Disusun oleh:
3C - 23
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Ampas Tahu Sebagai Bahan Baku Produksi Biodiesel dengan Metode Ekstraksi
Soxhletasi”. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah
Dalam penyusunan karya ilmiah ini, penulis mendapat bantuan dari beberapa
1. Bapak Dr. Ir. Eko Naryono, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia
2. Ibu Profiyanti Hermien Suharti, S. T., M. T., selaku Kepala Program Studi D-
Demikian karya ilmiah disusun dengan harapan semoga karya ilmiah ini
ii
DAFTAR ISI
iii
4.2. Pengaruh Variasi Waktu Terhadap Rendemen Biodiesel .......................... 17
4.3. Penentuan Kandungan Metil Ester Biodiesel ............................................. 18
BAB V PENUTUP................................................................................................ 21
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
September 2021 mencapai 48,56 juta kiloliter (Setiawan, 2021). Bahan bakar
minyak ini dapat digantikan dengan bahan bakar nabati. Indonesia adalah negara
yang memiliki sumber daya hayati dan berpotensi tinggi untuk diolah menjadi
sumber energi alternatif. Minyak nabati merupakan salah satu bahan baku energi
alternatif yang berasal dari sumber daya hayati dan dapat digunakan dalam
berbagai macam ester asam lemak yang dapat diproduksi dari minyak nabati atau
lemak hewan seperti minyak sawit, minyak kelapa, minyak jarak, minyak
jelantah, dan lemak hewani. Biodiesel dapat digunakan karena mempunyai sifat
fisik mirip dengan solar biasa sehingga dapat diaplikasikan langsung untuk mesin-
mesin diesel yang ada, tanpa modifikasi, dan dapat terdegradasi dengan mudah
Hidayat, 2008).
1
2
diproduksi dari ampas tahu. Ampas tahu merupakan limbah industri pengolahan
digunakan sebagai bahan pakan ternak. Sehingga harus ada pengolahan limbah
asam lemak dalam jumlah yang banyak, asam lemak yang terdapat pada ampas
Kandungan lemak yang dihasilkan dari ampas tahu dapat dimanfaatkan menjadi
sesuatu yang bernilai lebih yaitu dengan diekstraksi untuk mendapatkan minyak
Proses pengambilan kandungan lemak berupa minyak kedelai dari ampas tebu
dilakukan dengan ektraksi. Ada beberapa metode ektraksi yang dapat digunakan
minyak kedelai dan rendemen biodiesel dari ampas tahu berdasarkan dari
beberapa jurnal.
sebagai inovasi pengolahan ampas tahu untuk menjadi bahan bakar alternatif.
1.3Tujuan Masalah
1.5 Teori
Ekstraksi adalah proses penarikan zat aktif yang dapat larut sehingga terpisah
dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut yang sesuai. Fardhani (2014),
senyawa metabolit sekunder yang dapat tersari dari suatu tumbuhan. Faktor-faktor
yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi,
(2021), menyatakan bahwa minyak kedelai dari limbah industri tahu berupa
Pada penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder diperoleh dari
hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Sumber data
sekunder yang dimaksud berupa laporan ilmiah yang terdapat di dalam artikel
atau jurnal berkenaan dengan pengambilan minyak kedelai dari ampas tahu
Metode penelitian yang digunakan pada karya ilmiah ini adalah metode
penelitian sebelumnya. Data berupa studi literatur yang relevan dengan topik
pembahasan.
BAB I (Pendahuluan)
1.5 Teori
BAB IV (Pembahasan)
BAB V (Penutup)
5.1 Kesimpulan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
industri tahu berupa limbah padat dan limbah cair. Ampas tebu termasuk limbah
padat industri tahu. Berdasarkan data Balitkabi tahun 2021, di Indonesia terdapat
84.000 industri tahu,mulai dari skala rumah tangga sampai skala besar.
Kebutuhan kedelai untuk industry tahu mencapai 2.560.000 ton per tahun.
Dengan ampas tahu yang dihasilkan mencapai 1.024.000.000 ton atau sekitar
40% dari total kapasitas produksi tahu. Berdasrkan penelitian yang dilakukan
oleh M.Faisal dkk (2016), ampas tahu mengandung 20,93% protein, 10,31%
protein dan lemak yang lebih banyak, namun lebih banyak mengandung lemak.
minyak kedelai. Minyak kedelai dari ampas tahu dapat dimanfaatkan lebih lanjut
sebagai bahan baku biodiesel. Alternatif bahan baku minyak kedelai dari ampas
6
7
tahu ini diperkirakan dapat mengurangi kebutuhan impor kedelai hingga 20%.
Pengambilan minyak kedelai dalam ampas tahu dapat dilakukan dengan cara
ekstraksi.
Kedelai adalah salah satu komoditi pangan utama setelah padi dan jagung di
tahu mencapai 2.560.000 ton per tahun. Kedelai merupahan bahan yang sangat
35% lemak dan 34,8% karbohidrat. Kandungan protein pada kacang kedelai
mentah lebih tinggi dari pada kandungan protein pada produk lainnya. Sedangkan
kandungan minyak lebih banyak terkandung dalam residu atau ampas kacang
kedelai dari pada kandungan minyak pada produk kedelai lainnya (Ekasari,
2009). Kandungan minyak dalam kedelai inilah yang dapat dimanfaatkan sebagai
2.3 Biodiesel
Biodiesel merupakan salah satu bahan bakar alternatif mesin diesel yang saat
bahan bakar mesin diesel yang berasal dari fosil. Biodiesel dapat dibuat dari
berbagai macam sumber, seperti minyak nabati , lemak hewani, dan sisa dari
sumber minyak nabati mudah diperoleh, proses pembuatan biodiesel dari minyak
8
nabati mudah dan cepat, serta tingkat konversi minyak nabati menjadi biodiesel
tinggi.
Proses pengambilan minyak kedelai dari ampas tahu melalui metode ekstraksi
dengan menggunakan pelarut pada temperatur ruangan kamar (Depkes RI, 2000).
Tahapan pembuatan biodiesel terdiri atas dua tahap yaitu esterifikasi dan
transesterifikasi. Pada pembuatan biodiesel dari ampas tahu memiliki kadar FFA
maksimal 0,5 % (SRS Engineering Corp, 2008). Jika kadar FFA yang dihasilkan
kurang dari 0,5 % maka proses pembuatan biodiesel dapat menggunakan tahap
transesterifikasi saja. Sedangkan kadar FFA lebih dari 0,5 % maka proses
transesterifikasi.
BAB III
3.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.
8. Pipa kapiler
3.1.2 Bahan
2. Benzene 7. Ba(NO3)2
3. Metanol 8. CaO
4. Etanol 9. Aquadest
10
11
slurry.
3. Memasukkan slurry CaO/ BaO kedalam oven pada suhu 100C selama 3
4. Memasukkan CaO/ BaO kedalam furnace pada suhu 550C selama 4 jam
1. Memeras ampas tahu dengan kain blacu untuk mengurangi kadar air tahap
awal
2. Memasnaskan ampas tahu dalam oven dengan suhu 110C selama 5 jam
distilasi.
5. Menganalisis nilai Free Fatty Acid (FFA) minyak kedelai dari ampas tahu.
2. Mengukur volume solvent Tetra Hidro Furan (THF) dan minyak kedelai
Waktu Reaksi
Senyawa 60 120 180
% Area Peak % Area Peak % Area Peak
Metil Palmitat 11,48 1 12,35 1 12,59 1
Metil Linoleat 55,56 2 30,32 2 50,41 2
Metil Oleat 26,29 3 30,33 3 30,47 3
Metil Oktadeka 9,
- - 19,56 4 - -
12 Dienoat
Metil 9, 12, 15
0,31 4 0,41 5 0,33 4
Oktadekatrinoat
14
PEMBAHASAN
Tahu
analisa Asam lemak bebas (FFA), densitas dan viskositas minyak kedelai sebelum
digunakan sebagai bahan baku biodiesel. Pada Tabel 3.1 dapat diketahui hasil
analisis minyak kedelai dari ampas tahu, nilai FFA ampas tahu adalah 0,6%,
dimana nilai ini sudah memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan baku
biodiesel. Nilai FFA yang tinggi sebanding dengan nilai densitas minyak kedelai
yang dihasilkan, dan semakin tinggi FFA maka semakin tinggi pula nilai densitas
yang dihasilkan.
Nilai densitas minyak kedelai yang dihasilkan adalah 0,92 yang nilainya
sama dengan minyak kedelai standar SNI yaitu berkisar antara 0,916 – 0,922 g/ml
konsentrasi pelarut yang digunakan, semakin padat minyak yang dihasilkan. Nilai
densitas selalu sebanding dengan nilai viskositas, dan semakin tinggi densitas
16
17
maka semakin tinggi pula viskositasnya. Untuk viskositas minyak kedelai dari
dilakukan Prastyo dkk pada tahun 2021 adalah waktu reaksi (60, 120, 180 menit).
atas: katalis, gliserin dan biodiesel. Gliserin dan biodiesel yang dihasilkan
yang dihasilkan dipanaskan pada suhu 85°C untuk menghilangkan sisa metanol
dan THF. Biodiesel yang dihasilkan berwarna keemasan dan hasil untuk setiap
Rendemen tertinggi 95% dengan waktu reaksi 120 menit pada konsentrasi
katalis 5% b/b. Hasil terendah pada waktu ke-60 menit yaitu 88%. Semakin lama
waktu reaksi, semakin lama kontak antara situs aktif katalis, metanol, dan bahan
baku, dan semakin tinggi tingkat konversi biodiesel. Hal ini menunjukkan bahwa
dibandingkan dengan waktu reaksi 120 menit. Aktivitas katalis meningkat seiring
nilai densitas yang dihasilkan. Nilai densitas biodiesel yang dihasilkan berbanding
terbalik dengan nilai alir waktu reaksi. Hal ini disebabkan adanya reaksi
18
transesterifikasi yang mengubah bahan baku yang mengandung asam lemak dan
kinematik biodiesel dari minyak kedelai ampas tahu adalah 5.4cSt, dan telah
yang dihasilkan.
transesterifikasi seperti ikatan rantai tunggal, bisiklik dan siklik. Hasil ini
ester pada biodiesel yang dihasilkan baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Puncak-puncak metil ester dan senyawa lain yang terkandung pada biodiesel
ditunjukkan dengan data berupa kromatogram hasil analisis GC, berat molekul
dan struktur molekul pada tiap puncak dan fragmentasi dari molekul yang
terdeteksi ditunjukkan dari analisis MS. Senyawa ester dengan rantai karbon
pendek terlebih dahulu terdeteksi kemudian diikuti dengan rantai karbon yang
dan 3.
19
reaksi 120 menit, 9 puncak waktu reaksi 180 menit. Hasil analisis GC-MS
menunjukkan puncak terbanyak diperoleh pada waktu reaksi 120 menit. Hal ini
berkorelasi dengan nilai rendemen yang dihasilkan dengan nilai tertinggi terdapat
pada waktu reaksi 120 menit. Puncak yang terdeteksi pada analisis GC-MS
menunjukkan jenis senyawa metil ester yang terdapat pada biodiesel. Hasil
analisis GC-MS menunjukkan terdapat empat puncak dengan nilai tertinggi pada
semua waktu reaksi, yaitu metil palmiat, metil oleat, metil linoleate, dan metil
stearat. Metil palmiat sebagai komponen utama pembentuk biodiesel ampas tahu.
Empat jenis metil ester nilai tertinggi dengan atom C lebih dari 16 yaitu,
metil palmitat, metil linoleat, metil oleat, dan metil stearate terdapat pada
terdeteksi lebih awal pada analisis GC-MS. Metil palmitat mempunyai rantai
karbon paling pendek dibanding senyawa metil ester lainnya, sehingga muncul
lebih awal dibandingkan metil linoleat, metil oleat, dan metil stearat. Puncak oleat
muncul lebih dahulu dari metil stearat karena berat molekul metil stearat lebih
besar dari pada berat molekul metil oleat. Asam lemak jenuh terpenting dalam
komposisi biodiesel adalah asam palmitat, sedangkan asam lemak tak jenuh
terpenting berupa asam oleat yang berisi satu ikatan rangkap. Asam lemak jenuh
tinggi pada metil ester menjadi salah satu indikator biodiesel tahan terhadap
20
oksidasi dari udara, dan mempunyai bilangan oktan yang tinggi (Firdaus dkk,
2013).
9,12 dienoat dan 180 menit menunjukkan adanya senyawa metil siklo propano-
oktanoat yang tidak terdapat pada waktu reaksi lainnya dalam jumlah kecil. Hasil
penurunan nilai gliserol terikat menunjukkan bahwa jumlah mono, di, dan turunan
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a. Minyak kedelai dari ampas tahu yang diperoleh melalui ekstraksi sokletasi
dengan pelarut benzene didapatkan nilai bilangan asam lemak bebas 0,6%,
b. Ampas tahu berpotensi menjadi bahan bahu pembuatan biodiesel, ditinjau dari
waktu reaksi 120 menit menghasilkan rendemen tertinggi sebesar 94% dengan
densitas 0,866 g/mL, viskositas kinematic 5,35 cSt, angka asam 0,25 mg-
KOH/g-biodiesel, dan memiliki komposisi jenis asam lemak utama yaitu asam
21
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, T.M. (2018) “Limbah Ampas Tahu Sebagai Bahan Baku Untuk
Prastyo, E., S, D.F. dan Ibrahim, P.A. (2021) “Pengaruh Waktu Reaksi Terhadap
Yield dan Kandungan Metil Ester Sintesis Biodiesel Ampas Tahu Metode
Setiawan, V.N. (2021) Konsumsi BBM Masyarakat dan Industri Meningkat Imbas
https://katadata.co.id/rezzaaji/berita/61776d156db13/konsumsi-bbm-
masyarakat-dan-industri-meningkat-imbas-pelonggaran-ppkm (Diakses: 2
22