DISUSUN OLEH :
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga
dapat menyelesaikan makalah yang mengangkat judul Minyak Kelapa Sawit dengan
baik. Rasa terima kasih kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan karya tulis ini, diantaranya :
1. Ibu Ajeng Yulianti Dwi Lestari, S.T., M.T. sebagai dosen pengampu mata kuliah
Proses Industri Kimia.
2. Rekan-rekan Kelas C mata kuliah Proses Industri Kimia Program Studi Teknik Kimia
yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Secara garis besar makalah ini disusun secara ringkas dan sistematis agar para
pembaca lebih mudah memahami isi tersebut. Makalah ini tersusun atas
pendahuluan, kajian pustaka, pembahasan, dan penutup yang sudah ditulis secara
singkat dan jelas.
Menyadari kekurangan yang ada pada makalah yang kami tulis ini, dengan
kerendahan hati penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
agar laporan penelitian yang kami tulis pada masa yang akan datang lebih baik dan
sempurna. Kami sebagai penyusun berharap semoga makalah yang telah ditulis ini
bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan penulis khususnya.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................. i
Daftar Isi…...................................................................................... ii
Pendahuluan
1. Latar Belakang.............................................................................. 1
2. Rumusan Masalah........................................................................... 3
Tinjauan Pustaka
1. Kelapa Sawit................................................................................. 4
Pembahasan
Kesimpulan.................................................................................... 17
A. LATAR BELAKANG
Teknik Kimia yang cabang ilmu teknik dan rekayasa yang mempelajari pemrosesan
bahan mentah menjadi barang yang bernilai ekonomis. Baik berupa barang primer (barang
jadi) maupun barang sekunder (barang setengah jadi). Sarjana Teknik Kimia diharapkan
mampu ditempatkan dalam lingkup teknologi industri. Bahkan di beberapa negara maju,
teknologi industri sudah diterapkan dengan standar yang tinggi untuk memicu pertumbuhan
kualitas penduduk.
(Yuli: 2019) Proses Industri Kimia adalah suatu proses yang mengubah bahan-
baku menjadi produk yang berguna atau mempunyai nilai-tambah, serta produk
tersebut dapat digunakan secara langsung oleh konsumen sebagai pengguna akhir
dan produk tersebut disebut dengan “produk-akhir”. Produk dari industri tersebut
dapat juga digunakan sebagai bahan baku oleh industri lain, yang disebut juga
sebagai “produk-antara”. Produk dalam Kimia Industri tentunya melibatkan Industri
yang menghasilkan zat kimia. Sedangkan bahan baku yang diproses dalam industri
tersebut dapat diperoleh melalui proses penambangan, petrokimia, pertanian atau
sumber-sumber lain.
Pada umumnya mata kuliah Proses Industri Kimia bertujuan untuk memberikan
pemahaman serta ilmu pengetahuan kepada mahasiswa kepada mahasiswa dalam
menganalisas tahapan-tahapan industri, unit proses industri, serta jenis-jenis alat
yang digunakan. Tak hanya itu, mata kuliah ini mengharuskan mahasiswa untuk
dapat membuat serta memahami diagram alir (flow diagram) dalam memproduksi
suatu produk yang mengalami proses kimia. Diagram alir proses industri kimia
merupakan sebuah bagan atau diagram yang menjelaskan proses pengolahan suatu
reaktan (produk) menjadi sebuah produk, baik barang setengah jadi maupun barang
jadi.
Tak terkecuali dengan industri Minyak Kelapa Sawit. Dalam makalah ini, penulis
bersama rekan-rekan menfokuskan studi literatur terhadap kajian proses industri
Minyak Kelapa Sawit. Kelapa Sawit merupakan tumbuhan yang berperan sebagai
bahan baku penghasil minyak yang termasuk dalam keluarga Arecaceae yang terdiri
dari dua spesies yaitu Kelapa Sawit Afrika (Elaeis guineensis) dan Kelapa Sawit
Amerika (Elaeis oleifera). Dimana Kelapa Sawit merupakan tanaman perkebunan
yang menjadi komoditas utama di Indonesia. Tanaman ini tersebut dapat
memberikan pengaruh positif bagi sektor perekonomian di Indonesia. Menurut data
BPS (Badan Pusat Statistik), hingga tahun 2018 luas areal Kelapa Sawit mencapai
angka 3.417.951 hektar, dimana 40,62% dari luas tersebut dikelola oleh PR
(Perkebunan Rakyat), sedangkan 4,29% diantaranya dikelola oleh PBN (Perkebunan
Besar Negara), serta sisanya dikelola oleh PBS (Perkebunan Besar Swasta).
1. Metode apa saja yang dapat digunakan dalam menghasilkan produk tersebut?
C. TUJUAN PENULISAN
Gambar 2. Grafik Perluasan Areal Perkebunan Kelapa Sawit Tahun 2014 − 2020
(Sumber: ditjenbun.pertanian.go.id)
Grafik tersebut memperlihatkan bahwa dalam kurun waktu lima tahun dari
Tahun 2014 hingga Tahun 2018 perkembangan luas areal perkebunan rakyat (PR) dan
perkebunan besar swasta (PBS) cenderung meningkat dengan laju pertumbuhan rata-
rata masing-masing sebesar 7,35% dan 9,83%. Luas areal PBS meningkat dari 5,6 juta
hektar pada Tahun 2014 menjadi 7,9 juta hektar pada Tahun 2018, sementara luas
aeal PR meningkat sebesar 1,4 juta hektar dari Tahun 2014 menjadi 5,8 juta hektar
pada Tahun 2018. Sedangkan perkembangan luas areal perkebunan besar negara
(PBN) tidak mengalami perkembangan dalam lima tahun terakhir. Hal ini disebabkan
karena PBN yang pada umumnya didominasi oleh PT. Perkebunan Nusantara yang
memiliki kendala dalam pembiayaan untuk melakukan ekspansi disamping kendala
administrasi seperti dalam menentukan harga pembelian lahan perkebunan yang
sudah ada. Pengembangan PR dan PBS sangat berpengaruh terhadap pengembangan
total perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia. Tahun 2019 dan 2020 luas areal PR dan
PBS Kelapa Sawit diproyeksikan kembali meningkat dari tahun 2018 dengan laju
pertumbuhan sekitar 2,3%. Luas areal perkebunan Kelapa Sawit akan terus
meningkat dikarenakan semakin pesatnya perkembangan industri Minyak Kelapa
Sawit saat ini dan kebutuhan minyak nabati dunia yang cukup besar dan semakin
bertambah.
Gambar 3. Peta Sebaran Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit Tahun 2018
(Sumber: ditjenbun.pertanian.go.id)
Peta tersebut menunjukan bahwa Pulau Sumatera menjadi pulau dengan luas
lahan kebun Kelapa Sawit terbesar di Indonesia. Luasnya mencapai angka 8.047.920
hektar, dimana empat provinsi penghasil Kelapa Sawit terbesar diantaranya; Riau,
Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Jambi. Kalimantan menjadi pulau dengan
luas perkebunan Kelapa Sawit terbesar kedua, dimana provinsi penghasil Kelapa
Sawit terbesar diantaranya; Kalimantan Tengah dan Kalimatan Timur. Pulau
Sulawesi serta Pulau Papua tidak banyak mengembangkan Kelapa Sawit di sana,
tetapi berpotensi besar mendorong pemasokan Kelapa Sawit di sektor industri
karena memiliki lahan yang sangat luas. Namun, di Pulau Jawa dan Pulau Bali-Nusa
Tenggara merupakan pulau yang tidak memiliki perkebunan Kelapa Sawit.
BAB 3
PEMBAHASAN
Pada proses pemurnian, CPO akan mengalami beberapa tahap yaitu pemisahan
gum (degumming), netralisasi (deasidifikasi), pemucatan (bleaching), dan
deodorisasi. Hasil dari proses ini akan didapatkan minyak yang terdiri dari olein dan
stearin. Olein merupakan asam lemak tak jenuh yang berperan sebagai fraksi cair
yang diperoleh dari hasil pemurnian dimana zat tersebut tersusun atas 18 atom C
dengan satu ikatan rangkap antara atom C. Sementara, stearin merupakan fraksi
yang sama-sama dihasilkan dari proses pemurnian, tetapi stearin berfasa solid atau
padat. Proses pemurnian terdiri dari beberapa tahap, diantaranya:
1. Degumming
(Deny: 2014) Degumming (pemisahan gum) merupakan proses pemisahan getah
atau lendir yang terdiri dari fosfatida, protein, residu, karbohidrat, air dan resin.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk proses pemisahan gum antara lain adalah
pemisahan gum dengan cara pemanasan, dengan penambahan asam (H 3PO4, H2SO4
dan HCl), pemisahan gum dengan NaOH, pemisahan gum dengan cara dehidrasi dan
pemisahan gum dengan pereakasi khusus seperti asam fosfat, NaCL dan Na3.
2. Netralisasi
(Deny: 2014) Netralisasi adalah suatu proses untuk memisahkan asam lemak
bebas dari minyak atau lemak, dengan cara mereaksikan asam lemak bebas dengan
basa atau pereaksi lainnya sehingga membentuk sabun (soap stock). Netralisasi
dengan NaOH banyak dilakukan dalam skala industri karena lebih efisien dan lebih
murah dibandingkan dengan cara netralisai lainnya (Ketaren, 2005), dengan prinsip
reaksi penyabunan antara asam lemak bebas dengan larutan soda kostik, yang reaksi
penyabunannya berlangsung sebagai berikut:
Ditinjau melalu medianya, proses fraksionasi dibagi menjadi dua bagian yaitu
fraksionasi kering dan basah. Proses fraksionasi kering didasarkan pada pendinginan
minyak dengan kondisi yang terkendali tanpa penambahan bahan kimia apapun.
Minyak dipanaskan hingga mencapai suhu 70°C untuk diperoleh cairan homogen.
Kemudian didinginkan dengan air pendingin hingga temperatur 20°C, dalam proses
ini suhu selalu dipertahankan hingga proses tersebut dianggap selesai.
Berdasarkan data tabel yang disajikan pada Tabel 1, didapatkan sebuah grafik
yang menunjukan kurva, dimana kurva tersebut menghasilkan sebuah
persamaan y = -404x + 817235 dengan R² = 0,0493. Notasi y merupakan jumlah
besaran impor yang diperkirakan pada tahun 2025, dan x adalah tahun yang
diperkirakan, dalam hal ini adalah tahun 2025. Maka, proyeksi impor di tahun
2025 diperkirakan mencapai angka −865 ton. Artinya, pada tahun 2025
Indonesia tidak akan lagi mengimpor Minyak Kelapa Sawit.
Berdasarkan data tabel yang disajikan pada Tabel 2, didapatkan sebuah grafik
yang menunjukan kurva, dimana kurva tersebut menghasilkan sebuah
persamaan y = 1.850.352x − 3.697.635.777 dengan R² = 1. Maka, proyeksi
produksi di tahun 2025 diperkirakan mencapai angka 49.327.023 ton.
2. Demand
Statement demand berorientasi kepada hasil penjumlahan antara ekspor
dan konsumsi ditahun yang ditentukan, dalam hal ini adalah tahun 2025.
Tabel 3. Data Ekspor Minyak Kelapa Sawit Tahun 2014-2018
Data Ekspor Minyak Kelapa Sawit (BPS)
No Tahun Besaran Ekspor
1 2014 22892224
2 2015 26467564
3 2016 22761814
4 2017 27353337
5 2018 27898875
Berdasarkan data tabel yang disajikan pada Tabel 3, didapatkan sebuah grafik
yang menunjukan kurva, dimana kurva tersebut menghasilkan sebuah
persamaan y = 1.089.908x − 2.171.778.757 dengan R² = 1. Maka, proyeksi
ekspor di tahun 2025 diperkirakan mencapai angka 35.284.943 ton.
Berdasarkan data tabel yang disajikan pada Tabel 4, didapatkan sebuah grafik
yang menunjukan kurva, dimana kurva tersebut menghasilkan sebuah
persamaan y = 114.542x − 227.978.046 dengan R² = 1. Maka, proyeksi konsumsi
pada tahun 2025 diperkirakan mencapai angka 3.969.504 ton.
Dari data-data yang telah dinyatakan pada penjelasan di atas, seorang
perancang pabrik dapat menentukan Supply dan Demand yang akan
menghasilkan peluang kapasitas pabrik. Dimana kapasitas pabrik dapat dihitung
dengan mengurangkan demand terhadap supply. Secara matematis dinyatakan
sebagai berikut:
Berdasarkan data tabel yang disajikan pada Tabel 5, didapatkan sebuah grafik
yang menunjukan kurva, dimana kurva tersebut menghasilkan sebuah
persamaan y = 4.073.428x − 8.178.202.811 dengan R² = 1. Secara matematis,
peluang kapasitasnya menurut sisi ketersediaan bahan baku dapat dihitung
dengan formula sebagai berikut:
4.073.428x − 8.178.202.811
Peluang Kapasitas (y) =
𝑛𝑥
4.073.428(2025) − 8.178.202.811
Peluang Kapasitas (y) =
5
Peluang Kapasitas (y) = 14.097.777,80 ton
Jika ditinjau dari section 3, pada masalah kesehatan (Health Hazard) Palm oil
tersebut belum bisa di katakan aman dari segi kesehatan fisik. Terdapat beberapa
poin yang dapat dilihat. Pertama dapat membahayakan dari segi kesehatan mata
contohnya, iritasi mata yang berlebian hingga mata memerah dan parahnya hingga
mengalami kebutaan. Poin kedua dapat membahayakan kesehatan kulit, seperti
iritasi kulit ringan, gatal-gatal dan hingga mengalami luka bakar. Oleh karena itu,
sangat di anjurkan menggunakan APD lengkap jika berada di lapangan pekerjan
Minyak Kelapa Sawit tersebut.
Ditinjau dari section 4 (explosion hazard data), Minyak Kelapa Sawit tersebut
sudah bisa di klasifikasikan ke dalam suatu zat yang sangat dapat mudah terbakar.
Pada section tersebut sudah tertera informasi “Combustible in presence of flame”
(mudah terbakar jika ada nyala api di sekitar). Oleh karena itu, sangat dianjurkan
menggunakan APD dengan tahan api jika bekerja di sektor lapangan Minyak Kelapa
Sawit tersebut.
Palm oil memiliki nilai diamond hazard ≥ 2. Oleh karena itu, palm oil/Minyak
Kelapa Sawit dapat di kategorikan ke dalam diamond hazard flammability, karena
zatnya yang dapat mudah terbakar jika ada nyala api di sekitarnya. Diamond hazard
flammability merupakan standar keamanan yang diterapkan oleh Asosiasi Pemadam
Kebakaran Amerika Serikat. Diagram tersebut ditetapkan sebagai label darurat yang
digunakan oleh personel untuk mengidentifikasi resiko yang ditimbulkan oleh
material berbahaya.
E. MANFAAT PRODUK YANG DIHASILKAN
Kelapa Sawit merupakan tumbuhan industri penting penghasil minyak masak,
minyak industri, maupun untuk bahan bakar. Perkebunannya mampu menghasilkan
keuntungan tinggi sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi
perkebunan Kelapa Sawit. Manfaat Kelapa Sawit ini merupakan sumber utama
minyak nabati sesudah kelapa yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, Minyak Kelapa
Sawit memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan sehari-hari, diantaranya:
1. Sebagai bahan baku pembuatan minyak goreng. Minyak goreng yang saat ini
beredar di pasaran merupakan jenis minyak goreng yang berasal dari oalahan
Kelapa Sawit. Tidak dapat dipungkiri memang, minyak goreng merupakan salah
satu dari dari sembilan bahan pokok yang paling banyak digunakan oleh berbagai
macam kalangan, baik itu kalangan rumah tangga, restoran, dan juga berbagai
industri makanan.
2. Ampasnya juga berguna, ampas dari Kelapa Sawit sering dimanfaatkan sebagai
bahan pangan pada hewan ternak. Selain itu juga buah Kelapa Sawit juga menjadi
santapan lezat bagi hewan liar, seperti babi hutan.
3. Bisa juga untuk menghidupkan api dengan cara buah Kelapa Sawit tersebut di
jemur sampai kering, selain itu Kelapa Sawit juga bisa menghasilkan jamur yang
bisa dkonsumsi manusia. Seperti yang biasa disebut jamur kuping dan jamur
payung atau jamur pentol. Namun tidak semua Kelapa Sawit menghasilkan jamur
yang bisa dikonsumsi manusia tapi Kelapa Sawit juga bisa menghasilkan jamur
yang beracun.
4. Bisa menjadi kompos atau juga disebut pupuk. Ampas dari buah Kelapa Sawit dan
juga daun Kelapa Sawit dapat diolah dalam bentuk pupuk kompos. Pupuk kompos
ini dapat membantu menyuburkan tanah dan dapat membantu tumbuhan menjadi
lebih baik karena mengandung unsur hara. Ampas dari buah sawit juga bisa di
gunakan sebagai pupuk untuk pokok sawit yang baru ditanam. Selain itu juga
digunakan sebagai pupuk untuk tanaman lainnya.
Dari berbagai manfaat di atas, telah diketahui bahwa Kelapa Sawit mempunyai
nilai ekonomis yang sangat tinggi. Sehingga, membuat banyak kalangan pengusaha
berani menanamkan investasi modal yang tinggi pula bagi pembukaan lahan kebun
Kelapa Sawit.
BAB 4
KESIMPULAN
Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan
diproduksi di dunia. Saat ini Indonesia adalah produsen dan eksportir minyak sawit
yang terbesar di seluruh dunia. Indonesia secara total menghasilkan sekitar 85-90%
dari total produksi minyak sawit dunia. Hingga saat ini, perkembangan luas areal
perkebunan rakyat (PR) dan perkebunan besar swasta (PBS) cenderung meningkat
dengan laju pertumbuhan rata-rata masing-masing sebesar 7,35% dan 9,83%. Luas
areal PBS meningkat dari 5,6 juta hektar pada Tahun 2014 menjadi 7,9 juta hektar,
luas aeal PR meningkat sebesar 1,4 juta hektar dari Tahun 2014 menjadi 5,8 juta,
sedangkan perkembangan luas areal perkebunan besar negara (PBN) tidak
mengalami perkembangan dalam lima tahun terakhir.
Minyak Kelapa Sawit diproduksi untuk memenuhi berbagai kebutuhan
konsumen, salah satunya adalah kebutuhan rumah tangga sebagai minyak goreng.
Bahan baku utama pembuatan minyak sawit adalah buah Kelapa Sawit yang melalui
berbagai proses pengolahan industri. Secara umum, terdapat dua proses dalam
pengolahannya, yaitu proses pemurnian dan proses fraksinasi. Proses pemurnian
merupakan proses yang bertujuan untuk menghasilkan olein dan sterarin. Dimana
proses pemurnian terdiri dari 4 tahap, yaitu degumming (pemisahan gum),
netralisasi, bleaching (pemucatan), dan deodorisasi. Sedangkan, proses fraksinasi
bertujuan untuk memisahkan olein dan sterarin melalui proses kristalisasi. Dimana
proses fraksinasi terdiri dari dua tahap, yaitu fraksinasi dan filtrasi.
Berdasarkan hasil analisis data proyeksi pabrik pada tahun 2020, kapasitas
pabrik yang dihasilkan melalui tinjauan supply dan demand adalah sebesar
10.071.711,00 ton. Sedangkan, proyeksi kapasitras pabrik yang dihasilkan melalui
tinjauan ketersedian bahan baku adalah sebesar 14.097.777,80 ton. Hal tersebut
merupakan langkah penting yang wajib diketahui oleh seorang perancang pabrik
dalam mengoperasikan produksi suatu bahan dalam jangka waktu tertentu. Industri
pengolahan suatu bahan mentah menjadi produk akan selalu berorientasi terhadap
keuntungan. Oleh karena itu, perancang pabrik akan selalu memastikan tidak ada
bahan baku atau produk yang terbuang sia-sia.
DAFTAR PUSTAKA
[2] Sumarna, Deni. 2014, Studi Metode Pengolahan Minyak Kelapa Sawit Merah Dari
Crude Palm Oil, Universitas Mulawarman: Samarinda.
[3] Darni, Yuli, dkk. 2019, Industri Proses Kimia, Pusaka Media: Bandarlampung.
[4] Yosia. 2016, Proses Fraksinasi Minyak Kelapa Sawit Di PT Salim Ivomas Pratama
TBK Tanjung Priok, Jakarta Utara, Fakultas Teknologi Pangan Universitas Katolik
Soegijapranata: Semarang.
[5] Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2016, Outlook Kelapa Sawit:
Komoditas Pertanian Subsektor Perkebunan, Sekretariat Direktorat Jenderal
Perkebunan Kementrian Pertanian: Jakarta.
[9] Syukra, Ridho. 2020, Manfaat Minyak Sawit dalam Kehidupan Manusia:
https://investor.id/business/manfaat-minyak-sawit-dalam-kehidupan-manusia
(Diakses 6 Desember 2020).