Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA


HEAT EXCHANGER

Kelompok 2 :

Adam Saputra (2017710450073)

Afifah Suryono Putri (2017710450067)

Ajeng Dwi Pratiwi (2017710450054)

Dilla Septiana Daniarissa (2017710450002)

Michelle Sarah Sisera (2017710450048)

Rizal Dwi Apriyanto (2017710450053)

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS JAYABAYA

2020
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan praktikum ini adalah :

1. Untuk mempelajari dasar-dasar penukar panas

2. Untuk menghitung neraca panas dari penukar panas

3. Untuk menghitung koefisien pemindahan panas keseluruhan dari penukar


panas

4. Untuk menghitung effisiensi penukar panas

5. Untuk mempelajari hubungan antara bilangan reynold dengan


karakteristik penukar panas.

II. DASAR TEORI

Heat Exchanger (HE) adalah alat penukar panas yang bertujuan


memanfaatkan panas suatu fluida untuk pemanasan aliran fluida yang lain. Dalam
hal ini terjadi 2 fungsi sekaligus yaitu :

-Memanaskan fluida yang dingin

-Mendinginkan fluida yang panas

Defenisi panas adalah energy yang ditransfer akibat daripada perbedaan


temperatur. Pengertian diatas adalah berdasarkan prinsip termodinamika.
Walaupun hukum termodinamika menelaah transfer energy, metode ini hanya
dapat menganalisa suatu sistem yang dalam keadaan setimbang. Sehingga dapat
diperhitungkan jumlah energy yang diperlukan untuk merubah suatu sistem dari
suatu keadaan kesetimbangan ke kesetimbangan lain, tetapi hukum
termodinamika tidak dapat menganalisa bagaimana kecepatan perubahan itu
terjadi.

Pemanasan batangan baja dalam air panas. Hukum termodinamika dapat


digunakan untuk menentukan temperature akhir sesudah kedua sistem mencapai
kesetimbangan dan jumlah energy yang ditransfer dapat dihitung dari keadaan
mula-mula dan pada keadaan akhir kesetimbangan, tetapi tidak dapat
menjelaskan bagaimana kecepatan panas itu ditransfer dan tidak dapat
menjelaskan berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai temperature
tertentu yang diinginkan. Untuk analisa transfer panas yang sempurna, maka perlu
memahami tiga mekanisme transfer panas yaitu :

1. Konduksi
2. Konveksi
3. Radiasi
Konduksi adalah suatu metode transfer panas hanya dengan media padat.
Bila pada suatu benda terdapat Gradien Temperatur, maka panas akan ditransfer
dari daerah temperature yang lebih tinggi ke daerah temperature yang lebih
rendah.

Bila suatu fluida berkontak dengan permukaan zat padat pada temperature
yang berbeda, maka hasil dari proses pertukaran energy termis itu disebut transfer
panas secara konveksi. Penukar panas atau dalam industri kimia populer
dengan istilah , heat exchanger (HE), adalah suatu alat yang memungkinkan
perpindahan panas dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai
pendingin . Biasanya, medium pemanas dipakai adalah uap (super heated steam)
dan air biasa dipakai sebagai pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang
sebisa mungkin agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara
efisien. Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terdapat
dinding yang memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung begitu saja.
Penukar panas sangat luas dipakai dalam industri seperti, pabrik kimia maupun
petrokimia, industri gas alam, pembangkit listrik. Salah satu contoh sederhana
dari alat penukar panas adalah radiator mobil di mana cairan pendingin
memindahkan panas mesin ke udara sekitar.

Untuk melaksanakan proses perpindahan panas khususnya dalam industry


kimia, hal diatas dilakukan dengan menggunakan alat penukar panas atau disebut
Heat Exchanger. Nama alat ini adalah secara umum, karena itu perlu dipahami
fungsi yang sebernarnya dari alat tersebut yang merupakan dasar pemberian
nama alat dimaksud. Jelasnya seperti dibawah ini :

1. Disebut pendingin atau Cooler, apabila alat tersebut hanya mendinginkan


fluida proses dari temperature yang lebih tinggi hingga temperature tertentu
yang lebih rendah tanda ada terjadi perubahan fasa dari uap menjadi cair
maupun sebaliknya.
2. Disebut pendingin atau Condeser, sama seperti diatas, tetapi proses
pendinginnan menghasilkan fasa cair dari fasa uap (ada perubahan fasa)
yang disebut kondesat.

3. Disebut pemanas atau Heater, bila alat tersebut bertugas memanaskan


suatu fluida hingga suhu tertentu (tidak ada perubahan fasa)

4. Disebut penguap atau Vaporizer, bila alat tersebut berfungsi memanaskan


suatu fluida hingga menghasilkan uap.

Khusus untuk alat penguap (vaporizing equipment) juga mempunyai nama umum
yang disebut evaporizer dan masing-masing mempunyai nama sesuai dengan
fungsi atau tugasnya. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

5. Disebut alat penguap atau evaporator, bila alat tersebut berfungsi untuk
menguapkan air dari campurannya dengan zat lain.
6. Disebut alat pendingin ulang atau Reboiler, bila alat tersebut berfungsi
untuk mendidihkan kembali suatu fluida oleh reboiler pada suatu menara
destilasi (untuk mensupplai panas) yang mana uap dihasilkan dapat uap
air atau tidak.
7. Bila alat pada no 6 tidak digunakan untuk menghasilkan uap air (steam)
dan juga tidak merupakan bagian dari proses destilasi maka alat penguap
itu disebut Vaporizer.
8. Bila suatu alat penguap (evaporator) digunakan untuk sistem pembangkit
tenaga untuk memproduksi air murni atau untuk proses yang bersifat
penguapan dan bertujuan untuk membangkitkan tenaga, alat ini disebut
power-plant evaporator.
9. Disebut alat penguap kimia (chemical evaporator) bila alat tersebut
berfungsi untuk memekatkan suatu larutan kimia dari pelarut air.
Demikianlah pemberian nama alat-alat tersebut berdasarkan fungsi dan
tugasnya (agar tidak terjadi perbedaan persepsi), khususnya dalam
membicarakan lebih lanjut tentang alat- alat penukar panas yang disebut
Heat Exchanger.

Jenis-jenis Alat Penukar Panas


Alat penukar panas atau disebut Heat Exchanger, disingkat HE, berdasarkan
konstruksi disainnya dapat dibagi menjadi lima (5) jenis yaitu : shell and tube,
hairpin exchanger, aerial coolers, plane type exchangers, berbagai jenis lain
exchanger.
Penukar panas atau dalam industri kimia populer dengan istilah , heat
exchanger (HE), adalah suatu alat yang memungkinkanperpindahan panas dan
bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin . Biasanya, medium
pemanas dipakai adalah uap (super heated steam) dan air biasa dipakai sebagai
pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang sebisa mungkin agar
perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran
panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding yang
memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung begitu saja. Penukar
panas sangat luas dipakai dalam industri seperti, pabrik kimia maupun petrokimia,
industri gas alam, pembangkit listrik. Salah satu contoh sederhana dari alat
penukar panas adalah radiator mobil di mana cairan pendingin memindahkan
panas mesin ke udara sekitar.
Peralatan penukar panas adalah suatu peralatan dimana terjadi perpindahan
panas dari suatu fluida yang temperaturnya tinggi kepada fluida lain yang
temperaturnya lebih rendah. Klasifikasi peralatan penukar panas didasarkan pada
:
1. Proses perpindahan panas
2. Jumlah fluida yang mengalir
3. Kompak tidaknya luas permukaan
4. Mekanisme perpindahan panas
5. Konstruksi Tipe plat
6. Pengaturan aliran.

Klasifikasi Alat Penukar Panas

1. Condenser

Condenser merupakan alat penukar panas yang digunakan untuk


mendinginkan fluida sampai terjadi perubahan fase uap menjadi fase cair.
Media pendingin yang dipakai biasanya air sungai atau air laut dengan
suhu udara

2. Chiller
Chiller merupakan alat penukar panas yang digunakan untuk
mendinginkan (menurunkan suhu) cairan atau gas pada temperatur yang
sangat rendah. Temperatur pendingin di dalam chiller jauh lebih rendah
dibandingkan dengan pendinginan yang dilakukan oleh pendingin air.
Media pendingin yang digunakan antara lain freon.

3. Reboiler
Reboiler merupakan alat penukar panas yang bertujuan untuk mendidihkan
kembali serta menguapkan sebagian cairan yang diproses. Media
pemanas yang digunakan antara lain uap (steam) dan minyak (oil). Alat
penukar panas ini digunakan pada peralatan distilasi.
4. Cooler
Cooler merupakan alat penukar panas yang digunakan untuk
mendinginkan (menurunkan suhu) cairan atau gas dengan menggunakan
air sebagai media pendingin. Dengan perkembangan teknologi saat ini,
media pendingin cooler menggunakan udara dengan bantuan kipas (fan).
5. Heat Exchanger
Heat Exchanger (HE) adalah alat penukar panas yang bertujuan
memanfaatkan panas suatu fluida untuk pemanasan aliran fluida yang lain.
Dalam hal ini terjadi 2 fungsi sekaligus yaitu :
- Memanaskan fluida yang dingin
- Mendinginkan fluida yang panas
6. Heater
Heater merupakan alat penukar kalor yang bertujuan memanaskan
(menaikkan suhu) suatu fluida proses dengan menggunakan media
pemanas. Media pemanas yang biasa digunakan antara lain uap atau
fluida panas lain.
7. Thermosiphon dan Forced Circulation Reboiler
Thermosiphon reboiler merupakan reboiler dimana terjadi sirkulasi fluida
yang akan dididihkan dan diuapkan dengan proses sirkulasi alamiah
(natural circulation). Sedangkan Forced Circulation Reboiler adalah
reboiler yang sirkulasi fluida terjadi akibar adanya pompa sirkulasi sehingga
menghasilkan sirkulasi paksaan (forced circulation).
8. Steam Generator
Alat ini sering disebut sebagai ketel uap dimana terjadi pembentukan uap
dalam unit pembangkit. Panas hasil pembakaran bahan bakar dalam ketel
dipindahkan dengan cara konveksi, konduksi dan radiasi. Berdasarkan
sumber panasnya, steam generator dibagi 2 macam, yaitu :
a. Steam generator tipe pipa air
Tipe ini, fluida yang berada di dalam pipa adalah air ketel, sedangkan
pemanas (berupa nyala api dan gas asap) berada di luar pipa. Hasilnya
berupa uap dengan tekanan tinggi.
b. Steam generator tipe pipa api
Tipe ini, fluida yang berada di dalam pipa adalah nyala api, sedangkan
air yang akan diuapkan berada di luar pipa dalam bejana
khususpemanas (berupa nyala apidan gas asap) berada di luar pipa.
9. WHB (Waste Heat Boiler)
WHB adalah alat penukar panas sejenis dengan ketel uap tetapi memiliki
perbedaan pada sumber panas yang digunakan. Sumber panas pada ketel
uap yaitu hasil pembakaran bahan bakar sedangkan sumber panas pada
WHB yaitu memanfaatkan panas dari gas asap pembakaran atau cairan
panas yang diperoleh dari reaksi kimia.
10. Superheater
Alat penukar panas jenis ini digunakan untuk mengubah uap basah
(saturated steam) pada steam generator (ketel uap) menjadi uap kering
(superheated steam).
11. Evaporator
Evaporator adalah alat penukar panas yang digunakan untuk
menguapkan cairan yang ada pada larutan sehingga diperoleh larutan
yang lebih pekat (mother liquor).
12. Vaporizer
Alat penukar panas ini digunakan untuk menguapkan suatu cairan
sehingga fasenya berubah dari cair menjadi gas.

Alat Penukar Panas


Menurut Sitompul (1993), peralatan penukar panas adalah suatu peralatan
di mana terjadi perpindahan panas dari suatu fluida yang temperaturnya lebih
tinggi kepada fluida lain yang temperaturnya lebih rendah. Klasifikasi peralatan
penukar panas didasarkan pada:
a. Proses perpindahan panas
b. Jumlah fluida yang mengalir
c. Kompak tidaknya luas permukaan
d. Mekanisme perpindahan panas
e. Konstruksi
f. Tipe pelat
g. Pengaturan aliran

Perkembangan Serta Penggunaan Dalam Dunia Industri


Untuk melaksanakan proses perpindahan panas khususnya dalam industry
kimia, hal diatas dilakukan dengan menggunakan alat penukar panas atau disebut
Heat Exchanger. Nama alat ini adalah secara umum, karena itu perlu dipahami
fungsi yang sebernarnya dari alat tersebut yang merupakan dasar pemberian
nama alat dimaksud.
Penukar panas atau dalam industry kimia populer dengan istilah, heat
exchanger (HE), adalah suatu alat yang memungkinkan perpindahan panas dan
bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai. Biasanya, medium pemanas
dipakai adalah uap (super heated steam) dan air biasa sebagai pendingin (cooling
water). Penukar panas dirancang sebisa mungkin agar perpindahan panas antar
fluida dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran panas terjadi karena adanya
kontak, baik antara fluida terdapat dinding yang memisahkannya maupun
keduanya bercampur langsung begitu saja. Penukar panas sangat luas dipakai
dalam industri seperti kilang minyak, pabrik kimia maupun petrokimia, gas alam,
pembangkit listrik . Salah satu contoh sederhana dari alat penukar panas
adalah radiator mobil di mana cairan pendingin memindahkan panas mesin ke
udara sekitar.

Gambar 1. Heat Exchanger skala laboratorium


III. PELAKSANAAN PERCOBAAN
A. Bahan
Bahan – bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :

MEASUREMENTS
Fluida Dingin Fluida Panas
Kondisi
(Cold Water) (Hot Water)
t1 t2 w T1 T2 W

A Counter 31 55,59 50 60 53,87 200

A Co- Current 31 53,47 50 60 54,39 200


B Counter 31 45,31 160 60 48,57 200
B Co- Current 31 44,08 160 60 49,56 200
C Counter 31 39,97 300 60 46,58 200
C Co- Current 31 39,44 300 60 47,42 200

B. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini ditunjukan oleh rangkaian
alat berikut :
1. Aplikasi Aspen Hysys 8.8
2. Rangkaian Alat Heat Exchanger

C. Cara Percobaan
1. Membuka Aplikasi Aspen Hysys 8.8
2. Buat “New Case”
3. Pada “Component List”, klik “Add” lalu cari komponen “Water” pada kolom
pencarian dan kemudian klik “Add” untuk menambahkan komponen itu
pada simulasi
4. Pada “Fluid Packages”, klik “Add” lalu cari package “Peng-Robinson”
5. Klik tab “Simulation” untuk menuju halaman “Flowsheet Case”
6. Cari alat “Heat Exchanger” pada palette alat, tambahkan ke flowsheet
7. Klik dua kali pada “Heat Exchanger” yang sudah ditambahkan untuk
memunculkan jendela konfigurasi
8. Masukkan pada tab “Connection” dengan data sebagai berikut:
- Tube Side Inlet: F1
- Tube Side Outlet: F2
- Shell Side Inlet: F3
- Shell Side Outlet: F4
9. Klik pada tab “Worksheet” lalu “Composition”, masukkan komposisi air
dengan data sebagai berikut:
- F1 = 1,0000
- F3 = 1,0000
10. Klik pada tab “Conditions”, masukkan kondisi proses dengan data
sebagai berikut:

11. Klik pada tab “Design” lalu “Parameters”, masukkan nilai pressure drop
pada bagian SHELLSIDE dan TUBE-SIDE
12. Klik pada tab “Worksheet” lalu “Conditions” dan catat nilai temperature
pada F4
13. Klik pada tab “Rating” lalu “Sizing” dan catat nilai Overall U, Overall UA,
dan Heat Trans. Area per Shell
14. Hitung nilai efisiensi dan Q yang ditransfer pada sistem aliran counter
(berlawanan arah)
15. Kemudian ubah “First Tube Pass Flow Direction” dari “Counter” menjadi
“Co-Current”
16. Klik pada tab “Worksheet” lalu “Conditions” dan catat nilai temperature
pada F4
17. Klik pada tab “Rating” lalu “Sizing” dan catat nilai Overall U, Overall UA,
dan Heat Trans. Area per Shell
18. Hitung nilai efisiensi dan Q yang ditransfer pada sistem aliran co-current
(searah)
19. Lakukan perhitungan manual sesuai dengan yang ada di modul dengan
ID dan OD yang telah ditentukan menggunakan kondisi proses pada
simulasi Hysys
20. Atur laju alir Input aliran panas W1 maupun dingin w1 pada Software
HYSYS sesuai arahan asisten
21. Atur Temperatur Input aliran panas (T1) maupun dingin (t1)pada software
HYSYS sesuai arahan asisten
22. Catat nilai Temperatur keluaran aliran panas T2 dan aliran dingin t2
23. Hitung ∆tm, qw ( air dingin ), QW ( air panas ), Bilangan Reynold (air
dingin), Bilangan Reynold (air panas), nilai koefisiensi, nilai efisiensi pada
aliran searah dan berlawanan arah

D. Analisis Data
Di = 17 mm
Do = 19 mm
L = 1000 mm
a. Menghitung ∆tm
 Menghitung ∆t Counter
∆t1= T1 – t2 dan ∆t2= T2 – t1
 Menghitung ∆t Co-Current
∆t1= T1 – t1 dan ∆t2= T2 – t2
b. Menghitung ∆tm counter dan Co-Current
∆t1 − ∆t2
∆tM =
∆t1
𝑙𝑛 ∆t2

c. Menghitung q
q = 𝑈 𝑥 𝐴 𝑥 ∆tm
d. Menghitung nilai Bilangan Reynold (air dingin)
𝜋
𝐴 = 4
(𝑑𝑖 2 − 𝑑𝑜 2 )

e. Menghitung nilai Bilangan Reynold (air panas)


𝜋
𝐴= 4
(𝑑𝑖 2)

f. Menghitung nilai QW ( air panas )


𝑇1+𝑇2
X=
2

g. Menghitung nilai qw ( air dingin )


𝑡1−𝑡2
X= 2

h. Menghitung nilai efisiensi

hһ = 100 %
i. Menghitung nilai koefisiensi

q=

MEASUREMENTS
Fluida Dingin Fluida Panas
Kondisi
(Cold Water) (Hot Water)
t1 t2 w T1 T2 W
A Counter 31 55,59 50 60 53,87 200
A Co- Current 31 53,47 50 60 54,39 200
B Counter 31 45,31 160 60 48,57 200
B Co- Current 31 44,08 160 60 49,56 200
C Counter 31 39,97 300 60 46,58 200
C Co- Current 31 39,44 300 60 47,42 200

Kondisi UA U A
A Counter 689,3 11,43 60,32

A Co- Current 693,9 11,5 60,32

B Counter 693,7 11,5 60,32

B Co- Current 695,6 11,53 60,32

C Counter 701,6 11,63 60,32

C Co- Current 703,7 11,62 60,32

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Praktikum kali ini membahas tentang alat Heat Exchanger yaitu alat penukar
panas yang bertujuan memanfaatkan panas suatu fluida untuk pemansan aliran
fluida yang lain. Dalam hal ini terjadi dua fungsi sekaligus yaitu memanaskan fluida
yang dingin dan mendinginkan fluida yang panas. Heat Exchanger memiliki dua
jenis aliran yang dikenal dengan Co – Current atau dalam arti lain aliran fluida yang
mengalir secara searah antara fluida panas dan fluida dinginnya, dan Counter atau
dalam arti lain aliran fluida yang antara fluida panas dan fluida dingin mengalir
secara berlawanan. Dalam praktikum kali ini dibutuhkan kalor untuk aliran Co
Current sebesar 87,761.
V. KESIMPULAN
Dalam praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa pemilihan jenis aliran
fluida memperngaruhi besar kecilnya kalor yang diperlukan dapat dilihat
dengan hasil kalor yang diperlukan pada aliran fluida B Co current sebesar
87,761 dan B Counter sebesar 275,5024 pada hitungan teoritis sedangkan
luas penampang dan energi yang dibutuhkan cenderung stabil tidak ada
perubahan yaitu diperlukan sebesar 0,05652 untuk luas penampang dan
190,813 untuk energi yang dibutuhkan.

VI. DAFTAR PUSTAKA


1. Modul OTK, Departemen Teknik Kimia ITB

VII. LAMPIRAN
A. Identifikasi Hazard Proses Bahan Kimia
 Pengambilan distilat dan cairan bottom yang memiliki temperature
cukup tinggi sehingga diperlukan sarung tangan anti panas.
B. Penggunaan Alat Perlindungan
 Jas laboratorium lengan panjang digunakan untuk menghindari bahaya
cipratan dan tumpahan bahan kimia.
 Sarung tangan anti panas digunakan untuk mengambil distilat dan
cairan bottom.
 Sepatu tertutup yang agar terhindar dari tumpahan bahan kimia.
C. Manajemen Limbah
 Penanganan limbah distilat yang merupakan senyawa organik yang
mudah terbakar yaitu dengan membuangnya ke wadah limbah B3 dan
diberi label nama dan identifikasi hazard.
D. Protokoler COVID-19
 Physical distancing dengan jarak 1 meter antar mahasiswa sewaktu
pengamatan dan pengambilan data percobaan.
 Semua mahasiswa menggunakan masker pada saat pengamatan dan
pengambilan data percobaan.
E. Data Percobaan
MEASUREMENTS

Fluida Dingin Fluida Panas


(Cold Water) (Hot Water)
Kondisi t1 t2 w T1 T2 W
A
31 55,59 50 60 53,87 200
Counter
A
31 53,47 50 60 54,39 200
Co- Current
B
31 45,31 160 60 48,57 200
Counter
B
31 44,08 160 60 49,56 200
Co- Current
C
31 39,97 300 60 46,58 200
Counter
C
31 39,44 300 60 47,42 200
Co- Current

Hysys
Kondisi UA U A Q
A Counter 689,3 11,43 60,32 7732,543

A Co- Current 693,9 11,5 60,32 5644,821

B Counter 693,7 11,5 60,32 1161,3112

B Co- Current 695,6 11,53 60,32 9820,3132

C Counter 701,6 11,63 60,32 12425,3

C Co- Current 703,7 11,62 60,32 11489,16

TEORITIS
Q A U
A Counter -8,8025 0,05652 −13,8864
A Co- Current -55,9355 0,05652 −121,6170
B Counter 275,5024 0,05652 190,813
B Co- Current 87,761 0,05652 190,813
C Counter 1318,7487 0,05652 1317,4718
C Co- Current -17,74025 0,05652 −13,8864
a. Mencari q A Counter
∆t1 = T1 – t2 = 60 - 55,59 = 4,41 ℃
∆t2 = T2 – t1 = 53,87 – 31 = 22,87 ℃
∆t1−∆t2 4,41−22,87
∆tm = ∆t1 = 4,41 = 11,2154 ℃
𝑙𝑛 𝑙𝑛
∆t2 22,87

q = 𝑈 𝑥 𝐴 𝑥 ∆tm = 11,45 x 60,32 x 11,2154 = 7732,543 Kj/h

b. Mencari q A Co Current
∆t1 = T1 – t1 = 60 - 31 = 29 ℃
∆t2 = T2 – t2 = 54,39 – 53,47 = 0,92 ℃
∆t1−∆t2 29−0,92
∆tm = ∆t1 = 29 = 8,1375 ℃
𝑙𝑛 𝑙𝑛
∆t2 0,92

q = 𝑈 𝑥 𝐴 𝑥 ∆tm = 11,5 x 60,32 x 8,1375 = 5644,821 Kj/h

c. Mencari q B Counter
∆t1= T1 – t2 = 60 – 45,31 = 14,69 ℃
∆t2= T2 – t1 = 48,57 – 31 = 17,57 ℃
∆t1−∆t2 14,69−17,57
∆tm = ∆t1 = 14,69 = 16,09 ℃
𝑙𝑛 𝑙𝑛
∆t2 17,57

q = 𝑈 𝑥 𝐴 𝑥 ∆tm = 11,5 x 60,32 x 16,09 = 1161,3112 Kj/h

d. Mencari q B Co Counter
∆t1= T1 – t1 = 60 - 31 = 29 ℃
∆t2= T2 – t2 = 49,56 – 44,08 = 5,48 ℃
∆t1−∆t2 29−44,08
∆tm = ∆t1 = 29 = 14,12 ℃
𝑙𝑛 𝑙𝑛
∆t2 44,08

q = 𝑈 𝑥 𝐴 𝑥 ∆tm = 11,53 x 60,32 x 14,12 = 9820,3132 Kj/h

e. Mencari q C Counter
∆t1= T1 – t2 = 60 – 39,97 = 20,03 ℃
∆t2= T2 – t1 = 46,58 – 31 = 15,58 ℃
∆t1−∆t2 20,03−15,58
∆tm = ∆t1 = 20,03 = 17,71 ℃
𝑙𝑛 𝑙𝑛
∆t2 15,58

q = 𝑈 𝑥 𝐴 𝑥 ∆tm = 11,63 x 60,32 x 17,71 = 12425,3 Kj/h


f. Mencari q C Co Counter
∆t1= T1 – t1 = 60 - 31 = 29 ℃
∆t2= T2 – t2 = 47,42 – 39,44 = 7,98 ℃
∆t1−∆t2 29−7,98
∆tm = ∆t1 = 29 = 16,29 ℃
𝑙𝑛 𝑙𝑛
∆t2 7,98

q = 𝑈 𝑥 𝐴 𝑥 ∆tm = 11,62 x 60,32 x 16,29 = 11489,16 Kj/h

A. Pembahasan untuk data B Co-Current (Searah)


a. Menghitung nilai
∆t1= T1 – t1 = 60 - 31 = 29 ℃
∆t2= T2 – t2 = 49,56 – 44,08 = 5,48 ℃
∆𝐭𝟏−∆𝐭𝟐 29−44,08
∆𝐭𝐦 = ∆𝐭𝟏 = 29 = 14,12 ℃
𝑙𝑛 𝑙𝑛
∆𝐭𝟐 44,08

b. Menghitung nilai qw ( air dingin )


Mencari density air dingin
𝑡1−𝑡2 31+44,08
X = 2
= 2
= 37,54 ℃
𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
𝑥2−𝑥1
= 𝑦2−𝑦1
37,54−36 𝑦−0,9937
=
38−36 (0,9930−0,9937)
𝑦−0,9937
0,77 = − 0,0007

−0,000539 = 𝑦 − 0,9937
𝑦 = 0,9937 − 0,000539
𝑦 = 0,993161 g/cm3 = 0,993161 𝑘𝑔/𝐿
Jadi density air pada suhu 37,54 °C adalah 0,993161 kg/L
w = 160 liter/jam x 0,993161 kg/liter
= 150,90576 kg/jam
Mencari cp air dingin pada suhu 37,54°C
37,54−36 𝑦−0.99818
38−36
= (0.99821−0.99818)
𝑦−0,99818
0,77 = 0,00003

0,0000231 = 𝑦 − 0,99818
𝑦 = 0,9982031 kkal/kg c
qw = w x cp x (t1 – t2)
= 150,90576 kg/jam x 0,9982031 kkal / kg℃ x (31-44,08)℃
= -1970,300535 kkal / jam

c. Menghitung nilai QW ( air panas )


Mencari density air panas :
𝑇1+𝑇2 60+49,56
X = = = 54,78 ℃
2 2
𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
𝑥2−𝑥1
= 𝑦2−𝑦1
54,78−54 𝑦−0,98614
=
55−54 (0,98565−0,98614)
𝑦−0,98614
0,78 = − 0,00049

−0,0003822 = 𝑦 − 0,98614
𝑦 = 0,98614 − 0,0003822
𝑦 = 0,98576
Jadi density air pada suhu 54,78 °C adalah 0,98576 kg/L
w = 200 liter/jam x 0,98576 kg/liter
= 197,152 kg/jam
Mencari cp air panas pada suhu 54,78°C
54,78−54 𝑦−0,9999
55−54
= 0,9999
𝑦−0,9999
0,78 = 0

0 = 𝑦 − 0,9999
𝑦 = 0,9999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔℃

Qw = w x cp x (T1 – T2)
= 197,152 kg / jam x 0,9999 kkal / kg℃ x (60 – 49,56)℃
= 2058,0611 kkal / jam

d. Menghitung nilai Bilangan Reynold (air dingin)


Diketahui :
di = 1,7 x10-2 m do = 1,9 x10-2 m
Di = ( di+do) = 1,7 x10-2 m + 1,9 x10-2 m = 3,6 x10-2m
L = 1000 mm = 1m w=150,90576 kg/jam
𝜋
𝐴 = 4
(𝑑𝑖 2 − 𝑑𝑜 2 )
= ((3,6x10−2m)2 - (1,9x10−2m)2)

= (9,35x10−4)m2

= 7,3397x10−4 m2
W = 150,90576 kg /− jam
𝑘𝑔
𝑤 150,90576 ⁄𝑗𝑎𝑚
V= = = 205602,0818kg m
𝐴 7,3397 𝑥 10 𝑚 2
−4

Mencari viskositas kinematik ( v𝓵 ) air dingin pada suhu 37,54°C


𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
𝑥2−𝑥1
= 𝑦2−𝑦1
2
37,54−35 𝑦−0,719 𝑥 10−6𝑚 ⁄𝑠
40−35
= (0,653 𝑥10−6− 0,719 𝑥 10−6 )
2
𝑦−0,719 𝑥 10−6 𝑚 ⁄𝑠
0,508 =
(0,653 𝑥10−6 − 0,719 𝑥 10−6 )
2
𝑦−0,658 𝑥 10−6𝑚 ⁄𝑠
0,261 = −0,066 𝑥 10−6

𝑦 = 0,658 𝑥 10−6 − 0,017226 10−6


𝑦 = 0,658000017 𝑥 10−6
Jadi viskositas kinematik( ) air dingin pada suhu 42,61°C adalah

0,658000017 𝑥 10−6 m2 /s
150,90576
Rew = 7,584 x 10-6 = 7,584 x 10-6
0,658000017 𝑥 10−6

= 1739,315

e. Menghitung nilai Bilangan Reynold (air panas)


Diketahui :
di = 1,7 x10-2 m do = 1,9 x10-2 m
Di = ( di+do) = 1,7 x10-2 m + 1,9 x10-2 m = 3,6 x10-2 m
L = 1000 mm = 1m w = 197,152 kg/jam
𝜋
𝐴= (𝑑𝑖 2 )
4

= ((0,07)2)

= 2,2686x10−4 m2
W = 197,152 kg/jam
𝑘𝑔
𝑤 197,152 ⁄𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑔. 𝑚 2⁄
V = = = 869046,9893 𝑗𝑎𝑚
𝐴 2,2686 𝑥 10 −4 𝑚2

Mencari viskositas kinematik ( v𝓵 ) air dingin pada suhu 54,78°C


𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
=
𝑥2−𝑥1 𝑦2−𝑦1
2
54,78− 50 𝑦−0,547 𝑥 10−6 𝑚 ⁄𝑠
60−50
= (0,467 𝑥10−6− 0,547 𝑥 10−6)
2
4,78 𝑦−0,547 𝑥 10−6𝑚 ⁄𝑠
10
= −0,08 𝑥 10−6

−0,3824𝑋 10−6 = 10y - 0,547 𝑥 10−5


2
10 𝑦 = 0,50876 𝑥 10−6 𝑚 ⁄𝑠
y = 0,50876 𝑥 10−6
Jadi viskositas kinematik ( ) air dingin pada suhu 54,78°C adalah =
2
0,50876 𝑥 10−6 𝑚 ⁄𝑠
197,152
Rew = 2,080 x 10-5 = 2,080 x 10-5 2
0,50876 𝑥 10 −6 𝑚 ⁄𝑠

= 8060,3066

f. Menghitung nilai efisiensi


60−49,56
hһ = 100 % = 60−44,08
𝑥 100%

= 65,57 %

g. Menghitung nilai koefisiensi


2058,0611 +(−1970,300535)
q= = 2

= 87,761 kkal/ jam

𝑑𝑖+𝑑𝑜 1,7 𝑥 10−2 + 1,9 𝑥 10−2


A= 𝜋 ( )𝑥 𝑙 = 3,14 ( ) 𝑥 1𝑚
2 2

= 5,652 x10-2 m2
𝑞
U = 𝐴 .∆𝑡
𝑀

87,761 𝐾𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚
U = 5,652 𝑥 10−2 𝑥 8,1375

U = 190,813 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄ 2
𝑚 . ℃. 𝑗𝑎𝑚

B. Pembahasan untuk data B Counter (Berlawan Arah)


a. Menghitung nilai

∆t1 = T1 – t2 = 60 – 45,31 = 14,69 ℃


∆t2 = T2 – t1 = 48,57 – 31 = 17,57 ℃
∆𝐭𝟏−∆𝐭𝟐 14,69−17,57
∆𝐭𝐦 = ∆𝐭𝟏 = 14,69 = 16,09 ℃
𝑙𝑛 𝑙𝑛
∆𝐭𝟐 17,57

b. Menghitung nilai qw ( air dingin )

Mencari density air dingin

𝑡1+𝑡2 31+45,3
X= 2
= 2
= 38,16℃

𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
=
𝑥2−𝑥1 𝑦2−𝑦1

38,16−37 𝑦−0,992337
=
39−37 (0,99263−0,992337)

1,16 𝑦−0,992337
2
= 0,000293

0,00033988 = 2𝑦 − 1,984674

𝑘𝑔⁄
𝑦 = 0,992507 𝐿

Jadi density air pada suhu 38,16 °C adalah 0,993507 kg/L

w = 160 liter/jam x 0,993507 kg/liter

= 158,96112 kg/jam

Mencari cp air dingin pada suhu 38,16°C


𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
𝑥2−𝑥1
= 𝑦2−𝑦2
38,16−37 𝑦−0.998184
=
39−37 (0.99821−0.998184)

1,16 𝑦−0,998184
=
2 0,000026

0,00003016 = 2𝑦 − 1,996368

𝑦 = 0,99819

Jadi cp air pada suhu 38,16 °C adalah 0,99819 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔 ℃

qw = w x cp x (t1 – t2)
= 158,96112 kg / jam x 0,99819kkal / kg℃ x (31-45,31)℃

= -2270,6164 kkal / jam

c. Menghitung nilai QW ( air panas )

Mencari density air panas


𝑇1+𝑇2 60+48,57
X = = = 54,29 ℃
2 2
𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
=
𝑥2−𝑥1 𝑦2−𝑦1

54,29−54 𝑦−0,98614
55−54
= (0,98565−0,98614)

𝑦−0,98614
0,29 = − 0,00049

−0,0001421 = 𝑦 − 0,98614

𝑦 = 0,98599

Jadi density air pada suhu 54,29 °C adalah 0,98599 kg/L

w = 200 liter/jam x 0,98599 kg/liter

= 197,198 kg/jam

Mencari cp air panas pada suhu 54,29°C


𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
𝑥2−𝑥1
= 𝑦2−𝑦1

54,29−54 𝑦−0,9999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔℃


=
55−54 0,9999−0,9999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔℃

𝑦−0,9999
0,29 = 0

0 = 𝑦 − 0,9999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔℃

𝑦 = 0,9999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔℃

qw = w x cp x (t1 – t2)

= 197,198kg / jam x 0,9999 kkal / kg℃ x (31 – 45,31)℃

= 2821,62119 kkal / jam


d. Menghitung nilai Bilangan Reynold (air dingin)

Diketahui :

di = 1,7 x10-2 m do = 1,9 x10-2 m

Di = ( di+do) = 1,7 x10-2 m + 1,9 x10-2 m = 3,6 x10 2 m

L = 1000 mm = 1m w = 158,96112 kg/jam

𝜋
𝐴= 4
(𝑑𝑖 2 − 𝑑𝑜 2 )

= ((3,6x10−2m)2 - (1,9x10−2m)2)

= (9,35x10−4)m2

= 7,3397x10−4 m2

W = 158,96112 kg /− jam
𝑘𝑔
𝑤 158,96112 ⁄𝑗𝑎𝑚
V = = = 216577,1353 kg m
𝐴 7,3397 𝑥 10 𝑚 2
−4

Mencari viskositas kinematik ( v𝓵 ) air dingin pada suhu 54,29 °C

𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
𝑥2−𝑥1
= 𝑦2−𝑦1

2
54,29−50 𝑦−0,547 𝑥 10−6 𝑚 ⁄𝑠
60−50
= (0,467 𝑥10−6 − 0,547 𝑥 10−6 )

2
4,29 𝑦−0,658 𝑥 10−6𝑚 ⁄𝑠
10
= −0,104 𝑥 10−6

10 𝑦 = 0,658 𝑥 10−5 − 0,44616 𝑥 10−6


2
𝑦 = 0,613384 𝑥 10−6 𝑚 ⁄𝑠

Jadi viskositas kinematik( ) air dingin pada suhu 54,29°C adalah


2
0,613384 𝑥 10−6 𝑚 ⁄𝑠

158,96112
Rew = 7,584 x 10-6 = 7,584 x 10-6 0,6185 𝑥 10−6 = 1949,169

= 607,6948
e. Menghitung nilai Bilangan Reynold (air panas)
Diketahui :
di = 1,7 x10-2 m do = 1,9 x10-2 m

Di = ( di+do) = 1,7 x10-2 m + 1,9 x10-2 m = 3,6 x10-2 m

L = 1000 mm = 1m w = 197,198 kg/jam


𝜋
𝐴= 4
(𝑑𝑖 2 )

= ((0,07)2)

= 2,2686x10−4 m2

W = 197,198 kg /− jam
𝑘𝑔
𝑤 197,198 ⁄𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑔. 𝑚 2⁄
V = 𝐴
= 2,2686 𝑥 10 −4 𝑚 2
= 869249,7576 𝑗𝑎𝑚
Mencari viskositas kinematik ( v𝓵 ) air panas pada suhu 54,29°C
𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
𝑥2−𝑥1
= 𝑦2−𝑦1

2
54,29− 50 𝑦−0,547 𝑥 10−6𝑚 ⁄𝑠
=
60−50 (0,467 𝑥10−6− 0,547 𝑥 10−6)

2
𝑦 − 0,547 𝑥 10−6 𝑚 ⁄𝑠
0,429 =
(0,467 𝑥10−6 − 0,547 𝑥 10−6 )

𝑦 = 0,547 𝑥 10−6 − 0,03432 𝑥 10−6

2
𝑦 = 0,51268 𝑥 10−6 𝑚 ⁄𝑠

Jadi viskositas kinematik( ) air dingin pada suhu 54,29 °C adalah


2
0,51268 𝑥 10−6 𝑚 ⁄𝑠

197,198
Rew =2,080 x 10-5 = 2,080 x 10-5 2
0,51268 𝑥 10 −6𝑚 ⁄𝑠

= 8000,5430

f. Menghitung nilai efisiensi

60−48,57
ηһ= 100 % = 60−45,31
𝑥 100%

= 77,81%
g. Menghitung nilai koefisiensi
2821,62119 + (−2270,6164)
q= = 2

= 275,5024 kkal/ jam

𝑑𝑖+𝑑𝑜 1,7 𝑥 10−2 + 1,9 𝑥 10−2


A= 𝜋 ( )𝑥 𝑙 = 3,14 ( ) 𝑥 1𝑚
2 2

= 5,652 x10-2 m2

𝑞
U = 𝐴 .∆𝑡
𝑀

275,5024 𝐾𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚
U = 5,652 𝑥 10−2 𝑥 16,09

U = 302,9474 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑚 2 . ℃. 𝑗𝑎𝑚


Jakarta, 31 Juli 2020

Asisten Praktikan

(Audrian) 1. Rizal Dwi Ardianto

2. Michelle Sarah Sesira

3. Afifah Suryono Putri

4. Ajeng Dwi Pratiwi

5. Adam Saputra

6. Dilla Septiana Daniarissa

Anda mungkin juga menyukai