NIM : 1722060011
Disetujui Oleh
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Program Studi Agroindustri
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. berkat rahmat dan
hidaya-Nya penulis masih diberi kesehatan dan kesempatan sehingga penulis
dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul Identifikasi Bahaya dan
Penilaian Risiko K3 Pada Usaha Pengolahan Minyak Cengkeh UD. Reso
Pammase Dengan Metode HIRARC.
Penulis mengucapkan terimah kasih kepada segenap keluarga tercinta
terutama terhadap kedua orang tua penulis, ayahanda Ashar serta ibunda Andi
Witting yang telah memberikan bantuan moril maupun material serta doa,
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan tepat waktu.
Secara khusus penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. H. Darmawan, M.P., selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri
Pangkep.
2. Bapak Dr. A. Ridwan Makkulawu, ST., M.Sc, selaku Ketua Jurusan Teknologi
Pengolahan Hasil Perikanan.
3. Ibu Dr. Ir. Sitti Nurmiah, M. Si, selaku Ketua Program Studi Agroindustri.
4. Ibu Dr. Ir. Reta, S.TP., M. Si, selaku dosen pembimbing I yang penuh
kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan proposal
skripsi ini.
5. Ibu A.Ita Juwita, S.Si., M.Si, selaku pembimbing II yang penuh kesabaran
membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan proposal skripsi ini.
6. Ibu Dr. Sri Wati Malle, S.TP., M.Kes, selaku dosen penguji I yang telah
memberikan saran dan masukan yang membangun kepada penulis dalam
penulisan proposal skripsi.
7. Bapak Dr. Ir. Zaimar, M.T, selaku dosen penguji II yang telah memberikan
saran dan masukan yang membangun kepada penulis dalam penulisan proposal
skripsi.
8. Dosen serta Teknisi Program Studi Agroindustri Politeknik Pertanian Negeri
Pangkep.
9. Bapak H. Lacinding, selaku Pembimbing lapangan di UD. Reso Pammase
10. Rekan-rekan seperjuanagn mahasiswa Agroindustri 2017 yang telah
memebrikan bantuan, dan dukungan selama menempuh kuliah hingga
terselesaikannya proposal skripsi ini.
11. Seluruh pihak yang tidak bisa saya sebut satu persatu yang turut membantu
dalam penulisan proposal skripsi baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal skripsi ini masih
terdapat banyak kekurangan dan belum dapat dikatakan sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan untuk
kesempurnaan dalam penulisan proposal skripsi ini. Semoga propsal ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
D. Kecelakaan Kerja.........................................................................................
E. Bahaya .........................................................................................................
F. Risiko...........................................................................................................
No Hal
No Hal
4.1 Diagram Alir Pengolahan Minyak Daun dan Gagang Cengkeh ........................
No Hal
B. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan suatu tindakan yang dilakukan supaya
terhindar dari bahaya, yang berkaitan dengan proses produksi ataupun distribusi
barang dan jasa yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja (Casban, 2018). Jenis
bahaya keselamatan antara lain :
1. Bahaya Mekanik, bahaya yang disebabkan oleh mesin atau alat kerja
mekanik sehingga menimbulkan bahaya seperti terjatuh, terpeleset,
tersayat dan tertindih.
2. Bahaya Elektrik, bahaya yang disebabkan oleh alat kerja yang
mengandung arus listrik sehingga dapat menyebabkan seseorang tersengat
listrik.
3. Bahaya Kebakaran, bahaya yang disebabkan oleh bahan kimia yang
bersifat mudah terbakar (flammable).
4. Bahaya Peledakan, bahaya yang disebabkan oleh bahan kimia yang
bersifat mudah meledak (explosive).
C. Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja merupakan gambaran kondisi fisik, mental dan sosial
terhadap pekerja disemua jabatan yang tidak hanya terbebas dari gangguan
kesehatan atau penyakit, juga dapat menunjukkan kemampuan untuk berinteraksi
dengan pekerjaan serta lingkungannya. Paradigma baru dalam aspek kesehatan
mengupayakan agar yang sehat untuk tetap sehat dan bukan hanya sekedar untuk
merawat, mengobati atau menyembuhkan gangguan kesehatan. Pencegahan
terhadap kemungkinan terjadinya penyakit serta pemeliharaan kesehatan
dilakukan seoptimal mungkin untuk menghindari terjadinya hal yang tidak
diinginkan (Rejeki, 2016).
D. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja adalah suatu kondisi yang tidak aman, kejadian yang
tidak diduga dan tidak diinginkan, yang dapat mengacaukan proses yang telah
diatur dari suatu aktivitas juga dapat menimbulkan kerugian baik korban jiwa
maupun harta benda (Putera dkk., 2017). Faktor penyebab kecelakaan kerja
disebabkan oleh faktor manusia (unsafe human acts), berupa seperti tidak
memakai alat pelindung diri (APD), bekerja tidak sesuai dengan SOP. Selain
faktor manusia juga disebabkan faktor lingkungan (unsafe condition), berupa
keadaan lingkungan yang tidak aman, seperti tata letak alat produksi yang tidak
terstruktur, penerangan yang kurang memadai, penggunaan peralatan yang sudah
tidak layak pakai tetapi masih digunakan, lantai kerja licin (Waruwu dan Yuamita,
2016).
E. Bahaya
Bahaya adalah suatu keadaan yang berpotensi menimbulkan kecelakaan
berupa penyakit pada manusia, cedera, kerusakan atau gangguan lainnya, untuk
menghindari terjadinya suatau bahaya maka diperlukan tindakan atau upaya untuk
mengendalikan bahaya tersebut agar tidak menimbulkan kerugian (Soehatman
dalam Wulandari, 2011).
1. Kategori Bahaya
a. Bahaya Fisik
Bahaya yang ditimbulkan akibat dari lingkungan kerja seperti getaran yang
dapat menyebabkan gangguan metabolisme, bising atau suara tinggi yang
dapat menyebabkan gangguan pendengaran, radiasi sinar elektro magnetik
infra merah dapat menyebabkan katarak, temperatur atau suhu tinggi yang
dapat menyebabkan penyakit seperti heat edema hingga heart stroke yang
merupakan keadaan emergensi medis.
b. Bahaya Kimia
Bahaya kimia disebabkan oleh bahan baku, bahan tambahan, hasil samping
produk, sisa produksi atau bahan buangan yang berbentuk zat cair, padat,
gas, uap maupun partikel. Hal tersebut dapat terjadi pada pekerja/karyawan
yang sering kali berhadapan dengan bahan kimia. Bahan korosif (asam dan
basa) akan mengakibatkan kerusakan jaringan yang irreversible pada daerah
yang daerah yang terpapar. Bahan toksik atau beracun jika terhirup, terserap
melalui kulit dapat menyebabkan penyakit akut atau kronik, bahkan
kematian.
c. Bahaya Biologi
Bahaya biologi disebabkan oleh debu organik yang berasal dari sumber-
sumber biologi yang berbeda seperti jamur, bakteri, virus, protein dari
binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk serat alam yang
terdegradasi. Gangguan kesehatan yang disebabkan oleh bahaya biologi
yaitu AIDS atau hepatitis B, tuberculosis, anthrax, brucella, tetanus,
salmonella, clamidhya dan psittaci.
d. Bahaya Ergonomi
Bahaya ergonomi disebabkan oleh tata letak alat kerja yang tidak terstruktur,
cara kerja, posisi kerja yang tidak benar. Efek terhadap tubuh yaitu,
kelelahan fisik, nyeri otot, perubahan bentuk dan kecelakaan.
e. Bahaya Psikologi
Bahaya yang diakibatkan oleh organisasi kerja seperti tipe kepemimpinan,
keamanan, komunikasi yang tidak baik, kerja berlebihan, kerja shift.
Gangguan emosional yang ditimbulkan seperti cemas, gelisah, gangguan
kepribadian, penyimpangan seksual, ketagihan alkohol dan psikotropika.
2. Sumber-sumber Bahaya
a. Manusia
Kecelakaan disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan manusia. Kesalahan
tersebut mungkin disebabkan oleh perancangan pabrik, kontraktor yang
membangun, pimpinan kelompok, pelaksana atau petugas yang melakukan
penelitian mesin dan peralatan.
b. Peralatan
Dalam industri digunakan berbagai peralatan yang mengandung bahaya
apabila tidak digunakan dengan semestinya, tidak adanya latihan
penggunaan alat tersebut, tidak ada perawatan atau pemeriksaan, serta tidak
dilengkapi dengan perlindungan dan pengamanan. Bahaya yang mungkin
timbul antara lain luka atau cidera, ledakan, sengatan listrik, kebakaran.
c. Lingkungan
Dalam industri lingkungan merupakan salah satu sumber yang dapat
menyebabkan timbulnya bahaya yang mengakibatkan kerusakan seperti
pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah dari suatu industri
yang tidak ditangani dengan baik.
F. Risiko
Menurut Soehatman dalam Wulandari (2011), risiko adalah potensi
terjadinya suatu kejadian yang berkaitan dengan sumber bahaya yang timbul
dalam aktivitas kerja yang menyangkut aspek manusia, peralatan, material, dan
lingkungan kerja.
G. Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC)
Menurut Purnama dalam Ramadhan (2017), HIRARC merupakan sebuah
metode dalam mencegah atau meminimalisir kecelakaan kerja. HIRARC
merupakan metode yang dimulai dari menentukan jenis kegiatan kerja yang
kemudian diidentifikasi risikonya, kemudian akan dilakukan penilaian risiko dan
pengendalian risiko untuk mengurangi paparan bahaya yang terdapat pada setiap
jenis pekerjaan.
1. Identifikasi Bahaya
Proses identifikasi bahaya merupakan proses pemekriksaan tiap-tiap area kerja
dengan tujuan untuk mengidentifikasi jenis bahaya yang ada pada suatu
pekerjaan (Supriadi, 2015).
2. Penilaian Risiko
Penilaian risiko (Risk Assessment) adalah proses penilaian yang digunakan
untuk mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat terjadi. Tujuan dari
penilaian risiko, yaitu memastikan kontrol risiko dari proses, aktivitas atau
operasi yang dilakukan berada pada tingkat yang dapat diterima. Penilaian
risiko yaitu Likelihood menunjukkan seberapa mungkin terjadi, Consequence
menunjukkan tingkat keparahan atau dampak dari kecelakaan. Nilai dari
Likelihood dan Consequence akan digunakan untuk menentukan risk raiting.
Risk raiting merupakan nilai yang menunjukkan risiko yang ada berada pada
tingkat rendah, sedang, tinggi dan ekstrim (Afandi, 2015).
Likelihood Consequenc
1 2 3 4 5
5 H H E E E
4 M H H E E
3 L M H E E
2 L L M H E
1 L L M H H
Sumber: AS/NZS 4360 dalam Ramadhan, 2017
Keterangan:
L: Low risk (risiko rendah)
M: Moderate risk (risiko sedang)
3. Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko merupakan suatu proses yang digunakan untuk
mengidentifikasi dan mengendalikan kemungkinan terjadinya bahaya ditempat
kerja serta melakukan peninjauan secara terus-menerus untuk menghindar
terjadinya bahaya (Afandi, 2015). Pengendalian risiko ada enam, yaitu :
a. Eliminasi (elimination)
Eliminasi adalah teknik pengendalian risiko sebagai pilihan prioritas
pertama yang dilakukan dengan menghilangkan sumber bahaya. Teknik ini
sangat efektif sehingga potensi risiko bisa dihilangkan.
b. Substitusi (substitution)
Subtitusi adalah teknik pengendalian yang dilakukan dengan cara
mengganti alat atau bahan-bahan yang berbahaya, dengan yang tidak
berbahaya tanpa mengurangi kandungan mutu serta hasil pekerjaan
sehingga kemungkinan kecelakaan dapat ditekan.
c. Rekayasa teknik (engineering control)
Pengendalian atau rekayasa teknik merupakan tindakan yang dilakukan
untuk mengurangi tingkat terjadinya risiko yang dilakukan dengan
merubah tata letak peralatan yang lebih terstruktur, memodifikasi
peralatan, pemberian alat bantu mekanik, pemberian absorben suara pada
dinding ruang mesin yang menghasilkan kebisingan tinggi.
d. Isolasi (isolation)
Isolasi merupakan teknik pengendalian risiko yang dilakukan dengan cara
memisahkan seseorang dari objek kerja, seperti menjalankan mesin-mesin
produksi dari tempat tertutup (control room).
e. Pengendalian Administrasi (administration control)
Pengendalian administrasi merupakan teknik pengendalian yang dilakukan
dengan menyediakan suatu sistem kerja yang dapat mengurangi
kemungkinan seseorang terpapar potensi bahaya, yang dapat dilakukan
dengan penerapan prosedur kerja, pengaturan waktu kerja dan waktu
istirahat, rekruitmen tenaga kerja baru sesuai jenis pekerjaan yang akan
ditangani, rotasi kerja untuk mengurangi kebosanan dan kejenuhan
f. Alat Pelindung Diri
Penggunaan alat pelindung diri (APD) merupakan pilihan terakhir dalam
pencegahan terjadinya kecelakaan kerja, penggunaan APD bukan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja tetapi hanya untuk mengurangi
keparahan dari kecelakaan.
4. Prinsip HIRARC
a. Langkah pertama untuk mengurangi kecelakaan atau penyakit akibat kerja
adalah dengan identifikasi sumber bahaya yang ada ditempat kerja.
b. Langkah kedua dengan melakukan tingkat penilaian risiko timbulnya
kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja dari sumber bahaya tersebut.
c. Langkah ketiga dengan melakukan pengendalian risiko terhadapa
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
IDENTIFIKASI BAHAYA
PENGOLAHAN DATA
REKOMENDASI PENGENDALIAN
Gambar 3.1 Diagram kerangka pemikiran penelitian
3.3. Prosedur Penelitian
Tahapan-tahapan penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut.
1. Pengambilan data sekunder yang dilakukan dengan kajian pustaka dari jurnal
ataupun buku yang berkaitan dengan K3.
2. Identifikasi bahaya dengan metode observasi dan wawancara pekerja secara
umum.
3. Penyebaran kuisioner untuk para pekerja.
4. Pengambilan data primer yang didapat dengan cara penyebaran kuisioner,
wawancara, dan observasi.
.
4.2. Proses Pengolahan Minyak Daun dan Gagang Cengkeh
Kegiatan produksi minyak atsiri daun dan gagang cengkeh dibagi menjadi
beberapa tahapan yaitu penerimaan bahan baku, penimbangan daun cengkeh,
penyulingan, pipa pendingin (Kondensor), dan pemisahan. Dapat dilihat pada
Gambar 4.1
Penerimaan Bahan
Baku
Penyulingan
Daun (T = 80°C, t = 6-8 Jam)
Gagang (T = 80°C, t = 9-11 Jam)
Pemisahan
Minyak Cengkeh
Gambar 4.1 Diagram Alir Pengolahan Minyak Daun dan Gagang Cengkeh
a. Penerimaan Bahan Baku
Tahap pertama dari kegiatan produksi yaitu penerimaan bahan baku.
Bahan baku yang digunakan pada proses produksi yaitu daun cengkeh dan
gagang cengkeh kering yang diperoleh dari berbagai daerah, yaitu Luwu
Banggai, Palopo, Palu, Manado, dan Kendari. UD. Reso Pammase
menggunakan bahan baku sebanyak 1.600 kg untuk daun cengkeh dan
1.000 kg untuk gagang cengkeh. Area gudang penerimaan bahan baku
dapat dilihat pada Gambar 4.2.
b. Penyulingan/Distilasi
Penyulingan merupakan suatu proses pemisahan minyak atsiri dari bahan
bakunya dengan bantuan uap air, dimana minyak dan air tidak bercampur
maka kandungan minyak dalam kondensat (minyak dan air yang keluar
dari kondensor) berbeda untuk setiap jenis bahan minyak atsiri. Lama
waktu penyulingan daun cengkeh yaitu 6-8 jam, sedangkan gagang yaitu
9-11 jam, pada suhu 80°C. Penyulingan daun cengkeh menggunakan
boiler dengan diameter 181 cm, tinggi 300 cm. Area penyulingan dapat
dilihat pada Gambar 4.3.
c. Tungku Pembakaran b. Pengepresan Bahan Baku
Marfiana, P., dkk. 2019. Implementasi Job Safety Analysis (JSA) Sebagai Upaya
Pencegahan Kecelakaan Kerja. Jurnal Migasian. 3(2): 25-32.
Putera, R. I., Harini, S. 2017. Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Terhadap Jumlah Penyakit Kerja Dan Jumlah Kecelakaan Karyawan Pada
PT. Hanei Indonesia. Jurnal Visionida. 3(1): 42-53.
Ramadhan, F. 2017. Analisis Kesehatan dan Keselamatan Keerja (K3)
Mengguakan Metode Hazard Identification Risk Assessment and Risk
Control (HIRARC). Jurnal Senasset. 164-169.
Supriyadi, dkk. 2015. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko K3 Pada Tindakan
Perawatan & Perbaikan Menggunakan Metode HIRARC (Hazard
Identification Risk Assessment and Risk Control). Jurnal Senasset. 281-
286.
Sujoso, A. D. P. 2012. Dasar-dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jember
University Press. Penrbit UPT Penerbitan UNEJ, Jember.
Waruwu, S., Yuamita, F. 2016. Analisis Faktor Kesehatan dan Keselamatan kerja
(K3) Yang Signifikan Mempengaruhi Kecelakaan Kerja Pada Proyek
Pembangunan Apartement Student Castle. Jurnal Spektrum Industri.
14(1): 1-108.
Nama : ………………………………........
Usia : …………Tahun
Bagian/Departemen : ………………………………........
Lampiran II Peluang Terjadinya Bahaya (Likelihood)
1. Area Penerimaan Bahan Baku
SJ J Sd S SS
No. Bahaya Potensial
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Terpeleset/Keseleo
2 Tergores /Tersayat
2. Area Penyulingan
a. Tungku Pembakaran
SJ J Sd S SS
No. Bahaya Potensial
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kebakaran/Ledakan
2 Tergores /Tersayat
3 Terjepit
4 Keseleo
5 Terbentur
1 Terbentur
2 Tergores /Tersayat
3 Keseleo
c. Pemasangan Tutup Ketel/Boiler
SJ J Sd S SS
No. Bahaya Potensial
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Terjepit
2 Tergores /Tersayat
3 Keseleo
1 Terpeleset
2 Terbentur
3 Terjepit
Keterangan:
SJ : Sangat jarang, memungkinkan tidak pernah terjadi
J : Jarang, dapat terjadi tetapi jarang
Sd : Sedang, dapat terjadi pada kondisi tertentu
S : Sering, dapat terjadi secara berskala
SS : Sangat sering, dapat terjadi kapan saja
Lampiran III Penyakit Akibat Kerja
SJ J Sd S SS
No. Sakit Akibat Kerja
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Asma/Gangguan Pernafasan
2 Ketulian/Gangguan Pendengaran
3 Iritasi Mata
4 Iritasi Kulit
5 Luka Bakar
6 Nyeri Punggung
7 Nyeri Otot/Otot Tegang
8 Sakit Kepala
Keterangan:
SJ : Sangat jarang, memungkinkan tidak pernah terjadi
J : Jarang, dapat terjadi tetapi jarang
Sd : Sedang, dapat terjadi pada kondisi tertentu
S : Sering, dapat terjadi secara berskala
SS : Sangat sering, dapat terjadi kapan saja
Lampiran IV Konsekwensi Terjadinya Risiko (Consequence)
1. Area Penerimaan Bahan Baku
TS M Sd B BB
No. Bahaya Potensial
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Terpeleset/Keseleo
2 Tergores /Tersayat
2. Area Penyulingan
a. Tungku Pembakaran
TS M Sd B BB
No. Bahaya Potensial
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kebakaran/Ledakan
2 Tergores/Tersayat
3 Terjepit
4 Keseleo
5 Terbentur
1 Terbentur
2 Tergores /Tersayat
3 Keseleo
c. Pemasangan Tutup Ketel/Boiler
SJ J Sd S SS
No. Bahaya Potensial
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Terjepit
2 Tergores /Tersayat
3 Keseleo
1 Terpeleset
2 Terbentur
1 Terpeleset
2 Terbentur
3 Terjepit
Keterangan :
1. Pelatihan
Pernyataan STS TS Netral S SS
No.
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Perusahaan mengadakan pelatihan
K3 untuk pelaksanaan pekerjaan
yang berpotensi bahaya
2 Perusahaan mengadakan pelatihan
mengenai pertologan pertama saat
kecelakaan (P3K)
4. Peningkatan Kesadaran K3
Pernyataan STS TS Netral S SS
No.
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Perusahaan memberikan perhatian
yang besar terhadap masalah K3
2 Perusahaan menempatkan K3
sebagai prioritas utama
3 Perusahaan sangat memperhatikan
keselamatan dan kesehatan kerja
anda
4 Memiliki motivasi yang baik
untuk melaksanakan K3
Keterangan:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
Netral : Netral
S : Setuju
SS : Sangat Setuju