Anda di halaman 1dari 55

MAKALAH

APLIKASI MANAGEMENT INDUSTRI


PADA PABRIK KELAPA SAWIT

Nama Kelompok :

Dilla Septiana Daniarissa (2017710450002)

Samuel Armawan Sandi (2017710450006)

Nur Kholilah (2017710450007)

Muammar Mutinanda (2012710150007)

UNIVERSITAS JAYABAYA
2019
DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI.................................................................................................................................... i

KATA PENGHANTAR ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2

B. Proses Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit .......................................................................... 2

C. Mesin dan Peralatan Pengolahan pada Pabrik Kelapa Sawit ......................................... 10

D. Kualifikasi Pekerja ......................................................................................................... 14

E. Lay Out Ruangan dan Alat ............................................................................................. 27

F. Rencana Pemasaran ........................................................................................................ 41

G. Strategi Pemasaran ......................................................................................................... 42

H. Inovasi Produksi ............................................................................................................. 45

I. Perencanaan Modal......................................................................................................... 46

J. Mitra Kerja ..................................................................................................................... 48

BAB III PENUTUPAN................................................................................................................. 51

A. KESIMPULAN .............................................................................................................. 51

B. SARAN .......................................................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 52

i
KATA PENGHANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, nikmat serta karunia-Nya
yang tak ternilai dan tak dapat dihitung. Sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah ini baik bentuk dan isinya yang sederhana tepat pada waktunya. Makalah dengan judul
“MAKALAH APLIKASI MANAGEMENT INDUSTRI PADA PABRIK KELAPA SAWIT“
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Industri.
Makalah ini berisi informasi tentang bagaimana cara kami mengelola sebuah industri
pengolahan minyak kelapa sawit yang ditinjau dari beberapa aspek. Diharapkan makalah ini
dapat memberikan manfaat dan informasi kepada siapapun yang membacanya, terlebih untuk
pengetahuan lebih mengenai pengelolaan industri minyak kelapa sawit.
Tiada gading yang tak retak, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu saya harapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi
kesempurnan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak atas partisipasinya dalam
membantu proses penyusunan makalah ini

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Industri minyak sawit adalah salah satu industri yang berkembang begitu cepat dan pesat di
Indonesia. Industri ini dipandang memiliki prospek yang cukup menjanjikan ke depannya,
terutama sebagai kontributor pembangunan perekonomian Indonesia.
Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak
industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar
sehingga banyak hutan dan perkebunan dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia
adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia.
Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis sector pertanian (agro-based
industry) yang banyak berkembang di negara-negara tropis seperti Indonesia, Malaysia dan
Thailand. Prospek perkembangan industri kelapa sawit saat ini sangat pesat, karena
terjadi peningkatan jumlah produksi kelapa sawit seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat.
Kebun dan industri kelapa sawit menyerap lebih dari 4,5 juta petani dan tenaga kerja dan
menyumbang sekitar 4,5 persen dari total nilai ekspor nasional (Suharto, 2007). Hal ini telah
menjadikan Indonesia sebagai Negara pengekspor Crude Palm Oil (CPO) terbesar di dunia.
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 28 tahun 2008, tentang Kebijakan Industri Nasional,
industri pengolahan kelapa sawit (turunan MSM) merupakan salah satu prioritas untuk
dikembangkan dan mempunyai nilai tambah yang lebih tinggi, seperti industri oleofood,
oleochemical, energi dan pharmaceutical.
Pemanfaatan CPO selama ini digunakan oleh industri dalam negeri sebagai bahan baku industri
turunan CPO hanya menghasilkan 18 jenis produk yaitu industri pangan (antara lain minyak
goreng, margarin, shortening, CBS, Vegetable Ghee) dan industri non pangan yaitu oleokimia
(antara lain fatty acids, fatty alcohol, dan glycerin) dan biodiesel.

1
BAB II
PEMBAHASAN

B. Proses Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit


Proses pengolahan industri kelapa sawit sampai menjadi minyak kelapa sawit (CPO) terdiri
dari beberapa tahapan yang dimulai dari:

1. Jembatan Timbang
Di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit, jembatan timbang yang dipakai menggunakan sistem
komputer untuk mengukur berat (tonase) semua Truk Pengangkut Tandan Buah Sawit (TBS) baik
dari Perkebunan Sawit Swasta, perkebunan rakyat (plasma) dan perkebunan pemerintah (PTPN).
Jembatan Timbang adalah salahsatu tahapan awal dalam proses pembuatan kelapa sawit menjadi
CPO.
Prinsip kerja dari jembatan timbang yaitu kendaraan pengangkut Buah Sawit melewati
jembatan timbang lalu berhenti ± 5 menit, kemudian berat kendaraan pengangkut buah sawit
dicatat awal sebelum Tandan Buah Sawit dibongkar dan di sortir, kemudian setelah dibongkar
dari kenderaan pengangkut kembali ditimbang, lalu selisih berat awal dan akhir adalah berat TBS
yang diterima pabrik kelapa sawit.

2. Penyortiran Buah Sawit


Buah kelapa sawit yang masuk ke Pabrik Kelapa Sawit, kualitas & kematangannya harus
diperiksa dengan baik. Proses pemeriksaan buah sawit ini sering disebut sortir buah. Jenis buah
yang masuk ke Pabrik Sawit pada umumnya jenis Tenera atau jenis Dura. Kriteria matang panen
merupakan faktor yang sangat penting dalam pemeriksaan kualitas buah sawit di stasiun
penerimaan Buah.
Tingkat Pematangan buah sawit mempengaruhi terhadap rendamen minyak dan ALB (Asam
Lemak Buah/ FFA = Free Fatty Acid) yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Kematangan buah Rendemen minyak (%) Kadar ALB (%)

Buah mentah 13 – 17 1,6 – 2,8

2
Setengah matang 18 – 24 1,7 – 3,3

Buah matang 25 – 31 1,8 – 4,4

Buah lewat matang 27 – 31 3,8 – 6,1

Setelah penyortiran, buah sawit tersebut dimasukkan ke tempat penimbunan sementara


(Loading ramp) lalu diteruskan ke stasiun perebusan sawit (Palm Oil Sterilizer).

3. Loading Ramp
Setelah buah disortir pihak sortasi, buah dimasukkan kedalam ramp cage yang berada diatas
rel lori. Ramp cage mempunyai 30 pintu yang dibuka tutup dengan sistem hidrolik, terdiri dari
2 line sebelah kiri dan kanan.
Pada saat pintu dibuka lori yang berada dibawah cage akan terisi dengan TBS. Setelah terisi,
lori ditarik dengan capstand ke transfer carriage, dimana transfer carriage dapat memuat 3 lori
yang masing – masing mempunyai berat rata-rata 3,3 – 3,5 ton. Dengan transfer carriage lori
diarahkan ke rel sterilizer yang diinginkan.
Kemudian diserikan sebanyak 12 lori untuk dimasukan kedalam sterilizer. Pemasukan lori ke
dalam sterilizer menggunakan loader.

4. Sterilizer
Sterilisasi adalah proses perebusan dalam suatu bejana yang disebut dengan sterilizer. Adapun
fungsi dari perebusan adalah sebagai berikut:
1) Mematikan enzyme.
2) Memudahkan lepasnya brondolan dari tandan.
3) Mengurangi kadar air dalam buah.
4) Melunakkan mesocarp sehingga memudahkan proses pelumatan dan pengepressan.
5) Memudahkan lepasnya kernel dari cangkangnya.
Proses perebusan dilakukan selama 85 -95 menit. Untuk media pemanas dipakai steam dari
BVP (Back Pressure Vessel) yang bertekanan 2,8-3 bar. Perebusan dilakukan dengan sistem
3 peak (tiga puncak tekanan). Puncak pertama tekanan sampai 1,5 Kg/cm2, puncak kedua tekanan
sampai 2,0 Kg/cm2dan puncak ketiga tekanan sampai 2,8 – 3,0 Kg/cm2.

3
Berikut proses perebusan sistem tiga peak:
1) Deaeration dilakukan 2 menit, dimana posisi condensate terbuka.
2) Memasukkan uap untuk peak pertama yang dicapai dalam waktu 10 menit. Biasanya
tekanan mencapai 1,2 bar.
3) Uap dan kondensat dibuang sampai tekanan menjadi 0 bar dalam waktu 5 menit.
4) Uap dimasukkan selama 15 menit untuk mencapai tekanan 2 bar.
5) Uap kondensat dibuang lagi selama 3 menit.
6) Kemudian steam dimasukkan lagi untuk mencapai peak ke-3 dalam waktu 15 – 20 menit.
7) Setalah peak ketiga tercapai maka dilakukan penahanan selama 40 – 50 menit.
8) Uap kondensat dibuang selama 5 – 7 menit sampai tekanan 0.

5. Thresser
Setelah perebusan TBS yang telah masak diangkut ke thresser dengan mengggunakan
hoisting crane yang mempunyai daya angkat 5 ton. Lori diangkat dan dibalikkan
diatas hopper thresser (auto feeder).
Pada stasiun ini tandan buah segar yang telah direbus siap untuk dipisahkan antara berondolan
dan tandannya. Sebelum masuk kedalam thresser TBS yang telah direbus diatur pemasukannya
dengan menggunakan auto feeder. Dengan menggunakan putaran TBS dibanting sehingga
berondolan lepas dari tandannya dan jatuh ke conveyor dan elevator untuk didistribusikan
ke rethresser untuk pembantingan kedua kalinya. Thresser mempunyai kecepatan putaran 22 –
25 rpm. Pada bagian dalam thresser, dipasang batang-batang besi perantara sehingga membentuk
kisi-kisi yang memungkinkan berondolan keluar dari thresser. Untuk tandan kosong sendiri
didistribusikan dengan empty bunch conveyor untuk didistribusikan ke penampungan empty
bunch.

6. Stasiun Press
Berondolan yang keluar dari thresser jatuh ke conveyor, kemudian diangkut dengan fruit
elevator ke top cross conveyor yang mendistribusikan berondolan ke distributing
conveyor untuk dimasukkan dalam tiap-tiap digester. Digester adalah tangki silinder tegak yang
dilengkapi pisau-pisau pengaduk dengan kecepatan putaran 25-26 rpm, sehingga brondolan dapat
dicacah di dalam tangki ini. Bila tiap-tiap digester telah terisi penuh maka brondolan menuju

4
ke conveyor recycling, diteruskan ke elevator untuk dikembalikan ke digester. Tujuan pelumatan
adalah agar daging buah terlepas dari biji sehingga mudah di-press. Untuk memudahkan
pelumatan buah, pada digester di-inject steam bersuhu sekitar 90 – 95 °C.
Berondolan yang telah lumat masuk ke dalam screw press untuk diperas sehingga dihasilkan
minyak (crude oil). Pada proses ini dilakukan penyemprotan air panas agar minyak yang keluar
tidak terlalu kental (penurunan viscositas) supaya pori-pori silinder tidak tersumbat, sehingga
kerja screw press tidak terlalu berat. Penyemprotan air dilakukan melalui nozzle-nozzle pada pipa
berlubang yang dipasang pada screw press. Kapasitas mesin press adalah 15 ton per jam.
Tekanan mesin press harus diatur, karena bila tekanan terlalu tinggi dapat menyebabkan inti
pecah dan screw press mudah aus. Sebaliknya, jika tekanan mesin press terlalu rendah maka oil
losses di ampas tinggi.
Minyak hasil mesin press kemudian menuju ke sand trap tank untuk pengendapan. Hasil lain
adalah ampas (terdiri dari biji dan fiber), yang akan dipisahkan dengan menggunakan cake
breaker conveyor (CBC).

7. Stasiun Pemurnian
Minyak yang berasal dari stasiun press masih banyak mengandung kotoran-kotoran yang
berasal dari daging buah seperti lumpur, air dan lain-lain. Untuk mendapatkan minyak yang
memenuhi standar, maka perlu dilakukan pemurnian terhadap minyak tersebut. Pada stasiun ini
terdiri dari beberapa unit alat pengolah untuk memurnikan minyak produksi, yang meliputi: Sand
Trap Tank, Vibrating Screen, Crude Oil Tank, Continous Settling Tank (CST), Oil
Tank, Purifier, Vacum Dryer, Sludge Oil Tank, Sludge Vibrating Screen, Sludge Centrifuge, Fat
Pit, dan Storage Tank.
Sand Trap Tank
Minyak hasil mesin press merupakan minyak mentah yang masih banyak mengandung
kotoran-kotoran. Minyak tersebut masuk ke sand trap tank untuk mengendapkan partikel-
partikel yang mempunyai densitas tinggi. Sand trap tank adalah sebuah bejana yang berbentuk
silinder tegak.
Vibrating Screen
Minyak bagian atas dari sand trap tank yang masih mengandung serat dan sedikit kotoran
dialirkan ke ayakan getar (vibrating screen). Proses penyaringan memakai vibrating

5
screen bertujuan untuk memisahkan padatan, seperti : serabut, pasir, tanah dan kotoran-kotoran
lain yang masih terbawa dari sand trap tank. Vibrating yang digunakan adalah double deck
vibrating screen, dimana screen pertama berukuran 30 mesh dan screen kedua 40 mesh. Padatan
yang tertahan pada ayakan akan dikembalikan ke digester melalui conveyor, sedangkan minyak
dipompakan ke crude oil tank.
Crude Oil Tank (COT)
Minyak yang keluar dari vibrating screen dialirkan ke crude oil tank untuk ditampung
sementara. Pada crude oil tank ini minyak dipanaskan dengan steammelalui sistem pipa pemanas,
dan suhu dipertahankan 90-95°C. Dari sini minyak dipompakan ke CST (Continuous Settling
Tank).
Continous Settling Tank (CST)
Minyak dari COT dipompakan ke CST dimana sebelumnya dilewatkan ke buffer tank agar
aliran minyak masuk ke CST tidak terlalu kencang. CST bertujuan untuk mengendapkan lumpur
(sudge) berdasarkan perbedaan berat jenisnya. Di CST suhu dipertahankan 86-90 oC. Minyak
pada bagian atas CST dikutip dengan bantuan skimmer menuju oil tank, sedangkan sludge (yang
masih mengandung minyak) pada bagian bawah dialirkan secara underflow ke sludge vibrating
screen sebelum ke sludge oil tank. Sludge dan pasir yang mengendap didasar CST di-
blowdown untuk dibawa ke sludge drain tank .
Oil Tank
Minyak dari CST menuju ke oil tank untuk ditampung sementara waktu, sebelum dialirkan
ke oil purifier. Dalam oil tank juga terjadi pemanasan (75-80°C) dengan tujuan untuk mengurangi
kadar air.
Purifier
Di dalam purifier dilakukan pemurnian untuk mengurangi kadar kotoran dan kadar air yang
terdapat pada minyak berdasarkan atas perbedaan densitas dengan menggunakan gaya
sentrifugal, dengan kecepatan perputarannya 7500 rpm. Kotoran dan air yang memiliki densitas
yang besar akan berada pada bagian yang luar (dinding bowl), sedangkan minyak yang
mempunyai densitas lebih kecil bergerak ke arah poros dan keluar melalui sudu-sudu untuk
dialirkan ke vacuum drier. Kotoran dan air yang melekat pada dinding di-blowdown ke saluran
pembuangan untuk dibawa ke Fat Pit.

6
Vacuum Drier
Minyak yang keluar dari purifier masih mengandung air, maka untuk mengurangi kadar air
tersebut, minyak dipompakan ke vacuum drier. Di sini minyak disemprot dengan
menggunakan nozzle sehingga campuran minyak dan air tersebut akan pecah. Hal ini akan
mempermudah pemisahan air dalam minyak, dimana minyak yang memiliki tekanan uap lebih
rendah dari air akan turun ke bawah dan kemudian dipompakan ke storage tank.
Sludge Tank
Untuk overflow dari tangki ini di alirkan ke drain tank sedangkan under flownya dialirkan ke
vibrating screen dan brush strainer atau langsung ke bak transit untuk dipompakan ke sand
cyclone. Untuk mempercepat pengendapan lumpur, sludge dipanaskan (80-90oC) dengan
menggunakan uap yang dialirkan melalui coil pemanas. Sehingga densitas minyak menjadi lebih
rendah dan lumpur halus yang melekat pada minyak akan terlepas dan mengendap pada dasar
tangki.
Dari sand cyclone atau brush strainer sludge dialirkan ke balance tank sebagai umpan untuk
decanter atau sludge centrifuge.
Sludge centrifuge
Sludge centrifuge untuk mengolah sludge. Sludge Centrifuge adalah alat yang digunakan
untuk memisahkan minyak yang masih terkandung di dalam sludge, dengan cara pemisahan
berdasarkan gaya sentrifugal. Didalam sludge centrifuge ini terdapat bowl yang berputar 1450
rpm, bowl ini berbentuk bintang yang diujungnya terdapat nozzle dengan diameter lubang
tertentu dan nozzle ini dapat diganti sesuai keinginan.
Prinsip kerjanya adalah nozzle separator berputar dengan gaya centifugal dimana
pemisahannya, fraksi berat (lumpur, kotoran) terlempar ke dinding bowl dan fraksi ringan (air
dan minyak) akan ketengah. Minyak yang mempunyai densitas lebih kecil akan menuju poros
dan terdorong keluar melalui sudu-sudu (paring disk), dan ditampung di reclaimed tank sebelum
dipompakan oleh reclaimed oil pump untuk alirkan kembali ke CST. Sedangkan sludge
(mengandung air) yang mempuyai densitas lebih besar akan terdorong ke bagian dinding bowl
dan keluar melalui nozzle, kemudian sludge keluar melalui saluran pembuangan menuju fat pit.
Sludge drain tank
Lapisan bawah dari CST, dan sludge tank pada selang waktu tertentu didrain menuju sludge
drain tank. Di sludge drain tank minyak mengalir tenang dan dibiarkan overflow untuk mengalir

7
dan ditampung pada reclaimed tank, dan kemudian dipompakan kembali ke CST untuk kemudian
dimurnikan lagi. Sedangkan kotoran dan air dialirkan menuju fat pit.
Fat Pit
Sebelum sludge di buang ke kolam pengolahan limbah, terlebih dahulu ditampung di fat pit
dengan maksud agar minyak yang masih terbawa dapat terpisah kembali. Di Fat Pit diinjeksikan
uap sebagai pemanas untuk mempermudah proses pemisahan minyak dengan kotoran. Minyak
yang ada pada permukaan dibiarkan melimpah (overflow). Selanjutnya minyak ditampung pada
sebuah bak pada pinggiran kolam fat pit, dan kemudian dipompakan kembali ke sludge drain
tank.
Storage Tank
Minyak dari vacuum dryer, kemudian dipompakan ke storage tank (tangki timbun), pada suhu
simpan 45-55°C. Setiap hari dilakukan pengujian mutu. Minyak yang dihasilkan dari daging
buah berupa minyak yang disebut Crude Palm Oil (CPO).
8. Stasiun Kernel
Pada stasiun ini dilakukan aktifitas pemisahan serabut dari nut, pemisahan inti dari
cangkangnya dan juga pengeringan inti. Peralatan yang digunakan di stasiun ini, diantaranya:
Cake Breaker Conveyor (CBC), Depericarper, Nut Silo, Ripple Mill, Claybath, dan Kernel Silo.
Cake Breaker Conveyor (CBC)
Ampas dari screw press yang terdiri dari fiber dan nut yang masih menggumpal masuk ke
CBC. CBC merupakan suatu screw conveyor namun screwnya dipasang palt persegi sebagai
pelempar fiber dan nut. CBC berfungsi untuk mengurai gumpalan fiber dengan nut dan
membawanya ke depericarper.
Depericarper
Depericarper adalah alat untuk memisahkan fiber dengan nut. Fiber dan nut dari CBC masuk
ke separating column. Disini fraksi ringan yang berupa fiber dihisap dengan fibre cyclone dan di
tampung dalam hopper sebagai bahan bakar pada boiler. Sedangkan fraksi berat berupa nut turun
ke bawah masuk ke polishing drum.
Nut Polishing Drum
Nut polishing drum berupa drum berlubang-lubang yang berrputar. Akibat dari perputaran ini
terjadi gesekan yang mengakibatkan serabut yang masih menempel pada nut terkikis dan terpisah
dari nut. Nut jatuh, selanjutnya nut diangkut oleh nut conveyor dan destoner (second

8
depericarper) untuk memisahkan batu dan benda – benda yang lebih berat dari nut seperti besi.
Nut yang terbawa ke atas jatuh kembali di dalam air lock dan di tampung oleh nut elevator untuk
dibawa ke dalam nut silo.
Nut Silo
Fungsi dari alat ini sebagai tempat penampungan nut, hal ini dilakukan untuk mengurangi
kadar air sehingga lebih mudah dipecah dan inti lekang dari cangkangnya.
Ripple Mill
Biji dari nut silo masuk ke ripple mill untuk dipecah sehingga inti terpisah dari cangkang. Biji
yang masuk melalui rotor akan mengalami gaya sentrifugal sehingga biji keluar dari rotor dan
terbanting dengan kuat yang menyebabkan cangkang pecah. Setelah dipecahkan inti yang masih
bercampur dengan kotoran-kotoran di bawa ke kernel grading drum.
Kernel Grading Drum
Pada kernel grading drum ini di saring antara nutshell dan kotoran dengan nut yang belum
terpecahkan. Untuk nut shell dan kotoran lolos dari saringan dibawa ke LTDS. Sementara untuk
nut atau yang tertahan dikembalikan ke nut conveyor.
Light Tenera Dry Separator (LTDS)
Pada bagian ini akan terjadi pemisahan dimana fraksi-fraksi yang lebih ringan akan dihisap
oleh LTDS cyclone. Fraksi-fraksi yang ringan di hisap yang terdiri dari cangkang dan serabut
akan di bawa ke shell hopper melalui fibre and shell conveyor. Inti dan sebagian cangkang yang
belum terpisahkan, dipisahkan lagi pada clay bath.
Clay Bath
Clay bath adalah alat pemisahan Inti dengan cangkang. Proses pemisahan ini secara basah
yang menggunakan larutan CaCO3 dan air dengan ukuran partikel CaCO3 lolos mesh 400. Clay
bath berfungsi sebagai larutan pemisah antara kernel dan cangkang berdasarkan berat jenis. Berat
jenis Kernel basah = 1,07 dan berat jenis cangkang = 1,15 – 1,20, maka untuk memisah kernel
dan cangkang tersebut dibuat larutan dengan berat jenis = 1,12. Bagian yang ringan akan
mengapung dan bagian yang berat akan tenggelam. Inti yang merupakan fraksi ringan akan
dibawa ke kernel silo untuk disimpan dengan suhu tertentu.
Kernel Silo
Inti yang masih mengandung air, perlu dikeringkan sampai kadar air 7%. Inti yang berasal dari
pemisahan di clay bath melalui top wet kernel conveyor didistribusikan ke dalam unit kernel silo

9
untuk dilakukan proses pengeringan. Pada kernel silo ini inti akan dikeringkan dengan
menggunakan udara panas dari steam heater yang dihembuskan oleh Fan kernel silo ke dalam
kernel silo. Pengeringan dilakukan pada temperatur 60-80°C selama 4-8 jam. Kernel yang telah
dikeringkan ini dibawa ke kernel bulk silo melalui dry kernel transport fan.

C. Mesin dan Peralatan Pengolahan pada Pabrik Kelapa Sawit


1. Boiler
Dalam pabrik kelapa sawit Ketel uap (Boiler) merupakan jantung dari sebuah pabrik kelapa
sawit. Dimana, ketel uap ini lah yang menjadi sumber tenaga dan sumber uap yang akan dipakai
untuk mengolah kelapa sawit. Ketel uap merupakan suatu alat konversi energi yang merubah Air
menjadi Uap dengan cara pemanasan dan panas yang dibutuhkan air untuk penguapan diperoleh
dari pembakaran bahan bakar pada ruang bakar ketel uap.
Uap (energi kalor) yang dihasilkan ketel uap dapat digunakan pada semua peralatan yang
membutuhkan uap di pabrik kelapa sawit, terutama turbin. Turbin disini adalah turbin uap dimana
sumber penggerak generatornya adalah uap yang dihasilkan dari ketel uap. selain turbin alat lain
di pabrik kelapa sawit yang membutuhkan uap seperti di sterilizer (Alat untuk memasak TBS)
dan distasiun pemurnian minyak (Klarifikasi). oleh karena itu kualitas uap yang dihasilkan harus
sesuai dengan kebutuhan yang ada dipabrik kelapa sawit tersebut. karena jika tidak akan
mengganggu proses pengolahan dipabrik kelapa sawit.
Boiler atau ketel uap yang digunakan di pabrik kelapa sawit biasanya adalah boiler dengan
kapasitas uap 20.000 Kg uap/jam dan dengan tekanan 20 kg/cm2. dimana dibutuhkan 2 unit boiler
untuk pabrik kelapa sawit dengan kapasitas olah 45 ton TBS/jam. Sebagian besar ketel uap yang
digunakan pada pabrik kelapa sawit adalah ketel uap yang menghasilkan uap superheated, dimana
uap ini digunakan pertama kali untuk memutar turbin sebagai pembangkit tenaga listrik kemudian
sisa uap dari pembangkit tersebut digunakan sebagai pemanasan TBS pada sterilizer.
Menurut jenisnya ketel uap terbagi menjadi 2 bagian yaitu: ketel pipa air dan ketel pipa api.
ketel yang digunakan pada pabrik kelapa sawit adalah ketel pipa air. maksudnya adalah air berada
didalam pipa dipanaskan oleh api yang berada diluar pipa air.
Untuk menghitung kapasitau uapa pada ketel uap yang dibutuhkan adalah dengan: kebutuhan uap
pada pabrik kelapa sawit adalah 0.6 ton uap/ton TBS Jadi, untuk pabrik 45 ton membutuhkan

10
boiler = 45 ton x 0.6 = 27 ton uap/jam. Maka dari itu dibutuhkan 2 unit ketel uap dengan kapasita
uap 20 ton uap/jam pada masing-masing ketel uap.
Biasanya boiler yang digunakan di pabrik kelapa sawit memiliki spesifikasi sebagai
berikut:
1. Kapasita Uap : 20 Ton/jam
2. Temperatur Uap : 280 C
3. Tekanan Uap : 20 kg/cm
4. Temperatur air umpan : 90 C
5. Effisiensi Ketel Uap : 75 %
6. Pemakaian bahan bakar : 75% serabut dan 25% cangkang.

2. Sterilizer
Tahap pengolahan TBS yang pertama adalah proses perebusan atau sterilisasi yang dilakukan
dalam bejana bertekanan (steriliser) dengan menggunakan uap air jenuh (saturated steam).
Penggunaan uap jenuh memungkinkan terjadinya proses hidrolisa/penguapan terhadap air di
dalam buah, jika menggunakan uap kering akan dapat menyebabkan kulit buah hangus sehingga
menghambat penguapan air dalam daging buah dan dapat juga mempersulit proses pengempaan.
Oleh karena itu, pengontrolan kualitas steam yang dijadikan sebagai sumber panas perebusan
menjadi sangat penting agar diperoleh hasil perebusan yang sempurna.
Proses perebusan TBS dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1) Menghentikan aktifitas enzim lipase yang dapat menjadi katalisator dalam pembentukan
trigliserida dan kemudian memecahnya untuk menjadi Asam Lemak Bebas (ALB).
Aktivitas enzim akan berhenti jika diberikan suhu minimum 50oC, pada proses perebusan
temperatur di dalam steriliser mencapai 120oC dengan tekanan 2,8 bar.
2) Melepaskan buah dari spiklet melalui cara hidrolisa hemiselulosa dan pektin yang terdapat
di pangkal buah, dengan demikian akan mempermudahkan brondolan lepas dari tandannya
pada saat proses penebahan dan juga akan mempermudah proses ekstraksi pengutipan
minyak dan inti sawit.
3) Melunakkan daging buah sehingga mudah diaduk dan memudahkan pemisahan minyak
dan cake ketika dikempa.

11
4) Pengurangan kadar air dalam buah dan inti, sehingga memudahkan pemisahan partikel-
partikel minyak dari pericarp dan serat-serat dari biji selama pengadukan ataupun saat
proses pemisahan serat dengan biji serta pengeringan inti (dehidrasi) di dalam notten akan
mempermudah lepasnya (lekang) inti dari cangkang saat poses pemecahan biji.
5) Memecah emulsi di dalam pericarp dengan pemanasan yang mampu menyusup sampai ke
dalam daging buah sehingga memudahkan pemisahan minyak dan air pada CST.

3. Digester
Fungsi dari digester adalah:
1) Untuk melepaskan daging buah dari nut (biji )
2) Untuk melumatkan buah agar efisien dalam proses pengempaannya
3) Untuk menaikkan temperature buah
4) Untuk melepaskan sel-sel minyak dari sel daging buah
5) Untuk mengalirkan sebagian minyak yang terbentuk di digester sehingga
mengurangi volume pengempaan.
Digester merupakan sebuah tabung silinder vertical yang didalam nya dipasang pisau-pisau
pengaduk. Dalam digester terdapat beberapa tingkat pisau yang terikat pada poros dan di
gerakkan oleh motor listrik. Pisau bagian atas digunakan untuk mencacah/melumat borondolan,
dan pisau bagian bawah (Stirring arm bottom) digunakan untuk mendorong massa keluar dari
ketel adukan menuju screw press Untuk memudahkan pencacahan/pelumatan diperlukan panas
90-95oC, yang menggunakan tekanan uap langsung sebesar 3 kg/cm2.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengadukan, yaitu :
1) Kematangan buah yang direbus, jika buah mentah maka daging buah sulit dilepas
dari nut dan sulit dilumat.
2) Volume digester minimal ¾ penuh
3) Waktu pengadukan pada digester yang baik adalah ±20 menit.
4) Temperature yang terlalu rendah dapat mengakibatkan minyak sulit dipress karena
kekentalan minyak rendah.
4. Screw Press
Screw press adalah alat yang digunakan untuk memisahkan minyak kasar dari daging buah
dan biji. Alat ini terbuat dari sebuah tabung berlubang-lubang yang di dalamnya terdapat dua

12
buah screw yang pada ujungnya terdapat konus yang dapat maju mundur secara hidrolis. Massa
yang keluar dari ketel adukan melalui feed screw (sebagian minyak keluar) masuk ke dalam main
screw lalu ditampung dalam talang minyak oil gutter. Untuk mempermudah pemisahan dan
pengalir(kernel). Pelumatan pada screw press memakai air pengencer yang berfungsi untuk
mempermudah pemerasan minyak pada fibre, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya
pengentalan (emulsi).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengempaan:
1) Pada pengempaan dilakukan injeksi uap dan air panas pada temperature 90-95oC.
2) Penekanan harus dilakukan berangsur-angsur dari tekanan rendah ke tekanan tinggi ±40
bar.
 Tekanan kempa yang terlalu tinggi menyebabkan :
a) Jumlah biji pecah bertambah
b) Jumlah serat-serat halus yang terikut minyak bertambah sehingga
mempersulit prosess selanjutnya.
 Tekanan kempa yang rendah menyebabkan :
a) Cake basah, kerugian minyak pada ampas dan biji tinggi.
b) Pemisahan biji dan ampas tidak sempurna.
c) Ampas menjadi basah, sehingga tidak dapat digunakan sebagai bahan baku
ketel uap.
d) Jumlah air pengencer, air pengencer yang terlalu berlebihan dapat
mempengaruhi kandungan air cake yang tinggi, sehingga pemecahan cake
akan lebih sulit pada CBC (Cake Breaker Conveyor)
e) Pemberian air dilakukakn dengan cara menyiram cake dalam pressan dari
atas bagian tengah atau di chute screw press.

5. Saringan Bergetar (Vibrating Screen)


Saringan Bergetar digunakan untuk memisahkan benda-benda padat yang terikut minyak
kasar. Benda-benda yang berupa ampas yang disaring pada saringan ini dikembalikan ke bottom
cross conveyor untuk diproses kembali. Cairan minyak ditampung dalam tangki minyak kasar
(Crude Oil Tank / Bak RO). Saringan getar terdiri dari 2 tingkat saringan dengan luas permukaan
masing-masing 2 M2. Tingkat atas memakai kawat saringan mesh 30 sedangkan tingkat bawah

13
memakai mesh 40. Untuk memudahkan penyaringan maka pada waktu penyaringan masa minyak
diencerkan dengan air panas yang bersuhu ± 60°C.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1) Pengenceran dengan air diatur sehingga cairan dalam tangki mempinyai perbandingan 1
bagian minyak dan 2 bagian lumpur ( sludge ).
2) Jumlah getaran ayakan 1400-3000 getaran / menit.

6. Pengeringan Minyak (vacum dryer)


Vacum dryer adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan air dari minyak dengan cara
penguapan dalam kondisi hampa udara. Hasil yang diharapkan dari proses ini adalah minyak
dengan kadar air 0,1-0,15% dan kadar kotoran 0,013-0,015%. Melalui tangki apung (float tank)
inilah yang mengatur jumlah minyak, pertama minyak dialirkan ke vacum drayer. Minyak
terhisap kedalam tabung melalui pemercikan (nozzle) karena adanya hampa udara dan minyak
terpencar kedalam tabung hampa.
Uap air dari tabung hampa terhisap oleh ejector 1, masuk kedalam kondensor 1, sisa uap
kondensor 1 terhisap oleh ejector 2, masuk kedalam kondensor 2, sisa uap terakhir dihisap oleh
ejector 3 dan dibuang ke atmosper atau udara. Air yang terbentuk dalam kondensor 1 dan 2
langsung dibuang. Minyak ditampung di Tangki Minyak produksi (oil transfer tank) dan
selanjutnya dipompakan ketangki timbun.

D. Kualifikasi Pekerja
a) Ruang Lingkup Management Sumber Daya Manusia Perkebunan
1. PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Sasaran:
• Meningkatkan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia
• Menyelaraskan Aktifitas SDM dengan Tujuan Perusahaan
• Menghemat dalam Pengangkatan Karyawan

Penyediaan SDM:
 Analisa Rencana Pengadaan Internal
- Mutasi antar Kebun atau antar Bidang

14
- Promosi
- Mutasi dengan Promosi
 Analisa Rencana Pengadaan Eksternal
- Recruitment Fresh Graduate atau Tenaga Ahli )
 Rencana Fisik vs Proyeksi Kebutuhan
Rencana Fisik
- Rencana Pengembangan Kebun Bukaan Baru
- Rencana Produksi kebun
- Rencana Operasi Pabrik
- Rencana Keuangan
- Rencana Pemasaran dan Logistik
 Rekonsiliasi ( Penyelarasan)
- Proyeksi Kebutuhan vs Analisa Rencana Pengadaan
- Analisa Activity Plan
 Inventori Tenaga Terampil
- Pendataan karyawan Grade Tertinggi di tiap Bidang dan Golongan
- Pendataan Spesialisasi Teknis Karyawan dan Kemampuan Manajerial
 Penggantian untuk Promosi
- Setiap Manager harus mempunyai 2 orang Calon Pengganti Potensial yang menjadi sub
ordinatnya. Promosi manager hanya dapat dilakukan bilamana salah satu dari dua calon
penggantinya dinilai sudah mampu untuk menggantikan posisi manager.

2. PENYAJIAN DATA ANALISA TIAP PEKERJAAN


 Sasaran
1. Memiliki Dasar untuk Design Organisasi & Man Power Planing
2. Memiliki Dasar untuk Suksesi & Perencanaan Karier
3. Menghindarkan Overlapping Pekerjaan
 Uraian Pekerjaan
- Memberikan informasi tentang Lingkup Pekerjaan tiap Pemangku Jabatan
- Menerangkan mengenai Kewajiban, Tugas dan hubungan Tanggung Jawab
 Standar Pekerjaan

15
- Menetapkan Standar Minimum yang menjadi Sasaran dari usaha
Karyawan dan merupakan Ukuran Keberhasilan suatu Pekerjaan
 Spesifikasi Pekerjaan
- Menetapkan Syarat Kualifikasi Minimal tentang Kehandalan bagi setiap Pemangku
Jabatan dan dua pembantunya, seperti :
a. Persyaratan Minimum tingkat Pendidikan & Pelatihan
b. Persyaratan Minimum Pengalaman Kerja & Keahlian khusus
c. Persyaratan Maksimum Usia
d. Persyaratan Kemampuan melatih dan mendidik 2 pembantunya

3. REMUNERASI
 Sasaran
1. Memikat dan Menahan Karyawan yang Cakap
2. Memotivasi Karyawan
3. Meningkatkan Kepatuhan pada Aturan Perusahaan
 Kompensasi Finansial Langsung
- Upah
- Gaji
- Bonus
 Kompensasi Finansial Tidak Langsung
- Tunjangan Kesehatan atau Asuransi Kesehatan, Tunjangan Transport
- Bantuan Sosial ( Pernikahan, Meninggal atau kemalangan lain)
- Program Asuransi Jiwa & Kesehatan
- COP ( Car Ownership Program ) & MCOP (Motor Cycle )
- Program Ketidak hadiran Dibayar ( Cuti Panjang, Cuti hamil, sakit )
- Fasilitas Pemondokan yang Sesuai ( proyek/site)
 Kompensasi Non-Finansial
- Pekerjaan :
a. Tugas yang Menarik
b. Pengakuan
c. Peluang Promosi

16
- Lingkungan Kerja
a. Kebijakan yang sehat
b. Supervisi yang Tepat
c. Kondisi Lingkungan Kerja yang Nyaman
d. Simbol status yang tepat

4. PENGEMBANGAN KARIER
 Sasaran
1. Tersedianya Jalur Karier bagi Tenaga Berbakat
2. Kaderisasi Karyawan
3. Kepuasan Kebutuhan untuk Pengembangan Pribadi Karyawan
 Perencanaan Karier Dalam Organisasi
- Menciptakan satu rangkaian tahap peralanan kerja yang tertata baik
- Mengantisipasi kebutuhan Organisasi
a. Orang ( Keahlian dan Jumlah)
b. Waktu (lama minimal di tiap tahap perjalanan kerja )
c. Pangkat dan Golongan di tiap jabatan
 Perencanaan Karier Individu
- Mendorong pengembangan Karyawan berdasarkan :
a. Masa Kerja
b. Minimum Tingkat Pendidikan dan Pelatihan
c. Peluang Promosi
- Kepangkatan dan Golongan

5. PENILAIAN KINERJA INDIVIDU


 Sasaran
1. Menghasilkan Data yang akurat berkenaan dengan Perilaku dan Kinerja karyawan untuk
dasar pengambilan Keputusan Kepersonaliaan
2. Menghasilkan alat bantu untuk para Pimpinan dalam program pengembangan Kinerja
Karyawan

17
 Standar dan Ukuran
- Satu Standar Ukuran untuk satu Aktifitas Kerja
- Setiap Standar dinyatakan dengan angka yang pasti
- Semua Standar harus dipahami oleh semua Karyawan
- Teknik Penilaian mencakup :
a. Test Individu
b. Presentasi Individu tentang hasil kerjanya
c. Penilaian oleh Atasan Langsung
- Hasil Penilaian dua orang sub ordinat, akan menjadi penentu akhir
Hasil Penilaian bagi Atasannya. Bila satu orang sub ordinatnya gagal
maka atasannya juga gagal.
 Teknik Wawancara dan Evaluasi
- Mendiskusikan Kekurangan (yang tidak sesuai standar) pada
karyawan untuk diperbaiki
- Karyawan diberi kesempatan menceritakan masalahnya

6. PENILAIAN KINERJA INDIVIDU


 Sasaran
1. Menghasilkan Data yang akurat berkenaan dengan Perilaku dan Kinerja karyawan untuk
dasar pengambilan Keputusan Kepersonaliaan
2. Menghasilkan alat bantu untuk para Pimpinan dalam program pengembangan Kinerja
Karyawan
 Standar dan Ukuran
- Satu Standar Ukuran untuk satu Aktifitas Kerja
- Setiap Standar dinyatakan dengan angka yang pasti
- Semua Standar harus dipahami oleh semua Karyawan
- Teknik Penilaian mencakup :
a. Test Individu
b. Presentasi Individu tentang hasil kerjanya
c. Penilaian oleh Atasan Langsung
- Hasil Penilaian dua orang sub ordinat, akan menjadi penentu akhir

18
Hasil Penilaian bagi Atasannya. Bila satu orang sub ordinatnya gagal
maka atasannya juga gagal.
 Teknik Wawancara dan Evaluasi
- Mendiskusikan Kekurangan (yang tidak sesuai standar) pada
karyawan untuk diperbaiki
- Karyawan diberi kesempatan menceritakan masalahnya

b) Ruang Lingkup Bidang Kepersonaliaan


1. PEREKRUTAN
 Sasaran
• Memikat dengan Tepat para pencari kerja yang Qualified
• Memenuhi KEBUTUHAN organisasi
• Menggali Informasi dari pelamar yang sudah berpengalaman luas
 Sumber Perekrutan
• Sumber Internal
- Menyeleksi karyawan Potensial dan Kompeten untuk mengisi posisi yang dibutuhkan
dalam organisasi
- Memberikan kesempatan promosi bagi karyawan yang kompeten melalui persaingan
yang sehat
• Sumber Eksternal
- Hanya dilakukan bila tidak ada sumber internal
- Boleh dilakukan untuk mengisi posisi yang memerlukan keahlian khusus dan tidak
dimiliki oleh karyawan yang ada
Catatan :
1. Perekrutan Tenaga Kerja hanya dapat dilakukan atas ijin tertulis dari Direktur
Terkait.
2. Dilarang Keras merekrut Tenaga Bulanan Tetap di Proyek, kecuali untuk
Tenaga Panen dan Pabrik.
3. Semua pekerjaan diluar Panen & Pabrik dilakukan dengan Pola borong oleh
Kepala Kerja
4. Dilarang Keras mempekerjakan Buruh Harian Lepas

19
2. SELEKSI
 Sasaran
• Memperoleh Orang-orang terbaik untuk pekerjaan tertentu
• Menolak pelamar yang tidak Qualified tanpa kompromi
• Menjaga agar semua karyawan perusahaan tetap memilki standar kualifikasi yang unggul.
 Prosedur Seleksi
• Standar Blanko Formulir Pelamar, yang berisi keterangan tentang
- Tingkat Pendidikan & Nilainya
- Pengalaman Kerja & Organisasi
- Usia
- Marital Status
• Seleksi Awal
- Pelamar yang tidak memenuhi syarat langsung disisihkan, tanpa harus diteruskan ke
proses selanjutnya (Pelamar jenis ini harus di beri surat penolakan yang elegant )
• Tes Seleksi
- Psikotest , untuk melihat kemungkinan selarasnya kemampuan dan kepribadian
pelamar dengan persyaratan jabatan
• Pemeriksaan Fisik & Kesehatan
- Menyisihkan pelamar yang mempunyai kondisi fisik tidak baik
- Memperoleh catatan tentang kondisi fisik pelamar sebagai antisipasi terhadap klaim
di kemudian hari
• Wawancara dengan Atasan
- Konfirmasi atas semua catatan yang sudah terkumpul
- Mengevaluasi kecakapan teknis
• Keputusan Pengangkatan
- Atasan langsung yang memiliki wewenang atas keputusan akhir

3. ORIENTASI & PELATIHAN


 Sasaran
• Pengenalan tentang Organisasi, Fungsi, Orang dan Tugas-tugasnya
• Pengenalan tentang Norma, Peraturan dan Nilai-nilai Organisasi

20
• Menyelaraskan keahlian, Pengetahuan dan Sikap Individu agar sejalan dengan
kebutuhan Perusahaan yang terus berkembang
 Program Orientasi
• Program Induksi atau Pengenalan tentang :
- Filosofi Organisasi
- Jenis Usaha dan Core Business
- Struktur, Otoritas & hubungan Tanggung Jawab dalam Organisasi
- Kebijakan dan Peraturan Perusahaan
• Program Sosialisasi
- Pengenalan lokasi tempat kerja
- Penekanan Pola Perilaku dan Disiplin Perusahaan
- Penekanan atas pentingnya Transparansi dalam organisasi
- Penyesuaian terhadap Sistim Nilai dan Norma dalam TEAM WORK
• Program Pelatihan
- Melengkapi kekurangan atas Keahlian dan Pengetahuan Individu ( misalnya : Teknis
Agronomis, Proses Pengolahan CPO, dll)
- Mengisi dan Menambah Keahlian sebagai antisipasi pengembangan di masa depan
- Kelulusannya merupakan persyaratan jabatan dalam kemajuan karier
• Prosedur Pelatihan
- Tahap Penyesuaian terhadap Kebutuhan Organisasi
a). Siapa yang perlu dilatih; b). Jenis Pelatihan apa; c). Siapa yang Melatih
- Tahap Pelatihan ; Jadwal dan Bentuk peltihan
- Tahap Evaluasi ; Rangking Karyawan

4. PENGGAJIAN
 Sasaran
• Memikat dan Menahan atas Basis jangka Panjang
• Memenuhi kebutuhan yang Wajar dan Layak serta Tepat Waktu
• Meningkatkan Moral Kerja
 Struktur Upah dan Tunjangan Pelengkap ( Fringe Benefit )
• Struktur Upah

21
- Menerapkan Basis pengupahan berdasarkan Kepangkatan dan Golongan
- Menerapkan Sistim TANI ( Total Annual Income ) untuk Staf
- Angka besaran dalam TANI harus dikurangi oleh PPh 21
- Menggunakan prinsip KESETARAAN dan SEBANDING dengan organisasi lain
yang sejenis
• Tunjangan Pelengkap
- Menyesuaikan dengan Peraturan Pemerintah dan Perundang- undangan
- Menyesuaikan dengan organisasi sejenis
- Memperhitungkan agar Upah dan Tunjangan tidak melebihi TANI minus PPh 21
• Waktu Penggajian
- Staf (Kantor Pusat & Proyek)
a. Gaji Rutin
Waktu Penggajian ditetapkan berdasarkam formula tanggal terakhir pada Bulan
berjalan dikurangi dua ( 31 – 2 atau 30 -2 ) atau selalu jatuh pada tanggal 29 atau
tanggal 28; kecuali bulan Februari
b. Gaji pada Hari Besar Agama ( Idul Fitri & Natal)
Waktu Penggajian ditetapkan berdasarkam formula tanggal Hari Besar dikurangi
dua ( 31 – 6 ) untuk memberi kesempatan karyawan untuk mempersiapkan
perayaan pada Hari Besarnya. Bagi karyawan yang mengambil hak cutinya, gaji
diberikan dua hari sebelum tanggal mulai cuti
- Non-Staf ( Karyawan Bulanan )
a. Gaji Rutin
Waktu Penggajian ditetapkan berdasarkam formula tanggal terakhir pada Bulan
berjalan dikurangi dua ( 31 – 2 atau 30 -2 ) atau selalu jatuh pada tanggal 29 atau
tanggal 28; kecuali bulan Februari
b. Gaji pada Hari Besar Agama ( Idul Fitri & Natal)
Waktu Penggajian ditetapkan berdasarkam formula tanggal Hari Besar dikurangi
enam ( 31 – 6 ) untuk memberi kesempatan karyawan untuk mempersiapkan
perayaan pada Hari Besarnya.
Bagi karyawan yang mengambil hak cutinya, gaji diberikan dua hari sebelum
tanggal mulai cuti

22
- Non-Staf ( Karyawan Harian )
a. Gaji Rutin
Waktu Penggajian dilaksanakan dua kali dalam satu bulan , yaitu setiap tanggal 15
bulan berjalan untuk perhitungan 16 - 17 hari kerja dari tanggal 25 bulan
sebelumnya hingga tanggal 10 bulan berjalan. Penggajian kedua dilaksanakan
pada tanggal 5 bulan depan untuk perhitungan 13-14 hari kerja dari tanggal 11 bulan
berjalan hingga tanggal 24 bulan berjalan. Besarnya Upah Individu tergantung dari
Absensi yang dilakukan oleh Asisten Kebun dan telah disah kan oleh Kepala
Kebun.
b. Gaji pada Hari Besar Agama ( Idul Fitri & Natal)
Waktu Penggajian ditetapkan berdasarkam formula tanggal Hari Besar dikurangi
dua ( 31 – 6 ) untuk memberi kesempatan karyawan untuk mempersiapkan
perayaan pada Hari Besarnya.

5. PENILAIAN KINERJA INDIVIDU


 Sasaran
1. Menghasilkan Data yang akurat berkenaan dengan Perilaku dan Kinerja karyawan
untuk dasar pengambilan Keputusan Kepersonaliaan
2. Menghasilkan alat bantu untuk para Pimpinan dalam program pengembangan
Kinerja Karyawan
 Standar dan Ukuran
- Satu Standar Ukuran untuk satu Aktifitas Kerja
- Setiap Standar dinyatakan dengan angka yang pasti
- Semua Standar harus dipahami oleh semua Karyawan
 Teknik Penilaian Karyawan
- Teknik Penilaian mencakup :
a. Test Individu
b. Presentasi Individu tentang hasil kerjanya
c. Penilaian oleh Atasan Langsung
- Hasil Penilaian dua orang sub ordinat, akan menjadi penentu akhir Hasil Penilaian
bagi Atasannya. Bila satu orang sub ordinatnya gagal maka atasannya juga dianggap

23
gagal.
 Teknik Wawancara dan Evaluasi
- Mendiskusikan Kekurangan (yang tidak sesuai standar) pada karyawan untuk
diperbaiki
- Karyawan diberi kesempatan menceritakan masalahnya

6. PENERAPAN KEDISIPLINAN
 Sasaran
• Memastikan bahwa Perilaku Karyawan terpelihara sesuai Aturan Perusahaan
• Mengangkat Moral Kerja dan Efektifitas Kerja
• Membangun Budaya – Good Corporate Governance
 Aturan Tungku Panas
Bagi bisnis Perkebunan, yang umumnya jauh dari kantor pusat, memerlukan
Pendekatan Disiplin yang Keras, Melanggar Kedisiplinan pasti Ditindak atau
menyentuh Tungku Panas Pasti Terbakar .
- Menerapkan aturan perusahaan tentang Kedisiplinan Penggunaan Dana ;
Penyalah Gunaan yang menyangkut UANG akan ditindak tegas tanpa pilih-pilih,
besar kecil atau pegawai tinggi atau rendah akan di PHK tanpa melalui Tahapan
Tindakan Hukuman
- Menerapkan aturan perusahaan tentang Kedisiplinan lain diluar kedisiplinan
penggunaan dana diatur dalam aturan umum.perusahaan
- Memberi HUKUMAN yang TEPAT, SEGERA dan KONSISTEN terhadap segala
tindakan Pelanggaran
 Proses Penerapan Kedisiplinan
- Men-sosialisasikan Aturan Kedisiplinan pada seluruh Karyawan
- Mem-verikasi Pelaksanaannya
- Membandingkan Pelaksanaan dengan Aturan yang berlaku
- Mengambil Tindakan dengan Cepat dan Tepat sesuai Bukti
 Tahapan Tindakan Hukuman
- Surat Teguran – untuk pelanggaran kesatu
- Surat Peringatan – untuk pelanggaran kedua dst-nya hingga

24
Pelanggaran ke 3. dan yang ke 4 akan di
PHK bila pengulangan pelanggaran itu
terjadi dalam periode 1 tahun.

c) Ruang Lingkup Bidang Community Relations


1. INTERNAL COMMUNITY RELATIONS
Sasaran

• Menekan sekecil mungkin Potensi Ketidakpuasan Karyawan terhadap Manajemen


• Membina agar Karyawan bekerja sepenuh hati sesuai imbalan yang telah di terima
• Meningkatkan citra perusahaan di mata karyawan dan keluarganya.

Employee Communication

- Program Interaksi Sosial sebagai jalinan Hubungan Non-formal untuk menjaga agar

Problem yang muncul tidak mudah berkembang menjadi lebih serius ( kegiatan Olahraga,

keagamaan, kesenian dll)

- Program Partisipatif untuk membuat karyawan merasa bagian dari Perusahaan

( Menyediakan Rumah Ibadah, karyawan sebagai Pengkhotbah , Koperasi Karyawan dll )

- Program penguatan Kelembagaan Ikatan Karyawan sebagai saluran komunikasi yang

efektif

Employee Mobilization

- Melembagakan Sistim Kemandoran (kelompok kerja aktif)

- Mempertandingkan Kinerja tiap Kemandoran memperebutkan Trophy Perusahaan dan

Hadiah lain yang menarik lainnya

Employee & Familiy Gathering

- Membangun Atmosfir dimana Karyawan dan Keluarganya merasa dihargai oleh Perusahaan (
Program Family Day )

25
2. FASILITAS KARYAWAN
Sasaran

• Memikat dan Menahan atas Basis jangka Panjang

• Memenuhi kebutuhan yang Wajar dan Layak untuk Karyawan

• Meningkatkan Moral Kerja

Program Fasilitas untuk Staf

• Car Ownership Program ( COP) dan Motor Cycle Ownership Program ( MCOP)

- Sudah Bekerja pada Perusahaan minimal 1 (satu) tahun

- Fasilitas COP/MCOP diberikan 5 (lima) tahun sekali

- COP/MCOP di atur secara tersendiri berdasarkan Kepangkatan dan Golongan

3. EXTERNAL COMMUNITY RELATIONS


Sasaran

• Menekan sekecil mungkin Potensi Ketidakpuasan Masyarakat sekitar terhadap

Perusahaan

• Membina agar Aparat Pemerintah terkait dapat bermitra dengan baik dengan

Perusahaan sesuai bidang tugasnya

• Meningkatkan citra perusahaan di mata Pemerintah dan Masyarakat.

Government Relations

- Menjalin Hubungan Non-formal dengan Aparat Pemerintah terkait untuk menjaga agar

Problem yang muncul tidak mudah berkembang menjadi lebih serius ( pertemuan rutin -

anjangsana)

26
- Program Partisipatif untuk membuat Pemerintah setempat merasakan kehadiran Perusahaan
sebagai aset daerah yang berkontribusi pada pembangunan daerah.

- Melibatkan diri dalam Forum Ikatan Pengusaha Perkebunan sebagai saluran komunikasi yang
efektif dengan Pemerintah setempat.

Kemitraan Dengan Masyarakat Sekitar

- Melembagakan Sistim Kelompok Petani membentuk Koperasi Unit Desa yang bermitra

dengan perusahaan dalam pengadaan Saprodi , alat transport TBS, kendaraan roda dua

buat pengurus KUD dll

- Melibatkan Pengurus KUD sebagai pengurus manajemen PLASMA .

- Community Development ( Corporate Social Resposibilities – CSR )

- Membangun Atmosfir dimana Masyarakat sekitar merasa dihargai oleh Perusahaan ( Program
penyediaan benih padi dan palawija lainnya serta buah-buahan dll.)

E. Lay Out Ruangan dan Alat


Pabrik Minyak Kelapa Sawit Kapasitas 45 Ton TBS per Jam
Pabrik kelapa sawit ini menggunakan rebusan 4 buah vertical sterilizer dengan kapasitas masing-
masing 25 ton. Untuk mengurangi losses pada rebusan di pasang Empty Bunch Shreder dan Press
untuk mengutip minyak pada janjang kosong. Proses pemurnian minyak dari minyak mentah
menjadi CPO digunakan Decanter 3 Phase dan Separator dengan system D3 PRO. Untuk
memperoleh kualitas Kernel yang bagus dan bersih, Nut sebelum masuk Ripple Mill di sortir
berdasarkan dimensi dengan Nut Grading Drum. Pemisahan campuran pecahan Kernel dan Shell
setelah LTDS 2 menggunakan Hydrocycole sehingga prosesnya bersih dan tanpa menggunakan
bahan kimia seperti pada Claybath.

Gambar 1 Denah Pabrik

27
Keterangan
No. Description No. Description
1. Jembatan Timbang 14. Boiler Station
2. Central Office 15. Threshing Station
3. Mushollah 16. Pressing Station
4. Car Park 17. Kernel Recovery Station
Empty Bunch Shreder And
5. Despatch Sheet 18.
Press
6. Loading Ramp 19. Sludge Pit
7. Storage Tank 20. Clarification Station
8. Canteen 21. Kernel Storage
9. Mill Office 22. Composting Plant
10. Sterilizer Station 23. Toilet Block
Water Treatment
11. 24. Wharehouse
Plant
12. Power Station 25. Workshop
Demineralization
13.
Plant

Stasiun Proses
1. Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception) Loading Ramp
Dengan menggunakan rebusan vertical sterilizer maka untuk menerima tandan buah segar dan
mengirimkannya ke rebusan cukup dengan menggunakan scrapper bar conveyor yang di
gerakkan oleh Hydraulic motor. Cages (lori) tidak di gunakan seperti pada system Horizontal
sehingga kebutuhan bangunan juga tidak terlalu luas.

2. Stasiun Rebusan (Sterilizer Station)


Terpasang 4 buah unit Vertical Sterilizer kapasitas masing-masing 25 ton yang di kontrol secara
interlock melalui Cylinder Hydraulic dan valve menggunakan control Pneumatic. Control system
menggunakan unit PLC dan untuk berkomunikasi (menginput variable yang di perlukan) antara
mesin dengan operator terdapat piranti HMI yang terpasang panel panel kontrol.

28
Gambar 2 Stasiun Perebusan

3. Stasiun Penebah (Threshing Station)


Pemisahan antara buah dengan janjang kosong menggunakan 2 unit Thresher Drum dengan
kapasitas masing-masing 45 ton/jam yang di gerakkan oleh geared motor 22 kW. Janjang kosong
yang ada tidak langsung di buang tetapi melewati mesin pencacah dan pemeras untuk mengutip
sisa minyak yang ada sehingga hasil akhir dari proses ini janjang kosong sudah berubah menjadi
fiber.

Gambar 3 Stasiun Penebah

4. Stasiun Kempa (Pressing Station)


Pengutipan minyak dari buah menggunakan 4 buah Digester dengan kapasitas masing-masing
4500 liter dan mesin Press dengan kapasitas masing-masing 15 Ton/jam yang di gerakkan oleh
geared motor 30 kW.

Gambar 4 Stasiun Kempa

29
5. Stasiun Pengutipan Inti (Kernel Recovery Station)
Hal yang penting menjadi catatan dari stasiun ini adalah terdapat Nut Grading Drum untuk
membagi berdasarkan besaran Nut sehingga mempermudah dalam penyetelan Ripple MIll.
Penggunaan Hydrocyclone untuk membuat proses pemisahan menjadi bersih dan tidak
menggunakan bahan kimia.

Gambar 5 Stasiun Pengutipan Inti

6. Stasiun Klarifikasi (Clarification Station)


Proses pemurnian minyak menggunakan 1 buah Decanter 3 Phase yang di gerakkan oleh motor
55 kW dan 1 buah Separator 45 kW untuk mengutip minyak pada slude. Dengan Proses D3 PRO
selain menghasilkan CPO dengan kualitas bagus dan Sludge juga menghasilkan limbah solid
sehingga memerlukan conveyor solid dan sebuah Hooper penampung limbah solid.

Gambar 6 Stasiun Pemurnian Minyak

7. Stasiun Boiler (Boiler Station and Demineralization Plant)


Uap diperlukan untuk membangkitkan listrik, proses memasak dan proses pabrik. Digunakan 1
buh Boiler kapasitas 27 Ton /jam. Boiler memerlukan Bahan Bakar berupa Fiber dan Shel
sehingga di perlukan Material Handling berupa Conveyor untuk melengkapinya. Air yang di
supplay dari Water Treatment Plant untuk di masak pada boiler sebelumnya harus melalui proses
Demineralization untuk menetralkan mineral air yang ada.

30
Gambar 7 Stasiun Pembangkit Tenaga Uap

8. Stasiun Tenaga (Power Station)


Dalam proses normal, kebutuhan power listrik pabrik di supplay oleh 1 buah Turbine Uap
kapasitas 1400 kW. Untuk pembangkitan awal sebelum boiler siap dan turbine belum beroperasi
digunakan 2 buah Generator Set kapasitas 500 kW dan 1 buah Generator Set 200 kW.

Gambar 8 Stasiun Pembangkit Tenaga Listrik

9. Stasiun Penjernihan Air (Water Treatment Plant)


Kebutuhan air untuk pabrik di suplay dari sungai terdekat dari area kebun kemudian di tampung
oleh waduk buatan. Air dalam waduk di pompa dengan menggunakan multistage pump kapasitas
45 kW ke pabrik melalui proses injeksi kimia dan di endapkan pada water basin. air yang terdapat
pada water basin kemudian di pompakan melewati penyaringan pada presure sand filter yang di
dalamnya terdapat pasir kuarsa menuju Over Head Water Tank. Air Ini di gunakan untuk Boiler,
Kebutuhan Proses Panas dan dingin, Keperluan Domestik, Washer (bersih-bersih pabrik) dan
suplay untuk Fire Hydrant.

31
Gambar 9 Stasiun Penjernihan Air

10. Kolam Limbah (Effluent Treatment Plant)

Gambar 10 Kolam Pengolahan Limbah

 Kolam limbah terdiri dari :


• 2 unit kolam pendinginan (Cooling pond)
• 3 unit kolam pembiakan bakteri (Mixing Pond)
• 2 unit kolam Anaerobic
• 3 unit kolam pengendapan
• 1 unit kolam aerasi
• 1 unit kolam pelepasan

 Bangunan Penunjang
1. Weightbridge 11. Canteen dan Locker Karyawan
2. Loading Ramp 12. Mushola
3. Condensate Pit and
13. Toilet
Sludge Pit
4.Acces Road, Culvet
14. Power Panel Control Room
and Drainasee
5. Gate and Fencing 15. Raw Water River Pump House

32
6. Guard House 16. Water Treatment Pump House
17. Raw Water Reservoir ( waduk
7. Car Port
air )
18. Water Clarifier Resevoir kap
8. Head Office
600 sd 800 m3
9. Work Shop dan Ware 19. Pump sheed for Condensate,
House Sludge Pit, Effluent Pump
10. Mill Office dan
Laboratorium

 Tujuan
Pengoperasian kolam limbah secara benar dan tepat untuk mendapatkan hasil pengolahan
yang optimum sehingga air limbah yang diolah sesuai dengan baku mutu limbah cair yang
berlaku.
 Definisi
Kolam limbah adalah suatu unit instalasi pengolahan air limbah yang terdiri dari kolam
Mixing Pond, Anaerobik Primer 1, Anaerobik Primer 2, Anaerobik Sekunder 1,Anaerobik
Sekunder, Fakultatif , Aerobik 1,Indikator 1, Indikator 2, Indikator 3, yang berguna sebagai
tempat mengolah limbah cair (menurunkan kadar polutan hingga sesuai dengan baku mutu
limbah cair) sebelum dialirkan ke lahan.
 Penanggung jawab : Mill Manager
 Ruang Lingkup
SOP ini berlaku dalam kawasan Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.
………………………………
Referensi
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

33
3. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 28 Tahun 2003 tentang Pedoman
Teknis Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah dari Industri Minyak Sawit pada Tanah di
Perkebunan Kelapa Sawit.
4. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 29 Tahun 2003 tentang Pedoman
Syarat dan Tata Cara Perizinan Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit pada
Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit.
5. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-51/MENLH/10/1995 Baku
Mutu Limbah Cair untuk industri
6. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 122 Tahun 2004 tentang perubahan
atas Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-
51/MENLH/10/1995,Baku Mutu Limbah Cair untuk industry

 Prosedur
a. Persiapan kegiatan
1. Pastikan jumlah pekerja yang mengawasi kegiatan pada instalasi pengolahan air limbah
cukup.
2. Periksa semua kelengkapan Alat Pelindung Diri (APD) untuk pekerja (Masker, sarung
tangan karet, sepatu boot)
3. Pengawas harus dilengkapi alat komunikasi (HT)
4. Berikan briefing singkat sebelum memulai pekerjaan (Safety Talks).
5. Periksa semua pompa, valve (katup/keran), kondisi system pemipaan dalam lokasi IPAL

b. Pelaksanaan kegiatan
1. Periksa ketinggian maksimum air limbah pada masing-masing kolam. Periksa semua
saluran antar kolam.
2. Periksa semua tanggul kolam pastikan tidak terdapat rembesan dan kebocoran.
3. Lakukan perawatan tanaman penutup tanah pada semua tanggul.
4. Lakukan pengambilan solid pada permukaan kolam anaerob 1 bila sudah tebal.
5. Lakukan pengambilan sampel pada kolam anaerobik 2,indikator 1 dan indikator 3

c. Penghentian kegiatan

34
1. pastikan semua peralatan dalam kondisi tidak aktif
2. pastikan semua peralatan kerja dikumpulkan dan terawat dengan baik.

d. Pelaporan
1. Jumlah limbah harian yang dihasilkan PKS
2. pH harian limbah yang dihasilkan PKS
3. Pengambilan sampel air dan analisis dari kolam limbah kontrol setiap 1 bulan sekali.
4. Pengambilan sampel air dan analisis dari sungai pondok damar setiap 1 bulan sekali.

 Ketentuan K3
1. Petugas harus menjamin bahwa tugasnya dilaksanakan secara penuh perhatian terhadap K3
2. Peralatan K3 yang sesuai ( helm, sarung tangan dan masker) harus dipakai selama bekerja

 Introduction
D3 PRO adalah suatu system pengolahan minyak tanpa menambahkan air pengencer setelah
Minyak kotor keluar dari screw press (sedangkan steam dan hot water di proses sebelumnya tidak
di ubah, tidak ada perubahan di dalam extraction efficiency).
UNDILUTED CRUDE hasil screw press setelah melalui desander cyclone akan langsung di
dimasukkan ke decanter yg mempunyai gaya centrifugal ~3000 G force, dimana apapun jenis
dan- merk decanter nya , crude oil ini akan terpisah-kan dan membentuk lapisan berdasarkan
perbedaan berat jenis menjadi:
a. Oil (light phase)
b. Emulsion if any + water with nos (heavy Phase)
c. Solid

35
Gambar 11 Decanter 3 Phase

2. Process Flow

Gambar 12 Stasiun Pemurnian Minyak

Crude oil dari press masuk ke sand trap tank. Overflow dari sand trap tank mengalir ke
COT pertama yang berkapasitas 7 m3. dengan terlebih dahulu melalui Vibrating screen double
deck dengan mesh 20 untuk ke dua deck.
Dari COT 1 di pompakan ke COT 2 yang mempunyai kapasitas sama dengan COT 1
melalui Sand Cyclone Singgle Stage (SSC). Dari COT 2 crude oil dipompakan ke Decanter buffer
tank yang berkapasitas 3-6 M3 dengan terlebih dahulu melalui sand cyclone double stage. Dari
Decanter feed tank crude oil di proses oleh decanter, dimana out put dari decanter terdiri dari 3
phase :
1. Solid (biasanya di tampung di hopper seberum diaplikasi ke lapangan).

36
Gambar 13 Solid Hooper

1. Light phase dengan kandungan kotoran di bawah 0.05 persen akan di tampung di light
phase tank untuk di simpan ke skimming tank dengan kapasitas 30 ton. Setelah itu minyak
murni tersebut akan di proses oleh vacuum drier untuk di kurangi kandungan moistnya
menjadi di bawah 0.2 persen. Hasil dari Vacuum drier akan di kirim ke oil storage tank
untuk selanjutnya dijual ke customer
2. Heavy phase dengan kandungan minyak di bawah 8 persen akan di tampung di heavy phase
tank, untuk selanjutnya di tampung di sludge tank dengan kapasitas 30 ton, untuk
selanjutnya di pompakan ke sludge buffer tank dengan kapasitas 3-5 M3 sebagai umpan
dari slude separator. Light phase dari sludge separator akan di kirim kembali ke process
yang sebelumnya akan di koleksi di reclaimed tank, sedangkan heavy phase separator
dengan kandungan minyak di bawah 1 persen to O/WM akan dikirimkan ke final effluent,
untuk selanjutnya di kirim ke kolam limbah.

Untuk condensate dari sterilizer akan di kutip di fat-pit untuk di ambil minyaknya dan di
kumpulkan di reclaimed tank, untuk selanjutnya di olah kembali ke process bersamaan dengan
light phase separator.

37
Gambar 14 Sludge Separator

3. D3 PRO Unit

Gambar 15 Heavy Phase Pump

Standart unit yang dipakai untuk system D3 PRO adalah :


1. Sand trap tank dengan kapasitas 10 M3 (by kontraktor)
2. Vibrating screen double deck dengan mesh 20 (by kontraktor)
3. Crude oil tank 1 kapasitas 7 M3 (by kontraktor)
4. Sand cyclone singgle stage/SSC c/w pompa (by AIfa Laval)
5. Crude oil tank 2 kapasitas 7 M3 (by Kontraktor)
6. Sand cyclone second stage/STC c/w pompa (by Alfa Laval)
7. Decanter feed tank kapasitas 5 M3 (by kontraktor)
8. Decanter (by Alfa Laval)

38
9. Light phase tank kap 3 M3 (by kontraktor)
10. Pompa dari light phase tank ke pure oil tank (by kontraktor)
11. Pure oil tank kapasitas 30 M3 (by kontraktor)
12. Pompa pure oil tank ke skimmed tank (by kontraktor)
13. Skimmed oil tank kapasitas 30 M3 + stand by pump (by kontraktor)
14. Vacuum drier c/w vacuum pump & drier oil pump (alfa laval)
15. Heavy phase tank kap 3 M3 (by kontraktor)
16. Pompa dari heavy phase tank ke sludge tank (by kontraktor)
17. Sludge tank kap 30 M3 (by kontraktor)
18. Hot water tank kapasitas 3 M3 (by kontraktor)
19. Sludge separator PASX 710 (by Alfa laval)
20. Solid conveyor (by kontraktor)
21. Reclaimed oil tank kapasitas 3 M3 (by Kontraktor)

4. Lay Out Dimention

Gambar 16 D3 ProLayout

a) Luas bangunan stasiun klarifikasi : 21 x28 M2


b) Ketinggian dari lantai ke ujung buffer tank : 13 M
c) Luas platform decanter & vacuum Drier 5 x 10 M2 dengan ketinggian 3.5 M dari lantai
d) Luas plat form untuk decanter feed tank : 5 x 6 M2 dengan ketinggian dari lantai 11 M

39
Gambar 17 CHD Vertical Sterilizer Patent

Penjelasan Umum

Gambar 18 Vertical Sterilizer Body

Ketel rebusan jenis Vertical Sterilizer ini di desain untuk tekanan kerja uap 3.5 bar
berkapasitas 25 ton TBS per Cycle perebusan dengan pintu charge atas dan discharge bawah jenis
clutch door system buka tutup dan lock ring menggunakan hydraulic power pack.
Untuk memasukkan buah, ketel rebusan ini di lengkapi dengan telescopic chute dan sliding
dor yang terpasang pada conveyor pembagi yang digerakkan oleh hydraulic cylinder. Pada posisi
pintu discharge dilengkapi dengan ” Auger” screw conveyor untuk bantu keluarkan TBS yang
sudah masak yang dapat di atur kecepatannya melalui inverter (variable speed control). Pasa
posisi tengah tabung rebusan dilengkapi dengan ” Arch Breaker ” jenis screw conveyor untuk
membantu menurunkan TBS masak dengan cover plate untuk melindungi hantaman TBS saat
pengisian rebusan.

40
Rebusan ini dilengkapi dengan system hydraulic dan pneumatic yang akan di kendalikan
oleh sebuah panel pusat PLC dengan mimic diagram dan display record juga lokal panel yang
terpasang pada lantai atas dan lantai bawah rebusan.
Konstruksi pembuatan ketel rebusan ini mengikuti peraturan IPNKK ( Depnaker ) atau
setara dengannya dan dapat diterima.

Gambar 19 Vertical Sterilizer Diagram

F. Rencana Pemasaran
Minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil yang untuk selanjutnya disingkat CPO merupakan
komoditas yang mempunyai nilai strategis. Salah satunya disebabkan karena CPO merupakan
bahan baku pembuatan minyak makan, sementara minyak makan merupakan salah satu dari
sembilan kebutuhan pokok bangsa Indonesia.
Permintaan akan minyak makan di dalam dan di luar negeri yang kuat dan terus meningkat
merupakan indikasi pentingnya peranan komoditas kelapa sawit dalam perekonomian bangsa.
Kebutuhan minyak nabati dan lemak dunia juga terus meningkat sebagai akibat dari pertumbuhan
penduduk dan peningkatan pendapatan domestik bruto, agar kebutuhan tersebut terpenuhi maka
pemerintah mendorong peningkatan pengusahaan kebun kelapa sawit.
Pasar minyak sawit ( CPO ) banyak diserap oleh industri pangan, terutama industri minyak
goreng dan industri non pangan seperti industri kosmetik dan nonpangan. Bahkan , minyak sawit
sudah mulai banyak dimanfaatkan sebagai salah satu sumber bahan bakar (palm biodiesel).

41
G. Strategi Pemasaran
Perusahaan harus berupaya untuk mempertahankan dan memelihara kekuatan yang dimiliki
untuk meraih peluang yang ada serta mengatasi kelemahan untuk menghadapi ancaman. Strategi
perusahaan berusaha untuk memantapkan pasar yang ada melalui usaha pemasaran yang lebih
aktif dan intensif. Strategi berikutnya adalah melakukan pengembangan produk dan menjalin
kerjasama dengan pihak terkait untuk pasar baru dan memperluas serta mengembangkan.

Matrik SWOT
Internal Factor Evaluation Strengths (S)
1. Pengembangan dan informasi Pasar
2. Sistem joint venture marketing
3. Sumber daya keuangan
4. Kualitas SDM
5. Mekanisme melalui sistem tender/lelang
6. Kualitas dan keunggulan CPO
7. Visi dan misi perusahaan
8. Pelayanan kepada pelanggan
9. Jaringan pemasaran

Weaknesses (W)
1.Promosi yang dijalankan perusahaan belum optimal
2.Pengembangan dan inovasi produk
3.Saluran distribusi produk

External Factor Evaluation Opportunities (O)


1.Potensi industri CPO Indonesia yang masih sangat besar
2.Permintaan dan pasar CPO dunia yang terus meningkat
3.Kebijakan pemerintah
4.Penduduk Indonesia yang terus bertambah
5.Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
6.Kepercayaan dengan pelanggan.

42
Strategi Strengths
Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada
di luar perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan Strength untuk meraih Opportunity. Alternatif
strategi Strengths

Opportunities antara lain adalah :


1. Mengembangkan Riset Pemasaran
Kekuatan yang dimiliki perusahaan adanya program pengembangan, penelitian dan informasi
pasar yang bertujuan untuk mengembangkan potensi perusahaan secara maksimal baik dari aspek
internal maupun eksternal.
Pengembangan yang lebih intensif melalui pembentukan divisi/job description yang secara
khusus menangani riset pemasaran. Perlu kerjasama dengan lembaga praktisi maupun akademisi.
Permasalahan pemasaran khususnya bidang pertanian menjadi hambatan sehingga diperlukan
pemecahan masalah yang tepat melalui riset pemasaran.

2. Pengembangan Pasar CPO berbasis ICT/ information communication technology


Perusahaan juga sudah mempunyai website/situs sendiri yang dipergunakan untuk menyediaan
dan memberikan informasi yang cepat, tepat dan akurat. Misalnya informasi mengenai jadwal
lelang/tender, pergerakan harga minyak CPO dunia khususnya di bursa Rotterdam dan MDEX,
dan berita-berita update yang terkait dengan ruang lingkup bisnis perusahaan
Penggunaan TIK harus diterapkan secara optimal khususnya dalam aspek pemasarannya.
Pengembangan yang intensif dalam penerapannya TIK diharapkan dapat memberikan
keuntungan dan kemudahan, baik bagi perusahaan maupun konsumennya. Oleh karena itu perlu
adanya pengembangan pemasaran berbasis ICT salah satunya dengan menerapkan sistem e-
commerce.

3. Meningkatkan pelayanan melalui CRM/Costumer relationship management


Mempunyai hubungan langsung dengan setiap konsumennya diharapkan dapat meningkatkan
hubungan baik dengan konsumennya melalui Customer relationship management (CRM), yaitu
strategi tingkat korporasi, yang berfokus pada pembangunan dan pemeliharaan hubungan dengan
pelanggan.

43
Sasaran utama dari CRM adalah untuk meningkatkan pertumbuhan jangka panjang dan
profitabilitas perusahaan melalui pengertian yang lebih baik terhadap kebiasaan (behavior)
pelanggan sehingga dapat menimbulkan loyalitas pelanggan. CRM bertujuan untuk menyediakan
umpan balik yang lebih efektif.

Strategi Weaknesses - Opportunities Mengembangkan strategi penetrasi pasar


1. Mengembangkan strategi penetrasi pasar
Pengembangan penetrasi pasar berusaha untuk mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk
produk dan jasa yang sudah ada sekarang melalui kegiatan pemasaran yang lebih gencar. Produk
CPO yang sangat tinggi tingkat fleksibilitas turunannya menjadi pasar yang sangat potensial

2. Membangun pusat-pusat distribusi dan informasi produk CPO


Penambahan gudang penyimpanan / pusat distribusi CPO khususnya di tempat yang
berpotensial seperti kota-kota besar dan pusat distribusi ke luar negeri. membuat pusat informasi
mengenai produk CPO secara lengkap dan akurat. Misalnya mengenai data produksi, harga,
permintaan, penawaran CPO serta analisa pasarnya di seluruh dunia. Jadi bukan saja menjadi
perusahaan pemasar komoditi tetapi menjadi perusahaan penyedia layanan informasi yang
berbasiskan ICT, suatu nilai tambah tersendiri khususnya peningkatan pelayanan masyarakat
secara luas.

Strategi Strengths - Threats


Perusahaan berusaha untuk mengurangi dampak dari ancaman eksternal. Strategi dibuat
untuk meminimalkan ancaman yang dihadapi perusahaan dengan memaksimalkan kekuatan yang
ada, alternatif strategi S-T adalah sebagai berikut.
1) Penguatan dan pengembangan kerjasama jangka panjang dengan perusahaan
mitra/produsen untuk menjamin kontinuitas ketersediaan produk.
Tingkat ketergantungan terhadap pemasok / perusahaan produsen sangatlah tinggi, perlu
adanya hubungan yang baik melalui kerjasama jangka panjang dalam pemenuhan/ketersediaan
stok produk yang berkesinambungan sehingga dapat mengelimir ancaman. Salah satunya melalui
perjanjian / agreement antara Perusahaan minyak kelapa sawit dan perusahaan produsen.
Meskipun tidak menutup kemungkinan Perusahaan minyak kelapa sawit sebagai perusahaan

44
yang mandiri untuk melakukan kerjasama dengan produsen CPO swasta dalam memenuhi stok
CPO yang permintaannya terus meningkat sesuai dengan visi perusahaan yaitu menjadi trading
house yang profesional bagi pihak manapun.
2) Mengembangkan Strategi Bersaing.
Mengoptimalkan kekuatan. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas CPO, memperkuat
sistem pemasaran

Strategi Weaknesses - Threats


1. Mengembangkan strategi promosi
Ancaman bagi para pelaku pasar CPO adalah adanya isu negatif mengenai CPO yaitu isu
global warming. Isu ini dapat dimanfaatkan oleh para produsen/negara penghasil minyak nabati
selain kelapa sawit untuk menyebarkan black campaign CPO khususnya kepada negara produsen
CPO terbesar yaitu Indonesia dan Malaysia. Hal ini berdampak kepada perusahaan pemasaran
CPO, sehingga mengalami hambatan dalam melakukan penjualan khususnya di luar negeri joint
venture marketing, meningkatkan kualitas SDM pemasaran, mengembangkan riset, dan
memperkuat jaringan pemasaran yang ada. Strategi promosi yang tepat untuk mengeliminir isu
negatif yang menganggap bahwa semua produsen CPO adalah penyebab berkurangnya areal
hutan heterogen. Kenyataannya tidak semua produsen CPO melakukan hal tersebut
Promosi/awearness ini bisa dilakukan melalui seminar lokal maupun internasional yang sering
kali diikuti oleh perusahaan, kemudian kerjasama dengan pemerintah, organisasi yang terkait,
dan negara produsen lainnya harus terus dijalin dalam menghadapi permasalahan. Promosi
mengenai manfaat mengkonsumsi minyak sawit bagi kesehatan juga harus terus ditingkatkan.

2. Meningkatkan Kerjasama Dengan Perusahaan Mitra/Produsen Dalam


Pengembangan Dan Inovasi Produk.
Memasarkan produk yang memiliki nilai tambah lebih besar dari sekedar menjual produk
mentah/CPO. Oleh karena itu pengembangan konsep differensiasi dan integrasi produk serta
teknologi produksi harus ditingkatkan dalam rangka mencapai tujuan.
H. Inovasi Produksi
Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak goreng, margarin, sabun, kosmetika,
industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi. Minyak sawit dapat digunakan untuk begitu

45
beragam peruntukannya karena keunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan
tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya,
mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang
kosmetik.
Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah. Bagian daging buah
menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng dan
berbagai jenis turunannya. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah
kolesterol, dan memiliki kandungan karotentinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan baku
margarin.
Minyak inti menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetika. Bunga dan buahnya
berupa tandan, bercabang banyak. Buahnya kecil, bila masak berwarna merah kehitaman. Daging
buahnya padat. Daging dan kulit buahnya mengandung minyak. Minyaknya itu digunakan
sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Ampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak.
Ampas yang disebut bungkil inti sawit itu digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan
makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang.
Buah diproses dengan membuat lunak bagian daging buah dengan temperatur 90 °C. Daging
yang telah melunak dipaksa untuk berpisah dengan bagian inti dan cangkang dengan pressing
pada mesin silinder berlubang. Daging inti dan cangkang dipisahkan dengan pemanasan dan
teknik pressing. Setelah itu dialirkan ke dalam lumpur sehingga sisa cangkang akan turun ke
bagian bawah lumpur.
Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran makanan ternak dan
difermentasikan menjadi kompos.
I. Perencanaan Modal
Perencanaan merupakan suatu proses yang kontinu untuk menetapkan kejadian dan kegiatan
yang diperlukan unutk pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan
mempertimbangkan alternatif-alternatif yang tersedia. Perencanaan sebagai penetapan apa yang
dilakukan , kapan akan dilakukan, bagaimana melakukannya dan siapa yang akan
melaksanakannya.
Kuswadi (2004 : 102), mengemukakan bahwa “ Perencanaan meliputi tindakan memilih dan
menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa

46
yang akan datang dalam hal memvisualisasi serta merumuskan aktivitas-aktivitas yang diusulkan
yang dianggap perlu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. ”
Perencanaan modal memerlukan adanya analisa tentang kenaikan atau penurunan dalam pos-
pos yang tercantum dalam neraca antara dua saat tertentu (comparative balance sheet). Hal ini
menunjukkan perubahan yang terjadi dalam elemen-elemen modal kerja tersebut.
Untuk dapat merencanakan modal perusahaan, maka harus diketahui sumber-sumber dari
modal serta penggunanya. Karena dengan diketahui sumber-sumber dan penggunaan dari modal
tersebut baru bisa merencanakan modal dengan baik.
Adapun sasaran yang ingin dicapai menajemen modal adalah
1. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar sehingga tingkat
pengendalian investasi adalah sama atau lebih besar dari biaya yang digunakan untuk
membiayai aktiva tersebut.
2. Meminimalkan biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva tetap.
3. Perencanaan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan dana dari sumber
hutang, sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi kewajiban keuangan pada saat jatuh
tempo.
Tujuan utama perencanaan adalah untuk memberikan petunjuk kepada setiap manajer guna
pengambilan keputusan operasional sehari-hari.
Adapun keuntungan yang didapat perusahaan dari modal adalah :
1. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya aktiva lancar misalnya seperti
adanya kerugian karena debitur tidak membayar, turunnya persediaan karena harga
merosot.
2. Memungkinkan perusahaan melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendek tepat waktunya.
3. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga
memperoleh keuntungan berupa potongan harga.
4. Memungkinkan perusahaan untuk dapat beroperasi lebih efisien karena tidak ada lagi
kesulitan dalam memperoleh barang baku, jasa, supplier yang dibutuhkan.
Pada prinsipnya modal merupakan bagian dari dana perusahaan yang berfungsi sebagai
jembatan antara saat pengeluaran uang kas untuk memperoleh hasil produksi/jasa dengan saat
menerima hasil penjualan.

47
Perusahaan harus tetap melakukan pengeluaran untuk pembelian bahan baku, membayar upah
buruh, membayar gaji karyawan dan lain-lain sebagainya. Akan tetapi disamping pengeluaran
non operasional yaitu yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan produksi dan penjualan
misalnya aktiva tetap, pembayaran pajak dan sebagainya.
Berdasarkan fungsi pengeluaran tersebut, modal mempunyai dua fungsi yaitu :
1. Menopang kegiatan produksi dan penjualan dengan jalan menjembatani antara saat
pengeluaran untuk pembelian bahan serta jasa yang diperlukan dengan penjualan.
2. Menutup pengeluaran yang bersifat tetap dan pengeluaran yang tidak ada hubungannya
secara langsung dengan produksi dan penjualan.
Dilihat dari sumbernya, maka modal berasal dari :
a. Berkurangnya aktiva diluar aktiva lancer
b. Bertambahnya modal sendiri
c. Bertambahnya hutang diluar hutang lancer
d. Pengembalian atas kelebihan pajak yang dibayar
Penggunaan modal pada umumnya untuk
a. Menambah aktiva bukan lancar (pembelian mesin, peralatan, menambah investasi jangka
panjang)
b. Mengurangi kewajiban (membayar hutang jangka panjang)
c. Mengurangi modal sendiri (membayar deviden)
Fungsi perencanaan modal bertujuan untuk menentukan modal jangka pendek perusahaan
yang cukup untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran bagi operasi perusahaan sehari-hari serta
untuk menentukan sumber pembelajaran yang dapat menyokong tujuan-tujuan investasi maupun
pengeluaran-pengeluaran lainnya yang tidak ada hubungannya secara langsung dengan produksi
dan penjualan.
Fungsi perencanaan modal merupakan bagian dari tugas seorang manajer keuangan untuk
mengetahui bagaimana dana digunakan dan bagaimana dana itu dibelanjakan. Seorang manajer
keuangan harus membuat suatu analisa aliran dana atas sumber-sumber dan penggunaan dana
atau sering disebut analisa aliran dana yang merupakan alat analisa finansial yang sangat
pentingdisamping alat-alat finansial lainnya.
J. Mitra Kerja
1. Pengertian Kemitraan

48
Menurut undang-undang republik Indonesia no.9 tahun 1995 kemitraan adalah kerjasama
usaha antara usaha kecil dan usaha menengah atau usaha besar disertai pembinaan dan
pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling
memerlukan,saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan.
Menurut para ahli kemitraan adalah hubungan antara dua pihak atau lebih yang bertujuan
untuk mencari keuntungan dimana suatu pihak berada dalam kondisi yang lebih rendah dari yang
lainnya namun membentuk suatu hubungan yang mendudukkan keduanya berdasarkan kata
sepakat untuk mencapai suatu tujuan. Pola kemitraan usaha terampil dalam pembangunan guna
kesejahteraan rakyat.
Kemitraan adalah dikenal dengan istilah gotong royong atau kerjasama dari berbagai
pihak,baik secara individual maupun kelompok. Menurut Notoatmodjo, kemitraan adalah suatu
kerja sama formal antara individu-individu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi
untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu.
Menurut Louis E.Boone dan david L.Kurtz kemitraan juga termasuk partnership merupakan
afiliasi dari dua atau lebih perusahaan dengan tujuan bersama, yaitu saling membantu dalam
mencapai tujuan bersama.
Kunci keberhasilan dalam memberikan peluang untuk meningkatkan peran usaha kecil adalah
melelui program kemitraan dimana pemerintah Indonesia dalam hal ini presiden telah
merencanakan program kemitraan pada tanggal 14 januari 1991. Program kemitraan melalui
keterkaitan bapak angkat dan mitra usaha tersebut mengatur hubungan kerjasama keterkaitan
antara usaha besar dan usaha menengah dengan usaha kecil.
2. Unsur-unsur Kemitraan
Tiga unsur utama dalam pengertian kemitraan yaitu:
a.Unsur kerjasama antara usaha kecil disitu pihak dan usaha menengah atau usaha besar dilain
pihak.
b.Unsur kewajiban pembinaan dan pengembangan oleh pengusaha menengah dan pengusaha
besar.
c.Usaha paling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan.

49
3. Tujuan Kemitraan
Tujuan kemitraan adalah untuk meningkatkan pemberdayaan usaha kecil dibidang
manajemen, produk, pemasaran, dan teknis, disamping agar bisa mandiri demi kelangsungan
usahanya sehingga bisa melepaskan diri
dari sifat ketergantungan.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kemitraan
sebagai berikut:
a.Meningkatkan pendapatan usaha kecil dan masyarakat
b.Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan.
c.Meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat dan usaha kecil
d.Meningkatkan pertumbuhan ekonomi perdesaan, wilayah dan nasional.
e.Memperluas kesempatan kerja.
f.Meningkatkan ketahanan ekonomi nasional.

50
BAB III
PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
Dari makalah ini, kita dapat simpulkan bahwa :

Industri minyak sawit adalah salah satu industri yang berkembang begitu cepat dan pesat di
Indonesia. Industri ini dipandang memiliki prospek yang cukup menjanjikan ke depannya,
terutama sebagai kontributor pembangunan perekonomian Indonesia\ Setiap industri memiliki
B. SARAN
Setelah kami mengetahui, adapun saran yang kami sampaikan sebagai berikut :

51
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Kelapa_sawit
http://sawitsawitsaw.blogspot.com/2015/05/memasarkan-produk-kelapa-sawit.html
file:///C:/Users/samsung/Downloads/5061-10541-1-SM%20(1).pdf
https://gapki.id/news/1860/industri-minyak-sawit-merupakan-industri-strategis-nasional
https://www.academia.edu/35816379/MAKALAH_INDUSTRI_MINYAK_KELAPA_SAWIT
_Proses_Industri_Kimia

52

Anda mungkin juga menyukai