses dengan data
sebagai berikut:
11. Klik pada tab “Design” lalu “Parameters”, masukkan nilai pressure drop
pada bagian SHELLSIDE dan TUBE-SIDE
12. Klik pada tab “Worksheet” lalu “Conditions” dan catat nilai temperature
pada F4
13. Klik pada tab “Rating” lalu “Sizing” dan catat nilai Overall U, Overall UA,
dan Heat Trans. Area per Shell
14. Hitung nilai efisiensi dan Q yang ditransfer pada sistem aliran counter
(berlawanan arah)
15. Kemudian ubah “First Tube Pass Flow Direction” dari “Counter” menjadi
“Co-Current”
16. Klik pada tab “Worksheet” lalu “Conditions” dan catat nilai temperature
pada F4
17. Klik pada tab “Rating” lalu “Sizing” dan catat nilai Overall U, Overall UA,
dan Heat Trans. Area per Shell
18. Hitung nilai efisiensi dan Q yang ditransfer pada sistem aliran co-current
(searah)
19. Lakukan perhitungan manual sesuai dengan yang ada di modul dengan
ID dan OD yang telah ditentukan menggunakan kondisi proses pada
simulasi Hysys
20. Atur laju alir Input aliran panas W1 maupun dingin w1 pada Software
HYSYS sesuai arahan asisten
21. Atur Temperatur Input aliran panas (T1) maupun dingin (t1)pada software
HYSYS sesuai arahan asisten
22. Catat nilai Temperatur keluaran aliran panas T2 dan aliran dingin t2
23. Hitung ∆tm, qw ( air dingin ), QW ( air panas ), Bilangan Reynold (air
dingin), Bilangan Reynold (air panas), nilai koefisiensi, nilai efisiensi pada
aliran searah dan berlawanan arah
D. Analisis Data
Di = 17 mm
Do = 19 mm
L = 1000 mm
a. Menghitung ∆tm
Menghitung ∆t Counter
∆t1= T1 – t2 dan ∆t2= T2 – t1
Menghitung ∆t Co-Current
∆t1= T1 – t1 dan ∆t2= T2 – t2
b. Menghitung ∆tm counter dan Co-Current
∆t1 − ∆t2
∆tM =
∆t1
𝑙𝑛 ∆t2
c. Menghitung q
q = 𝑈 𝑥 𝐴 𝑥 ∆tm
d. Menghitung nilai Bilangan Reynold (air dingin)
𝜋
𝐴 = 4
(𝑑𝑖 2 − 𝑑𝑜 2 )
hһ = 100 %
i. Menghitung nilai koefisiensi
q=
MEASUREMENTS
Fluida Dingin Fluida Panas
Kondisi
(Cold Water) (Hot Water)
t1 t2 w T1 T2 W
A Counter 31 55,59 50 60 53,87 200
A Co- Current 31 53,47 50 60 54,39 200
B Counter 31 45,31 160 60 48,57 200
B Co- Current 31 44,08 160 60 49,56 200
C Counter 31 39,97 300 60 46,58 200
C Co- Current 31 39,44 300 60 47,42 200
Kondisi UA U A
A Counter 689,3 11,43 60,32
VII. LAMPIRAN
A. Identifikasi Hazard Proses Bahan Kimia
Pengambilan distilat dan cairan bottom yang memiliki temperature
cukup tinggi sehingga diperlukan sarung tangan anti panas.
B. Penggunaan Alat Perlindungan
Jas laboratorium lengan panjang digunakan untuk menghindari bahaya
cipratan dan tumpahan bahan kimia.
Sarung tangan anti panas digunakan untuk mengambil distilat dan
cairan bottom.
Sepatu tertutup yang agar terhindar dari tumpahan bahan kimia.
C. Manajemen Limbah
Penanganan limbah distilat yang merupakan senyawa organik yang
mudah terbakar yaitu dengan membuangnya ke wadah limbah B3 dan
diberi label nama dan identifikasi hazard.
D. Protokoler COVID-19
Physical distancing dengan jarak 1 meter antar mahasiswa sewaktu
pengamatan dan pengambilan data percobaan.
Semua mahasiswa menggunakan masker pada saat pengamatan dan
pengambilan data percobaan.
E. Data Percobaan
MEASUREMENTS
Hysys
Kondisi UA U A Q
A Counter 689,3 11,43 60,32 7732,543
TEORITIS
Q A U
A Counter -8,8025 0,05652 −13,8864
A Co- Current -55,9355 0,05652 −121,6170
B Counter 275,5024 0,05652 190,813
B Co- Current 87,761 0,05652 190,813
C Counter 1318,7487 0,05652 1317,4718
C Co- Current -17,74025 0,05652 −13,8864
a. Mencari q A Counter
∆t1 = T1 – t2 = 60 - 55,59 = 4,41 ℃
∆t2 = T2 – t1 = 53,87 – 31 = 22,87 ℃
∆t1−∆t2 4,41−22,87
∆tm = ∆t1 = 4,41 = 11,2154 ℃
𝑙𝑛 𝑙𝑛
∆t2 22,87
b. Mencari q A Co Current
∆t1 = T1 – t1 = 60 - 31 = 29 ℃
∆t2 = T2 – t2 = 54,39 – 53,47 = 0,92 ℃
∆t1−∆t2 29−0,92
∆tm = ∆t1 = 29 = 8,1375 ℃
𝑙𝑛 𝑙𝑛
∆t2 0,92
c. Mencari q B Counter
∆t1= T1 – t2 = 60 – 45,31 = 14,69 ℃
∆t2= T2 – t1 = 48,57 – 31 = 17,57 ℃
∆t1−∆t2 14,69−17,57
∆tm = ∆t1 = 14,69 = 16,09 ℃
𝑙𝑛 𝑙𝑛
∆t2 17,57
d. Mencari q B Co Counter
∆t1= T1 – t1 = 60 - 31 = 29 ℃
∆t2= T2 – t2 = 49,56 – 44,08 = 5,48 ℃
∆t1−∆t2 29−44,08
∆tm = ∆t1 = 29 = 14,12 ℃
𝑙𝑛 𝑙𝑛
∆t2 44,08
e. Mencari q C Counter
∆t1= T1 – t2 = 60 – 39,97 = 20,03 ℃
∆t2= T2 – t1 = 46,58 – 31 = 15,58 ℃
∆t1−∆t2 20,03−15,58
∆tm = ∆t1 = 20,03 = 17,71 ℃
𝑙𝑛 𝑙𝑛
∆t2 15,58
−0,000539 = 𝑦 − 0,9937
𝑦 = 0,9937 − 0,000539
𝑦 = 0,993161 g/cm3 = 0,993161 𝑘𝑔/𝐿
Jadi density air pada suhu 37,54 °C adalah 0,993161 kg/L
w = 160 liter/jam x 0,993161 kg/liter
= 150,90576 kg/jam
Mencari cp air dingin pada suhu 37,54°C
37,54−36 𝑦−0.99818
38−36
= (0.99821−0.99818)
𝑦−0,99818
0,77 = 0,00003
0,0000231 = 𝑦 − 0,99818
𝑦 = 0,9982031 kkal/kg c
qw = w x cp x (t1 – t2)
= 150,90576 kg/jam x 0,9982031 kkal / kg℃ x (31-44,08)℃
= -1970,300535 kkal / jam
−0,0003822 = 𝑦 − 0,98614
𝑦 = 0,98614 − 0,0003822
𝑦 = 0,98576
Jadi density air pada suhu 54,78 °C adalah 0,98576 kg/L
w = 200 liter/jam x 0,98576 kg/liter
= 197,152 kg/jam
Mencari cp air panas pada suhu 54,78°C
54,78−54 𝑦−0,9999
55−54
= 0,9999
𝑦−0,9999
0,78 = 0
0 = 𝑦 − 0,9999
𝑦 = 0,9999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔℃
Qw = w x cp x (T1 – T2)
= 197,152 kg / jam x 0,9999 kkal / kg℃ x (60 – 49,56)℃
= 2058,0611 kkal / jam
= (9,35x10−4)m2
= 7,3397x10−4 m2
W = 150,90576 kg /− jam
𝑘𝑔
𝑤 150,90576 ⁄𝑗𝑎𝑚
V= = = 205602,0818kg m
𝐴 7,3397 𝑥 10 𝑚 2
−4
0,658000017 𝑥 10−6 m2 /s
150,90576
Rew = 7,584 x 10-6 = 7,584 x 10-6
0,658000017 𝑥 10−6
= 1739,315
= ((0,07)2)
= 2,2686x10−4 m2
W = 197,152 kg/jam
𝑘𝑔
𝑤 197,152 ⁄𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑔. 𝑚 2⁄
V = = = 869046,9893 𝑗𝑎𝑚
𝐴 2,2686 𝑥 10 −4 𝑚2
= 8060,3066
= 65,57 %
= 5,652 x10-2 m2
𝑞
U = 𝐴 .∆𝑡
𝑀
87,761 𝐾𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚
U = 5,652 𝑥 10−2 𝑥 8,1375
U = 190,813 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄ 2
𝑚 . ℃. 𝑗𝑎𝑚
𝑡1+𝑡2 31+45,3
X= 2
= 2
= 38,16℃
𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
=
𝑥2−𝑥1 𝑦2−𝑦1
38,16−37 𝑦−0,992337
=
39−37 (0,99263−0,992337)
1,16 𝑦−0,992337
2
= 0,000293
0,00033988 = 2𝑦 − 1,984674
𝑘𝑔⁄
𝑦 = 0,992507 𝐿
= 158,96112 kg/jam
1,16 𝑦−0,998184
=
2 0,000026
0,00003016 = 2𝑦 − 1,996368
𝑦 = 0,99819
qw = w x cp x (t1 – t2)
= 158,96112 kg / jam x 0,99819kkal / kg℃ x (31-45,31)℃
54,29−54 𝑦−0,98614
55−54
= (0,98565−0,98614)
𝑦−0,98614
0,29 = − 0,00049
−0,0001421 = 𝑦 − 0,98614
𝑦 = 0,98599
= 197,198 kg/jam
𝑦−0,9999
0,29 = 0
0 = 𝑦 − 0,9999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔℃
𝑦 = 0,9999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔℃
qw = w x cp x (t1 – t2)
Diketahui :
𝜋
𝐴= 4
(𝑑𝑖 2 − 𝑑𝑜 2 )
= ((3,6x10−2m)2 - (1,9x10−2m)2)
= (9,35x10−4)m2
= 7,3397x10−4 m2
W = 158,96112 kg /− jam
𝑘𝑔
𝑤 158,96112 ⁄𝑗𝑎𝑚
V = = = 216577,1353 kg m
𝐴 7,3397 𝑥 10 𝑚 2
−4
𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
𝑥2−𝑥1
= 𝑦2−𝑦1
2
54,29−50 𝑦−0,547 𝑥 10−6 𝑚 ⁄𝑠
60−50
= (0,467 𝑥10−6 − 0,547 𝑥 10−6 )
2
4,29 𝑦−0,658 𝑥 10−6𝑚 ⁄𝑠
10
= −0,104 𝑥 10−6
158,96112
Rew = 7,584 x 10-6 = 7,584 x 10-6 0,6185 𝑥 10−6 = 1949,169
= 607,6948
e. Menghitung nilai Bilangan Reynold (air panas)
Diketahui :
di = 1,7 x10-2 m do = 1,9 x10-2 m
= ((0,07)2)
= 2,2686x10−4 m2
W = 197,198 kg /− jam
𝑘𝑔
𝑤 197,198 ⁄𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑔. 𝑚 2⁄
V = 𝐴
= 2,2686 𝑥 10 −4 𝑚 2
= 869249,7576 𝑗𝑎𝑚
Mencari viskositas kinematik ( v𝓵 ) air panas pada suhu 54,29°C
𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
𝑥2−𝑥1
= 𝑦2−𝑦1
2
54,29− 50 𝑦−0,547 𝑥 10−6𝑚 ⁄𝑠
=
60−50 (0,467 𝑥10−6− 0,547 𝑥 10−6)
2
𝑦 − 0,547 𝑥 10−6 𝑚 ⁄𝑠
0,429 =
(0,467 𝑥10−6 − 0,547 𝑥 10−6 )
2
𝑦 = 0,51268 𝑥 10−6 𝑚 ⁄𝑠
197,198
Rew =2,080 x 10-5 = 2,080 x 10-5 2
0,51268 𝑥 10 −6𝑚 ⁄𝑠
= 8000,5430
60−48,57
ηһ= 100 % = 60−45,31
𝑥 100%
= 77,81%
g. Menghitung nilai koefisiensi
2821,62119 + (−2270,6164)
q= = 2
= 5,652 x10-2 m2
𝑞
U = 𝐴 .∆𝑡
𝑀
275,5024 𝐾𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚
U = 5,652 𝑥 10−2 𝑥 16,09
Asisten Praktikan
5. Adam Saputra