Anda di halaman 1dari 22

PEMANFAATAN KULIT JERUK DAN TEMBAKAU SEBAGAI

PESTISIDA ORGANIK

OLEH:

NAMA : AMILATUN NUR ROKHIMAH

KELAS / NO.ABSEN : 3C D-IV / 02

PROGAM STUDI DIPLOMA IV TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI MALANG

MALANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunianya penulis dapat

menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini untuk memenuhi syarat

menyelesaikan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Karya ilmiah ini disusun

dengan judul “Pemanfaatan Kulit Jeruk dan Tembakau sebagai Pestisida”.

Dalam penulisan ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu

penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang membantu yaitu:

1. Bapak Dr. Ir. Eko Naryono, M.T. sebagai ketua jurusan Teknik Kimia

Politeknik Negeri Malang

2. Ibu Profiyanti Hermien Suharti, S.T., M. T., selaku Kepala Progam Studi

D-IV Teknologi Kimia Industri Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri

Malang

3. Bapak Drs. Sigit Hadiantoro, M.Pd. sebagai dosen pembimbing

4. Ibu Dra. Nurdjizah, M.Pd, selaku dosen pembimbing Bahasa Indonesia

5. Kedua orangtua yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Demikian karya ilmiah ini penulis susun, semoga dapat bermanfaat. Penulis

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan Karya Tulis

Ilmiah ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Malang, 4 Juni 2022

Amilatun Nur Rokhimah

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Tujuan Penulisan................................................................................................1

1.3 Rumusan Masalah..............................................................................................2

1.4 Dasar Teori ........................................................................................................2

1.5 Sumber Data.......................................................................................................3

1.6 Metode dan Teknik ...........................................................................................3

1.7 Sistematika Penulisan ........................................................................................3

BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................................5

2.1 Landasan Teori ..................................................................................................5

2.1.1 Pengertian Pestisida................................................................................5

2.1.2 Pestisida Organik.....................................................................................6

2.1.3 Kandungan Flavonoid pada Kulit Jeruk..................................................7

2.1.4 Kandungan Nikotin pada Tembakau........................................................8

BAB III METODOLOGI ALAT DAN BAHAN....................................................9

3.1 Alat dan Bahan ..................................................................................................9

3.1.1 Alat ..........................................................................................................9

3.1.1 Bahan ......................................................................................................9

3.2 Prosedur Percobaan ...........................................................................................9

iii
3.2.1 Cara Pembuatan......................................................................................5

3.2.3 Teknik Aplikasi dan Dosis Penggunaan Pestisida...................................5

3.3 Hasil Penelitian ...............................................................................................11

BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................12

4.1 Pengaruh Variasi Waktu Uji Coba Terhadap Walang Sangit..........................12

4.2 Efektivitas Pestisida Organik dari Kulit Jeruk dan Tembakau........................13

BAB V PENUTUP.................................................................................................14

5.1 Kesimpulan......................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pertanian di Indonesia tidak terlepas dari berbagai masalah yang salah

satunya adalah serangan hama, khususnya serangga pengganggu tanaman yang

dapat menyebabkan produktifitas pertanian di Indonesia menurun. Salah satu

hama tersebut yaitu walang sangit. Walang sangit atau bahasa latinnya yaitu

Leptocorisa oratorius merupakan sejenis hama yang sering menyerang

tanaman padi dengan cara menghisap cairan pada butir padi sehingga padi

menjadi hampa atau dapat dikatakan pengisiannya tidak sempurna.Oleh

karena itu, untuk mengatasi masalah itu para petani menggunakan pestisida

yang sifatnya sintesis atau kimia. Akan tetapi, penggunaan pestisida sintesis ini

menimbulkan berbagai permasalahan yang salah satunya adalah masalah

racun yang terdapat pada pestisida tersebut.

Dari permasalahan itu penulis mencoba untuk memanfaatkan kulit jeruk

dan tembakau untuk di proses menjadi pestisida organik yang membantu

produktifitas pertanian Indonesia.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini yaitu sebagai berikut :

1. Memanfaatkan kulit jeruk dan tembakau menjadi pestisida organik

2. Membantu mengurangi pencemaran lingkungan

1
1.3 Rumusan Masalah

1. Apakah kulit jeruk dan tembakau bisa di jadikan pestisida organik ?

2. Mengapa kulit jeruk dan tembakau bisa dijadikan bahan untuk membuat

pestisida organik ?

3. Bagaimana metode atau cara pembuatan pestisida organik dari kulit jeruk

dan tembakau ?

4. Efektifkah pestisida organik dari kulit jeruk dan tembakau ?

1.4 Teori

Pestisida nabati adalah bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal

dari tumbuhan (daun, buah, biji atau akar) berfungsi sebagai penolak, penarik,

antifertilitas, pembunuh dan bentuk lainnya. dapat untuk mengendalikan

organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Pestisida nabati bersifat mudah

terurai (bio-degradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan, dan

relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residu mudah hilang

(Badan Pengkajian Teknologi Pertanian Kalteng, 2022).

Tanaman atau tumbuhan yang berasal dari alam dan potensial sebagai

pestisida nabati umumnya mempunyai karakteristik rasa pahit (mengandung

alkaloid dan terpen), berbau busuk dan berasa agak pedas. Tanaman atau

tumbuhan ini jarang diserang oleh hama sehingga banyak digunakan sebagai

ekstrak pestisida nabati dalam pertanian organik (Hasyim, A. dkk , 2010).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mellisa Fitri 2016, pestisida

dari tembakau ini bisa dijadikan alternatif lain bagi para petani yang memiliki

2
masalah dalam pengembangan pertaniannya karena dari hasil penelitian

yang telah dilaksanakan menunjukan bahwa pestisida tembakau ini ampuh

dalam mengendalikan hama-hama yang saat ini menjadi permasalahan di

dalam sektor pertanian.

1.5 Sumber Data

Adapun sumber data yang dipakai yaitu Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan

Seri Pengabdian Masyarakat Volume 3 Nomor 2 dengan judul “Pembuatan

Pestisida Menggunakan Tembakau” karya Mellisa Fitri dan Sumringah

Migunani.

1.6 Metode dan Teknik

1. Melakukan pengambilan data dari penelitian eksperimental

2. Metode deskriptif kuantitatif yaitu dengan menggunakan beberapa sumber

dari penelitian penelitian sebelumnya. Data berupa studi literatur yang

relevan dengan topik pembahasan.

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penyelesaian pembahasan yang ada dalam penyusunan karya

tulis ilmiah ini, maka penulis membagi beberapa bab dalam penulisan karya tulis

ilmiah ini sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Pembahasan

1.3 Rumusan Masalah

3
1.4 Teori

1.5 Sumber Data

1.6 Metode dan Teknik

1.7 Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat dan Bahan

3.2 Prosedur Percobaan

3.3. Hasil Penelitian

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Variasi Waktu Uji Coba Terhadap Walang Sangit

4.2 Efektivitas Pestisida Organik dari Kulit Jeruk dan Tembakau

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

4
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Pestisida

Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act, pestisida

adalah semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk

mengendalikan, mencegah, atau menangkis gangguan serangga, binatang

pengerat, nematoda, gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap hama,

kecuali virus, bakteri atau jasad renik lainnya yang terdapat pada manusia dan

binatang.

Pestisida sering digunakan sebagai pilihan utama untuk memberantas

organisme pengganggu tanaman. Hal ini dikarenakan pestisida mempunyai

daya bunuh yang tinggi, penggunaannya mudah dan hasilnya cepat untuk

diketahui. Namun jika aplikasinya kurang bijaksana, dapat membawa dampak

pada pengguna, hama sasaran, maupun lingkungan yang sangat berbahaya.

Gambar 1. Macam-macam Produk Pestisida

5
Pestisida pertanian dan pestisida pada umumnya adalah bahan kimia atau

campuran bahan kimia serta bahan-bahan lain (ekstrak tumbuhan,

mikroorganisme, dan sebagainya) yang digunakan untuk mengendalikan OPT.

Karena itu pestisida bersifat bioaktif yang artinya pestisida dengan satu atau

beberapa cara mempengaruhi kehidupan, misalnya menghentikan

pertumbuhan, membunuh hama atau penyakit, membunuh atau menekan

gulma. mengusir hama, mempengaruhi mengatur pertumbuhan tanaman,

merontokkan daun, dan sebagainya.

Akibat yang di timbulkan pestisida berbahan kimia tersebut sangat berbahaya

sekali. Pestisida disebut persisten bila sudah diaplikasikan dapat bertahan pada

bidang sasaran atau pada lingkungan dalam jangka waktu yang lama. Pestisida

yang persisten tidak mudah dilarutkan di alam. Senyawa-senyawa ini bertahan

dalam lingkungan tidak hanya dalam hitungan bulan, tetapi puluhan tahun.

Senyawa Hidrokarbon berklor juga tidak mudah disekresikan bila masuk ke

tubuh hewan atau manusia. Oleh karena itu, senyawa ini dapat terus berada

dalam tubuh organisme dan pindah dari organisme yang satu ke organisme

yang lainnya melalui rantai makanan. Konsentrasinya juga cenderung makin

meningkat jika tingkat trofik yang dilalui makin tinggi (bioakumulasi dan

biomagnifikasi).

2.1.2 Pestisida Organik

Pestisida organik adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tanaman.

Pestisida nabati sudah digunakan tiga abad yang lalu (Ware, 1982: 1983).

Pestisida nabati dapat membunuh atau mengganggu serangan hama dan

6
penyakit melalui cara kerja yang unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai

cara atau secara tunggal.

Menurut Yayasan IDEP, 2016. Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik

yaitu merusak perkembangan telur, larva dan pupa, menghambat pergantian

kulit, mengganggu komunikasi serangga, menyebabkan serangga menolak

makan, menghambat reproduksi serangga betina, memblokir kemampuan

makan serangga, mengusir serangga dan menghambat perkembangan patogen

penyakit.

2.1.3 Kandungan Flavonoid pada Kulit Jeruk

Flavonoid merupakan kelompok besar yang terdiri dari flavon, flavanon, dan

isoflavon. Flavonoid yang telah teridentifikasi berupa krisin, taksifolin,

pinosembrin, pinobanksin, pinostrobin, dan katekin (Fengel dan Wegener

1995).

Tumbuhan atau tanaman yang mengandung flavonoid dipakai dalam

pengobatan tradisional karena memiliki berbagai efek terhadap macam macam

organisme, antara lain mengobati gangguan fungsi hati karena memiliki

aktivitas antioksidan, antihipertensi, antimutagen, menurunkan agregasi

keping darah (lempengelet) sehingga dapat mengurangi pembekuan darah,

dan dapat menghambat pendarahan.

Pada buah jeruk, hampir 90% dari jenis yang ada terdapat senyawa

flavonoids. Senyawa flavonoids pada buah jeruk, banyak terdapat pada kulit

ari dan limonoids. Limonoids mempunyai karakteristik sifat dasar yang

dibentuk selama pertumbuhan pada produk tanaman yang menghasilkannya.

7
Sifat dasar limonoids mencakup kegunaannya sebagai insktisida, regulasi

pertumbuhan insek, insek antifeedant, dan pengaruh medis terhadap binatang

dan manusia seperti antibakteri, viral, dan antifungi. (Dondy A. Setyabudi dan

Setyadjit, Peneliti BB-Pascapanen).

Selain Flavonoid, kulit jeruk juga mengandung komposisi kimia minyak atsiri

yang dihasilkan tanaman Citrus aurantifolia yang berasal dari Kamerun yaitu

senyawa Sitronelol atau Sitronela sendiri mengandung mempunyai sifat racun

dehidrasi (Desiccant). Racun tersebut merupakan racun kontak yang dapat

mengakibatkan kematian karena kehilangan cairan terus menerus. Serangga

yang terkena racun ini akan mati karena kekurangan cairan.

1.2.4 Kandungan Nikotin pada Tembakau

Tembakau dikenal sebagai salah satu jenis tanaman penghasil pestisida nabati

dengan bahan aktif nikotin. Bahan aktif yang berperan dalam mengendalikan

serangga hama adalah senyawa nikotin dan turunannya antara lain alkaloid

nikotin, nikotin sulfat dan senyawa nikotin lainnya. Senyawa ini bekerja

sebagai racun kontak, racun perut dan fumigan. Senyawa nikotin efektif dalam

mengendalikan serangga golongan apids dan serangga berbadan lunak

lainnya.

8
BAB III

METODOLOGI ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.

1. Neraca analitik

2. Mortar

3. Pisau

4. Mesin penghalus

5. Saringan halus

6. Corong pisah

7. Wadah plastik

8. Botol semprot

9. Stopwatch

3.1.2 Bahan

1. Kulit jeruk 50 gram

2. Tembakau 250 gram

3. Air 1 liter

3.2 Prosedur Percobaan

3.2.1 Cara pembuatan

1. Siapkan tembakau 250 g

9
2. Kemudian keringkan tembakau sampai benar-benar kering dan terlihat

perubahan warnanya.

3. Haluskan tembakau kering tersebut sampai benar-benar halus

4. Masukan bubuk tembakau tersebut ke dalam wadah plastik

5. Campurkan bubuk tembakau tersebut dengan air dengan rasio 150 g bubuk

tembakau: 1 liter air

6. Siapkan kulit jeruk 100 g

7. Masukan kulit jeruk kedalam blender, ditambah 50 ml air, dan haluskan.

8. Masukan kulit jeruk yang sudah di haluskan ke dalam campuran tembakau

dan air yang sudah dimasukan dalam satu wadah, diamkan selama 1 hari.

9. Saring larutan tembakau dan kulit jeruk tersebut dengan menggunakan

puring sampai ampas dari kedua bahan tersebut terpisah. 10. Setelah itu,

masukan kedalam spray yang akan digunakan untuk uji coba pesitisida

yang akan di bandingkan dengan pestisida kimia.

Sebagai perbandingan, kami juga membeli pestisida dari bahan kimia yang

juga akan kami coba pada hama Walang sangit. Berikut cara pembuatannya:

1. Siapkan 4 gram pestisida kimia dan Ilt air

2. Masukan 1 It air tersebut ke dalam spray.

3. Masukan 4gram pestisida kimia tersebut ke dalam spray yang sudah berisi 1 It

air.

3.2.2 Teknik Aplikasi dan Dosis Penggunaan Pestisida

1. Larutan Pestisida Tembakau dan Kulit Jeruk diendapkan selama 1 hari.

2. Dapat diaplikasikan degan menggunakan alat semprot (sprayer)

10
3. 500 liter pestisida Tembakau dan Kulit Jeruk bisa digunakan untuk lahan

sebesar 1 H.

4. Larutan harus habis pada satu kali pemakaian.

5. Larutan Disemprotkan pada tanaman yang terkena hama pada daun dan

batangnya

3.3 Hasil Penelitian

Tabel 3. 1 Hasil Penelitian

Hama
No. Semprotan Waktu A B
(5 hama) (5 hama)
3 mati, 1 pasif,
1. 3 kali 5 menit (I) 2 mati, 3 aktif
1 aktif
2. 3 kali 5 menit (II) 4 mati, 1 pasif 2 mati, 3 aktif
3. 3 kali 5 menit (III) 5 mati 2 mati, 2 pasif

Keterangan :

- A = Pestisida Kulit Jeruk dan Tembakau

- B = Pestisida Kimia

- I = Pertama

- II = Kedua

- III = Ketiga

11
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Variasi Waktu Uji Coba Terhadap Walang Sangit

Walang sangit (Leptocorisa oratorius Fabricius, Hemiptera:Alydidae atau

Leptocorisa acuta) adalah serangga yang menjadi hama penting pada

tanaman budidaya, terutama padi. Walang sangit merupakan hama potensial

yang pada waktu-waktu tertentu menjadi hama penting dan dapat

menyebabkan kehilangan hasil mencapai 50%. Diduga bahwa populasi

100.000 ekor per hektar dapat menurunkan hasil sampai 25%. Hasil

penelitian menunjukkan populasi walang sangit 5 ekor per rumpun padi akan

menurunkan hasil 15%. Hubungan antara kepadatan populasi walang sangit

dengan penurunan hasil menunjukkan bahwa serangan satu ekor walang

sangit per malai dalam satu minggu dapat menurunkan hasil 27% (BB PADI).

Dari penelitian yang telah penulis lakukan terhadap sepuluh hama walang

sangit (Leptocorisa oratorius). Dari sepuluh hama walang sangit tersebut

lima diantaranya di berikan pestisida kimia dan lima diberikan pestisida kulit

jeruk dan tembakau. Hasilnya pada lima walang sangit yang di berikan

pesitisida kimia di lima menit pertama dua walang sangit mati, dan tiga

walang sangit aktif. Pada lima menit ke dua masih sama pada lima menit

pertama. Pada lima menit ke tiga tiga walang sangit mati, dan dua walang

sangit pasif. Sementara lima walang sangit yang diberikan pestisida kulit

12
jeruk dan tembakau di lima menit pertama terdapat tiga walang sangit mati,

satu walang sangit pasif, dan

13
satu walang sangit aktif. Pada lima menit kedua terdapat empat walang sangit

mati dan satu walang sangit pasif. Pada lima menit ke tiga kelima walang

sangit telah mati.

4.2 Efektivitas Pestisida Organik dari Kulit Jeruk dan Tembakau

Kualitas gabah (beras) sangat dipengaruhi serangan walang sangit.

diantaranya menyebabkan meningkatnya Grain dis-coloration. Sehingga

serangan walang sangit disamping secara langsung menurunkan hasil, secara

tidak langsung akan menurunkan kualitas beras. Pestisida kulit jeruk dan

tembakau merupakan salah satu pestisida nabati yang penulis lakukan, terbuat

dari kulit jeruk dan tembakau . Dari hasil penelitan yang telah dilakukan

penulis telah terbukti bahwa pestisida kulit jeruk dan tembakau lebih efektif

dalam membunuh hama dari pada pestisida kimia. Pestisida kulit jeruk dan

tembakau mempunyai kandungan nikotin dan flavonoid. Flavonoid yang

berfungsi sebagai fumigan. Sementara nikotin berfungsi sebagai racun

kontak, racun perut sekaligus fumigan. Senyawa nikotin efektif dalam

mengendalikan serangga golongan apids dan serangga berbadan lunak

lainnya.

14
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Simpulan yang dapat kami berikan dari beberapa data dan fakta diatas,

antara lain:

1. Kulit Jeruk merupakan bagian tubuh pada tumbuhan yang termasuk

kedalam keluarga citrus yang beragam jenis, memiliki rasa yang manis

atau pun manis yang letaknya berada di paling luar. Flavonoid merupakan

kelompok besar yang terdiri dari flavon, flavanon, dan isoflavon.

Flavonoid berfungsi sebagai fumigan yaitu racun pernafasan bagi

serangga.

2. Kandungan di dalam tembakau yaitu TAR, Nikotin, Cadmium, Benzene,

dll dan yang paling mendominasi adalah Nikotin, kandungan Nikotin di

dalam tembakau sangat tinggi. Nikotin adalah senyawa kimia organik

kelompok alkaloid yang berfungsi untuk racun saraf yang potensial dan

digunakan sebagai bahan baku berbagai jenis insektisida dan pestisida.

3. Pestisida dari kulit jeruk dan tembakau bisa dijadikan alternatif lain bagi

para petani yang memiliki masalah dalam pengembangan pertanian karena

dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa Pestisida

Kulit Jeruk dan Tembakau ampuh dalam mengendalikan hama yang

menjadi permasalahan pada sektor pertanian.

15
16
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengkajian Teknologi Pertanian Kalteng.2022.”Pembuatan dan Manfaat

Pestisida Nabati”,Kalimantan Tengah. Diakses tanggal 8 Juni 2022.

http://kalteng.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/publikasi-mainmenu-47-47/

teknologi/332-pestisida-nabati-pembuatan-dan-manfaat13

BB PADI (Bada Besar Penelitian Tanaman Padi).2016. “Hama Walang Sangit”.

Jakarta.Diakses tanggal 10 Juni 2022.

http://bbpadi.litbang.deptan.go.id/index.php/in/hamapadi/206--hama-walang-

sangit-leptcorisa-oratorius-.html

Djojosumarto.2004.”Pestisida:Pengenalan Pestisida Secara Umum”.Surabaya.

Penerbitan Surabaya:KANISIUS

Dondy A, Setyabudi, dkk.2006. “Teknologi Penanganan dan Pengolahan Pisang

(Musa ssp.)”.Mataram. DIRJEN HOLTIKULTURA

Fitri, Melisa dan Sumringah Migunani.2014.“Pembuatan Pestisida Menggunakan

Tembakau”. Jakarta. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Seri Pengabdian

Masyarakat Volume 3 Nomor 2

17
Hadiyani, S. dan Subiyakto.2018.”Peranan Bahan Kimia dalam Pengendalian

serangga Hama Kapas”. Jakarta.BALLITTAS

Hasyim, A. dkk , 2010.”Pemanfaatan Limbah Tembakau sebagai Bio-

Pestisida”.Jakarta.ANGKASA

Kardiman, A. 2017. “Pestisida Nabati: Ramuan Dan Aplikasinya”.PT PENEBAR

SWADAYA

Subiyakto dan G. Dalmadiyo, 2010. “Teknologi Sederhana Produksi Pestisida

Nabati”.Malang.PEI CABANG MALANG

Ware, G.W. 1982.”Fundamentals of Pesticides A Self Intruction Guide”.

Swiss.THOMSON PUBLICATIONS

Yayasan IDEP. 2016.”Buku Panduan untuk Permakultur Menuju Hidup Lestari”.

Jakarta.IDEP FOUNDATION

18

Anda mungkin juga menyukai