USULAN PENELITIAN
Disusun oleh:
RAKA FIQRIYANDA
240110170015
i
KATA PENGANTAR
ii
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan proposal
usulan penelitian ini. Penulis menerima kritik dan saran guna evaluasi bagi
penulis maupun proposal ini, sehingga didapatkan proposal usulan penelitian yang
lebih baik. Semoga proposal penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan bermanfaat untuk masyarakat. Atas perhatiannya penulis
ucapkan terimakasih.
Jatinangor, ** 2022
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.........................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................2
1.4 Kegunaan Penelitian.........................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
2.1 Mesin Pencacah Organik..................................................................4
2.2 Motor Diesel.....................................................................................5
2.2.1 Langkah Pembakaran Motor Diesel.......................................5
2.2.2 Pembakaran Motor Diesel......................................................8
2.3 Prony Brake Dynamometer..............................................................9
2.3.1 Mekanisme Kerja Prony Brake Dynamometer.......................9
2.3.2 Prony Brake Dynamometer TEP 1.......................................10
2.3.3 Prony Brake Dynamometer TEP 2.......................................12
2.4 Kinerja Motor.................................................................................14
2.4.1 Kecepatan Putar (RPM)........................................................15
2.4.2 Torsi......................................................................................16
2.4.3 Daya......................................................................................17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................18
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian........................................................18
3.2 Alat dan Bahan Penelitian..............................................................18
3.2.1 Alat Penelitian......................................................................18
3.2.2 Bahan Penelitian...................................................................19
3.3 Metode Penelitian...........................................................................20
iv
3.4 Prosedur Penelitian.........................................................................20
3.4.1 Identifikasi Masalah.............................................................21
3.4.2 Kriteria Perancangan............................................................21
3.4.3 Pengujian Instrumen.............................................................21
3.4.4 Pelaksanaan Penelitian.........................................................22
3.4.5 Analisis Data.........................................................................22
3.4.6 Kesimpulan dan Saran..........................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
LAMPIRAN...........................................................................................................26
v
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
1. Alat Konstruksi..........................................................................................
2. Alat Pendukung Penelitian.........................................................................
3. Alat Pendukung Penelitian (Lanjutan).......................................................
4. Alat Ukur....................................................................................................
5. Bahan Konstruksi Penelitian......................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
1. Mesin Pencacah Bahan Organik..................................................................
2. Motor Diesel................................................................................................
3. Langkah Pembakaran Motor Diesel 4 Langkah...........................................
4. Langkah Pengisian dan Kompresi................................................................
5. Langkah Usaha dan Pembuangan................................................................
6. Proses Pembakaran Motor Diesel................................................................
7. Prinsip Kerja Prony Brake.........................................................................
8. Diagram Alir Penelitian.............................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
1. Spesifikasi Prony Brake Dynamometer TEP 2.............................................
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut UU nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, sampah
merupakan sisa dari kegiatan sehari – hari manusia atau proses alam yang
berbentuk padat. Undang – undang tersebut juga menyatakan bahwa sampah
merupakan permasalahan nasional sehingga pengelolaannya harus dilakukan
secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat
secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat
mengubah perilaku masyarakat. Sampah adalah suatu benda atau bahan yang
sudah tidak digunakan kembali oleh manusia. Orang – orang mempunyai stigma
bahwa sampah adalah suatu hal yang menjijikan, kotor, dan sebagainya sehingga
harus dibakar atau dibuang (Mulasari, 2012). Jenis sampah yang terdapat di
lingkungan sekitar yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah
anorganik berupa plastik kemasan makanan dan minuman, styrofoam, dan lain
sebagainya, sedangkan sampah organik berupa daun dan rumput yang kering serta
sisa – sisa makanan. Sampah dapat diolah menjadi bahan yang berguna jika
melalui proses yang baik dan benar, salah satunya adalah pengolahan sampah
daun dan rumput kering menjadi kompos atau yang biasa disebut dengan proses
pengomposan.
Pengomposan merupakan suatu proses pengelolaan sampah organik atau
limbah pertanian yang bertujuan untuk mengurangi dan mengubah komposisi
sampah menjadi produk yang bermanfaat (Faatih, 2012). Kompos pada umumnya
terbuat dari sampah organik yang berasal dari dedaunan dan kotoran hewan yang
sengaja ditambahkan agar terjadi keseimbangan unsur nitrogen dan karbon,
sehingga mempercepat proses pembusukan dan menghasilkan rasio C/N yang
ideal (Suwatanti dan Widiyaningrum, 2017). Selain itu, bahan hijauan yang
berasal dari limbah pertanian bisa digunakan sebagai bahan kompos seperti
gulma, sisa tanaman kipahit, dan sisa tanaman talas. Setiap bahan kompos
mempunyai karakteristik yang berbeda – beda seperti halnya daun kering dan
gulma yang berbentuk tipis dan kecil, sedangkan sisa tanaman kipahit dan talas
1
2
berbentuk batang yang keras dan tebal, sehingga dibutuhkan perlakuan agar bahan
kompos mempunyai karakterisik yang sama melalui proses pencacahan.
Proses pengomposan bahan hijauan sudah dilakukan oleh Pihak Tempat
Pembuangan Sampah (TPS) Unpad yang berlangsung selama 3 bulan, akan tetapi
jangka waktu tersebut cukup lama untuk proses pengomposan karena dapat
menghambat proses echotechnofarming yang dimana hasil panen akan digunakan
kembali untuk proses penanaman. Menangani hal tersebut, Program Studi Teknik
Pertanian dan Biosistem ingin mempercepat waktu proses pengomposan menjadi
2 minggu dengan karakteristik hasil cacahan yang harus hancur atau berukuran 1
cm. Ukuran bahan hijauan dapat mempengaruhi durasi penguraian pada proses
pengomposan, semakin kecil maka semakin cepat proses penguraian.
Laboratorium Alat dan Mesin Pertanian FTIP Unpad telah mengembangkan
mesin pencacah organik (minichopper) yang dapat mencacah bahan organik
seperti gulma, daun kering, serta ranting pohon. Akan tetapi hasil cacahan dari
mesin tersebut masih berukuran 5 cm serta belum adanya kajian berkenaan uji
daya, torsi, dengan berbagai perlakuan RPM untuk menghasilkan cacahan yang
diinginkan. Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian berkenaan dengan analisis
hubungan antara daya, torsi, dan kecepatan putar mesin pencacah organik untuk
menghasilkan cacahan yang diharapkan.
Prinsip kerja mesin ini berasal dari putaran dari motor yang dihidupkan
akan memutar puli dan sabuk transmisi akan menggerakan puli pada mesin yang
membuat poros mesin berputar. Poros akan memutar pisau pemotong yang
terpasang pada poros tersebut (Husein dkk, 2013). Kecepatan putar dari poros
yang tinggi membuat pisau potong mampu memberi tekanan yang besar sehingga
dapat mencacah bahan organik yang dimasukkan melalui hopper. Hasil cacahan
bahan organik keluar melalui saluran pengeluaran dan ditampung pada wadah
(Umam, 2017).
4
5
P=ω . τ
…………………………………………………………………(1)
Dimana :
P = Daya (Watt)
ω = Kecepatan sudut (rad/s)
τ = Torsi (Nm)
Sebuah katrol dihubungkan pada poros mesin yang hendak diukur
kemudian ditempatkan di antara dua blok. Blok tersebut diikat oleh baut
serta mur seperti pada Gambar 7. Sebuah pegas diletakkan di antara mur
dan bagian atas blok untuk menyesuaikan tekanan pada katrol sebagai
pengontrol kecepatan putar. Blok bagian atas mempunyai tuas panjang
yang bagian ujungnya berfungsi untuk menopang beban. Pengukur beban
terletak pada bagian ujung tuas untuk menyeimbangkan rem saat tidak
diberi pembebanan, sebaliknya pembatas S disediakan untuk membatasi
gerakan tuas. Pengereman dilakukan dengan cara memberikan beban W
pada bagian ujung tugas sehingga menghasilkan gesekan antara blok
dengan katrol (Joshi, 2013).
pada motor listrik serta motor diesel yang digunakan pada Mobil Hibrid
Padjadjaran. Pada Prony Brake Dynamometer yang sudah dibuat,
parameter yang diukur ialah nilai kecepatan putar (rpm) dan nilai beban
yang akan digunakan untuk mengetahui torsi sebuah motor. Beban diukur
dengan sensor beban (load cell). Gambar 8 menunjukkan Prony Brake
Dynamometer TEP 1 hasil rancangan Yulianingsih (2017).
terhubung pada sebuah plat akan menekan load cell, maka akan terbaca
nilai beban yang dibutuhkan dalam perhitungan daya (Dwinastiti, 2018).
Gambar 12. Grafik Hubungan RPM, Torsi, dan Daya Hasil Pengujian Prony
Brake Dynamometer TEP 1
(Sumber : Yulianingsih, 2017)
Grafik berwarna biru menunjukkan hubungan rpm dan torsi,
sedangkan grafik berwarna merah merupakan hubungan rpm dengan daya.
Kecepatan putaran berkurang saat terjadi pengereman, semakin dalam
16
2.4.2 Torsi
Momen puntir atau torsi adalah suatu ukuran kemampuan motor untuk
menghasilkan kerja. Pengukuran torsi pada poros motor dilakukan dengan
menggunakan dinamometer. Prinsip kerjanya adalah dengan memberi beban yang
17
berlawanan terhadap arah putaran sampai poros mesin hampir berhenti berputar,
maka besar torsi dapat diketahui dari nilai beban tersebut (Dwinastiti, 2018).
Gitano (2018) juga menyatakan bahwa besarnya torsi tergantung pada gaya yang
dikeluarkan serta jarak antara sumbu putaran dan letak gaya. Untuk sebuah mesin
yang beroperasi dengan kecepatan tertentu dan meneruskan daya, maka akan
timbul gaya (F) dan jari-jari (R) dalam keadaan konstan, yang besarnya dapat
ditentukan dari Persamaan 4 (Yulianingsih, 2017) :
τ =F . r …………………………………………………………………(4)
Dimana :
τ = Torsi (Nm)
F = Gaya berat (N)
r = jari – jari (m)
Apabila sebuah benda berputar dan mempunyai besar gaya yang bekerja
(F), benda berputar pada porosnya dengan jari-jari sebesar 1. Torsi menyebabkan
benda berputar terhadap porosnya, dan benda akan berhenti jika terdapat usaha
melawan torsi dengan besar yang sama dengan arah berlawanan (Gitano, 2008).
Besar nilai F dapat diketahui dengan Persamaan 5 sebagai berikut :
F=m . g…………………………………………………………………(5)
Dimana :
F = Gaya yang bekerja (N)
m = Massa yang terukur (kg)
g = Percepatan gravitasi (9,81 m/s2)
Torsi biasa disebut juga momen atau gaya yang menyatakan benda
berputar pada suatu sumbu. Torsi juga bisa didefinisikan ukuran keefektifan gaya
tersebut dalam menghasilkan putaran atau rotasi mengelilingi sumbu tersebut
(Yulianingsih, 2017). Besar torsi dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan
6:
P
τ= .........................................………………………………………(6)
2π n
Dimana :
τ = Torsi (Nm)
P = Daya (Watt)
n = Putaran (rpm)
18
2.4.3 Daya
Daya didefinisikan sebagai hasil dari kerja, atau dengan kata lain daya
merupakan besarnya kerja atau energi yang dihasilkan motor persatuan waktu
mesin itu beroperasi (Wiratmaja, 2010). Pada motor bakar torak, daya suatu
motor diukur dari berapa besarnya kerja yang dilakukan oleh torak per satuan
waktu. Daya yang digunakan untuk menggerakan beba adalah daya efektif atau
daya poros. Arifuddin (1999) menyatakan bahwa daya poros dibangkitkan oleh
daya indikator yang merupakan daya gas pembakaran yang menggerakan torak,
sedangkan menurut Wahyudi, dkk (2012), Brake HorsePower (BHP) merupakan
daya dari poros yang diukur setelah mengalami pembebanan.
Daya yang ditransmisikan oleh tenaga penggerak dapat dihitung
berdasarkan kecepatan putar dan torsi yang bekerja. Perhitungan daya dapat
menggunakan Persamaan 7 sebagai berikut (Dwinastiti, 2018) :
P=ω . τ …………………………………………………………………(7)
Dimana :
P = Daya (Watt)
ω = Kecepatan sudut (rad/s)
τ = Torsi (Nm)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
19
20
Mulai
Identifikasi masalah
Kriteria penelitian
Pengujian instrumen
Pelaksanan penelitian
Analisis data
Selesai
sehingga didapatkan nilai daya dari mesin yang diuji. Hasil perhitungan tersebut
dikirimkan menuju laptop dan ditampilkan pada Microsoft Excel dalam bentuk
grafik. Setiap perlakuan antara kepadatan bahan organik dan kecepatan putar akan
menghasilkan panjang cacahan yang berbeda beda, kemudian hasil panjang
cacahan, kecepatan putar, dan daya akan diolah dalam bentuk grafik regresi linear.
Mekanisme pengambilan data dengan mikrokontroler dalam bentuk diagram alir
dapat dilihat pada Gambar 15.
Hanafie, A. ,dkk. 2016. Rancang Bangun Mesin Pencacah Rumput Untuk Pakan
Ternak.. ILTEK 11(1)
Indartono dan Murni. 2016. Pengaruh Pemakaian Alat Pemanas Bahan Bakar
Terhadap Pemakaian Bahan Bakar dan Emisi Gas Buang Motor Diesel
Mitsubishi Model 4D34-2A17. Traksi 16(2) 66-74.
26
27
SNI 7580:2010. Mesin Pencacah (chopper) Bahan Pupuk Organik – Syarat Mutu
dan Metode Uji.
Sugandi, W. K. 2011. Desain dan Kinerja Unit Pemotong Serasah Tebu dengan
Menggunakan Pisau Tipe Reel. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian
Bogor; Bogor.
Umam, K. 2017. Rancang Bangun Alat Pencacah Sampah Organik Tipe Serut.
Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian. Universitas
Sumatera Utara; Medan.
Wahyudi, S., Dhimas N. C., dan Purnami. 2012. Pengaruh Variasi Tebal Sudu
Terhadap Kinerja Kincir Air Tipe Sudu Datar. Jurnal Rekayasa Mesin
Vol.3, No. 2 Tahun 2012 (337-342). Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Teknik. Universitas Brawijaya; Malang.
Wiratmaja, I Gede. 2010. Analisa Unjuk Kerja Motor Bensin Akibat Pemakaian
Biogasoline. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Cakra.M Vol. 4 No.1. April
2010 (16-25). Jurusan Teknik Mesin. Universitas Udayana; Bali.
28
29