TUGAS AKHIR
ALFIN NIRROHIM
04.01.18.004
ALFIN NIRROHIM
04.01.18.004
Tulungagung, ......................
Menyetujui,
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta
Hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan proposal “Tugas Akhir” yang
berjudul “OTOMATISASI SISTEM IRIGASI CURAH PADA TANAMAN SELADA
(Lactuca Sativa) DI LOKASI WISATA EDUKASI WINONG ASRI DESA WINONG
KECAMATAN KEDUNGWARU KABUPATEN TULUNGAGUNG”.
Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat sebelum dilakukan
pelaksanaan kajian tugas akhir di lapangan. Penyusunan proposal ini tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak yang berupa informasi dan bimbingan. Dengan itu
penulis mengucapkan terima kasih utamanya kepada:
1. Dr. Eny Wahyuning P. SP, MP Selaku dosen pembimbing I Sekaligus Ketua
Jurusan dan Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan.
2. Rika Despita, SST. MP Selaku dosen pembimbing II.
3. Dr. Setya Budhi Udrayana, S.Pr. M. Si selaku Direktur Politeknik
Pembangunan Pertanian Malang.
4. Ibu Rena, selaku Pembimbing Eksternal dari BPP Kecamatan Kedungwaru,
5. Ibu Agung, selaku Ketua Poktan Winong Asri, dan.
6. Rekan – rekan dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
proposal ini.
Demikian, semoga Allah S.W.T. memberikan balasan kepada semua
pihak yang membantu dalam penulisan proposal ini. Penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan masih banyak kekurangan oleh karena itu mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki dan menyempurnakan
proposal kedepannya.
Tulungagung, ..................
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................I
iv
3.3 Metode Rancangan Penyuluhan ......................................................38
3.3.1 Penetapan Sasaran Penyuluhan ............................................38
3.3.2 Tujuan Penyuluhan .................................................................38
3.3.3 Materi Penyuluhan ..................................................................39
3.3.4 Metode Penyuluhan ................................................................39
3.3.5 Media Penyuluhan...................................................................39
3.4 Metode Implementasi .......................................................................39
3.4.1 Persiapan Penyuluhan ............................................................39
3.4.2 Pelaksanaan Penyuluhan .......................................................40
3.5 Metode Evaluasi Rancangan Penyuluhan .......................................40
3.5.1 Kuisioner ..................................................................................41
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kandungan Gizi Selada...................................................................... 10
2. Rincian Biaya Penyusutan Perancangan Automatic Irigasi Timer...... 32
3. Rencana Anggaran Biaya Pembibitan................................................ 33
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pikir..................................................................................... 25
2. Denah Percobaan Kajian.................................................................... 27
3. Rancangan Uji Coba Alat Automatic Irigasi Timer.............................. 30
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Matriks Penetapan Metode Penyuluhan ......................................... 46
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Air merupakan faktor penentu dalam memenuhi hasil pertanian karena air
dan terjadinya proses penyerapan air yang masuk kedalam tanah karna adanya
gaya gravitasi (infiltrasi). Keberadaan air sangat dibutuhkan oleh tanaman selain
sebagai pelarut dan penyalur unsur hara dari akar menuju ke bagian atas
dan pada kutikula akan tetapi juga bisa sebagai bahan baku, pendukung tenakan
menghentikan pemberian air irigasi atau ketika terjadinya hujan, maka air akan
bergerak turun lebih cepat. Setelah beberapa hari kecepatan air yang turun akan
berhenti, hal itu dikarenakan tanah berada di keadaan kapasitas lapang. Pada
posisi tersebut, pengujian pada tanah akan memberikan petunjuk bahwa air
sudah keluar dari pori-pori makro dan akan digantikan oleh udara. Pada pori-pori
mikro akan tetap berisi air untuk dihisap dan menjadi sumber yang dibutuhkan
untuk kehidupannya. Air akan terus bergerak akan tetapi kecepatanyya menjadi
sangat lambat, disebabkan karena daya kapiler efektif yang terdapat didalam
pori-pori mikro.
Apabila air yang diberikan melebihi batas atau sampai terjadi genangan
1
berpengaruh pada zona sel tugor yang nantinya dapat menghambat
pertumbuhan tanaman.
kemarau ketersediaan air akan terbatas dan kebutuhan air pada tanaman sangat
besar. Salah satu solusi yang dapat digunakan yaitu dengan pengairan
tanaman sehingga unsur hara yang sudah diserap oleh tanaman dapat
pengairan dan irigasi curah menjadi salah satu inovasi dalam kemajuan teknologi
irigasi. Dengan menggunakan sistem irigasi curah, dapat membantu kita dalam
mengatur penggunaan air dan dapat juga dengan menggunakan air yang
alirannya kecil akan tetapi kecepatan yang dihasilkan rendah melalui aplikator
atau biasa disebut emiter, ditaruh di tempat yang akan diairi, contohnya ditaruh di
dekat perakaran, karena dengan menaruh air di dekat perakaran maka kita bisa
menjaga kestabilan dan kelembaban tanah, selain itu juga dapat mengurangi
tanaman dalam bentuk tetesan (drop), mengeluarkan pancaran kecil (small jets),
dan mengeluarkan pancaran biasa (broken jets). Tetapi pada dasarnya nozzle
harinya.
2
Perlahan-lahan dengan perkembangan teknologi saat ini mulai adanya
otomatisasi irigasi timer yang dapat mengontrol pompa air dengan mengatur
Rumusan masalah yang diambil dalam kajian tugas akhir ini yaitu :
mengendalikan kinerja kran air irigasi berdasarkan waktu on off yang telah
ditentukan ?
irigasi curah pada tanaman selada (Lactuca Sativa) di KWT Winong Asri
1.3 Tujuan
Tujuan yang dapat diambil dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
Tulungagung.
3
3. Menyusun rancangan penyuluhan terkait otomatisasi sistem irigasi curah
pada tanaman selada (Lactuca Sativa) di KWT Winong Asri Desa Winong
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dalam kajian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Anggota KWT
Bagi Anggota KWT itu sendiri kajian ini dapat dijadikan pedoman untuk
2. Bagi Penyuluh
3. Bagi Mahasiswa
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Alan Duana Putra, dkk 2021. Penelitian terdahulu dengan judul
dilakukan setiap 1 minggu sekali dimulai dari 7 hari setelah tanam (HST) sampai
dengan 28 hari setelah tanam (HST). Pengamatan yang diambil adalah rata-rata
tinggi tanaman dan jumlah daun dari perlakuan yang berbeda.. Dalam penelitian
ini memerlukan sensor sensor dan kontrol untuk menunjang penyiraman yang
lebih efisien, yaitu sensor ultrasonik digunakan untuk memonitoring ketinggian air
sensor water flow digunakan untuk mengukur debit air yang mengalir dan
berbagai kontrol seperti motor servo digunakan untuk membuka kran air, dan
relay untuk menyalakan pompa air. Data dari sensor tersebut ditampilkan dalam
dari jarak jauh. Dalam penelitian ini menggunakan 3 perlakuan penyiraman pada
Dalam penelitian penggunaan air pada P2 rata rata menghabiskan air 20 liter
dan pada P0 menghabiskan air rata rata 30 liter, dan berat rata rata tanaman
5
membuat/merancang sistem sprinkler dengan menggunakan nozzle pump spray
gun yang berfungsi sebagai pompa dikontrol secara otomatis menggunakan PLC
yang diinginkan (06:00 hingga 09:00 dan 15:00 hingga 18:00)) dan sistem akan
OFF ketika arus efektif penyiraman curah hujan harian melebihi yang telah
hujan efektif harian yang ditempatkan pada gelas ukur di alat pengukur hujan.
Hasil rancang bangun sistem irigasi sprinkler curah otomatis berbasis PLC dapat
bekerja dalam pengaturan, sistem irigasi curah lebar kerja 5,5 m, dan hasil
judul “Irigasi Curah Otomatis Berbasis Sistem Pengendali Mikro”. Penelitian ini
berdasarkan kondisi lengas tanah yang dideteksi oleh sensor lengas tanah.
tanah. Nilai pF antara 4,2 ≤ pF <2 yang setara dengan persentase lengas tanah
38,5% ≤ lengas tanah <28,7%, digunakan sebagai setpoint bawah dan atas
mengatur aliran air irigasi dari tandon. Hasil percobaan menunjukkan bahwa
sistem irigasi curah otomatis bisa menjaga lengas tanah antara rentang setpoin
yang diinginkan dan dengan demikian dapat diterapkan untuk penggunaan yang
lebih luas.
6
Menurut Ruwaida, dkk. 2021. Penelitian terdahulu dengan judul
menggunakan Rancangan Acak Kelompok. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
(sprinkler) pada tanaman bawang merah (Allium cepa L.) berbasis mikrokontroler
hardware dan software dengan input yang terdiri dari sensor kelembaban tanah
type v1.2, sensor suhu dan kelembaban udara type DHT22, dan sensor water
flow meter untuk mengukur debit air. Alat transmisi yang digunakan yaitu modul
dari penelitian ini menunjukkan bahwa sistem irigasi curah (sprinkler) berbasis
kelembaban udara, suhu dan debit air serta mampu melakukan penyiraman
secara otomatis sesuai dengan set point nilai kelembaban tanah. Pengujian
selang waktu (delay 1-300 detik) penerimaan data antara pemancar (transmiter)
dan penerima (receiver) berjalan dengan baik, hal ini ditunjukkan dengan
“Peningkatan Efisiensi Air Irigasi dengan Introduksi Sistem Otomatis pada Sistem
sistem aktuasi kran air elektris. Sebagai acuan digunakan sensor yang akan
7
mendeteksi kondisi kelembaban tanah dan tinggi muka air di lahan. Sistem
kendali diatur menjaga status air di lahan sesuai dengan kondisi air memenuhi
kriteria terhindar kehilangan air yang tidak perlu seperti run-off level muka air
yang terlalu tinggi melewati pematang atau perkolasi. Untuk irigasi curah air
harus tersedia di lahan sesuai dengan kebutuhan tanaman diantara pF 2.54 dan
4.2. Untuk lahan sawah, ujicoba dilakukan dengan menerapkan irigasi terputus
(intermittent) sehingga ketinggian muka air setpoint akan berubah sesuai jadwal
untuk tanaman yang terdiri dari jalur pipa yang ekstensif biasanya dengan
cara pemberian airnya dilakukan dari bagian atas tanaman dan menyerupai
curahan hujan. Hal ini dimungkinkan karena air diberikan pada tekanan tertentu
berdasarkan tekanan dan diameter nozzle yang dipilih. Alat pengeluaran air pada
pipa disebut pemancar (emitter) yang mengeluarkan air hanya beberapa liter per
menit. Dari pemancar, air menyebar secara menyamping dan tegak oleh gaya
kapiler tanah yang diperbesar pada arah gerakan vertikal dan horizntal. Aliran air
dapat diatur secara manual atau dipasang secara otomatis untuk menyalurkan
8
1. Pengelolaannya mudah, pemupukan, semprotan hama, panen dan
sebagainya dapat dikerjakan pada saat yang sama dengan irigasi, yang
2. Dapat mengurangi tenaga kerja, hal ini penting bagi anggota KWT yang
3. Dapat mengontrol air, dimana jumlah air dan freuensi pemakaian dapat
dikontrol dengan sistem ini. Irigasi ini dapat mengontrol jumlah air pada
sistem irigasi curah ini akan 50-70% pada sistem genangan, Disamping
Untuk pengairan, air akan dipompa oleh pompa secara otomatis melalui
pipa kecil apabila keran otomatis membuka pada waktu yang telah di tentukan.
lalu air yang terdorong akan mengalir melalui selang dengan bantuan gaya
dorong dari pompa sehingga air dapat memutar sprinkle. Disisi lain, sistem keran
batrai, dan listrik dari pompa yang dikeluarkan juga sedikit. Selain itu juga dapat
edukasi Winong Asri. Salah satu kendala yang paling riskan dalam sistem ini
adalah ketika kita lupa mengecek batrai yang ada dalam alat keran otomatis. Jika
batrai pada alat keran otomatis habis maka keran tidak akan terbuka yang
mengakibatkan air tidak akan keluar. Sehingga, jika batrai keran otomatis habis
akan mereset kembali jadwal on off yang telah di atur, maka alat keran otomatis
harus mengatur ulang jadwal on off dan tanaman harus di siram secara manual.
9
Dengan sistem keran otomatis ini diharapkan dapat menjawab tantangan masa
depan sebagai tehnik pengairan pertanian yang efektif dan efisien. Sehingga
diharapkan setiap pekarangan rumah saat ini dapat menghasilkan sayuran yang
segar, sehat dan ibu-ibu rumah tangga dapat mengatur penyiraman dengan
berasal dari Asia Barat yang kemudian menyebar di Asia dan negara-negara
sayuran yang biasanya dapat dimakan secara mentah, hal ini dikarenakan
akan pola makan hidup yang sehat karena selada memiliki kandungan gizi yang
tinggi (Tabel 1), namun daerah yang membudidayakan selada di Indonesia saat
ini masih terbatas diantaranya Cipanas, Lembang, dan Pengalengan Jawa Barat.
Kandungan Jumlah
Energi 15 kkal
Protein 1,2 gr
Lemak 0,2 gr
Karbohidrat 2,9 gr
Kalsium 22 mg
Fosfor 25 mg
Fe 1 mg
Vitamin A 540 IU
Vitamin B1 0,04 mg
Vitamin C 8 mg
Sumber: Novriani, 2014
10
Selada merupakan sayuran yang populer karena memiliki warna, tekstur,
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Lactuca
Daun selada memiliki bentuk, ukuran dan warna yang beragam tergantung
varietasnya. Tinggi tanaman selada daun berkisar antara 30-40 cm dan tinggi
tanaman selada berkisar antara 20-30 cm. Selada memiliki sistem perakaran
tunggang dan serabut. Akar serabut menempel pada batang dan tumbuh
menyebar ke semua arah pada kedalaman 20-50 cm atau lebih (Novriani, 2014).
yang ideal berkisar antara 1.000-1.800 mdpl, semakin tinggi suatu tempat maka
suhu udaranya akan turun dengan laju penurunan 0,50 C setiap kenaikan 100
mdpl (Sumpena, 2005). Produktivitas selada cukup baik pada dataran tinggi yang
beriklim lembab (Mas’ud, 2009). Jenis tanah yang cocok untuk membudidayakan
selada yaitu pada jenis tanah lempung berdebu, berpasir dan tanah yang masih
11
mengandung humus (Sunarjono, 2014). Selada dapat tumbuh dengan baik yaitu
Suhu yang cocok untuk budidaya selada adalah 15-25 °C. Suhu yang lebih
tangkai bunga (bolting), dan dapat menyebabkan rasa pahit. Curah hujan yang
apabila curah hujan yang terlalu tinggi akan berpengaruh terhadap peningkatan
selada yang disebabkan oleh serangan hama dan penyakit, sedangkan jika
A. Persiapan Benih
Herliana, 2011).
B. Persemaian
12
sudah memiliki 4-5 helai daun. Bibit dapat dipindahkan ke lahan
C. Penanaman
D. Pemeliharaan
E. Pemupukan
Tanaman selada tumbuh dengan baik pada tanah yang subur dan
atau 300 kg urea/ha Pupuk tersebut dapat diberikan dua kali dengan
13
F. Pengendalian Hama dan Penyakit
G. Panen
dicirikan daun berwarna hijau segar dan diameter batang lebih kurang
bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong
permodalan, pasar dan sumber daya lainnya, sebagai solusi untuk meningkatkan
Menurut Setiana (2005) penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu sosial
yang mempelajari sistem dan proses perubahan pada individu serta masyarakat
agar dapat mewujudkan perubahan menuju lebih baik sesuai dengan yang
diinginkan.
14
Penyuluhan Pertanian menurut Undang-Undang 2006 No. 16 adalah
suatu proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha sektor
kesejahteraannya.
15
pelaku usaha) dan sasaran antara anggota (kelompok pemerhati pertanian,
perikanan, dan kehutanan, serta generasi muda dan tokoh masyarakat). Peran
penyuluh adalah sebagai fasilitator yaitu, orang yang memberikan fasilitas atau
Penyuluh dapat berasal dari tenaga pendidik, swadaya, tenaga harian lepas dll.
daya manusia pertanian laki-laki maupun pertanian, misalnya petani dan pelaku
bermasyarakat.
masyarakat.
penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam berbagai bentuk yang
kelestarian lingkungan.
penyuluhan bahwa :
16
1. Materi penyuluhan dibuat berdasarkan kebutuhan dan kepentingan
- Pusat-pusat pengkajian
- Pusat-pusat informasi
penyebaran informasi
penyuluhan oleh penyuluh pertanian kepada pelaku utama dan pelaku usaha
17
agar mereka tahu dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
lingkungan hidup.
• Dasar-dasar pertimbangan
Adopsi inovasi pada diri pelaku utama dan atau pelaku usaha
18
5. Tahap menetapkan, dimana pelaku utama dan/atau pelaku usaha
akhir, dan penolak. Tahapan dan kemampuan pelaku utama dan pelaku
akan digunakan.
yang ada .Jumlah sasaran yang hendak dicapai pada suatu waktu
tertentu.
2. Daya Penyuluhan
a. Kemampuan penyuluh
b. Materi penyuluhan
3. Keadaan Daerah
19
4. Kebijakan Pemerintah
peraga (medis penyuluhan) adalah alat bantu menyuluh atau mengajar yang
20
kondisi dan beberpa aspek yang menunjang keefektifan media penyuluhan
(Aktanotaria, 2015).
A. Jenis-Jenis Evaluasi
21
5. Evaluasi hasil adalah suatu evaluasi yang menilai perubahan-
evaluasi harus elaras dengan tujuan yang ingin dicapai yang telah
pengumpulan data yang tepat dan teliti, menggunakan alat ukur yang
direncanakan.
22
3. Evaluasi harus mempertimbangkan ketersediaan sumber dayanya
tujuan program.
antara lain :
(daya mengingat)
memecahkan masalah
kegiatan praktek
5) Skala Sikap
6) Skala Minat
23
Pembuatan alat ukur/instrumen evaluasi harus memenuhi
persyaratan, yaitu :
menganalisis.
menganalisis.
masalah.
24
2.4 Kerangka Pikir
25
BAB III
METODE PENELITIAN
secara otomatis dengan (automatic irigasi timer) yang sudah terjadwal untuk
membuka tutup setiap pagi dan sore hari, sehingga dapat mengefisien waktu
otomatis dengan alat (Automatic Irigasi Timer) dan dengan sistem pengairan
26
bagi anggota KWT dalam memilih sistem pengairan tanaman. Dengan
berikut :
27
3.2.2.1 Rancangan Alat
Jenis alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain :
A. Alat
Sprinkler Butterfly
dihasilkan oleh reaksi dari air yang meninggalkan sprinkler, sprinkler ini
air yang keluar dari mulut sprinkler kesekitar sprinkler dengan arah
28
• Luas Area Irigasi dan Jarak Pancaran
oleh berat air untuk memutar sprinkle 360॰. Tekanan kerja yang
dihasilkan dari sprinkler butterfly antara 0,5 – 2,5 kg dan 0,5 - 2,5 Bar.
12V.
• Debit Sprinkler
Debit dari sprinkler merupakan volume air per unit waktu yang
air yang dihasilkan. Debit air yang dikeluarkan dari setiap ketiga
• Laju Aplikasi
pada sebuah sistem sprinkler dirancang untuk memakai air kurang dari
29
seluruh permukaan tanah yang dangkal terisi dengan air dan
30
Cara Kerja Alat
Sinar matahari yang di serap oleh panel surya 10W akan di ubah
yang keluar melalui keran dengan daya 4,5 ampere, dapat memompa
debit air 4 liter/menit apabila alat Automatic Irigasi Timer terbuka dengan
sistem buka tutup otomatis yang akan terbuka sesuai jadwal yang sudah
di tentukan yaitu pagi dan sore hari. Kemudian air mengalir melalui
Kelebihan
10W.
Kekurangan
31
1. Apabila telat mengganti bantrai AAA akan merubah jadwal
digunakan.
Perkiraan
Harga Umur Harga Biaya
Jumlah Harga
No. Uraian Awal Ekonomis Barang Penyusutan
(unit) Akhir
(Rp) (bulan) (Rp) (Rp)
(Rp)
1 Kran PVC 1 7.000 60 0 7.000 117
Automatic
2 1 148.000 60 28.000 120.000 2.000
Irigasi Timer
3 Bantrai AAA 2 13.000 60 0 13.000 217
Selang PE
4 3 57.000 60 0 57.000 950
16mm
Pasak
5 4 38.000 60 0 38.000 630
Sprinkler
6 Sprinkler 4 10.500 60 0 10.500 175
7 Pompa Air DC 1 120.000 60 20.000 100.000 1.700
8 Aki 1 89.000 60 9.000 80.000 1.300
Solar Charge
9 1 41.000 60 2.000 39.000 650
10A
Solar Panel
10 1 110.000 60 20.000 90.000 1.500
10W
Total 633.500 9.239
Sumber: Diolah dari Data Primer, 2021
32
Biaya penyusutan Perancangan Sistem Irigasi Curah dengan Automatic
ditetapkan oleh PT. PLN tahun 2021 yaitu per kwh Rp. 1.444,70/kWh
automatic irigasi timer berasal dari 2 buah batrai AAA dengan masing-
masing daya 1,5 V dan pompa air DC 12 V dengan daya 4,5 Amper yang
dapat di atasi dengan penggunaan panel surya 10W dan Aki 12V.
33
sebagai wadahnya nanti dengan ukuran 30x30. Penuhi ¾ polybag dengan
2. Persiapan Bibit
media tanam sedalam 2 cm. Letakkan dua benih / biji selada di lubang
sebanyak 3-4 helai yang menandakan bahwa bibit sudah siap untuk di
pindah tanam ke polybag 30x30. Bibit yang digunakan adalah bibit selada
dengan varietas Grand Rapids mempunyai ciri daun berbentuk oval keriting
berwarna hijau segar, panen antara 30-40 HST, selada ini cocok ditanam di
3. Penanaman
terlebih dahulu. Selanjutnya baru memindah bibit selada yang sudah mulai
tumbuh 3 helai daun dari baby bag kedalam polybag ukuran 30x30 yang
sudah di isi ¾ campuran media tanam dan dibuat lubang tanam di tengah
4. Pemupukan
34
5. Pengairan
Pengairan dilakukan 2 kali setiap hari secara otomatis pada pagi dan
sore hari menggunakan automatic irigasi timer dengan dua perlakuan, yaitu
6. Penyulaman
dengan tujuan agar usia tanaman selada tidak berbeda jauh dengan
7. Penyiangan
9. Panen
panen dilakukan pada pagi hari dengan mencabut selada sampai ke akar.
35
1. Jumlah Daun (Helai)
Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu analisis data deskriptif
3.2.4 Uji T
36
𝑆𝑆1 + 𝑆𝑆2 1 1
𝑆𝑆𝑥1 . 𝑥2 = √ + +
𝑛1 + 𝑛2 − 2 𝑛1 𝑛2
Keterangan :
n1 = Besar sampel 1
n2 = Besar sampel 2
(∑ 𝑋1 )2
𝑆𝑆 = ∑ 𝑋12 −
𝑛
Keterangan :
N = Besar sampel
SS = Sumsquare
ini mean dari sampel 1 sama dengan sampel 2, dan dengan alternatif
37
pertanian secara teratur dengan waktu yang tepat, baik air yang
tanaman.
untuk tanaman yang terdiri dari jalur pipa yang ekstensif biasanya
tertentu.
populasi dalam penelitian ini yaitu anggota KWT Winong Asri Desa
orang. Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Penentuan
38
Tujuan penyuluhan yang ingin dicapai adalah menambah pengetahuan
kajian selesai.
39
hadir. Dalam pembuatan sinopsis berisi ringkasan materi penyuluhan
penyuluhan, berita acara dan daftar hadir sebagai bukti bahwa telah
tujuan.
Rumah Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Winong Asri Desa Winong
2. Perkenalan
40
Otomatis Menggunakan Otomatisasi Irigasi Timer dilakukan dengan langkah-
1. Menyusun kuisioner
petani.
3. Melakukan analisis data hasil kuisioner yang telah diisi oleh anggota
KWT.
“Benar” untuk jawaban benar memiliki skor 1 dan “Salah” untuk jawaban
salah memiliki skor nilai 0, yang dimana setelah hasil dari pengukuran
diisi oleh petani pada saat proses evaluasi ditabulasi menggunakan software
SPSS 2.0 untuk menguji ke validan data yang telah didapatkan, kemudian
setelah di tabulasi data dalam SPSS dilakukan maka kita akan mengetahui
3.5.1 Kuisioner
41
benar – salah, dan lain sebagainya. Data yang diperoleh yaitu berupa
M : Mengetahui
TM : Tidak Mengetahui
perlu dihitung)
2. Rendah = 26 – 50%
3. Tinggi = 51 – 75%
KWT maka jawaban dari kuisioner yang diisi oleh responden pada saat
tabulasi data dalam SPSS dilakukan maka kita akan mengetahui tingkat
42
Ada beberapa macam teknik pengujian instrument sebagai alat
atau bahkan lebih dari gejala yang sama dengan alat ukur yang sama
juga. Pada uji reliabilitas jika nilai cronbach’s alpa lebih dari 0,7 maka
43
DAFTAR PUSTAKA
Agus, S., Gagas, D. L., Wisnu, N., Harmen. 2013. Sistem Irigasi Curah Otomatis
Berbasis PLC (Programmable Logic Controller). Politeknik Negeri
Lampung. TekTan Jurnal Ilmiah Teknik Pertanian.
Farid, A., Romadi, U., Sawitri, B., & Wandansari, N. R. 2016. Modul Evaluasi
Penyuluhan Pertanian. STPP Malang
Mas'ud. 2009. Sistem Hidroponik dengan Nutrisi dan Media Tanam Berbeda
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada (Lactuca sativa L.). Media
Litbang Sulteng. 2(2):131-136.
Satyanto K. S., Yudi C., Budi I. S., Hanhan A. S. 2014. Peningkatan Efisiensi Air
Irigasi dengan Introduksi Sistem Otomatis pada Sistem Irigasi di Lahan
Produksi Pangan. Institut Pertanian Bogor. Repository IPB.
44
Satyanto, K. S., Rahmat, I., Budi, I. S. Irigasi Curah Otomatis Berbasis Sistem
Pengendali Mikro. Institut Pertanian Bogor. Jurnal Irigasi.
Supriati, Yati dan Herliana, Ersi. 2011. Bertanam 15 Sayuran Organik dalam Pot.
Jakarta: Penebar Swadaya
45
Lampiran 1 Matriks Penetapan Metode Penyuluhan
3. Demonstrasi
√ √ √ √ 4 2
Hasil
4. Demonstrasi
√ √ √ √ 4 2
Unit
Ceramah /
5. Temu Usaha √ √ √ √ 4 2
Diskusi
6. Temu Karya √ √ √ 3 3
7. Temu Wicara √ √ √ 3 3
8. Pameran √ √ 2 4
9. Sekolah Lapang √ √ √ 3 3
10. Anjang Sana √ √ √ 3 3
11. Sarasehan √ √ √ √ 4 2
12. Kursus Tani √ √ √ 3 3
46
Lampiran 2. Kuisioner Pengetahuan
KUISIONER PENGETAHUAN
2. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama responden : .............................
2. Usia : ............ tahun
3. Jenis Kelamin :L/P
4. Pendidikan terakhir : (lingkari jawaban sesuai)
1.Tidak tamat/sekolah SD
2.SD
3.SLTP
4.SLTA
5.Perguruan Tinggi
5. Status pekerjaan : (lingkari jawaban sesuai)
1.Petani
2.Pegawai
3.Pensiunan
4.Pedagang
5.Ibu rumah tangga
6. Pengalaman bertani :................... tahun
7. Jumlah anggota keluarga : ...........orang,
membantu bertani........ orang
47
PETUNJUK PENGISIAN
Mohon memberi tanda (√) pada jawaban yang menurut ibu-ibu anggap paling
sesuai.
48
Apakah anda tahu keunggulan pengairan dengan sistem
12 irigasi curah / sprinkle secara otomatis dengan automatic
irigasi timer ?
Apakah anda tahu kelemahan pengairan dengan sistem
49
24 Menurut anda, apakah alat ini sangat simple ?
50