LAPORAN PRAKTIKUM
KARAKTERISTIK BAHAN HASIL PERTANIAN
(Pengukuran Total Padatan Terlarut dengan Refraktometer)
Oleh
Nama : Christian Ardine
NPM : 240110170071
Hari, Tanggal Praktikum : Senin, 23 Oktober 2018
Waktu / Shift : 09.30 – 11.30 / B1
Co. Ass :1. Agnes Klarasitadewi
2. Dina Aprilia
3. Intan Siti Sa’adah
4. Rini Nurul Fauziyah
1.1 Pendahuluan
Bahan hasil pertanian pada umumnya memiliki bentuk dan hasil yang tidak
seragam. Ketidakseragaman bahan hasil pertanian mengakibatkan pada tingkat
kematangannya. Ketidakseragaman bahan hasil pertania juga dipengaruhi oleh
kandungan vitamin, mineral, kadar gula, mineral dan kandungan lainnya. Hasil
pertanian pada umumnya akan dipanen saat sudah matang agar kualitas dan
kuantitasnya dapat terbilang baik sehingga baik untuk dikonsumsi maupun untuk
diolah dalam bentuk lain. Untuk mengetahui tingkat kematangan tersebut diperlukan
parameter dan parameter pada kali ini adalah total padatan terlarut yang terkandung
dalam bahan.
Total padatan terlarut yang dihitung pada praktikum kali ini adalah gula. Gula
merupakan zat yang paling banyak terkandung dalam buah-buahan. Dikarenakan gula
adalah zat yang paling banyak terdapat pada bahan hasil pertanian ini maka zat padat
terlarut ini dapat dijadikan sebagai penafsiran rasa manis. Total Padatan Terlarut
(TPT) merupakan salah satu faktor mutu yang bisa digunakan untuk analisis mutu
buah. Total Padatan Terlarut merupakan kadar total padatan yang terlarut (organik
atau anorganik) dalam air yang terkandung didalam suatu bahan makanan, salah
satunya adalah gula.
TINJAUAN PUSTAKA
3.1.1 Alat
Peralatan yang dibutuhkan pada praktikum kali ini adalah
1. Alat Tulis
2. Buku LogBook catatan hasil praktikum
3. Nampan
4. Pisau
5. Refraktometer
6. Tisu
3.1.2 Bahan
Bahan Bahan yang dibutuhkan pada praktikum kali ini yaitu :
1. Anggur
2. Apel
3. Aquadest
4. Jeruk
5. Kiwi
6. Pir
BAB V
PEMBAHASAN
Praktikum karakteristik bahan hasil pertanian kali ini praktikan membahas
mengenai total padatan terlarut (TPT) dari beberapa jenis hasil pertanian. Total
padatan terlarut adalah jumlah zat yang terlarut (organik maupun anorganik) yang
terdapat pada suatu larutan kimia, termasuk pada bahan hasil pertanian. Total padatan
terlarut (TPT) merupakan kandungan dari penyusun suatu bahan pertanian yang
didalamnya terdapat berbagai jenis unsur-unsur yang terlarut dalam air. Penentuan
total padatan tersebut pada praktikum kali ini menggunakan gula sebagai
parameternya dan untuk mengukur total padatan terlarut menggunakan refraktometer
sebagai alat ukurnya.
Pengukuran total padatan terlarut dilakukan pada 5 jenis buah yang berbeda
yaitu anggur, jeruk, pir, kiwi dan apel. Total padatan terlarut yang di dapat pada
anggur sebesar 18-20 %, sementara nilai total padatan terlarut pada literatur hanya
sebesar 14-17,5. Hal ini bisa diakibatkan karena buah yang sudah terlalu matang atau
kualitas buah yang baik sehingga nilai total padatan terlarutnya lebih dari standar.
Selanjutnya pengukuran pada jeruk didapatkan total padatan terlarut sebesar 8,1-9 %,
sementara berdasarkan literatur total padatan terlarut pada jeruk yaitu sebesar 12,
nilai total padatan terlarut lebih kecil dibandingkan literatur hal ini bisa disebabkan
karena kondisi jeruk tidak terlalu bagus atau terlalu kering bagian dalamnya sehingga
total padatan terlarutnya kecil.
Pengukuran selanjutnya yaitu pada buah kiwi dengan total padatan terlarut
16,9-17,4 %, sementara berdasarkan literatur total padatan terlarut pada buah kiwi
yaitu sebesar 6,5 %. Total padatan terlarut pada buah kiwi lebih besar 2 kali lipat
dibandingkan literatur sehingga dapat disimpulkan bahwa buah kiwi yang digunakan
memiliki rasa yang sangat manis dan berkualitas baik. Pengukuran selanjutnya pada
buah apel dan pir dengan total padatan terlarut yang didapat sebesar 11,2-11,4 % pada
apel dan 14,4-16,4 % pada buah pir. Berdasarkan literatur total padatan terlarut, buah
apel dan pir yang digunakan memiliki kualitas yang baik melebihi dari standar dan
memiliki rasa yg manis.Untuk perhitungan standar deviasi pada kelompok praktikan
yaitu buah pir sebesar 1,2165. Hal ini disebabkan karena buah pir dipotong menjadi
beberapa bagian dan setiap bagian memiliki kadar gula dan tingkat kematangan yang
berbeda-beda sehingga standar deviasi yang didapat menjadi besar.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah:
1. Kadar TPT mempengaruhi kematangan suatu karakteristik kematangan
karena semakin matangnya suatu bahan hasil pertanian maka kadar TPT
semakin tinggi.
2. Total padatan terlarut merupakan jumlah padatan berupa gula yang terlarut
dalam bahan hasil pertanian yang digunakan sebagai penafsir rasa manis,
dan digunakan sebagai parameter tingkat kematangan bahan hasil pertanian.
3. Semakin tinggi total padatan terlarut semakin tinggi kadar gula pada bahan
hasil pertanian.
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikum kali ini adalah:
1. Sebaiknya praktikan memahami materi dan prosedur praktikum terlebih
daulu.
2. Praktikan lebih berhati-hati dalam melakukan praktikum agar tidak terjadi
kecelakaan dalam praktikum.
3. Praktikan lebih teliti dalam melakukan pembacaan dan perhitungan.
LAMPIRAN
Gambar 1. Pembacaan Refraktometer
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Gambar 2. Pemotongan bahan pengukuran
DAFTAR PUSTAKA
Andarwulan N, Kusnandar F, dan Herawati D. 2011. Analisis Pangan. Dian Rakyat.
Jakarta.
Kuswurj, Risvan. 2011. Pengertian POL BRIX HK dalam Analisa Gula. Terdapat
pada http://www.risvank.com/2011/12/21/pengertian-pol-brix-dan-hk-dalam-
analisa-gula/
Meikapasa dan Seventifola. 2016. Karakteristik Total Padatan Terlarut (TPT),
Stabilitas Likopen dan Vitamin C Saus Tomat pada Berbagai Kombinasi Suhu
dan Waktu Pemasakan. Fakultas Pertanian UNMAS Mataram.