LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PENANGANAN HASIL PERTANIAN
(Pembersihan, Sortasi, dan Grading Bahan Hasil Pertanian)
Oleh :
Nama : Raka Fiqriyanda
NPM : 240110170015
Hari, Tanggal Praktikum : Senin, 16 September 2019
Waktu / Shift : 13.00-15.00 WIB / A2
Co. Ass : 1. Abdurrahman Hanif
2. Aidah Luthfi Hidayah
3. Dannisa Fathiya
4. Tania Rizky Fauziah
2.1 Pembersihan
Proses pembersihan pada industri pangan terdiri atas pembersihan dan
pengupasan. Pembersihan yang dilakukan di industri pangan bisa dikelompokkan
menjadi pembersihan cara kering (dry cleaning methods) dan cara basah (wet
cleaning methods). Secara umum diperlukan lebih dari satu tipe prosedur
pembersihan untuk menghilangkan berbagai kontaminan yang terdapat pada bahan
pangan (Hariyadi, 2014).
3.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu:
1. Moisture tester
2. Timbangan
3. Wadah
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu beras
4.2 Perhitungan
1. Kadar air beras
𝐾𝐴1 + 𝐾𝐴2 +𝐾𝐴3
= 3
= 12.5%
2. Massa total
= 𝑀. 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑢𝑡𝑢ℎ + 𝑀. 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑝𝑎𝑡𝑎ℎ + 𝑀. 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑟 +
𝑀. 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑝𝑢𝑟 + 𝑀. 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑘𝑢𝑛𝑖𝑛𝑔 + 𝑀. 𝑔𝑎𝑏𝑎ℎ
= 30.62 + 12.57 + 1.1 + 1.33 + 0.34 + 0
= 45.96 gram
3. Derajat sosoh
𝑀𝑎−(𝑀.𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑝𝑢𝑟+𝑀.𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑘𝑢𝑛𝑖𝑛𝑔+𝑀.𝑔𝑎𝑏𝑎ℎ+𝑀.𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔)𝑥100%
= 𝑀𝑎
50−(1.33+0.34+0+0)𝑥100%
= 50
= 96.69%
4. Presentasi tiap butir
𝑀.𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑢𝑡𝑢ℎ
Butir utuh = 𝑥100%
𝑀𝑎
30.62
= 𝑥100%
50
= 61.24%
𝑀.𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑝𝑎𝑡𝑎ℎ
Butir patah = 𝑥100%
𝑀𝑎
12.57
= 𝑥100%
50
= 25.14%
𝑀.𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑟
Butir menir = 𝑥100%
𝑀𝑎
1.1
= 𝑥100%
50
= 2.2%
𝑀.𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 ℎ𝑖𝑗𝑎𝑢
Butir hijau = 𝑥100%
𝑀𝑎
1.33
= 𝑥100%
50
= 2.66%
𝑀.𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑘𝑢𝑛𝑖𝑛𝑔
Butir kuning = 𝑥100%
𝑀𝑎
0.34
= 𝑥100%
50
= 0.68%
Benda asing = 0
Gabah = 0
5. Rendemen pembersihan
𝑀.𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔+𝑀.𝑔𝑎𝑏𝑎ℎ
= 𝑥100%
𝑀𝑎
=0
6. Rendemen sortasi
𝑀.𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑢𝑡𝑢ℎ+𝑀.𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑝𝑢𝑟+𝑀.𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑘𝑢𝑛𝑖𝑛𝑔
= 𝑥100%
𝑀𝑎
30.62+1.33+0.34
= 𝑥100%
𝑀𝑎
= 89.72%
7. Rendemen grading
𝑀.𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑢𝑡𝑢ℎ+𝑀.𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑝𝑎𝑡𝑎ℎ
= 𝑥100%
𝑀𝑎
30.62+12.57
= 𝑥100%
𝑀𝑎
= 86.38%
BAB V
PEMBAHASAN
Praktikum kali ini mengenai pembersihan, sortasi, dan grading bahan hasil
pertanian. Bahan hasil pertanian yang digunakan adalah beras yang sudah
dibersihkan terlebih dahulu, sehingga praktikan hanya melakukan sortasi dan
grading. Karakteristik yang ditinjau pada proses sortasi dan grading adalah biji
beras yang utuh, patah, menir, hijau atau mengapur, dan kuning, selain itu juga
dipisahkan benda asing dan gabah dari beras tersebut.
Jenis beras yang digunakan pada praktikum kali ini sebanyak 2 macam,
beras A dan beras B. Masing – masing jenis beras memiliki tingkat kadar air yang
berbeda. Perbedaan kadar air tersebut biasa disebabkan oleh jenis beras yang
berbeda, atau bisa juga disebabkan dari proses pembersihan sebelumnya, apakah
menggunakan metode basah atau kering. Pembersihan metode basah tentu akan
membuat beras memiliki kadar air yang lebih tinggi. Beras yang akan disortasi dan
grading sebelumnya ditimbang seberat 50 gram. Beras yang sudah ditimbang akan
diukur kadar airnya menggunakan moisture tester sebanyak tiga kali pengulangan,
sebesar 12.5% pada pengukuran pertama, 12.4% pada pengulangan kedua, dan
12.6% pada pengulangan ketiga. Pengukuran kadar air beras ini seharusnya
memiliki hasil yang sama pada setiap pengulangannya. Perbedaan ini biasa terjadi
karena jumlah beras atau massa beras yang dimasukkan ke dalam moisture tester
tidak sama, sehingga kadar air pun berbeda. Perbedaan pengukuran kadar air pun
tidak signifikan, sehingga hasil pengukuran selanjuta pun tidak akan jauh berbeda,
atau dapat dicari nilai rata – rata dari hasil ketiga perulangan tersebut.
Pengukuran selanjutnya adalah mengukur berat pada setiap karakteristik
yang sudah disortasi dan grading. Berat biji utuh sebesar 30.62 gram, biji patah
sebesar 12.57 gram, biji menir sebesar 1.1 gram, biji hijau atau mengapur sebesar
1.33 gram, biji kuning sebesar 0.34 gram, sedangkan benda asing dan gabah tidak
ditemukan pada tumpukan beras, sehingga beratnya sebesar 0 gram, sehingga total
berat beras setelah disortasi dan grading sebesar 50 gram. Terdapat perbedaan pada
total berat awal dan total berat akhir yang sebesar 45.96 gram, hal ini disebabkan
karena banyak biji beras yang berjatuhan atau hilang saat proses sortasi dan
grading. Berat awal pun juga sudah berbeda saat menimbang, dikarenakan
timbangan digital tersebut masih terdapat tutupnya, sehingga berat beras tidak 50
gram, melainkan 50 gram dikurangi berat tutup yang sebesar 17.22 gram. Solusi
dari masalah tersebut adalah dengan menambahkan kembali beras seberat 17.22
gram dari berat yang hilang karena tutup timbangan.
Kendala yang dialami praktikan tidak banyak tapi sangat memengaruhi
hasil perhitungan sortasi dan grading tersebut. Keteledoran praktikan yang tidak
melihat timbangan yang masih tertutup, membuat hasil berat total awal dan akhir
berbeda cukup signifikan. Praktikan juga sering menjatuhkan biji beras yang
sedang disortasi dan grading, sehingga membuat berat akhir beras berbeda dengan
berat awal. Posisi timbangan seharusnya lebih dekat dengan setiap kelompok
praktikan, sehingga beras tidak ada yang terjatuh dan terbuang sia - sia saat proses
pemindahan beras dari meja praktikum ke timbangan, atau bisa dengan
memperbanyak unit timbangan untuk dibagikan pada setiap kelompok.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah :
1. Berat butir utuh sebesar 30.62 gram, butir patah sebesar 12.57 gram, butir
menir sebesar 1.1 gram, butir jihau sebesar 1.33 gram, dan butir kuning
sebesar 0.34 gram;
2. Tidak terdapat benda asing dan gabah pada beras yang disortasi dan grading;
3. Total berat akhir beras sebesar 45.96 gram;
4. Perbedaan besar kadar air pada beras A dan beras B disebabkan oleh
bedanya jenis beras dan proses pembersihan;
5. Segala kendala dan perbedaan hasil pengukuran disebabkan oleh praktikan
yang tidak hati – hati;
6. Praktikan kesulitan menyortir dan grading karena jumlah beras yang terlalu
banyak.
6.2 Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya adalah :
Unit timbangan digital atau alat lainnya diperbanyak, sehingga setiap
kelompok mendapatkan satu alat yang digunakan untuk keperluan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Dokumentasi Praktikum