Oleh :
Nama : Raka Fiqriyanda
NPM : 240110170015
Hari, Tanggal Praktikum : Senin, 15 Oktober 2018
Jam : 15.30 – 17.30 WIB
Shift : A1
Asisten Praktikum : 1. Andiles Kusnadi S.
2. Imam Fauzan.
3. Silvy Santika.
4. Siti Sarah S.
5. Tiara Putri Dwi D.
2.1 Evapotranspirasi
Evapotranspirasi adalah penguapan air dari dalam permukaan air, tanah, dan
bentuk permukaan bukan vegetasi lainnya oleh proses fisika. Dua unsur utama
untuk berlangsungnya evaporasi adalah energi (radiasi) matahari dan ketersedian
air. Mengukur besarnya evaporasi adalah salah satu hal yang palig sulit dilakukan
dalam rangkaian pengukuran daur hidrologi. (Chay, 2007)
Besarnya evapotranspirasi adalah jumlah antara evaporasi (penguapan air
berasal dari permukaan tanah), intersepsi (penguapan kembali air hujan dari
permukaan tajuk vegetasi), dan transpirasi (penguapan air tanah ke atmosfer
melalui vegetasi). Berbeda antara intersepsi dan transpirasi adalah pada proses
intersepsi air yang diuapkan kembali ke atmosfer tersebut adalah air hujan yang
tertampung sementara pada permukaan tajuk dan bagian lain dari suatu vegetasi,
sedangkan transpirasi adalah penguapan air yang berasal dari dalam tanah melalui
tajuk vegetasi sebagai hasil proses fisiologi vegetasi.
Siklus hidrologi menunjukan bahwa evapotranspirasi (ET) adalah jumlah dari
beberapa unsur seperti pada persamaan matematik berikut:
ET = T + It + Es + Eo ………….(1)
Keterangan :
T = transpirasi vegetasi
It = intersepsi total
Es = evaporasi dari tanah, batuan, dan jenis permukaan tanah lainnya
Eo = evaporasi permukaan air terbuka seperti sungai, danau, dan waduk.
Untuk tegakan hutan, Eo dan Es biasanya diabaikan dan ET = T + It. Bila unsur
vegetasi dihilangkan, maka ET = Es. Evapotranspirasi dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Vapotranspirasi Total : Evaporasi dan transpirasi terjadi bersamaan.
2. Evapotranspirasi Potensial : Laju evapotranspirasi dari tanaman rumput hijau
dengan tinggi seragam antara 8 cm sampai 15 cm, tumbuh secara aktif,
menutupi permukaan tanah secara bersamaan pada kondisi tidak kekurangan
air
3. Evapotranspirasi Nyata : Evapotranspirasi yang terjadi sesungguhnya dengan
kondisi air yang nyata.
Pendugaan kebutuhan air irigasi didekati dengan kebutuhan air tanaman, dan
kebutuhan air tanaman didifinisikan Doorenboss et al., 1977 sebagai berikut :
Kebutuhan air tanaman (crop water requirement) : kedalaman air yang diperlukan
untuk memenuhi kehilangan air melalui evapotranspirasi tanaman yang bebas
penyakit, tumbuh di areal pertanian pada kondisi cukup air dari kesuburan tanah
dengan potensi pertumbuhan yang baik dan tingkat lingkungan pertumbuhan yang
baik.
Evapotranspirasi merupakan evaporasi dengan medium yang berbeda, oleh
karena itu pendekatannya sama dengan Evaporasi. Dalam analisis dibedakan dua
faktor utama yaitu evaporasi dan transpirasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi transpirasi yaitu :
a) Faktor Metereologis (matahari = 95%transpirasi terjadi pada siang hari,
sedangkan malam hari sel-sel stomata tertutup);
b) Jenis Tumbuhan (menentukan ketersediaan air dalam tumbuhan dan ukuran
stomata, semakin besar kemampuan menyerap air dan ukuran maka transpirasi
akan semakin besar);
c) Jenis Tanah (akan membatasi ketersediaan air dalam tanah).
Pengukuran evapotranspirasi dilakukan dengan menggunakan panci evaporasi
yang dikalibrasi dengan faktor koreksi tanaman, dan Lisimeter. Lisimeter
merupakan stimulasi model pendekatan neraca air yang berbentuk bejana dan diisi
dengan tanah yang ditanami dengan tanaman yang sesuai. Potensial
evapotranspirasi didekati dengan persamaan sebagai berikut :
ET0 = Qin - Qout + DS…………..(2)
Keterangan :
ET0 = evapotranspirasi
Qin = penambahan air, baik dari hujan atau irigasi
Qout = kehilangan air ke dalam tanah (perkolasi)
DS = perubahan kandungan air dalam tanah
2.3 Pengukuran Evapotranspirasi
Ada berapa metode dalam penetapan nilai/besarnya evapotranspirasi, antara
lain:
1. Metode Thornthwaite
(3)………………….
keterangan:
PET = evapotranspirasi potensial bulanan (cm/bulan)
T = temperatur udara bulan ke-n (OC)
I = indeks panas tahunan
a = koefisien yang tergantung dari tempat.
Faktor koreksi dinyatakan dalam grafik dari p(0,46T+8) sebagai sumbu x dan
nilai ET0 sebagai sumbu y.
Keterangan :
ET0 = evapotranspirasi potensial (mm/hari)
c = faktor koreksi (merupakan fungsi dari Kelembaban relatif minimum, lama
penyinaran, kecepatan angin)
p = persentase lama penyinaran harian rata2 (dugaan berdasarkan bulan dan
letak tempat)
T = suhu rata2 harian (°C)
……………..(6)
keterangan:
U = transpirasi bulanan (mm/bulan)
T = suhu udara bulan ke-n (OC)
P = persentase jam siang bulanan dalam setahun
Keterangan :
K = Kt ´ Kc
Kt = 0,0311(t) + 0,24
Kc = koefisien tanaman bulanan dalam setahun = 0,94 (Harga-harga Kc padi di
Indonesia telah ditetapkan oleh lembaga-lembaga terkait).
4. Metode Turc-Lungbein
Turc telah mengenbangkan sebuah metode penentuan evapotranspirasi
potensial yang didasarkan pada penggunaan faktor-faktor klimatologi yang paling
sering diukur, yaitu kelembaban relatif dan temperatur udara.
…………………(7)
Nilai Eo dapat dicari dengan:
Eo = 325 + 21 T + 0,9 T2 ……………(8)
keterangan:
P = curah hujan tahunan
E = evapotranspirasi (mm/th)
Eo = evaporasi (mm/th)
T = rata-rata temperatur tahunan.
5. Metode Penman
ET0 = c{W.Qn+(1-W) f(u) (ew - ea) ……………..(9)
Keterangan :
ET0 : evapotranspirasi potensial (mm/hari)
c : faktor koreksi
W : faktor pemberat
Qn : radiasi netto (mm/hari)
f(u) : fungsi kecepatan angin
(ew - ea): perbedaan tekanan uap air jenuh dan tekanan uap air nyata (mbar)
Qn = Qs(1-r) – Qc
Keterangan :
Qn : radiasi netto (mm/hari)
Qs : radiasi gelombang pendek yang diterima oleh permukaan bumi (mm/hari).
Jika tidak ada data gunakan Qs persamaan radiasi
Faktor c merupakan penyesuaian dari berbagai kondisi lingkungan, yaitu :
Kelembaban udara maksimum (Rhmaks)
Radiasi netto (Qs)
Kecepatan angin siang hari (Usiang)
Perbandingan kecepatan angin siang dengan malam hari (Usiang/Umalam).
6. Metode Radiasi
ET0 = c (W x Qs)
Keterangan :
ET0 = evapotranspirasi potensial (mm/hari)
c = faktor koreksi berdasarkan kelembaban udara
W = faktor pemberat berdasarkan ketinggian tempat dan suhu rata-rata
Qs = radiasi gelombang pendek yang diterima oleh permukaan bumi
Qs = Qa (0,29 + 0,59 n/D)
Qs = radiasi gelombang pendek yang diterima oleh permukaan bumi
Qa = radiasi extrateressial (mm/hari)
n = lama penyinaran nyata (jam)
D = lama penyinaran maksimum (jam)
Tingkat ketelitian data tergantung kepada jumlah data, semakin banyak maka
tingkat ketelitiannya semakin tinggi. Metode Blaney Criddle satu-satunya
pendugaan evaporasi dengan periode selama sebulan dengan kesalahan 15%.
Metode Radiasi merupakan metode yang paling ekstrem. Kesalahan 20% pada
musim panas. Metode Penman (terbaik) kemungkinan kesalahan musim panas
10%, 20% lebih besar pada kondisi evaporasi rendah. Metode Panci Evaporasi 15%
(tergantung kondisi lokasi panci).
2.2 Faktor-Faktor Penentu Evapotranspirasi
Faktor-faktor yang dianggap berpengaruh terhadap besarnya
evapotranspirasi, maka dalam hal ini evapotanspirasi perlu dibedakan menjadi
evapotranspirasi potensial (PET) dan evapotranspirasi aktual (AET). PET lebih
dipengaruhi oleh faktor-faktor meteorologi, sementara AET dipengaruhi oleh
fisiologi tanaman dan unsur tanah. Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi PET
adalah radiasi panas matahari dan suhu, kelembaban atmosfer dan angin, dan secara
umum besarnya PET akan meningkat ketika suhu, radiasi panas matahari,
kelembaban, dan kecepatan angin bertambah besar.
Pengaruh radiasi panas matahari terhadap PET adalah melalui proses
fotosintesis. Dalam mengatur hidupnya, tanaman memerlukan sirkulasi air melalui
sitem akar-batang-daun. Sirkulasi perjalanan air dari bawah (perakaran) ke atas
(daun) dipercepat dengan meningkatnya jumlah radiasi panas matahari terhadap
vegetasi yang bersangkutan. Pengaruh suhu terhadap PET dapat dikatakan secara
langsung berkaitan dengan intensitas dan lama waktu radiasi matahari. Suhu yang
akan mempengaruhi PET adalah suhu daun dan bukan suhu udara di sekitar daun.
Pengaruh angin terhadap PET adalah melalui mekanisme dipindahkannya uap air
yang keluar dari pori-pori daun. Semakin besar kecepatan angin, semakin besar pula
laju evapotranspirasinya. Dibandingkan dengan pengaruh radiasi panas matahari,
pengaruh angin terhadap laju ET adalah lebih kecil (de Vries and van Duin dalam
Ward, 1967).
Kelembaban tanah juga ikut mempengaruhi terjadinya evapotranspirasi.
Evapotranspirasi berlangsung ketika vegetasi yang bersangkutan sedang tidak
kekurangan suplai air (Penman, 1956 dalam Ward, 1967). Dengan kata lain
evapotranspirasi potensial berlangsung ketika kondisi kelembaban tanah berkisar
antara titik wilting point dan field capacity. Karena ketersediaan air dalam tanah
tersebut ditentukan oleh tipe tanah, dengan demikian, secara tidak langsung,
peristiwa PET juga dipengaruhi oleh faktor potensial.
BAB III
METODOLOGI
4.1 Tabel
Tabel 4.1 Model evapotranspirasi metode Blaney Criddle
No Parameter Keterangan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 LPM dari data 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6
2 RH (%) dari data 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
3 U2 (m/s) dari data 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 T (oC) dari data 23,36 22,98 23,35 23,37 23,71 23,04 22,91 23,19 23,80 23,93 23,65 23,38
dari tabel P
5 p (5o LS) 0,28 0,28 0,28 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,28 0,28 0,28
(hal 25)
dari tabel P
6 p (10o LS) 0,29 0,28 0,28 0,27 0,26 0,26 0,26 0,27 0,.27 0,28 0,28 0,29
(hal 25)
7 p (7,5 o LS ) interpolasi 0,29 0,28 0,28 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,28 0,28 0,28
8 c dari tabel C 0,955 0,955 0,94 0,94 0,94 0,94 0,94 0,94 0,94 0,94 0,94 0,94
9 Eto =c(p(0.46T+8)) 5,19 4,97 4,93 4,76 4,80 4,72 4,71 4,74 4,81 5,00 4,97 4,94
5.00
4.00
3.00
Thortwaite
1.00
0.00
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Bulan
BAB V
PEMBAHASAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah :
1. Penentuan nilai evapotrasnpirasi kali ini menggunakan metode Blaney-
Criddle, Thornthwaite dan Penman-Monteith;
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai evapotranspirasi potensial (ETo)
adalah meteorologi (meliputi radiasi matahari, suhu udara dan permukaan,
kelembaban, angin, tekanan dan barometer), faktor geografi (meliputi
kualitas air, jeluk tubuh air, ukuran dan bentuk permukaan air), serta faktor-
faktor lainnya seperti kandungan lengas tanah, karakteristik kapiler tanah,
jeluk muka air tanah, warna tanah, tipe, kerapatan dan tingginya vegetasi,
ketersediaan air (hujan, irigasi dan lain-lain); dan
3. Berdasarkan literatur, tingkat ketelitian data tergantung kepada jumlah data,
semakin banyak data maka tingkat ketelitiannya semakin tinggi.
6.2 Saran
Saran untuk praktikum ini adalah :
Praktikan untuk lebih teliti dalam pengaplikasian metode-metode atau
model pada praktikum kali ini.
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, Chay. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan DAS. Yogyakarta: Gadjah Mada
University.
Allen, R. G. 1998. Crop Evapotranspiration: Guidelines For Computing Crop
Requirements.Rome : FAO.
Fontenot, R.L. 2004. An evaluation of reference evapotranspiration models in
Louisiana. Louisiana :Univ.Baton Rouge.
NP, Sophia Dwiratna. 2016. Penuntun Praktikum Hidrologi. Bandung. Jurusan
TMIP-FTIP-Universitas Padjadjaran.
Usman, 2004. Klimatologi: Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan Tanaman. Jakarta :
Bumi Aksara.
LAMPIRAN
Dokumentasi Data