Anda di halaman 1dari 13

UJI KUALITAS AIR

OLEH :
1. Azizah Rahmawati ( XII A )
2. Galuh Cakra Panigas ( XII C )
3. Sherly Chaprilla Putri ( XII E )
4. Yolanda Mardiana Hapsari ( XII E )

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PUTRA INDONESIA
Jalan Barito 5 Malang Tlp. (0341)491132
2018

0
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Air adalah salah satu unsur penting yang ada di bumi yang sangat dibutuhkan
untuk kehidupan dan semua jenis makhluk hidup. Jumlah air yang terdapat di seluruh
alam sekitar 71% dari seluruh permukaan bumi. Air terdapat dialam dengan wujud
padat ( es ), cair, dan gas atau uap. Oleh karena itu air ini sering disebut sebagai
sumber kehidupan yang dimana ada air maka disitu pula terdapat kehidupan.
Dengan semakin meningkatnya kegiatan pembangunan di berbagai bidang
dan adanya pertumbuhan penduduk dari tahun ketahun, maka kebutuhan air bersih
semakin meningkat. Selain itu persediaan air bersih semakin berkurang karena adanya
pencemaran lingkungan terutama pada pencemaran air. Peningkatan pencemaran
lingkungan yang berasal dari limbah industri, rumah tangga dan kegiatan pertanian,
yang mengandung bahan/zat yang dapat membahayakan kehidupan manusia serta
merusak kelestarian lingkungan .Oleh sebab itu, pemerintah melakukan uji kualitas air
bersih, terutama air bersih yang digunakan untuk air minum. Adapun standart kualitas
atau mutu air minum dan kualitas air bersih yang dikeluarkan oleh pemerintahan pada
Standart Nasional Indonesia(SNI), yaitu 01-3553 2006. Dengan adanya standart yang
telah ditentukan, uji kualitas air diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang
pada saat ini terbilang krisis air bersih.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui kualitas air berdasarkan parameter fisika ( suhu, pH, konduktivitas,


TSS, TDS )
2. Mengetahui kualitas air berdasarkan parameter kimia ( kadar klorida )
3. Mengetahui kualitas air berdasarkan parameter biologi ( uji kesadahan )

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Uji kualitas air adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk menjamin mutu dari air
tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan air yang telah diuji. Adapun uji yang
dilakukan pada air antara lain:
 Uji Ph
- Prinsip : EUTEC
- Tujuan : Untuk mengetahui nilai pH dalam sampel air
- Pengertian :
Menunjukkan kekuatan antara asam dan basa dalam air dan suatu kadar
konsentrasi ion hidrogen dalam larutan nilai pH menggambarkan kekuatan bahan
pelarut dari air, karena itu penunjukannya mungkin dari reaksi kimia pada batuan –
batuan dan tanah-tanah. Pertumbuhan organisme perairan dapat berlangsung dengan
baik pada kisaran pH 6,5 – 5, namun untuk air bersih memiliki pH = 7 artinya tidak
asam maupun basa (Soemirat, 2011).
Semakin tinggi nilai pH semakin tinggi pula nilai alkalinitas dan semakin rendah
kadar karbondioksida bebas. Larutan yang bersifat asam akan bersifat korosif. Nilai
pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi perairan, misalnya proses nitrifikasi akan
berakhir jika kadar pH rendah. SumberPenccmaran Keberadaan karbonat, hidroksida
dan bikarbonat bertambah pada dasar perairan, sementara keberadaan mineral bebas
asam dan asam karbonik bertambah dalam keasaman. Perairan asam tidak lebih umum
daripada perairan alkali Sumber pembuangan air asam dan sampah-sampah industri
yang sudah tidak dinetralkan akan bersamaan dengan pengurangan pH dari air
(Soemirat, 2011)
- Nilai ambang batas : 6,5 - 8,5 ( Permenkes No. 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene
Sanitasi, Kolam Renang, Solus Peraqua, dan Pemandian Umum )

 Suhu Normal
- Prinsip : EUTEC
- Tujuan : Mengetahui suhu dalam sampel air
- Pengertian :

2
Suhu yang baik mempunyai temperatur normal, kurang lebih 30C dari suhu
kamar (270C). Suhu air yang melebihi batas normal menunjukan indikasi terdapat
bahan kimia yang terlarut dalam jumlah yang cukup besar atau sedang terjadi proses
dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme.
- Nilai ambang batas : kurang lebih 30C ( Permenkes No. 32 Tahun 2017 tentang
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk
Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Peraqua, dan Pemandian Umum )

 DHL (Daya Hantar Listrik)


- Prinsip : EUTEC
- Tujuan : Untuk Mengukur kemampuan ion-ion dalam air untuk menghantarkan
listrik serta memprediksi kandungan mineral dalam air.
- Pengertian :
Daya hantar listrik (DHL) merupakan kemampuan suatu cairan untuk
menghantarkan arus listrik (disebut juga konduktivitas). DHL pada air merupakan
ekspresi numerik yang menunjukkan kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan
arus listrik. Oleh karena itu, semakin banyak garam-garam terlarut yang dapat
terionisasi, semakin tinggi pula nilai DHL. Besarnya nilai DHL bergantung kepada
kehadiran ion-ion anorganik, valensi, suhu, serta konsentrasi total maupun relatifnya.
Konduktivitas dinyatakan dengan satuan p mhos/cm atau p Siemens/cm. Dalam
analisa air, satuan yang biasa digunakan adalah µmhos/cm. Air suling (aquades)
memiliki nilai DHL sekitar 1 µmhos/cm, sedangkan perairan alami sekitar 20 – 1500
µmhos/cm (Boyd, 1988 dalam Effendi, 2003).
Pengukuran DHL dilakukan menggunakan konduktivitimeter dengan satuan
µmhos/cm. Prinsip kerja alat ini adalah banyaknya ion yang terlarut dalam contoh air
berbanding lurus dengan daya hantar listrik. Batas waktu maksimum pengukuran yang
direkomendasikan adalah 28 hari. Menurut APHA, AWWA (1992) dalam Effendi
(2003) diketahui bahwa pengukuran DHL berguna dalam hal sebagai berikut :
Menetapkan tingkat mineralisasi dan derajat disosiasi dari air destilasi.
Memperkirakan efek total dari konsentrasi ion.
Mengevaluasi pengolahan yang cocok dengan kondisi mineral air.
Memperkirakan jumlah zat padat terlarut dalam air.
Menentukan air layak dikonsumsi atau tidak.
- Nilai ambang batas : 20 – 1500 µmhos/cm

3
 TSS dan TDS
- Prinsip : Sprektrofotometri
- Tujuan : Mengetahui nilai kandingan bahan tersuspensi dan terlarut dalam
air
- Pengertian :
Muatan padatan terlarut adalah seluruh kandungan partikel baik berupa bahan
organik maupun anorganik yang terlarut dalam air. Bahan-bahan tersuspensi dan
terlarut pada perairan alami tidak bersifat toxic, akan tetapi jika berlebihan dapat
meningkatkan kekeruhan, selanjutnya akan menghambat penetrasi cahaya matahari ke
kolam air dan akhirnya akan berpengaruh terhadap proses fotosintesis di perairan.
Perbedaan pokok antara kedua kelompok zat ini ditentukan melalui ukuran atau
diameter partikel-partikelnya.
- Nilai ambang batas : 1000 mg/l

 Uji Kadar Klorida


- Prinsip : Titrasi
- Tujuan : Mengetahui kandungan Kloridan dalam air bersih
- Pengertian :
Kadar klorida umumnya meningkat seiring denga meningkatnya kadar mineral. Kadar
klorida yang tinggi, yang diikiuti oleh kadar kalsium dan magnesium yang juga
tinggi, dapat meningkatkan sifat korosivitas air. Hal ini mengakibatkan terjadinya
perkaratan peralatan logam. Kadar klorida <250 mg/L dapat memberikan rasa asin
pada air karena nilai tersebut merupakan batas klorida untuk suply air, yaitu sebesar
250mg/L (Efendi, 2003).
- Nilai ambang batas : 600 mg/L ( Permenkes No 416 Tahun 1990 Tentang Syarat-
syarat dan Pengawasan Kualitas Air )

 Kesadahan (CaCO3)
- Prinsip : Titrasi
- Tujuan : Mengetahui jumlah kandungan kesadahan dalam sampel air
- Pengertian :
Kandungan ion Mg dan Ca dalam air akan menyebabkan air bersifat sadah.
Kesadahan air yang tinggi dapat merugikan karena merusak peralatan yang terbuat
dari besi melalui proses perkaratan atau korosi, juga dapat menimbulkan endapan

4
ataau kerak pada peraltan. Kesadahan yang tinggi disebabkan sebagian besar oleh
kalsium, magnesium, stransium, dan ferrum. Masalah yang timbul adalah sulitnya
sabun membusa sehingga masyarakat tidak suka memanfaatkan penyediaan air bersih
tersebut.
- Nilai ambang batas : 500 mg/L ( Permenkes No. 32 Tahun 2017 tentang Standar
Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan
Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Peraqua, dan Pemandian Umum )

BAB III
KEGIATAN ANALISIS

3.1 Prosedur uji TSS pada air.


 Alat Praktikum
No Nama Alat Jumlah Spesifikasi Fungsi
1. Kuvet 1 (sejumlah 5 mL Tempat sampel yang
sampel) akan diuji pada

5
spektrofotometer
2. Spektrofotometer 1 Elektronik Mengukur kadar TSS
(single beam) dalam sampel
3. Pipet ukur 1 (sejumlah 20 mL Untuk mengambil
sampel) sampel
4. Bola Hisap 1 karet Untuk alat bantu
pengambilan sampel

 Bahan Pratikum
No Nama Bahan Jumlah Spesifikasi Fungsi
1. Sampel (air bersih) ¾ dari p.a Larutan yang akan di uji
kuvet (5ml)
2. Larutan blanko ¾ dari p.a Untuk menormalkan
kuvet (5ml) kembali
spektrofotometer
3. Tisu Secukupnya Untuk membersihkan
kuvet

 Prosedur Percobaan
No Prosedur Pengamatan
Siapkan kuvet sebanyak sampel dan beri
1.
label pada kuvet.
Masukkan sampel dan blanko dalam
2.
kuvet hingga memenuhi ¾ kuvet.
Masukkan blanko dalam
3. spektrofotometer, sebelumnya kuvet di
lap dengan tisu.
Tekan “zero” dan tunggu hingga muncul
4.
kata “zero”.
Keluarkan blanko dan ganti dengan
5. sampel, sebelum kuvet dimasukkan
dikocok dahulu dan di lap dengan tisu.
6. Tekan test dua kali dan catatan hasilnya
7. Lakukan prosedur ke 5 pada semua

6
sampel

3.2 Prosedur Uji TDS pada air bersih


 Alat Praktikum
NO Nama Alat Jumlah Spesifikasi Fungsi
1. Kuvet 1 (Sejumlah 5 mL Tempat sampel yang akan
sampel) diuji pada TDS meter.
2. TDS Meter 1 elektronik Untuk mengukur kadar TSS
pada sampel
3. Pipet ukur 1 (sejumlah 20 mL Untuk mengambil sampel
sampel)
4. Bola Hisap 1 karet Untuk alat bantu
pengambilan sampel

 Bahan Praktikum
No Nama Bahan Jumlah Spesifikasi Fungsi
1. Sampel (Air Bersih) ¾ dari p.a Larutan yang akan diuji
kuvet (5ml)
2. Larutan Blanko ¾ dari p.a Untuk menormalkan
kuvet (5ml) kembali TDS Meter
3. Tisu secukupnya Untuk membersihkan kuvet.

 Prosedur Percobaan
No Prosedur Pengamatan
1. Dipilih range yang sesuai perkiraan
conductivity atau pilih range 10 K
2. Tombol suhu diatur sesuai dengan air yang
diuji.
3. Elektroda dimasukkan pada sampel uji,
tekan tombol CON untuk uji Conductivty,
sedang posisi TDS untuk uji Total
Disolved Solid.

7
4. Hasil dapat di baca pada display
5. Conductivty dalam satuan Umbos/cm
sedang TDS dalam satuan mg/L

3.3 Prosedur Uji Chlorida pada air bersih


 Alat Praktikum
NO Nama Alat Jumlah Spesifikasi Fungsi
1. Erlenmeyer 1 (Sejumlah 100 mL Untuk tempat sampel
sampel)
2. Statif 1 besi Tempat Buret
3. Buret 1 25 mL Tempat titran
4. Klem Buret 1 besi Pengait buret pada statif
5. Pipet ukur 1 20 mL Untuk mengambil
sampel
6. Bola Hisap 1 Alat bantu mengambil
sampel

 Bahan Praktikum
No Nama Bahan Jumlah Spesifikasi Fungsi
1. Kalium Kromat 3 tetes p.a Sebagai indikator untuk
(K₂CrO₄) mengetahui perubahan
warna
2. Silver Nitrat 25 ml p.a Sebagai titran dan
(AgNO3) 0.0141 N sebagai pereaksi
3. Sampel (air bersih) Sebanyak p.a Untuk diuji
sampel

 Prosedur Percobaan
No Prosedur Pengamatan
1. Ambil 20 mL sampel dalam
Erlenmeyer

8
2. Tambahkan 3 tetes larutan
indikator Kalium Kromat.
Kemudian kocok (warna kuning)
3. Titrasi dengan larutan baku
Silver Nitrat 0,0141 N hingga
warna merah bata
4. Catat volume titrasi

Rumus Perhitungan
Klorida = Volume Titrasi sampel – volume titrasi blanko x N AgNO3 x 35,45 x 100
Volume titrasi

Reaksi :
AgNO3 + K2CrO4 Ag2CrO4 + K(NO3)

3.4 Uji Kesadahan (CaCO3)


 Alat Praktikum
NO Nama Alat Jumlah Spesifikasi Fungsi
1. Erlenmeyer 1 (Sejumlah 100 mL Untuk tempat sampel
sampel)
2. Statif 1 besi Tempat Buret
3. Buret 1 25 mL Tempat titran
4. Klem Buret 1 besi Pengait buret pada statif
5. Pipet ukur 1 20 mL Untuk mengambil
sampel
6. Bola Hisap 1 Alat bantu mengambil
sampel

 Bahan Praktikum
No Nama Bahan Jumlah Spesifikasi Fungsi
1. Sampel (Air 50 ml p.a Larutan yang akan diuji

9
Bersih)
2. Larutan Blanko 50 ml p.a Untuk menormalkan
kembali TDS Meter
3. Larutan Dapar 2 ml p.a Untuk membersihkan
kuve
4. EBT Sepucuk p.a Sebagai pereaksi
sendok
5. EDTA 25 ml p.a Sebagai titran dan
pereaksi

 Prosedur Analisis
No Prosedur Pengamatan
1. Ambil 50 mL sampel dalam
Erlenmeyer
2. Tambahkan 2 mL Larutan Dapar
3. Tambahkan sepucuk sendok indikator
EBT dan dikocok, timbul warna merah
4. Titrasi dengan EDTA sampai warna
kemerahan hilang dan menjadi biru
5. Catat volume EDTA yang digunakan
untuk titrasi
6. Blanko di perlakukan sama

Perhitungan
Kesadahan = Volume titrasi EDTA x faktor (0,985) x 1000
Volume sampel

3.5 Uji pH, Suhu dan Kesadahan


 Alat Praktikum
No Nama Alat Jumlah Spesifikasi Fungsi
1. Beaker glass 1 (sejumlah 250 ml Tempat sampel yang
sampel) akan di uji
2. EUTEC 1 Elektronik Mengukur pH, suhu, dan
konduktivitas

10
 Bahan Pratikum
No Nama Bahan Jumlah Spesifikasi Fungsi
1. Sampel (air bersih) 100 ml p.a Larutan yang akan di uji
2. Buffer 7 - p.a Untuk mengkalibrasi
larutan
3. Aquades Secukupnya p.a Untuk membersihkan
elektroda
4. Tisu Untuk membersihkan
elektroda

 Prosedur Percobaan
A. Uji pH dan Suhu
No Prosedur Pengamatan
1. Siapkan EUTECH yang akan dikalibrasi
dengan kalibrasi 7
2. Celupkan elektroda ke dalam larutan
kalibrasi 7, tekan tombol cal tunggu hingga
stabil. Tekan tombol hold end
3. Bilas elektroda dengan aquades dan
keringkan dengan tisu
4. Celupkan ke dalam sampel
5. Tekan tombol cal hingga muncul angka pH
dan suhu pada layar

B. Uji Konduktifitas
No Prosedur Pengamatan
1. Tekan mode hingga muncul lambang
mikron s
2. Celup ke dalam larutan kalibrasi 7 dan
tekan tombol cal hingga angka yang
muncul stabil
3. Keringkan dengan tisu dan tekan tombol
meas
4. Celupkan ke dalam larutan sampel yang

11
akan diuji

DAFTAR RUJUKAN

Anonymous, 2015. Proposal Penelitian Kualitas Air,


http://hamzahsiomnivora.blogspot.com/2015/03/proposal-
penelitian-kualitas-air-ph-dan.html, online, diakses tanggal 28 Juli 2018

Anonymous, 2015, Analisa Air dengan Parameter pH dan DHL,


http ://analisisairdanmineralarmilah16.blogspot.com/2015/03/analisa-air
dengan-parameter-ph-dhl_81.html, online, diakses tanggal 28 Juli 2018

Anonymous, 2012, Laporan Uji Kualitas Air,


https://wildanarchibald.wordpress.com/2012/05/29/laporan-uji-kualitas-air/,
online, diakses tanggal 28 Juli 2018

12

Anda mungkin juga menyukai