Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL PENELITIAN

PEMANFAATAN LIMBAH SISA PENGOLAHAN BUAH


KELAPA SAWIT PADA PTPN V SEI GALUH

Oleh:

Dian Haryanto
NIM : 1407123394

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2017
HALAMAN PENGESAHAN

PEMANFAATAN LIMBAH SISA PENGOLAHAN BUAH KELAPA


SAWIT PADA PTPN V SEI GALUH
yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Dian Haryanto
NIM. 1407123394
Program Studi Sarjana Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau,

Telah diseminarkan di hadapan Tim Pembanding pada...........

Menyetujui,

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

................................................ ....................................................
NIP. NIP.

Mengetahui,
Program Studi Sarjana Teknik Mesin
Ketua,

...................................................
NIP.
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... 2

DAFTAR ISI .............................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 5

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kelapa Sawit ...................................................................... 7

2.2 Jenis-jenis Kelapa Sawit dan Varietesnya ............................................. 8

2.3 Hasil Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit ............................................... 10

2.4 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 15

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian............................................................. 16

3.2 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 16

3.3 Metode Pengolahan dan Alalisa Data .................................................. 16

3.4 Anggaran Biaya .................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam yang
melimpah baik sumber daya alam hayati maupun sumber daya alam non hayati
dan juga memiliki keunggulan geografis yaitu berada di kawasan khatulistiwa
sehingga Indonesia memiliki iklim tropis yang memungkinkan untuk melakukan
kegiatan pertanian sepanjang tahun. Dengan potensi alam yang mendukung ini
membuat Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang sebagian besar mata
pencaharian masyarakatnya bergerak di bidang pertanian.
Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan
perekonomian nasional karena kontribusinya terhadap peningkatan Produk
Domestik Bruto (PDB), menyediakan lapangan pekerjaan, sumber devisa negara
dan juga sebagai motor penggerak dalam pertumbuhan output dan diversifikasi
produksi di sektor ekonomi lain atau dengan kata lain menjadi bahan baku untuk
kegiatan industri. Sektor pertanian terdiri dari beberapa subsektor yaitu subsektor
tanaman pangan, subsektor perkebunan, subsektor peternakan, subsektor
kehutanan dan subsektor perikanan.
Menurut data Sensus Pertanian Nasional, dari sekitar 220 komoditas
pertanian yang diekspor Indonesia dalam periode 2005-2011, terdapat sekitar 50
komoditas yang memiliki keunggulan komparatif (RCA). Dan sektor pertanian di
Indonesia yang memiliki keunggulan komparatif berasal kelompok industri primer
yang didominasi oleh komoditas perkebunan, seperti kelapa sawit, karet, kopi,
kakao, lada, dan teh. Subsektor ini tercatat memberikan kontribusi yang berarti
bagi perekonomian Indonesia, yakni sebesar 13 persen dari PDB pertanian.
Meskipun masih dibawah 20 persen, namun angka ekspornya terus alami
peningkatan dari tahun ke tahun.
Dari data sensus di atas salah satu kontribusi dari sektor perkebunan adalah
kelapa sawit. Karena permintaan dan pengeksporan kelapa sawit semakin banyak
maka tidak dapat di pungkiri bahwa semakin banyak produksi yang dilakukan
maka akan banyak pula menimbulkan limbah dari sisa industri pengolahannya.
Maka dari itu di perlukan sebuah penangan terhadap limbah yang dihassilkan oleh
industri tersebut.
Limbah yang dihasilkan dari pabrik kelapa sawit diantaranya adalah tandan
kosong dari kelapa sawit tersebut, cangkang, limbah serabut atau fiber kelapa
sawit, limbah sisa pembakaran api boiler dan limbah air sisa pengolahan kelapa
sawit tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas diketahui bahwa limbah dari proses


pegolahan kelapa sawit sangatlah beragam. Limbah tersebut dapat menimbulkan
masalah jika tidak di olah dan dimanfaatkan dengan baik. Adapun permasalahan
yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana cara memanfaatkan limbah dari kelapa sawit?
2. Berapa besar nilai keuntungan dari pengolahan limbah kelapa sawit untuk
perkebunan kelapa sawit itu sendiri?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut, maka tujuan


dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis cara yang tepat untuk pengolahan limbah kelapa sawit di
PTPN V Sei Galuh.
2. Menganalisis seberapa besar keuntungan yang dapat di ambil dari
pemanfaatan limbah kelapa sawit tersebut.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi petani
dan perusahaan kelapa sawit, diantarnya adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengurangi limbah yang dihasilkan dari pengolahan kelapa sawit.
2. Dapat mengurangi biaya perawaatan kebun kelapa sawit.
3. Bagi kalangan akademisi penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
tambahan informasi dan referensi untuk menyusun penelitian-penelitian
selanjutnya ataupun penelitian sejenis.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kelapa Sawit

Kelapa sawit (Elaeis Guineesis Jacq) bukanlah tanaman asli Indonesia


melainkan masuk ke Indonesia di bawa oleh pemerintah kolonial Belanda pada
tahun 1848. Pada tahun 1911 di mulailah budidaya kelapa sawit di Deli (pantai
timur Sumatera) dan di Aceh oleh seorang Belgia bernama Adrien Hallet.
Bertepatan terjadinya revolusi industri di Eropa, dimana banyak sekali
membutuhkan asupan minyak nabati untuk menjalankan mesin-mesin dan juga
keperluan memasak dengan cara menggoreng. Mungkin karena di bawa dari
Belanda inilah maka Belanda berhak ikut menentukan harga sawit dunia. Entahlah
penyebab pastinya.
Kelapa sawit merupakan bahan baku utama pembuat minyak goreng,
margarin, sabun, kosmetik bahkan kabel hingga industri farmasi, ini di sebabkan
oleh keunggulan sifatnya yang tahan terhadap oksidasi dengan tekanan tinggi dan
mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya.
Bukan hanya itu saja, yang paling menarik adalah tidak ada sampah di dalam
proses produksi minyak sawit. Sisa produksinya di antaranya serat, cangkang,
batang, tandan dan pelepah dapat diolah menjadi kompos dan yang sudah di
gunakan sebagai sumber energi terbarukan, yaitu Biodiesel.
Kelapa sawit merupakan tumbuhan industri penghasil minyak, seperti;
minyak masak, minyak industri, dan minyak bahan bakar (biodesel). Perkebunan
kelapa sawit sangat menguntungkan bagi sebuah industri, sehingga banyak hutan-
hutan di konversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia merupakan
penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Perkebunan kelapa sawit sendiri
banyak tersebar di berbagai daerah seperti; sumatera, jawa, kalimantan dan
sulawesi.
Kelapa sawit berbentuk pohon dengan tinggi dapat mencapai hingga 24
meter. Walaupun memiliki akar serabut, namun pohon kelapa sawit bisa berdiri
tegak dan sangat kokoh. Seperti jenis palma lainnya, daun kelapa sawit tersusun
majemuk menyirip. Daun berwarna hijau tua serta pelepah berwarna sedikit lebih
muda. Penampilannya sedikit mirip dengan tanaman salak, hanya saja duri yang
tidak terlalu keras dan tajam. Batang tanaman diselimuti bekas pelepah hingga
umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelepah yang mengering akan terlepas
sehingga penampilan menjadi mirip dengan pohon kelapa.

Gambar 2.1 Buah Kelapa sawit

Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah
tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul
dari tiap pelapah. Minyak dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak bertambah
sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak
bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan
sendirinya.

2.2 Jenis-jenis Kelapa Sawit dan Varietesnya

Jenis – Jenis Kelapa Sawit dan Varietesnya Kelapa sawit merupakan salah
satu tanaman yang sangat ekomis di indonesia. Tanaman ini memiliki varietes
yang sangat beragam dan juga bervariasi hal ini dapat di bedakan dengan
morfologinya. Namun, banyaknya varietes tersebut ada beberapa varietes yang
sangat berkualitas atau unggul di bandingkan dengan varietes lainnya, berupa
tahan, da kuat terhadap hama dan penyakit, produksi selalu meningkat, dan
kandungan minyak yang sangat tinggi.
Gambar 2.2 Pohon Kelapa Sawit

Berikut ini ada bebera jenis varietes yang banyak di gunkan oleh para petani
dan perkebunan kelapa sawit di indonesia.
a. Varietes berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah
perbedaan ini sangatlah di perlukan untuk membedakan benih atau bibit
yang berkualitas serta menghasilkan banyak minyak. Perbedaan ini dapat di
lakukan dengan cara mengetahui varietes lainnya yaitu sebagai berikut.
1. Varietes dura
Ciri – ciri :
Memiliki tempurung dengan ketebalan 2-3 mm.
Daging buah relatif tipis 35 – 50 % terhada buah.
Biji besar dengan kandungan minyak rendah.
Dalam persilangan di gunakan untuk indukan betina.
2. Varietes Psifera
Ciri – ciri :
Ketebalan tempurung sakit relatif tipis.
Daging buah tebl, lebuh tebal dari buah dura.
Daging biji sangat tipis.
Minyak sawit yang di hasilkan rendah.
Tidak dapat di perbanyak tanpa di silangkan dengan jenis sawit lainnya.
3. Varietes tenera
Ciri – ciri :
Hasil persilangan dari kedua diata.
Memiliki tempurung tipis 0-5 mm.
Terdapat serabut lingkaran di keliling tempurung.
Saging buah sangat tebl.
Tandan buah sangat banyak , tetapi memiliki ukuran kecil.
Berat tandan mencapai 22-24 %.

b. Varietes berdasarkan wana kulit kelapa sawit


Untuk menghasilkan mengetahui benih atau bibit yang berkualitas maka
harus mengetahui warna kulit kelapa sawit dengan baik. Berupa varietes
nigrescense, Virescens , dan albenscens.
Varietes Nigrescens : Memiliki warna mudah kehitam-hitaman atau coklat ,
dan warna matang sempurna berwarna jingga
kehitaman.
Varietes Virescens : Memiliki warna mudah hijau, dan memiliki warna
matang sempurna jingga kemerahan, dan juga ujung
berwana hijau.
Varietes Abescnes : Memiliki warna mudah keputi-putihan, dan juga warna

matang sempurna berwran kekuningan serta ujung

ungu kehitaman.

c. Varites Ungulan atau berkualitas


Secara umum kelapa sawit unggulan di hasilkan melalui proses reproduksi
dai hibrida terbaik dengan melakukan persilangan antara bibit indukan tetua
yang di ketahui mempunyai kualitas yang bagus. Persilangan ini biasanya di
gunakandalam proses persilangan antara dura dan psifera, indukan betina
dura dan jantan psifera telah membuktikan memiliki kualitas terbaik dan
juga banyak menghasilkan produksi di bandingkan dengan varietes lainnya.

2.3 Hasil Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit

Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak goreng, margarin,


sabun, kosmetika, industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi. Minyak
sawit dapat digunakan untuk begitu beragam peruntukannya karena keunggulan
sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu
melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai
daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang
kosmetik.
Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah.
Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah
menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai jenis turunannya. Kelebihan
minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan
memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan
baku margarin.
Minyak inti menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetika.
Bunga dan buahnya berupa tandan, bercabang banyak. Buahnya kecil, bila masak
berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya
mengandung minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan minyak goreng,
sabun, dan lilin. Ampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak. Ampas yang
disebut bungkil inti sawit itu digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan
makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang.
Buah diproses dengan membuat lunak bagian daging buah dengan
temperatur 90 °C. Daging yang telah melunak dipaksa untuk berpisah dengan
bagian inti dan cangkang dengan pressing pada mesin silinder berlubang. Daging
inti dan cangkang dipisahkan dengan pemanasan dan teknik pressing. Setelah itu
dialirkan ke dalam lumpur sehingga sisa cangkang akan turun ke bagian bawah
lumpur. Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran
makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos. Sedangkan yang di
hasilkan dari pabrik kelapa sawit pada umumnya adalah sebagai berikut.

2.3.1 CPO
Crude Palm Oil (CPO) atau dalam bahasa Indonesia berarti Minyak Kelapa
Sawit adalah suatu komoditas yang unik di Indonesia, unik karena kelapa sawit
saat ini merupakan komoditas andalan dimana Indonesia menjadi produsen
terbesar kelapa sawit. Tetapi ironisnya justru Indonesia bukan dalam posisi
mengendalikan harga sawit dunia melainkan harga sawit naik turun mengikuti
harga dunia yang memakai harga Ringgit Malaysia atau bahkan harga di
Rotterdam, Belanda.

2.3.2 Tandan Kosong


Janjang kosong merupakan produk dari pabrik kelapa sawit setelah TBS
diproses di sterilizer dan stripper. Janjang kosong kaya akan kandungan materi
organik dan nutrisi bagi tanaman. Rata-rata 1 ton janjang kosong mengandung
unsur hara utama sebanding dengan 0,8 kg urea, 2,9 kg RP, 8,3 kg MOP, 5 kg
kieserite, dan unsur hara lainnya (B, Cu, Zn, Fe, dan Mn). Aplikasi janjang
kosong sangat sesuai dalam memenuhi sebagian pupuk anorganik, asalkan jumlah
pasokan haranya sebanding dengan pupuk anorganik tersebut (Pahan, 2007).
Salah satu aspek fisik penting adalah kemampuan tandan kosong kelapa sawit
untuk menyerap dan menahan air, sehingga diharapkan dapat mempertahankan
kelembaban lingkungan mikro di sekitarnya. Terutama dengan memperhatikan
penempatan tandan kosong yang tepat.
Perbedaan C/N rasio janjang kosong sangat tinggi, sehingga proses
dekomposisi oleh mikroorganisme dan mineralisasi di lapangan berjalan relatif
lambat. Penguraian 50% kandungan unsur hara di lapangan membutuhkan waktu
205 hari (N), 85 hari (P), 25 hari (K), dan 115 hari (Mg).

Gambar 2.3 Tandan Kosong Kelapa Sawit

2.3.3 Cangkang Sawit


Cangkang sawit atau cangkang kelapa sawit (Palm Kernel Shell) sering juga
disebut tempurung sawit adalah bagian keras yang terdapat pada buah kelapa
sawit yang berfungsi melindungi isi atau kernel dari buah sawit tersebut. Hampir
sama dengan tempurung kelapa yang sering kita jumpai sehari-hari.
Cangkang adalah sejenis bahan bakar padat yang berwarna hitam berbentuk
seperti batok kelapa dan agak bulat, terdapat pada bagian dalam pada buah kelapa
sawit yang diselubungi oleh serabut. Pada bahan bakar cangkang ini terdapat
berbagai kandungan antara lain : Dimana kandungan yang terkandung pada
cangkang mempunyai persentase (%) yang berbeda jumlahnya. Antara lain :
kalium (K) sebesar 7,5 %, natrium (Na) sebesar 1,1, kalsium (Ca) 1,5 %, klor (Cl)
sebesar 2,8 %, karbonat (CO3) sebesar 1,9 %, nitrogen (N) sebesar 0,05 % posfat
(P) sebesar 0,9 % dan silika (SiO2) sebsesar 61 %.. bahan bakar cangkang ini
setelah mengalami proses pembakaran akan berubah menjadi arang, kemudian
arang tersebut dengan adanya udara pada dapur akan terbang sebagai ukuran
partikel kecil yang dinamakan peatikel pijar. (Lenaria Bakkara, 2014).

Gambar 2.4 Cangkang Kelapa sawit

2.3.4 Fiber Kelapa Sawit


Serabut adalah bahan bakar padat yang bebentuk seperti rambut, apabila
telah mengalami proses pengolahan berwarna coklat muda, serabut ini terdapat
dibagian kedua dari buah kelapa sawit setelah kulit buah kelapa sawit.didalam
serabut dan daging buah sawitlah minyak CPO terkandung. Panas yang dihasilkan
serabut jumlahnya lebih kecil dari yang dihasilkan oleh cangkang, oleh karena itu
perbandingan lebih besar serabut dari pada cangkang.disamping serabut lebih
cepat habis menjadi abu apabila dibakar, pemakaian serabut yang berlebihan akan
berdampak buruk pada proses pembakaran karena dapat menghambat proses
perambatan panas pada pipa water wall, akibat abu hasil pembakaran beterbangan
dalam ruang dapur dan menutupi pipa water wall,disamping mempersulit
pembuangan dari pintu ekspansion door (Pintu keluar untuk abu dan arang) akibat
terjadinya penumpukan yang berlebihan.
Pada fiber terdapat kandungan antara lain kalium (K) sebesar 9,2 %, natrium
(Na) sebesar 0,5 %, kalsium (Ca) 4,9 %, klor (Cl) sebesar 2,5 %, karbonat (CO3)
sebesar 2,6 %, nitrogen (N) sebesar 0,04 % posfat (P) sebesar 1,4 % dan silika
(SiO2) sebsesar 59,1 %.. bahan bakar cangkang ini setelah mengalami proses
pembakaran akan berubah menjadi arang, kemudian arang tersebut dengan adanya
udara pada dapur akan terbang sebagai ukuran partikel kecil yang dinamakan
peatikel pijar. (Lenaria Bakkara, 2014). Limbah padat Pabrik Kelapa Sawit berupa
abu dari Cangkang mengandung banyak silika.Tabel 1 berikut menyajikan
komposisi abu sawit yang berasal dari pembakaran.Berdasarkan data yang
ditampilkan pada Tabel 1 abu cangkang dan Fiber sawit mengandung banyak
silika, mencapai ± 60%. Selain itu,abu sawit juga mengandung ion alkali (kalium
dan natrium).

2.3.5 Abu (ash)


Abu merupakan zat organik sisa dari pembakaran bahan organik. Limbah
padat PTPN V Sei Galuh terdiri dari cangkang, serabut (fiber) dan abu boiler hasil
pembakaran cangkang dan fiber yang dibakar dengan suhu 10000C sampai
20000C. 11 Penentuan kadar abu berhubungan dengan mineral suatu bahan.
Mineral yang terdapat dalam bahan pangan terdiri dari dua jenis garam, yaitu
garam organic misalnya karbonat, fosfat, sulfat dan nitrat. Proses untuk
menentukan jumlah mineral sisa pembakaran disebut pengabuan. Kandungan dan
komposisi abu atau mineral pada bahan tergantung pada jenis bahan dan cara
pengabuannya. Pembakaran cangkang dan fiber kelapa sawit PTPN V Sei Galuh
menghasilkan abu dalam 2 jenis yaitu abu dasar (bottom ash) dan abu terbang (fly
ash). Di bawah ini merupakan spesifikasi dari boiler di PTPN V Sei Galuh.

2.3.6 Inti sawit (Kernel)


Inti sawit (kernel, yang sebetulnya adalah biji) merupakan endosperma dan
embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi. Inti sawit merupakan
hasil olahan dari biji sawit yang telah dipecah menjadi cangkang dan inti,
cangkang sawit digunakan sebagai bahan bakar ketel uap, arang, pengeras jalan
dan lain-lain. Sedangkan inti sawit diolah kembali menjadi minyak inti sawit
(Palm Kernel Oil). Proses pengolahan inti sawit menjadi minyak inti sawit tidak
terlalu rumit bila dibandingkan dengan proses pengolahan buah sawit. Bentuk inti
sawit bulat padat atau agak gepeng berwarna cokelat hitam. Inti sawit
mengandung lemak,protein, serat dan air. Pada pemakaiannya lemak yang
terkandung didalamnya disebut minyak inti sawit dan ampas atau bungkilnya
yang kaya protein digunakan sebagai bahan makanan ternak. Kadar minyak dalam
inti kering adalah 44 – 53%.

Gambar 2.5 Inti Kelapa Sawit

2.4 Kerangka Pemikiran

Kelapa sawit adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak,


minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan
keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi
menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa
sawit terbesar di dunia. Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur
Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Maka dari itu semakin banyaknya
pembukaan lahan untuk perkeebunan maka akan semakin banyak pula kelapa
sawit yang di hasilkan dan akan banyak pula limbah yang dihasilkan oleh pabrik
pengolahan kelapa sawit.
Untuk menangani masalah itu maka di butuhkan peanganan dari limbah
tersebut agasr tidak menambah masalah limbah yang ada dan memanfaatkannya
agar lebih berguna bagi perkebunan kelapa sawit tersebut.
BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar Provinsi


Riau di . Pemilihan tempat dilakukan dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut
merupakan produksi Kelapa sawit terdekat di daerah Pekanbaru, selain itu daerah
tersebut merupakan tempat tinggal peneliti sehingga pengambilan data bisa
dilakukan lebih akurat. Disamping itu Kecamatan Tapung merupakan daerah
transmigrasi pada tahun 1990 dan sebagian besar peekerjaan dari masyarakatnya
adalah pekebun keelapa sawit sehingga akaan banyak di temukan produktifitas
kelapa sawit. Waktu penelitian ini direncanakan pada Januari 2017 hingga April
2017 dengan melakukan usulan penelitian, penulisan proposal, survei
pengumpulan data, pengolahan dan penulisan laporan hasil penelitian.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang akan dilakukan dengan cara mengambil


data dari pabrik kelapa sawit PTPN V Sei Galuh dengan cara menghitug limbah
yang dihasilkan perharinya. Baik itu limbah tandan kosong, limbah abu maupun
limbah fiber.

3.3 Metode Pengolahan dan Alalisa Data

Data yang telah diperoleh dilanjutkan dengan pentabulasian yang akan


disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Selanjutnya data tersebut dianalisa
dengan pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Untuk mengetahui data
secara akurat maka akan di ambil langsung dan di hitung berdasarkan buah yang
di olah pada pabrik kelapa sawit trsebut dalam perharinya.
Data yang di peroleh melalui daerah laboratorium PTPN V bagian kebun
yang mengerti kandungan apa saja yang dibutuhkan pohon kelapa sawit untuk
tumbuh sehat dan menghasilkan buah yang banyak.
3.4 Anggaran Biaya

Tabel 3.1 Anggaran Biaya penelitian


No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan Penunjang 1.100.000,-
2 Perjalanan 950.000,-
Jumlah 2.050.00,-
DAFTAR PUSTAKA

Anindita, Ratya. 2004. Komoditas Pertanian. Papyrus: Jakarta


Hidayat, Doni. 2011. Analisis Peranan Perkebunan Kelapa Sawit
Di Provinsi Riau Dalam Era Otonomi Daerah. Jurnal pertanian.
Faultas pertanian IPB. Jawa Barat
Kotler, Philip. 2009. Perkebunan Kelapa Sawit. Erlangga. Jakarta
Kusumo, Ryo. 2014. Pengolahan Kelapa Sawit. http://srimayainvestment.
blogspot.co.id/2014/11/pertanian-kelapa-sawit.html. Diakses 22
desember 2016
Nuryati. 2010. Kelapa Sawit dan Pengolahannya. Ghalia Indonesia: Jakarta
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian
1. Peralatan Penujang

Justifikasi Harga Satuan


Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Pemakaian (Rp)
Camera Peralatan 1 1.000.000,- 1.000.000,-
Peralatan
Helm 1 100.000,- 100.000,-
Safety
SUB TOTAL 1.100.000,-

2. Lain-lain

Jenis Total Harga


Justifikasi Pemakaian
(Rp)
Perjalanan Pembelian alat, bahan dan lain-lain 600.000,-
Seminar Pembelian snack, dan pencetakan materi 350.000,-
SUB TOTAL 950.000,-

Anda mungkin juga menyukai