PELAKSANAAN PENCEGAHAN PENYAKIT Septisemia Epizotica (SE)

PADA TERNAK SAPI BALI DI KECAMATAN ATAMBUA BARAT

KABUPATEN BELU PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA USAHA

OLEH

NAMA : CRHIS DAVID SOLLU

NIS : 22.1.001.5.12.007

PROGRAM STUDI : KESEHATAN HEWAN

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PERTANIAN PEMBANGUNAN
(SMK-PP) NEGERI KUPANG
2014
 LEMBAR PENGESAHAN

PELAKSANAAN PENCEGAHAN PENYAKIT SE (Septisemia Epizotica)

PADA TERNAK SAPI BALI DI KECAMATAN ATAMBUA BARAT
KABUPATEN BELU PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA USAHA

Disusun dan diajukan oleh :

NAMA : CRHIS DAVID SOLLU

NIS : 22.1.001.5.12.007
PROGRAM STUDI : KESEHATAN HEWAN

Telah dipertahankan melalui seminar pada tanggal

01 Desember 2014 dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

MENGETAHUI
PEMBIMBING EKSTERN

Drh. Johana Fransisca Bin

NIP.19821216 201001 2 027

PEMBIMBING INTERN

I.S.M. Malelak, S.Pt,M.Pd Memory D. Thobe, S.Pt

NIP.19740205 200604 1 013 NIP.
PENGUJI

Sitti K. Kamal, S.Pt, M.Si Korinti S. M. Ulima, S.Pt

NIP.19771023 200212 2 001 NIP.19740313 200701 2 00

MENGETAHUI
KEPALA SEKOLAH

Ir. CORNELIS KAHO, M.Si

NIP.1958111219885031004
 KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang

Maha Esa karena atas hikmat dan penyertaan-Nya, sehingga penulis

dapat menyelasaikan penyusunan laporan Praktek Kerja Usaha (PKU)

dengan judul “Pelaksanaan Pencegahan Penyakit Septicemia

Epizootica (SE) pada Ternak Sapi” di Kecamatan Atambua Barat

Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan baik yang adalah

salah satu syarat untuk dapat mengikuti ujian akhir.

Selama menjalankan pendidikan baik dalam sekolah maupun di

luar sekolah dan penulisan laporan PKU ini, banyak pihak yang telah

membantu, maka pada kesempatan ini tidak lupa juga penulis ingin

menyampaikan limpah terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Ir. Cornelis Kaho, M.Si. selaku penanggung jawab pelaksanaan

praktek kerja usaha (PKU) dan praktek kerja Agribisnis (PKA).

2. Tree.M.T.Outang, S.Pt. selaku Ketua Panitia Praktek Kerja

Usaha (PKU).

3. Drh. Johana Fransisca Bin selaku Pembimbing Ekstern

4. I.S.M. Malelak, S.Pt, M.Pd selaku pembimbing 1 dan Memory D.

Thobe, S.Pt selaku pembimbing II.

5. Kedua orang tua yang telah mendukung dalam doa dan telah

melunasi semua kebutuhan adminitrasi

 6. Teman - teman kelas XII yang telah membantu dalam

penyusunan laporan ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa menganugerahkan kasih dan

berkatnya bagi bapak/ibu/saudara/saudari sekalian atas segala ketulusan

bantuan dan budi baiknya.

Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari bahwa laporan ini

masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat

mengharapkan tanggapan berupa ide, saran dan kritik yang bersifat

membangun, untuk penyempurnaan laporan ini dan semoga laporan ini

memberikan nilai tambah bagi yang membutuhkan.

Kupang, 01 Desember 2014

Penulis
 DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ..............................................................................................

I

Daftar Isi ................................................................................................ Iii

Daftar Tabel ................................................................................................

Vi

Daftar Lampiran .............................................................................................

Vii

Daftar Gambar ...............................................................................................

Viii

BAB I. PENDAHULUAN ...............................................................................

1

1.1. Latar Belakang ........................................................................................

1

1.2. Tujuan ................................................................................................3

1.3. Manfaat ................................................................................................

3

1.4. Alasan Pemilihan Judul ...........................................................................

4

BAB II. PERSIAPAN PELAKSANAAN .........................................................

5

2.1. Persiapan Sekolah ..................................................................................

5

2.1.1. Pembentukan Panitia PKU............................................................

5

2.1.2. Survei Lokasi PKU ................................................................ 6

2.1.3. Penetapan Lokasi PKU ................................................................

6

2.1.4. Pembekalan Bagi Peserta PKU ....................................................

6

2.1.5. Pembagian Kelompok ................................................................

7

2.2. Persiapan Kelompok ...............................................................................

7

2.3. Persiapan Pribadi....................................................................................

8
BAB III. METODE PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA USAHA ................
9

3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan ..............................................................

9

3.1.1. Lokasi PKU ...................................................................................

9

3.1.2. Waktu Pelaksanaan PKU ..............................................................

9

3.2. Teknik Penggalian Keterampilan ............................................................

9

3.3. Jenis dan Sumber Data Pelapor .............................................................

10

3.4. Teknik Pengumpulan Data ................................................................11

3.5. Definisi lstilah ..........................................................................................

12

BAB IV. HASIL PELAKSANAAN PKU DAN PEMBAHASAN ......................

13

4.1. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Atambua Barat ..........................

13

4.1.1. Profil Kecamatan Atambua Barat .................................................

13

4.1.2. Sumber Daya Alam ................................................................ 14

4.1.3. Populasi Ternak ............................................................................

15

4.2. Wilayah Kerja Dinas Peternakan ............................................................

16

4.3. Laboratorium Kesehatan Hewan. ...........................................................

17

4.4. Pengalaman Kerja Pembimbing Ekstern.................................................

17

4.5. Penyakit Septicemia Epizootica (SE) .....................................................

18

4.5.1. Terapi / Pengobatan................................................................20

4.6. Pelaksanaan Pencegahan ................................................................20

4.6.1. Pencegahan Penyakit Septicemia Epizootica (SE) .......................

22

4.7. Pengetahuan dan Keterampilan Tambahan............................................

24

4.7.1. Pengambilan Sampel Darah .........................................................

24

4.7.2. Uji Rose Bengal Test (RBT) .........................................................

26
BAB V. PENUTUP .........................................................................................
31

5.1. Kesimpulan .............................................................................................

31

5.2. Saran ................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

33

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................

34

RIWAYAT HIDUP PENULIS..........................................................................

48
 DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rincian Dana PKU Tahun Ajaran 2014/2015 8

Tabel 2. Data Populasi Ternak 15

Tabel 3. Data Rekapitulasi Ternak yang di Vaksinasi 21

 DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat keputusan Kepala SMK-PP Negeri Kupang

tentang panitia pelaksana praktek kerja usaha dan

praktek kerja agribisnis 2014/2015 34

Lampiran 2. Jadwal pembekalan kegiatan pku 35

Lampiran 3. Pembagian peserta berdasarkan kelompok untuk

program studi kesehatan hewan 38

Lampiran 4. Kegiatan harian peserta PKU 40

 DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Termos Lapangan 22

Gambar 2. Spoit 22

Gambar 3. Vaksin Septivet 23

Gambar 4. Alkohol 23

Gambar 5. Pelaksanaan Vaksinasi 23

Gambar 6. Tabung venoject 25

Gambar 7. Handle 25

Gambar 8. Centrifuge 25

Gambar 9. Jarum venoject 25

Gambar 10. Sampel Darah 26

Gambar 11. Antigen Brucella 27

Gambar 12. Serum Darah 27

Gambar 13. Plate / cawan mikro 28

Gambar 14. Mikropipet 25 μL 28

Gambar 15. Pintit 28

Gambar 16. Mikro sacer 28

Gambar 17. Luminator Flow 28

Gambar 18. Negatif 29

Gambar 19. Positif 1 30

Gambar 20. Positif 2 30

Gambar 21. Positif 3 30

Gambar 22. Kegiatan Uji RBT 30

 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kabupaten Belu merupakan daerah yang memiliki potensi cukup

besar di bidang peternakan yang memiliki produk unggulan berupa ternak

sapi. Sapi yang di kembangkan di Kabupaten Belu adalah Sapi Bali. Sapi

bali mempunyai daya adaptasi yang sangat baik. Namun demikian

penggembangan ternak sapi bali di Kabupaten Belu masih mendapat

berbagai kendala yang dihadapi oleh masyarakat peternak antara lain

penyakit hewan menular (PHM) yang dapat mengancam kelestarian

sumber daya ternak serta menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup

tinggi.

Salah satu penyakit hewan yang masih banyak di temukan di

Kabupaten Belu adalah Penyakit Septicemia epizootica (SE). Penyakit

SE, disebut juga Septicemia hemorrhagica, hemorrhagic septicemia, dan

penyakit ngorok. Penyakit SE merupakan penyakit hewan menular yang

disebabkan oleh bakteri pasteurella multocida yang berbentuk

cocobacillus dengan ukuran yang sangat halus. Penyakit ini sering

menyerang ternak sapi pada umur 6 sampai 18 bulan dan biasanya terjadi

pada akhir musim kemarau dan awal musim hujan. Penularan utama

biasanya terjadi secara oral melalui makanan atau minuman yang

tercemar oleh bakteri pasteurella multocida dengan gejala klinis antara

lain : panas tinggi, tidak mau makan, hewan terlihat malas, diare, tinja
berdarah, rasa sakit tubuh bagian dalam, bengkak kerongkongan, kepala,

bagian bawah kaki atau pangkal ekor, lesi, kerongkongan menjadi sesak

nafas dan kesulitan menelan, pada anak sapi seluruh kepala dapat

meradang. Kematian mungkin mendadak antara 1 – 2 hari setelah gejala

tetapi dalam banyak hal penyakit dapat berjalan menahun. Hewan

semacam ini harus dimusnahkan sehingga tidak kontak dengan hewan

lain.

Maka sebagai upaya pencegahan penyakit SE pada ternak sapi

tersebut salah satunya dengan cara vaksinasi (Sekaran, 1981). Dalam

kegiatan PKU maka penulis memiliki peluang dalam mengambil judul

“Pencegahan Penyakit Septicemia Epizootic (SE) Pada Ternak Sapi”.

Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMK - PP)

Negeri – Kupang, yang adalah merupakan salah satu lembaga pendidikan

kejuruan yang di bawah kementerian pertanian yang bergerak di bidang

peternakan dan penyuluhan pertanian yang mendidik siswa – siswinya

untuk berkepribadian baik dan terampil dalam bidangnya masing - masing.

Dengan adanya kurikulum yang di tetapkan oleh SMK – PP Negeri

Kupang bahwa siswa – siswi semester V di wajibkan mengikuti kegiatan

PKU yang dilaksanakan di luar kampus, dengan tujuan untuk pemantapan

proses belajar mengajar di sekolah dalam memenuhi persyaratan untuk

mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN), menambah keterampilan,

pengetahuan siswa – siswi, serta memberikan peluang bagi siswa – siswi

untuk mampu berinteraksi dan bekerja sesuai dengan bidangnya masing –

masing serta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat di sekolah untuk

diterapkan secara nyata di lapangan. Kegiatan ini dilaksanakan di

Kecamatan Atambua Barat Kabupaten Belu.

1.2. Tujuan

Adapun Tujuan PKU yaitu:

1. Siswa secara langsung mengembangkan pengetahuan dan

keterampilannya di lapangan bersama masyarakat dibidang

peternakan dan kesehatan hewan

2. Melatih siswa dalam menyesuaikan diri dan berkomunikasi

dengan masyarakat di sekitar lingkungan tempat praktek.

3. Menjalin hubungan kerja sama antara SMK – PP Negeri Kupang

dengan peternak setempat.

1.3. Manfaat

1. siswa – siswi dapat mengetahui lebih mendalam mengenai

Penyakit SE.

2. Siswa - siswi secara langsung dapat memperoleh keterampilan

dan pengalaman di lapangan mengenai sistem pencegahan

Penyakit SE.

3. Agar siswa - siswi mampu membandingkan antara teori dan

kenyataan di lapangan.
1.4. Alasan Pemilihan Judul

Berdasarkan kenyataan bahwa lambatnya perkembangan

ternak sapi bali, akibat adanya kematian ternak sapi yang

disebabkan oleh penyakit SE, membuat penulis terdorong untuk

memilih judul “Pencegahan Penyakit Septisemia Epizotica (SE) pada

Ternak Sapi Bali” karena :

1. Salah satu faktor kematian ternak di Kecamatan Atambua Barat

diakibatkan karena penyakit SE.

2. Penulis ingin meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

tentang pencegahan penyakit SE pada ternak sapi bali.

 BAB II

PERSIAPAN PELAKSANAAN

Kegiatan pelaksanaan Praktek Kerja Usaha (PKU) di bidang

peternakan, langkah awal yang ditempuh guna mencapai suatu tingkat

keberhasilan maka perlu adanya perencanaan secara matang agar dalam

pelaksanaan PKU dapat berlangsung dengan baik, maka persiapan-

persiapan itu meliputi:

2.1. Persiapan Sekolah

Dalam pelaksanaan penyelenggaraan PKU tahun ajaran 2014/2015

untuk siswa semester V (lima) berlangsung bulan Agustus sampai dengan

bulan November. Menejemen SMK – PP Negeri Kupang melakukan

persiapan – persiapan yaitu :

2.1.1. Pembentukan Panitia PKU

Pembentukan panitia PKU yang di tetapkan melalui rapat guru

pada tanggal 26 Mei 2014 yang dilanjutkan dengan surat keputusan

Kepala SMK - PP Negeri Kupang, No.25b/KPA/J.2.3/6/2014 tanggal 02

Juni 2014 tentang Panitia, Pembimbing Intern dan Pembimbing Ekstern

PKU bagi siswa kelas XII SMK-PP Negeri Kupang Tahun 2014. Surat

Keputusan SMK-PP Negeri Kupang tentang Pembimbing Intern dan

Pembimbing Ekstern PKU terdapat pada lampiran 1. (Hal. 34)

2.1.2. Survei Lokasi PKU

Survei lokasi oleh panitia PKU dilakukan dari tanggal 30

Mei sampai dengan 01 Juni 2014.

2.1.3. Penetapan Lokasi PKU

Penetapan lokasi PKU dilakukan pada tanggal 8 Juli 2014 melalui

rapat panitia PKU maka penetapan lokasi PKU untuk program studi

kesehatan hewan yakni 6 tempat yaitu sebagai berikut :

 Laboratorium Kesehatan Hewan Oesapa

 UPT Tarus

 BBPP Noelbaki

 PT.Bumi Tirta

 Dinas Peternakan Kabupaten TTU dan

 Laboratorium Tipe C Atambua Kabupaten Belu

Penulis ditempatkan di Laboratorium Tipe C Atambua Kabupaten

Belu Provinsi Nusa Tenggara Timur.

2.1.4. Pembekalan Bagi Peserta PKU

Sebelum kegiatan PKU dilaksanakan, peserta PKU terlebih dahulu

dibekali dengan berbagai materi yang berlangsung selama ± 2 minggu

yang dimulai dari tanggal 06 Agustus s/d 12 Agustus 2014. Materi-materi

yang diberikan kepada peserta PKU dapat dilihat pada lampiran 2

(Hal.35).
2.1.5. Pembagian Kelompok

Pelaksanaan PKU bagi siswa-siswi SMK-PP Negeri Kupang kelas

XII semester 1 Tahun Ajaran 2014/2015 untuk jurusan kesehatan hewan

dibagi menjadi 6 kelompok.

Penulis ditempatkan di Laboratorium Tipe C Atambua Kabupaten

Belu Kabupaten Belu Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan jumlah 10

Orang. Adapun pembagian nama – nama peserta PKU Jurusan

Kesehatan Hewan seperti terlihat pada lampiran 3 (Hal.38).

2.2. Persiapan Kelompok

Sebelum pelaksanaan kegiatan PKU siswa – siswi Program Studi

Kesehatan Hewan berdasarkan pembagian kelompok melakukan

persiapan-persiapan diantaranya :

1. Memilih Ketua, Sekertaris dan Bendahara

2. Menyiapkan perlengkapan – perlengkapan akomodasi dan

konsumsi

3. Menyiapkan format – format untuk pembuatan laporan

4. Menyiapkan format – format untuk mengumpulkan data

5. Membuat jadwal diskusi

6. Menyiapkan peralatan – peralatan kegiatan lapangan

2.3. Persiapan Pribadi

Adapun persiapan pribadi yang dilakukan sebelum melaksanakan

kegiatan PKU adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan buku – buku yang berkaitan dengan PKU

2. Mempersiapkan kesehatan jasmani dan rohani

3. Bersama orang tua menyiapkan dana administrasi sebanyak

Rp. 2.200.000, untuk diserahkan kepada panitia PKU sebelum

kegiatan dilaksanakan dengan perincian seperti terlihat pada

Tabel 1.

Tabel 1. Rincian Dana PKU Tahun Ajaran 2014/2015

I. Tanggungan siswa
NO Uraian Per siswa
1 Konsumsi selama 90 hari @ 15.000 1.350.000,-
2 Penginapan selama 3 bulan @ 25.000 75.000,-
3 Pembimbingan Ekstern @ 70.000 70.000,-
4 Pembimbingan Intern @ 150.000 150.000,-
5 Uji kompetensi @ 200.000 200.000,-
6 Sertifikat kompetensi @ 100.000 100.000,-
7 Transportasi PP @ 200.000 200.000,-
8 Lain – lain pengeluaran @ 55.000 55.000,-
Jumlah 2.200.000,-
Sumber.Panitia PKU SMK-PP N Kupang. Tahun Ajaran 2014/2015

II. Tanggungan sekolah

A. Uang makan/konsumsi @Rp. 5.000,-/siswa

Rp. 5.000,- X 83 siswa X 90hari = Rp.37.350.000,-

B. Bantuan transportasi siswa PKU = Rp. 41.500.000,- untuk 83

siswa
 BAB III

METODE PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA USAHA

3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Lokasi dan waktu PKU yang telah ditetapkan melalui rapat

panitia dapat di uraikan sebagai berikut :

3.1.1. Lokasi PKU

Lokasi pelaksanaan PKU bagi penulis yakni di Kecamatan

Atambua Barat Kabupaten Belu Provinsi Nusa Tenggara Timur.

3.1.2. Waktu Pelaksanaan PKU

Waktu pelaksanaan PKU dimulai dari tanggal 18 Agustus

2014 sampai dengan tanggal 28 Oktober 2014.

3.2. Teknik Penggalian Keterampilan

Teknik penggalian keterampilan yang dilakukan oleh penulis

yakni melalui pengamatan langsung atau observasi dan selanjutnya

penulispun terlibat langsung dalam pelaksanaan kegiatan vaksinasi

SE, tujuannya agar penulis dapat memperoleh keterampilan dan

data penunjang guna membantu penulis dalam penulisan laporan

PKU.
3.3. Jenis dan Sumber Data Pelaporan

Data merupakan hasil pengukuran atau pengamatan yang

dikumpulkan berupa angka – angka, fakta – fakta atau pernyataan –

pernyataan yang menggambarkan perbedaan atau persamaan suatu

individu atau obyek dengan yang lain pada karakteristik yang sama, atau

dapat pula dikatakan bahwa data adalah representasi fakta dunia nyata

yang mewakili suatu obyek seperti manusia, barang, hewan, peristiwa,

konsep, keadaan, dan sebagainya yang direkam dalam bentuk angka,

huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya (Anonymous,a

2004).

Data bisa juga diartikan menjadi sekumpulan informasi yang dapat

disajikan dalam bentuk tertulis yang bertujuan untuk mempermudah

seseorang dalam membacanya, pengumpulan data adalah suatu kegiatan

yang bagaimana dapat mengumpulkan data yang akan di olah dalam

melakukan analisis suatu kegiatan evaluasi.

Sedangkan jenis data secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu

data primer dan data sekunder. Data primer dapat diperoleh dari peternak,

petani, pedagang dan maupun pihak komunikan lainnya. Data sekunder

dapat juga diperoleh dari instansi – instansi seperti Dinas Peternakan,

Kantor Camat, yang meliputi data populasi ternak, potensi wilayah dan

monografi atau keadaan wilayah serta data jumlah penduduk.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis yakni

melalui teknik wawancara dan observasi. Pengumpulan data melalui

teknik wawancara, yang dimana penulis secara langsung dapat

memperoleh keterangan atau data tentang penyakit SE dan data

pendukung lainnya yang dibutuhkan oleh penulis melalui tanya jawab

secara langsung dengan petani peternak. Beberapa hal yang diperhatikan

pada saat mewawancarai petani peternak adalah intonasi suara,

kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan harus

menggunakan kalimat yang mudah di mengerti oleh petani peternak.

Sedangkan secara langsung penggalian data/keterampilan melalui teknik

observasi yakni penulis secara langsung terlibat dalam pelaksanaan

kegiatan vaksinasi SE di lokasi PKU yakni di Kecamatan Atambua Barat

bersama – sama dengan petugas resort peternakan sehingga penulis

dapat mengetahui tentang perkembangan penyakit SE serta gambaran

karakteristik masyarakat peternak dan gambaran umum wilayah

Kecamatan Atambua Barat.

3.5. Definisi Istilah

1. Vaksin : Merupakan kuman atau mikroorganisme yang

sudah dilemahkan melalui proses, dengan tujuan untuk

mengertak sistem antibodi.

2. Vaksinasi : merupakan salah satu upaya pencegahan

penyakit melalui peningkatan kekebalan tubuh (pembentukan

antibodi) yang sangat efektif dilakukan untuk melindungi hewan.

3. Penyakit : merupakan Suatu kejadian yang bersifat

negatif sebagai akibat yang ditimbulkan oleh suatu bibit penyakit

dan menyebabkan gangguan pada tubuh induk semang

4. Bakteri : mikroorganisme yang hanya dapat dilihat

dengan mikroskop, ada yang bersifat patogen (merugikan) dan

non patogen (tidak merugikan).

5. Etiologi : ilmu yang mempelajari tentang penyebab

penyakit baik secara langsung maupun tidak langsung

6. Gejala klinis : tanda-tanda suatu penyakit yang dapat

ditentukan secara obyekif. Contohnya: muntah, mencret,

demam, dan lain-lain.

 BAB IV

HASIL PELAKSANAAN PKU DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Atambua Barat

Gambaran umum wilayah Kecamatan Atambua Barat adalah

dataran dan berbukit serta memiliki tinggi wilayah > 500 m dari

permukaan laut.

4.1.1. Profil Kecamatan Atambua Barat

Secara administratif Kecamatan Atambua Barat terletak di

Kabupaten Belu Provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan luas

wilayah 15,55 area km2 atau (0,64%), serta memiliki 4 Kelurahan

yakni :

 Kelurahan Umanen

 Kelurahan Tulamalae

 Kelurahan Berdao dan

 Kelurahan Birafu

Keempat kelurahan yang ada pada Kecamatan Atambua

Barat memiliki 8 Dusun. 29 RW, 92 RT, serta memiliki 4445 KK,

dengan jumlah jiwa laki – laki 11.069 dan perempuan 10784 jiwa.
 Secara geografis Kecamatan Atambua Barat memiliki

Batas – batas yakni:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kakuluk Mesak

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Atambua

Selatan

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kota Atambua

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten TTU.

Jarak tempuh dari Kecamatan Atambua Barat ke Ibu Kota

kabupaten adalah 2 Km dengan waktu tempuh perjalanan sekitar 4 menit,

hal ini dikarenakan kondisi jalan baik dan rata. Kecamatan Atambua Barat

memiliki potensi yang dapat dikembangkan khususnya dibidang pertanian

tanaman pangan dan dibidang peternakan.

Faktor pendukung untuk pengembangan potensi tersebut yakni

masih luasnya tanah yang belum dimanfaatkan sebagai lahan usaha

dibidang pertanian dan peternakan. Selain itu luas lahan yang ada juga

terdiri dari fasilitas umum (perkantoran, sekolah, tempat olahraga, dan

makam), pemukiman, hutan produksi.

4.1.2. Sumber Daya Alam

Ketersediaan sumber daya alam di Kecamatan Atambua Barat

seperti lahan kosong yang belum diolah, menjadi peluang bagi Dinas

Peternakan di dalam menjalankan programnya seperti perluasan areal

peternakan melalui program pembuatan kawasan daerah peternakan, dan

pembuatan embung-embung dalam rangka membantu petani peternak di

pedesaan. Pembukaan wilayah kawasan peternakan yang sementara di

jalankan yakni di Kecamatan Tasifeto Barat dengan luas lahan tersebut

yakni 1300 are. Agar keberhasilan program tersebut dapat tercapai, maka

dilengkapi sarana pendukung lainnya seperti penyediaan traktor yang

dapat di manfaatkan untuk mengolah tanah untuk penanaman hijauan

makanan ternak seperti lamtoro, turi, gamal dan king grass dan

pembuatan kandang tampung serta rumah bagi petugas/pengawas,

sedangkan pembuatan embung - embung juga di buat diwilayah

kecamatan Atambua Barat sebanyak 2 buah yakni di kelurahan Umanen.

4.1.3. Populasi Ternak.

Populasi ternak merupakan aset bagi petani peternak yang perlu di

kembangkan. Populasi ternak di Kecamatan Atambua Barat tahun 2013 di

uraikan berdasarkan jenis dan jumlah ternak disajikan pada tabel 2.

Tabel 2. Data Populasi Ternak

Jenis Ternak (jumlah ekor)

No Kecamatan Sapi Kerbau Kuda Kambing Babi Ayam

1 Atambua 1333 2 - 211 2611 1651

Barat
Sumber : Laboraturium Tipe C Kabupaten Belu, 2013

Data populasi ternak pada Tabel 2 menggambarkan bahwa,

populasi babi di Kecamatan Atambua Barat lebih tinggi dari populasi

ternak sapi, kerbau, kambing dan ayam.

4.2. Wilayah Kerja Dinas Peternakan

Wilayah kerja Dinas Peternakan meliputi seluruh wilayah

Kabupaten Belu yang secara administratif terdiri atas 12 Kecamatan, dan

memiliki 12 resort peternakan yang telah di fasilitasi dengan sarana

pendukung seperti gedung/tempat tinggal, kendaraan roda dua, peralatan

kesehatan hewan, dan obat-obatan serta memiliki 1 laboratorium

kesehatan hewan tipe C, tujuannya agar lebih memudahkan pelayanan

kesehatan pada ternak masyarakat. Adapun Visi Dan Misi Dinas

Peternakan yakni :

a Visi

Visi Pembangunan Dinas Peternakan Kabupaten Belu tahun 2009-

2014 adalah : Menjadi pemacu produksi ternak dan pelayanan kesehatan

hewan di Kabupaten Belu.

b Misi

Misi pembangunan Dinas Peternakan Kabupaten Belu adalah :

 Meningkatkan Sumber Daya Manusia;

 Membenahi dan Mengefektifkan Pemanfaatan Sumber Daya;

 Memacu peningkatan Populasi dan Produktifitas Ternak.

Melalui visi dan misi ini, dapat memotifasi aparatur Dinas

Peternakan untuk selalu dan tetap bekerja keras untuk mencapai tujuan

peningkatan kesejahteraan petani peternak.

4.3. Laboratorium Kesehatan Hewan

Laboratorium kesehatan hewan type “ C ” di Kabupaten Belu

merupakan bagian dari satu bidang di Dinas Peternakan yang di kepalai

oleh seorang kepala bidang dan memiliki staf sebagai pelaksana. Tugas

pokok dan fungsi yakni memberikan pelayanan kesehatan hewan seperti

pengobatan pada ternak masyarakat yang sakit serta pelayanan

vaksinasi. Pelaksanaan PKU oleh siswa-siswi SMK-PP Negeri Kupang di

koordinir oleh Kepala Laboratorium. selanjutnya sebagai pembimbing

ekstern.

4.4. Pengalaman Kerja Pembimbing Ekstern

Ibu drh. Johana Fransisca Bin adalah puteri tunggal dari 4 orang

bersaudara yang lahir di Kupang pada tanggal 16 Desember 1982 dan

menganut agama katolik.

 Pengalaman Pendidikan :

- TK Santa Maria Oepura Kupang tahun 1989 -1990

- SDK Ngedukelu Ngada Bajawa tahun 1990 -1996

- SMPN 2 Ngada Bajawa tahun 1996 -1999

- SMUN 1 Atambua tahun1999 - 2001

- Tahun 2001 melanjutkan studinya di Fakultas Kedokteran

Hewan Universitas Udayana (UNUD) Denpasar – BALI.

 Pengalaman Kerja

- Bekerja di Dinas Peternakan Kabupaten Belu tahun 2010

sampai dengan sekarang.

 - Tahun 2010 sebagai staf di seksi Kesmavet.

- Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit dari

Bulan Februari 2014.

4.5. Penyakit Septicemia Epizootica (SE)

Penyakit SE, disebut juga sebagai Septicemia hemorrhagica,

hemorrhagic septicemia, atau penyakit ngorok. Penyakit ini bersifat

menular dan akut pada ternak sapi. Pada ternak sapi, kejadian penyakit

sering terjadi pada umur 6 sampai 18 bulan dan biasanya terjadi pada

akhir musim kemarau dan awal musim hujan.

1. Etiologi

Penyakit SE merupakan penyakit yang sering menyerang ternak

sapi. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri pasteurella multocida yang

bergram negatif. Bakteri pasteurella multocida jika di periksa atau dilihat

dibawah mikroskop maka bentuknya seperti kapsul dan berantai. Karena

bakteri ini bergram negatif maka jika dilakukan pengobatan pada ternak

yang sakit akibat penyakit SE harus menggunakan antibiotica yang

bergram negatif seperti erytromicin, namun apabila pengobatan dengan

menggunakan antibiotica yang berspektur luas (positif dan negatif), maka

antibiotica yang bergram positif fungsinya hanya untuk menjaga infeksi

sekunder seperti penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang bergram

negatif.
2. Cara Penularan

Cara penularan penyakit SE biasanya melalui udara, makanan dan

minuman yang tercemar oleh bakteri pasteurella multocida. Bakteri

pasteurella multocida kemudian masuk kedalam tubuh dan didalam tubuh

ternak sapi, bakteri ini biasanya menyerang saluran pernafasan.

3. Gejala Klinis

Banyak ternak sapi yang tidak memperlihatkan adanya gejala nyata

tetapi ternak sapi tersebut mati mendadak. Adapun gejala klinis yang perlu

diperhatikan antara lain :

 Panas tinggi (suhu tubuh naik dengan cepat sampai 410C atau

lebih), tidak mau makan, dan terlihat murung.

 Diare, mencret berdarah, rasa sakit tubuh bagian dalam

 Bengkak kerongkongan, kepala, bagian bawah kaki atau

pangkal ekor

 Lesi, kerongkongan menjadi sesak nafas, kesulitan menelan

dan sering terdengar suara ngorok.

 Pada anak sapi seluruh kepala dapat meradang

Kematian mungkin mendadak antara 1 – 2 hari setelah gejala tetapi

dalam banyak hal penyakit dapat berjalan menahun.

4. Kelainan Pasca Mati

Kelainan pasca mati yang terlihat pada ternak yang terserang

penyakit SE yakni : dapat ditemukan pembengkakan pada kelenjar limfe,

terjadi perdarahan dibawah kulit, usus, jantung dan cairan kuning lekat

pada rongga tubuh dan radang jaringan.

4.5.1. Terapi / Pengobatan

Terapi atau pengobatan pada ternak yang sakit akibat terserang

penyakit SE, yakni dengan menggunakan obat golongan sulfa (Sulfa

strong, sulmenthon) dan antibiotica seperti tetraciklin (teramison, medoxi)

yang cukup efektif bila dimulai sejak dini.

Dalam kegiatan pencegahan penyakit SE di Kabupaten Belu

penulis tidak menemukan ternak sapi yang menunjukan gejala klinik dan

kelainan pasca mati akibat penyakit SE.

4.6. Pelaksanaan Pencegahan

Pelaksanaan kegiatan pencegahan penyakit SE yang dilakukan

oleh penulis yakni melalui kegiatan vaksinasi. Vaksin yang digunakan

adalah septivet inaktif (200 ml) dengan bentuk sediaan berupa emulsi air

dalam minyak yang mengandung suspensi kuman pasteurella multocida

type B 50% dan adjuvan minyak 50%.

Pada program vaksinasi SE pada ternak sapi di Kecamatan

Atambua Barat sesuai data yang diperoleh dari Dinas Peternakan untuk

tahun 2012 dan 2013 seperti yang disajikan pada Tabel 3. Sedangkan
untuk tahun 2014, berdasarkan catatan hasil kegiatan vaksinasi SE yang

dilakukan secara langsung oleh penulis bersama kepala resort peternakan

selama PKU di Kecamatan Atambua Barat, diperkirakan sekitar 3.000

ekor ternak sapi yang divaksinasi. Namun data tersebut perlu dilaporkan

terlebih dahulu oleh kepala resort Kecamatan Atambua Barat ke Dinas

Peternakan untuk direkap secara terperinci dan selanjutnya dipublikasikan

sebagai data rekapitulasi yang sah. Oleh karena itu, data ternak sapi yang

telah divaksinasi tahun 2014 belum bisa dimasukkan dalam tabel

rekapitulasi.

Dari data tahun 2012, 2013, dan perkiraan data tahun 2014, terlihat

bahwa ada kecenderungan terjadi peningkatan terhadap ternak sapi yang

berhasil divaksinasi setiap tahunnya. Hal ini mungkin disebabkan karena

adanya kesadaran dari peternak tentang pentingnya vaksinasi SE dan

juga kehadiran siswa PKU yang membantu kepala resort dalam

melakukan vaksinasi ternak.

Tabel 3. Data rekapitulasi ternak yang di vaksinasi 2 tahun terakhir

Kecamatan Atambua Barat

NO Tahun 2012 Tahun 2013 Jumlah

1 2000 ekor 2500 ekor 4500 ekor

Sumber. Laboraturium Tipe C Atambua. 2013

4.6.1. Pencegahan penyakit Septicemia Epizootica (SE)

Upaya pencegahan terhadap masuknya penyakit SE pada

ternak dapat dilakukan dengan cara :

1. Bagi daerah tertular, dilakukan vaksinasi terhadap ternak yang

sehat dengan vaksin septivet. Sedikitnya setahun sekali dengan

dosis 2 ml secara intramuskuler. Vaksinasi dilakukan pada saat

tidak ada kejadian penyakit.

Sebelum memulai dengan kegiatan vaksinasi maka pertama-

tama perlu mempersiapkan alat dan bahan. Alat dan bahan yang

dibutuhkan serta langkah - langkah pelaksanaannya di uraikan

sebagai berikut :

1. Alat

Alat yang di gunakan meliputi :

1. Termos lapangan

Gambar 1. Termos Lapangan

2. Spoit

Gambar 2. Spoit
 2. Bahan

Bahan yang digunakan meliputi :

1. Vaksin SE (Septivet)

Gambar 3. Vaksin Septivet

2. Es

3. Alkohol

Gambar 4. Alkohol Gambar 5.PelaksanaanVaksinasi

3. Syarat – syarat ternak sapi yang divaksin SE

- Ternak dalam keadaan sehat

- Ternak tidak boleh dalam keadaan bunting

- Umur : diatas 3 bulan

- Dosis : 2 ml / ekor
 4. Langkah kerja pelaksanaan :

- Sterilkan spuit yang akan dipakai menggunakan alkohol

- Kocok vaksin hingga merata

- Masukan ternak sapi ke dalam kandang jepit atau dengan

cara mengikat ternak pada pohon yang kuat

- Ambil vaksin SE menggunakan spuit sebanyak 2 ml

(dosis standar)

- Suntikan pada ternak sapi dengan aplikasi intramuscular

- Bersihkan alat dan simpan pada tempatnya

4.7. Pengetahuan dan Keterampilan Tambahan

Pengetahuan dan keterampilan tambahan yang diperoleh peserta

PKU di Laboratorium Kesehatan Hewan Tipe C Atambua adalah sebagai

berikut:

4.7.1. Pengambilan Sampel Darah

Pengambilan darah pada ternak sapi merupakan proses

pembelajaran bagi penulis untuk mengetahui bagaimana cara

pengambilan darah pada ternak sapi sesuai prosedur. Tujuan

pengambilan darah pada ternak sapi yakni untuk memeriksa penyakit

yang disebabkan oleh bakteri seperti penyakit SE, Antraks, Brucellosis

dan Surra. Adapun langkah-langkah persiapan dalam pengambilan

sampel darah yakni :

 1. Alat

Alat yang digunakan dalam pengambilan sampel darah meliputi :

1. Tabung venoject 2. Handle

Gambar 6. Tabung venoject Gambar 7. Handle

3. Centrifuge 4. Jarum venoject

Gambar 8. Centrifuge Gambar 9. Jarum venoject

 Cara Kerja :

1. Sapi direstrain dalam kandang jepit

2. Siapkan handle, jarum dan tabung venoject dan bendung

vena jugularis.

3. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap

ke atas. Jika jarum telah masuk ke dalam vena, masukkan

tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian

posterior tertancap pada tabung, maka darah akan mengalir

masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti

mengalir.
 4. Setelah penuh lepaskan jarum dari vena

Gambar 10. Sampel Darah

5. Untuk mendapatkan serum, sentrifuge tabung berisi darah

dengan kecepatan 1500 rpm selama 5 menit

6. Serum siap digunakan untuk pemeriksaan RBT

4.7.2. Uji Rose Bengal Test (RBT)

Berkaitan dengan pembahasan (4.7.1) mengenai pengambilan

sampel darah maka darah yang telah di sentrifuge akan meghasilkan

serum. Serum kemudian dilakukan pengujian menggunakan metode RBT.

Tujuannya untuk mengetahui adanya penyakit hewan menular atau tidak.

Sebelum memulai dengan kegiatan maka pertama-tama perlu

mempersiapkan alat dan bahan. Alat dan bahan yang dibutuhkan serta

langkah - langkah pelaksanaannya dapat di uraikan sebagai berikut :

 1. Bahan

Bahan yang digunakan meliputi :

1. Antigen Brucella

Gambar 11. Antigen Brucella

Antigen Brucella RBT: Sediaan suspensi, Merupakan suspensi

kumen Brucella strain 19 yang diwarnai dengan pewarna RBT,

konsentrasi kuman 8 % pada buffer dengan pH 3,65. Untuk uji aglutinasi

cepat terhadap serum maupun plasma dan merupakan screening test

untuk mendiagnosa Brucella RBT. Kemasan vial 9 ml. Produksi Pusat

Veterinaria Farma. Suspensi kuman diwarnai dengan pewarna Rose

Bengal sehingga berwarna merah jambu (Anonimus b, 2004). Disimpan

pada suhu 4o-8o C agar dapat bertahan lama (Anonimus b, 2004).

2. Serum darah sapi

Gambar 12. Serum Darah

2. Alat :

3. Sarung tangan

4. Masker

5. Kapas Beralkohol

6. Plate / cawan mikro 7. Mikropipet 25 μL

Gambar 13. Plate / cawan mikro Gambar 14. Mikropipet 25 μL

7. Pintib 8. Mikro sacer

Gambar 15. Pintib Gambar 16. Mikro sacer

9. luminator Flow

Gambar 17. luminator Flow

 3. Cara Kerja

 Bersihkan plate cawan mikro yang akan digunakan

dengan kapas beralkohol kemudian keringkan

 Serum darah yang akan diuji diteteskan sebanyak 25 μL

dengan mikropipet

 Kemudian tambahkan 25 μL antigen RBT dengan

mikropipet

 Serum darah dan antigen diaduk dengan cara

menggoyangkan cawan mikro secara diagonal selama 4

menit dengan menggunakan mickro sacer atau digoyang

secara manual

 Baca reaksi aglutinasi di atas lampu luminator yang

terang.

4. Pembacaan Hasil

Dari hasil pengujian RBT maka hasilnya dapat dinyatakan sebagai

berikut :

1. Negatif

Gambar 18. Negatif

Bila tidak ada aglutinasi ditandai dengan campuran antigen dan

serum tetap homogen dan berwarna ungu kemerahan

 2. Positif 1

Gambar 19. Positif 1

Bila terjadi aglutinasi ringan yang ditandai butiran halus dengan tepi

dikelilingi partikel halus membentuk garis yang terputus-putus.

3. Positif 2

Gambar 20. Positif 2

Bila terjadi aglutinasi sedang yang ditandai dengan butiran seperti

pasir dengan tepi pinggiran lebar yang dibentuk oleh partikel aglutinasi.

4. Positif 3

Gambar 21. Positif 3 Gambar 22. Kegiatan Uji RBT

Bila terjadi aglutinasi sempurna yang ditandai dengan butiran yang

sangat jelas dan kasar.

 BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Penyakit Septicemia Epizootica (SE) merupakan penyakit yang

sering menyerang ternak sapi. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri

pasteurella multocida yang bersifat menular.

Kecamatan Atambua Barat merupakan salah satu daerah tertular

penyakit SE yang sering kali muncul pada saat pergantian musim. Seiring

dengan itu maka salah satu kegiatan yang dilakukan oleh penulis yakni

vaksinasi SE menggunakan vaksin septivet pada ternak sapi tujuannya

agar dapat menekan atau mengurangi timbulnya wabah penyakit SE di

lokasi PKU yakni di Kecamatan Atambua Barat.

Pelaksanaan pencegahan penyakit SE di Kecamatan Atambua

Barat memberikan pengalaman yang sangat bermanfaat bagi penulis, baik

pengetahuan maupun keterampilan.

5.2. Saran

Dalam upaya mencegah terjangkitnya penyakit SE pada ternak

maka disarankan :

1. Diharapkan kepada pihak SMK-PP Negeri Kupang agar dalam

pelaksanaan kegiatan PKU kedepannya, siswa-siswi selalu didukung

dengan alat dan bahan yang berkaitan dengan kegiatan PKU.

2. Diharapkan kepada para guru dan lembaga pendidikan agar lebih di

tingkatkan pembekalan bagi peserta PKU sebelum turun ke lokasi PKU

3. Diharapkan kepada Dinas untuk selalu bekerjasama antara pihak

pemerintah, penyuluh peternakan dan masyarakat peternak untuk

saling bersinergi dalam mewujudkan daerah yang bebas dari penyakit

SE.
 DAFTAR PUSTAKA

Sakaran, C. (1981). FAO Workshop On Vaccine Production Veterinary

Research Institute, Ipoh, Malasya.
Anonimus, a (2004). Hal.72 BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Rancangan Penelitian.
Anonimus, b (2004).id.slideshare.net/.../brucellosis-adalah-penyakit-

reproduksi-menular-ruminansia. Brucellosis adalah penyakit

reproduksi menular ruminansia.

 DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. SURAT KEPUTUSAN KEPALAH SEKOLAH

LAMPIRAN 2. PEMBEKALAN PRAKTEK KERJA USAHA (PKU)

NO Hari/tgl Materi Pemateri

Waktu (Wita)
1. Rabu,
06 Agustus
2014
08.00 - 10.00 Pembekalan Kepala Sekolah
10.00 - 10.15 Istirahat
10.15 - 11.30 Pemahaman Ir. Crnelis Kaho, M.Si
Pembekalan
11.30 - 13.30 Pemahaman Nilai Feny I. Ballo, S.Pt,
Luhur dan Kedisiplinan M.Si
14.00 - 15.00 Pengabdian T.M.T. Outang, S.Pt.
Masyarakat
2. Kamis,
07 Agustus
2014
07.30 - 09.30 Teknik Limbah Ternak Ir. Stefanus Bullu, Mp
Pembuatan Bokasi
dan Biourine
09.30 - 10.00 Istirahat
10.00 - 12.00 Pemeriksaan I.S.M. Malelak,
Laboraturium S.Pt,M.Pd

Pemeriksaan Sampel Drh. Challa Ndun

Darah
Pemeriksaan Sampel
Feses
Pemeriksaan Organ
Pemeriksaan Jaringan
14.00 - 16.00 Pengetahuan Klinik Drh. Challa Ndun
Hewan Dan Olivya A. Manoh, A.Md
Pengobatan
- Anestesi Lokal
- Pengoperaian
Alat Keswan
- Sterilisasi dan
Penyimpanan
Alat Kesehatan
- Pemberian Obat
dan Vaksin
Pada Ternak
3. Jumat,
08 Agustus
2014
07.30 - 09.30 Pengetahuan Penyakit Erlin N. Lauwoie, S.Pt
Hewan
Pengetahuan Penyakit
Bakterial
Pengetahuan Penyakit
Viral
Pengetahuan Penyakit
Protoza
Pengetahuan Penyakit
Invektius
09.30 - 10.00 Istirahat
10.00 - 12.00 Patologi Anatomi T.M.T Outang, S.Pt
Persiapan Spesimen Ridvel S. Sembong,
Nekropsi/Bedah S.Pt
Bangkai

4 Senin,
11 Agustus
2014
07.30 - 09.30 Reproduksi Ternak Ir. Cornelis Kaho, M.Si
Ruminansia T.M.T Outang, S.Pt
- Pemilihan Induk
dan Pejantan
- Persiapan Alat
dan Bahan
- Pengambilan
Sperma
(Semen)
- Pelaksanaan IB
- Recording IB
09.30 - 10.00 Istirahat
10.00 - 12.00 Manajemen Agribisnis Ir. P.CH. Saununu,
Peternakan M.Si
- Analisis Neraca Putri Kapitan, Sp
- Buku Kas
- Buku Besar
- O/I Ratio
- R/C Ratio
- B/C Ratio
- BEP Ratio
5. Selasa,
12 Agustus
2014
07.30 - 09.30 Kesmavet Yusus Mozes, S.Pt
- Uji Kualitas
Daging
- Uji Kualitas
Susu
- Uji Kualitas
Telur
Lampiran 3. Pembagian Kelompok berdasarkan program study
Kesehatan Hewan.
NO. NAMA JK LOKASI KET
01 Hendra Tira Sanu L Kabupaten Belu Ketua
02 Grace K.P.Neonsaet P Kabupaten Belu Bendahara
03 Odete Soares P Kabupaten Belu Anggota
04 Yexal Kapitan L Kabupaten Belu Anggota
05 Benyamin Taneo L Kabupaten Belu Anggota
06 Agusto.A.Bonbalan L Kabupaten Belu Anggota
07 Crhis David Sollu L Kabupaten Belu Anggota
08 Pebri.H.Humsibu L Kabupaten Belu Anggota

09 Atjenbel Fallo L Kabupaten Belu Anggota

10 Markus.W.Nyola L Kabupaten Belu Anggota

NO. NAMA JK LOKASI KET

01 Harry.C.Liunome L UPTD Veteriner Ketua

Oesapa-Kupang
02 Sinta Anita Manu P UPTD Veteriner Bendahara
Oesapa-Kupang
03 Jequaline.M.Maramis P UPTD Veteriner Anggota
Oesapa-Kupang
04 Andreas.D.nggaba L UPTD Veteriner Anggota
Oesapa-Kupang
05 Reynaldo Lede L UPTD Veteriner Anggota
Oesapa-Kupang
06 Arban.D.mbaha L UPTD Veteriner Anggota
Oesapa-Kupang
NO. NAMA JK LOKASI KET

01 Engky.D.M.Ninggeding L UPT Pembibitan Ketua

ternak dan PMT
Tarus
02 Maximus Jeka Haki L UPT Pembibitan Bendahara
ternak dan PMT
Tarus
NO. NAMA JK LOKASI KET

01 Ricky Ndun L Dinas Ketua

Peternakan Kab.
TTU
02 Ranciana B. Atok P Dinas Bendahara
Peternakan Kab.
TTU
03 Hagar E. Adonis P Dinas Anggota
Peternakan Kab.
TTU
04 Saresna P. Mandala P Dinas Anggota
peternakan Kab.
TTU
05 Jefrianus B. Mau L Dinas Anggota
peternakan
Kab. TTU
NO. NAMA JK LOKASI KET

01 Antonius Nulle L PT.Bumi Tirta Ketua

Oesao
02 Orias Siokain L PT.Bumi Tirta Bendahara
Oesao

NO. NAMA JK LOKASI KET

01 Theobaldus G.M.Berno L BBPP Kupang Ketua

02 Meliana K. Aku P BBPP Kupang Bendahara

03 Melkianus Bouk L BBPP Kupang Anggota

04 Jita Taek L BBPP Kupang Anggota

LAMPIRAN 4. KEGIATAN HARIAN

NO HARI/TANGGAL JENIS KEGIATAN Lokasi KE

T
1. Senin, 18 Agustus  Pelepasan Siswa –  Aula SMK-
2014 siswa SMK-PP Negeri PP Negeri
Kupang Kupang
Hdr
 Tiba di Tempat  Haliwen
Penginapan
2. Selasa, 19 Agustus  Kunjungan ke Dinas
2014 Peternakan Gerbades Hdr

3. Rabu, 20 Agustus  Sanitasi Kandang dan UPTD

2014 pemberian pakan pada Karantina
ternak Babi Haliwen Hdr
4. Kamis, 21 Agustus  Kunjungan ke
2014 Laboratorium Kesehatan Hdr
hewan Tipe C
5. Jumat, 22 Agustus  Penanganan Penyakit Laboratorium
2014 Distemper Pada Ternak Kesehatan Hdr
Anjing Hewan Tipe C
6. Sabtu, 23 Agustus Libur
2014
7. Minggu, 24 Libur
Agustus 2014
8. Senin, 25 Agustus  Uji RBT Laboratorium` Hdr
2014 (BRUCELLOSIS) Kesehatan
Hewan Tipe C
9. Selasa, 26 Agustus  Pengenalan Alat-Alat Laboratorium` Hdr
2014 Laboratorium Kesehatan
Hewan Tipe C
10. Rabu, 27 Agustus  Proses Uji Bangkai Laboratorium`
2014 (Pemeriksaan Daging) Kesehatan Hdr
Uji Organoleptick Hewan Tipe C
11. Kamis, 28 Agustus  Pengenalan Golongan
2014 Obat dan macam –
macam Infus Laboratorium` Hdr
Kesehatan
 Pemeriksaan Semen Hewan Tipe C
Dibawah Mikroskop
12. Jumat, 29 Agustus  Pelaksanaan kastrasi
2014 pada ternak babi
Laboratorium
 Pembangian Lokasi Kesehatan Hdr
berdasarkan Kelompok Hewan Tipe C
13. Sabtu, 30 Agustus  Kerja Bakti Rens Hdr
2014 Perternakan

14. Minggu, 31
Agustus 2014 Libur

15. Senin, 01  Vaksinasi Hog Chollera

September 2014 pada babi
Tulamalae Hdr
 Vaksinasi SE pada
ternak sapi dan babi

 Pelayanan kesehatan

16. Selasa, 02  Vaksinasi Hog Chollera

September 2014 pada babi
Tulamalae Hdr
 Vaksinasi SE pada
ternak sapi dan babi

 Pelayanan kesehatan

17. Rabu, 03  Penanganan distokia

September 2014 pada ternak sapi
Tulamalae Hdr
 Pengambilan sampel
darah

 Pelayanan kesehatan

18. Kamis, 04  Vaksinasi Hog Chollera

September 2014 pada babi Tulamalae Hdr
Vaksinasi SE pada
ternak sapi dan babi

19. Jumat, 05  Vaksinasi Hog Chollera

September 2014 pada babi
Vaksinasi SE pada Beirafu Hdr
ternak sapi dan babi

20. Sabtu, 06  Vaksinasi Hog Chollera

September 2014 pada babi Beirafu Hdr
Vaksinasi SE pada
ternak sapi dan babi

21. Minggu, 07 Libur

 September 2014
22. Senin, 08  Vaksinasi Hog Chollera
September 2014 pada ternak babi
Umanen Hdr
 Vaksinasi SE pada
ternak sapi dan babi

23. Selasa, 09  Vaksinasi Hog Chollera

September 2014 pada ternak babi
Umanen Hdr
 Vaksinasi SE pada
ternak sapi dan babi

24. Rabu, 10  Vaksinasi Hog Chollera

September 2014 pada ternak babi

 Vaksinasi SE pada
ternak sapi dan babi Bardao Hdr

 Penanganan Penyakit
SE pada ternak sapi
25. Kamis, 11  Vaksinasi Hog Chollera
September 2014 pada ternak babi

 Vaksinasi SE pada
ternak sapi dan babi Bardao Hdr

 Penanganan Penyakit
SE pada ternak sapi
26. Jumat, 12  Pemasangan EAR TAG
September 2014 (Gagang) menggunakan
Aplikator(Nomor Teliga)

 Pengambilan Sampel
Darah Pada Ternak tenukiik Hdr
Babi

 Pengambilan Sampel
Darah Pada Ternak
Ayam

27. Sabtu, 13  Pengambilan Sampel  Raimanuk

September 2014 Darah Pada Ternak
Sapi
Hdr
 Pembuatan Preparat  Lab.
 Ulas Darah Tipis Kesehatan
Hewan
Tipe C
 Uji RBT
28. Minggu, 14 Libur
September 2014
29. Senin, 15  Pengambilan Sampel
September 2014 Darah Pada Ternak
Sapi Atapupu Hdr

 Vaksinasi SE pada
ternak sapi dan babi
30. Selasa, 16  Pengambilan sampel
September 2014 darah pada ternak sapi. Haliwen Hdr

31. Rabu, 17  Pengambilan sampel

Sepember 2014 darah pada ternak sapi
 Palpasi Rectal Pada Haliwen Hdr
Ternak Sapi
32. Kamis , 18  Pelaksanaan Pelayanan
September 2014 Vaksinasi SE pada
ternak sapi dan babi

 Vaksinasi Hog chollera Beirafu Hdr

pada ternak babi

 Pelayanan kesehatan

33. Jumat, 19  Pelaksanaan Desa Sonis

September 2014 Penanaman Lantoro
Hdr
 Pelayanan kesehatan
Fatubanao
34. Sabtu, 20  Vaksinasi SE pada
September 2014 ternak sapi dan babi
Haliwen Hdr
 Vaksinasi Hog Chollera
pada ternak babi
35. Minggu, 21 Libur
September 2014
36. Senin. 22  Pembedahan bangkai Unit 1 Hdr
September 2014 ternak babi Karantina
(pemeriksaan patologi) Haliwen

37.  Seleksi ternak sapi

Selasa, 23 Wedomu Hdr
 Pengambilan sampel
darah pada ternak sapi
38. Rabu, 24  Vaksinasi SE pada Manuaman
September 2014 ternak sapi dan babi

 Vaksinasi Hog pada Hdr

ternak Babi

 Pelayanan kesehatan Tulamalae

39. Kamis, 25  Vaksinasi SE pada

September 2014 ternak sapi dan babi
Manuaman Hdr
 Vaksinasi Hog pada
ternak Babi

40. Jumat, 26  Vaksinasi SE pada

September 2014 ternak sapi dan babi Manuaman Hdr
Vaksinasi Hog pada
ternak Babi
41. Sabtu, 27  Vaksinasi SE pada
September 2014 ternak sapi dan babi Manuaman Hdr

 Vaksinasi Hog pada

ternak Babi
42. Minggu, 28 Li bur
September 2014
43. Senin, 29  Vaksinasi SE pada
September 2014 ternak sapi dan babi Fatubanao Hdr

 Vaksinasi Hog pada

ternak Babi
44. Selasa, 30  Vaksinasi SE pada
September 2014 ternak sapi dan babi Fatubanao Hdr
Vaksinasi Hog pada
ternak Babi
45. Rabu, 01  Vaksinasi SE pada
Oktober 2014 ternak sapi dan babi  Fatubanao

 Vaksinasi Hog pada

ternak Babi Hdr

 Uji RBT  Lab.

Kesehatan
Hewan
Tipe C
46. Kamis, 02  Vaksinasi SE pada
Oktober 2014 ternak sapi dan babi Fatubanao Hdr
  Vaksinasi Hog pada
ternak Babi
47. Jumat, 03  Vaksinasi SE pada
Oktober 2014 ternak sapi dan babi Fatubanao Hdr

 Vaksinasi Hog pada

ternak Babi

48. Sabtu, 04  Pemeriksaan Masjid Raya Hdr

Oktober 2014 Antemortem Al – Mujahidin

49. Minggu, 05  Pemeriksaan Masjid Raya Hdr

Oktober 2014 Post Mortem Al – Mujahidin

50. Senin, 06  Pemeriksaan Masjid Raya

Oktober 2014 Post Mortem Al – Mujahidin Hdr

51. Selasa, 07  Vaksinasi SE pada

Oktober 2014 ternak sapi dan babi
Tenukiik Hdr
 Vaksinasi Hog pada
ternak Babi

52. Rabu, 08  Vaksinasi SE pada

Oktober 2014 ternak sapi dan babi Tenukiik Hdr

 Vaksinasi Hog pada

ternak Babi

53. Kamis, 09  Vaksinasi SE pada

Oktober 2014 ternak sapi dan babi
Tenukiik Hdr
 Vaksinasi Hog pada
ternak Babi

54. Jumat, 10  Penyamaian bibit Laboratorium

Oktober 2014 lamtoro Kesehatan Hdr
Hewan Tipe C

55. Sabtu, 11  Pemasangan EAR TAG

Oktober 2014 (Gagang) menggunakan
Aplikator (Nomor Tenubot Hdr
Telinga)
56. Minggu, 12 Libur
Oktober 2014
57. Senin, 13  Pengambilan sampel Wedomu
Oktober 2014 darah pada ternak sapi
Hdr
 Uji RBT Lab tipe c

58. Selasa, 14  Uji RBT Lab tipe c

Oktober 2014 Hdr
 Pelayanan kesehatan Fatubanao

59. Rabu, 15  Pengambilan sampel Kakuluk

Oktober 2014 darah pada ternak sapi mesak
Hdr
 Uji RBT Lab tipe c

60. Kamis, 16  Kastrasi pada ternak Haliwen Hdr

Oktober 2014 anjing

61. Jumat, 17  Vaksinasi SE pada Tenubot

Oktober 2014 ternak sapi dan babi
Hdr
 Pengambilan Sampel wedomu
Darah Pada Ternak
Sapi

62. Sabtu, 18  Vaksinasi SE pada Tenubot

Oktober 2014 ternak sapi dan babi
Hdr
 Pelayanan kesehatan Tanah merah

63. Minggu, 19 HDR

Oktober 2014
64. Senin, 20  Vaksinasi SE pada Tenubot
Oktober 2014 ternak sapi dan babi
Hdr
 Pelayanan kesehatan Tanah merah

65. Selasa, 21  Vaksinasi SE pada Tenubot

Oktober 2014 ternak sapi dan babi
Hdr
 Pelayanan kesehatan Mutabuik
66. Rabu, 22  Vaksinasi SE pada Tenubot
Oktober 2014 ternak sapi dan babi
Hdr
 Pelayanan kesehatan Pasar baru

67. Kamis, 23  Vaksinasi SE pada Tenubot Hdr

Oktober 2014 ternak sapi dan babi

68. Jumat, 24  Vaksinasi SE pada Tenubot

Oktober 2014 ternak sapi dan babi Hdr
Tanah merah
 Pelayanan kesehatan
69. Sabtu, 25 Libur
Oktober 2014
70. Minggu, 26 Libur
Oktober 2014
71. Senin, 27 Acara perpisahan Lab Tipe C Hdr
Oktober 2014

72. Selasa, 28  Pamitan dengan Kepala Lab Tipe C

Oktober 2014 Laboratorium Tipe C
Atambua
Hdr
 Tiba di SMK - PP SMK – PP
Negeri Kupang Negeri Kupang
 RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan pada tanggal 27 Desember 1996 .Penulis

merupakan anak kedua dari tujuh bersaudara dari pasangan Bapak

Maxen Sollu dan Ibu Aryati Sollu - Ndolu. Penulis menyelesaikan

Pendidikan SD pada tahun 2009, tingkat SMP tahun 2012. Tahun 2012

sampai sekarang menjadi siswi Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian

Pembangunan Negeri Kupang SMK – PP Negeri Kupang.