Anda di halaman 1dari 49

USULAN PENELITIAN

GAMBARAN PROMOSI KESEHATAN PADA PEKERJA LAS


DALAM KEPATUHAN MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG
DIRI DI BENGKEL LAS KECAMATAN OEBOBO KOTA
KUPANG

OLEH
MARNI LEDOH
170707010263

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Usulan penelitian ini dengan judul: Gambaran Promosi Kesehatan Pada

Pekerja Las Dalam Kepatuhan Menggunakan Alat Pelindung Diri Di

Bengkel Las Kecamatan Oebobo Kota Kupang. Oleh mahasiswa atas Nama:

Marni Ledoh NIM: 170707010263 telah disetujui untuk diajukan dalam Seminar

Usulan Penelitian pada Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana pada tanggal, Oktober 2021.

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Noorce C. Berek, SKM., M.Kes Drs. Johny A.R Salmun, M.Si
NIP. 19791117 200501 2 001 NIP. 19510426 198803 1 001

Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Nusa Cendana

Dr. Luh Putu Ruliati, SKM., M.Kes


NIP. 19710515 199403 2 001

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

anugerah dan karunia-Nya, Sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini

tepat pada waktunya. dengan judul “Gambaran Promosi Kesehatan Pada

Pekerja Las Dalam Kepatuhan Meggunakan Alat Pelindung Diri Di Bengkel

Las Kecamatan Oebobo Kota Kupang”

Dalam menyusun proposal ini, penulis menerima begitu banyak bantuan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada Ibu Dr. Noorce C. Berek, SKM., M.Kes selaku Pembimbing I dan Bapak

Drs. Johny A. R. Salmun, M.Si Selaku pembimbing II . Penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Apris. A. Adu, S.Pt., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan

masyarakat Universitas Nusa Cendana;

2. Ibu Dr. Luh Putu Ruliati, SKM., M.Kes, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana;

3. Soleman Landi, SKM, M.Kes, selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah

membimbing penulis selama menempuh perkuliahan;

4. Pekerja las di bengkel Las kecamatan Oebobo kota kupang yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

5. Kepada ibu dan bapa tercinta, serta seluruh keluarga yang telah memberikan

kasih sayangnya kepada penulis selama menempuh studi;

ii
6. Rekan-rekan seperjuangan di lembaga kemahasiswaan interen dan ekstra

FKM Universitas Nusa Cendana yang telah mewarnai kehidupan berlembaga

penulis;

7. Rekan-rekan se-program studi dan se-angkatan yang tidak dapat disebutkan

satu per satu;

8. Semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan proposal ini, baik

langsung dan tidak langsung.

Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha penyayang memberikan

balasan kasih yang setimpal atas segala jasa dan perhatian kita semua, dan

semoga proposal ini mampu memberikan secercah manfaat bagi dunia ilmu

pengetahuan, bagi penulis, dan pihak lain yang membutuhkannya.

Kupang, 19 juni 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Contents
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................... ........i
KATA PENGANTAR............................................................................... ........ii
DAFTAR ISI............................................................................................... .......iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................. .......1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ .......8
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................... 9
1.3.1 Tujuan Umum.................................................................................... 9
1.3.2 Tujuan Khusus................................................................................... 9
1.4 Manfaat.................................................................................................... 9
1.4.1 Manfaat Praktis.................................................................................. 9
1.4.2 Bagi Peneliti Lain.............................................................................. 10
1.4.3 Bagi masyarakat................................................................................ 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan tentang Las............................................................................... 11
2.1.1 pengertian pengelasan..................................................................... .. 11
2.2. Tinjauan Tentang Kepatuhan.................................................................. 12
2.2.1 Aspek-aspek kepatuhan penggunaan alat pelindung diri (APD)....... 18
2.2.2 Jenis- jenis Alat Pelindung Diri......................................................... 18
2.3 Kerangka Konsep..................................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian............................................................... 25
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................... 25
3.2.1 Lokasi Penelitian............................................................................... 25
3.2.2 Waktu................................................................................................ 25
3.3 Populasi dan Sampel.............................................................................. .. 25
3.3.1 Populasi penelitian............................................................................ 25

iv
3.3.2 Sampel penelitian............................................................................. 25
3.4 Definisi Operasional................................................................................ 26
3.5 Jenis, Teknik Dan Instrumen................................................................... 27
3.5.1 Jenis Data.......................................................................................... 27
3.5.2 teknik pengumpulan data................................................................. . 28
3.5.3 Instrumen Pengumpulan Data........................................................... 28
3.6 Teknik Pengolahan , Analisa Data Dan Penyajian Data.......................... 29
3.6.1 Teknik Pengolahan Data................................................................... 29
3.6.2 Teknik Analisa Data.......................................................................... 29
3.7 Organisasi dan Personalia Penelitian....................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Hubungan Antar Variabel............................................... 22

vi
DAFTAR TABEL
Table 1. Definisi Operasional............................................................................ 26
Table 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian............................................................ 30
Table 3. Rencana Anggaran Penelitian.............................................................. 31

vii
DAFTAR SINGKATAN

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan promosi dan

pemeliharaan tertinggi tingkat fisik, mental, dan kesejateraan sosial dimana

terdapat pencegahan resiko mengurang kecelakaan kerja, perlindungan pekerja

dari risiko yang merugikan kesehatan, penempatan dan memelihara pekerja dalam

lingkup kerja yang disesuaikan dengan peralatan fisiologis dan psikologis yang

tidak membahayakan nyawa (WHO, 2010)) Penerapan teknologi pengendalian

keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan agar tenaga kerja mencapai

ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Meskipun

ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur sedemikian

rupa, tetapi dalam praktiknya tidak seperti yang diharapkan. Sehingga banya

faktor dilapangan yang dapat memepengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja

seperti faktor manusia, lingkungan, dan psikologis (Sucipto, 2014:1)

Setiap tempat kerja mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat

mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya

penyakit akibat kerja. Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang berspotensi

menyebabkan terjadinya kerugian, kerusakan, cedera, sakit, kecelakaan atau

mengakibatkan kematian yang berhubungan dengan proses dan sistem kerja.

Bahaya diingkungan juga merupakan segala kondisi yang dapat memberi

pengaruh yang merugikan terhadap kesehatan dan keselamatan kerja atau

1
2

kesejateraan (Izrail, 2016:69). Alat pelindung diri (APD) merupakan kelengkapan

yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga

keselamatan pekerja itu sendiri dan orang disekelilingnya. Perusahaan atau pelaku

usaha yag mempekerjakan pekerja atau buruh memiliki kewajiban menyediakan

APD ditempat kerja sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar yang

berlaku. (Buntarto ,2015 :48).

Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) atau Organisasi

Buruh Internasional menyatakan bahwa tahun 2019, jumlah pekerja yang

meninggal akibat kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja sekitar 2,78 juta.

Dari kasus tersebut, 355-50% tenaga kerja di dunia kecelakaan kerja yang terjadi

akibat dari paparan bahaya fisik, kimia, dan biologi. Menurut data yang didapat

dari pusat data dan informasi Ketenagakerjaan (Pusdatinaker) tahun 2016,angka

kecelakaan kerja di Indonesia.

Di perkirakan jumlah kasus penyakit akibat kerja di Amerika Serikat

125.000 sampai 350.00 kasus pertahun daan terjadi 5,3 juta kecelakaan kerja

pertahun(Wahyuningsi, 2013). Berdasarkan karakteristik pekerja pekerja cidera

mata pekerja laki-laki lebih besar di banding cidera mata pada perempuan yaitu

sekitar 81% cidera mata pada pekerja berumur antara 25-44 tahun sekitar 54%

dari seluruh kasus cidera mata pada tahun 2014 di Ameriika Serikat.

Berdasarkan data badan penyelanggara jaminan social ( BPJS) pada tahun 2017,

angka kecelakaan kerja mencapai 123.041kasus dan tahun 2018 tercatat angka

kecelakaan kerja sebanyak 173.105 kasus ( Depkes RI, 2018)


3

Di Indonesia berdasarkan laporan kasus kecelakaan kerja dari PT. Jamsostek

yang sekarang sudah menjadi badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS) sesuai data

Dinas tenaga kerja dan trasmigrasi penduduk menyebutkan cenderung meningkat

dan data terakhir pada tahun 2014 tercatat sebanyak 99.491 kasus kecelakaan

kerja. Sesuai data proyek dari Depertemen kesehatan, tenaga kerja dan

kesejatraan pada maret 2016 setiap tahun ham pir 100 orang pekerja di bagian

pengelasan mengalami cedera sewaktu melakukan pekerjaaan karena sedikit saja

kelalaian atau tindakan berbahaya dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja

(Depertemen Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejatraan 2016).

Peningkatan pembangunan di bidang industri mebutuhkan penggunaan

teknologi maju dan bahan-bahan berbahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan

dan penyakit akibat kerja. Untuk mencegah dan mengendalikan kecelakaan dan

penyakit akibat kerja perlu dilakukan upaya-upaya perlindungan terhadap tenaga

kerja. Salah satu upaya perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja adalah

penggunaan alat-alat pelindun diri (Surat Edaran Dirjen Binawas No.SE

05/BW/97). Alat pelindung diri (APD) merupakan suatu perangkat yang

digunakan oleh pekerja demi melindungi dirinya dari potensi bahaya serta

kecelakaan kerja, walaupun upaya ini berada pada tingkat pencegahan terakhir

namun penerapan alat pelindung diri sangat dianjurkan. Penggunaan APD

terhadap tenaga kerja merupakan pilihan terakhir apabila keempat tahap tidak

dapat dilakukan atau dapat dilakukan namun masih terdapat bahaya atau potensi

bahaya yang dapat menganggu kesehatan tenaga kerja (Anizar,2009:88).


4

Menurut teori Gibson terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi perilaku

kerja dari seseorang, salah satunya adalah kemampuan dan ketrampilan

merupakan faktor utama dalam individu yang mempengaruhi kinerja seseorang.

Didalam setiap masyarakat, terdapat pola-pola perilaku. Pola perillaku merupakan

cara masyarakat bertindak atau berkelakuan yang sama dan harus diikuti oleh

semua anggota masyarakat tersebut. Periaku seseorang dapat berubah jika terjadi

ketidakseimbangan antara kedua kekuatan didalam diri seseorang.

(Maulana,2009:185). Perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme

yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku merupakan hasil

hubungan antara stimulus dengan respon (Niman, 2017:31). Skinner juga

mengungkapkan teori SOR (Stimulus-Organisme-Respon) dimana stimulus

terhadap organism kemudian organism merespon(Fitriani, 2011 :120). Dalam

penelitian ini stimulus terdiri dari sikap dan pengetahuan. Kemudian untuk

responns terbuka yaitu kepatuhan penggunaan Alat pelindung diri (APD),

pengetahuan merupkan hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu terhadap

objek melalui indera yang dimilikiya (NOtoatmodjo, 2010:27). Sikap merupakan

reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau

objek. (Fitriani, 2011:131).

Penelitian yang dilakukan oleh Putrid an Yustinus (2014:35) mengatakan

bahwa faktor yang diteliti yaitu faktor umur, masa kerja, pengetahuan, motivasi,

pelatihan tentang tentang APD, pelatihan menggunakaan APD, motivasi dan

komunikasi, hanya faktor pendidikan dan kebijakan tentangAPD memiliki

hubungan signifikan dengan kepatuhan penggunaan APD. Penelitian lain


5

menyebutkan bahwa faktor yang berhubugan dengan kepatuhan penggunaan APD

adalah usia pekerja, pengetahuan pekerja mengenai APD, pemberian sanksi dari

petugas K3 dan dan dorongan dari rekan kerja(Saputri,I.A.D dan Indriati,

2014:130). Penelitian yang dilakukan oleh Faddilla et al.,(2016:310) menyatakan

tanggapan dari semua karyawan mengenai program APD adalah positif namun

untuk kesadaran dan aplikasinya masih kurang. Ketidaknyamanan saat

menggunakan APD juga mempengaruhi pemakaian APD.

Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang telah dilakukan pada bulan juli

2018 mengatakan bahwa sebagian besar para pkerja tidak menggunakan alat

pelindung diri (APD), tidak patuh dalam cara penggunaan yang tidak sesuai

seperti kacamata las, yang tidak digunakan alas an tidak nyaman dan sudah

terbiasa dengan hanya membuka dan menutup mata saat melakukan pengelasan,

masker yang digunakan tidak menutupi hidung, sarung tanga

Occupational Safety and health administration (OSHA) telah melakukan

penelitian dimana menyatakan bahwa telah terjadi 200 kasus kematian yang

berhubungan dengan kegiatan pengelasan pada umumnya disebabkan karena

kurang kehati-hatian, cara memakai alat pelindung yang salah penggunaan

pelindng diri yang kurang baik, dan kesalahan-kesalahan lainnya.

Sesuai data dari Depnakertrans tahun 2012, setiap tahun hampir 100 oorang

pekerja di bagian pengelasan mengalami cidera sewaktu melakukan pekerjaan

karena sedikit saja kelalaian atau tndakan berbahaya dapat menyebabkan

terjadinya keccelakaan kerja. Tingginya tingkat kecelakaan kerja di Indonesia dari

situs Badan Penyelanggara Jaminan Sosial (BPJS) ketenagakerjaan mencatat


6

jumlah kecelakaan kerja selama tahun 2015 adalah sebesar 105.182 kasus dimana

tercatat 2.375 kasus kecelakaan berat (BPJS ketenagakerjaan, 2016). Data

tersebut tercatat dan yang telah menyumbang paling tidak 32% kasus kecelakaan

kerja yang salah satunya terjadi di sektor konstrusi pengelasan yang sangat erat

kaitannya dengan tingkat kesadaran, dan perilaku para pekerja terhadap

penggunaan alat pelindung diri (BPJS ketenagakerjaan, 2016).

Kegiatan pengelasan merupakan proses penyambungan dua atau lebih bahan

logam berdasarkan prinsip-prinsip proses difusi, sehingga ada kontinuitas dalam

sifat logam antara bagian-bagian yang disambung. Pengelasan memiliki bahaya

dan resiko kecelakaan yang sangat5 tinggi sehingga dalam

pengerjaaannyadiperlukan keahlian dan peralatan khusus agar seorang juru las

tidak mengalami kecelakaan kerja. (Djamiko,dkk,2019)

Bengkel las TDM kecamatan Oebobo merupakan salah satu Usaha

pengelasan yang bergerak di bidang swasta , secara umum kegiatan pengelasan

disini hanya menggunakan instruksi kerja (IK). Dimana tidak ada aturan yang

mengikat untuk menggunakan Alat Pelindung Diri, pekerja tidak melindungi

bagian tubuh secara menyeluruh. Pelindung yang digunakan hanya pakaian

sehari-hari seperti baju kaos dan kacamata, tidak menggunakan alat-alat

pelindung kesehatan dan keselamtan kerja di bidang kesehatan. Dalam aturan K3

seorang pekerja las harus menggunakan baju las, sarung tangan, sepatu las,

masker, helm serta masker. Di samping itu juga ada beberapa bahaya fisik yang di

akibatkan dari pencahayaan pada waktu pengelasan yang dapat mengakibatkan

radiasi, faktor bahaya ergonomis dimana pekerja juga membungkuk terlalu lama
7

sehingga pekerja bisa terkena penyakit lordosis, dimana jam kerja yang terlalu

lama dapat menyebabkan kelelahan, faktor pekerja yang tidak memakai Alat

Pelindung Diri maka pekerja bisa terkena percikan api dan hasil sisa-sisa gas

pengelasan

Menurut wawancara salah pekerja las bengkel di kecamatan Oebobo

mengatakan bahwa percikan api dan hasil dari sisa-sisa gas yang dihasilkan dari

las terkadang menimbulkan luka yang cukup serius pada tangan dan beberapa

bagian tubuh seperti mata dan juga gangguan pernafasan, di karenakan para

pekerja enggan atau merasa tidak nyaman memakai alat pelindung diri (APD),

sehingga pekerja hanya menggunakan alat pelindung diri seadanya tanpa

memperhatikan efek yang ditimbulkan dari perilaku kerja mereka.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan maka peneliti merasa tertarik

untuk meneliti tentang “gambaran kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri

pada Pekerja Bengkel Las Kecamatan Oebobo Kota Kupang.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka yang menjadi

rumusan masalah dari penelitian ini adalah :”Bagaimana gambaran perilaku

kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja bengkel las di kecamatan

Oebobo Kota Kupang tahun 2021 ?


8

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


Untuk mengetahui gambaran kepatuhan penggunaan alat pelindung diri

pada pekerja Bengkel Las kecamatan Oebobo Kota Kupang tahun 2021.

1.3.2 Tujuan Khusus


a. mengetahui gambaran pengetahuan pekerja bengkel las dalam penggunaan

alat pelindung diri di kecamatan Oebobo Kota Kupang

b. mengetahui gambaran sikap kepatuhan pada pekerja bengkel las dalam

penggunaan alat pelindung diri di kecamataan Oebobo Kota Kupang

c. mengetahui gambaran perilaku kepatuhan pekerja las dalam penggunan

alat pelindung diri pada pekerja bengkel las kecamatan Oebobo Kota

Kupang

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Praktis


a. Bagi pekerja las kecamatan Oebobo Kota Kupang

Sebagai informasi dan pengetahuan pada pekerja Bengkel Las di

kecamatan Oebobo Kota Kupang tentang perilaku saat bekerja dalam

kaitannya dengan kejadian kecelakaan kerja

b. bagi peneliti

Memperdalam dan megembangkan pengetahuan dibidang kesehatan dan

keselamatan kerja, khususnya mengenai promosi kesehatan dalam

menggunakan Alat pelindung diri bagi pekerja las.


9

1.4.2 Bagi Peneliti Lain


Sebagai bahan referensi tambahan dan acuan untuk penelitian selanjutnya.

1.4.3 Bagi masyarakat


Masyarakat dapat mengetahui informasi tambahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan tentang Las

2.1.1 pengertian pengelasan


Pengelasan (welding) adalah salah satu teknik penyambungan logam dengan

cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa

tekanan dan tanpa logam tambahan dan menghasilkan sambungan yang kontinu.

(Sonawan, 2004). Berdasarkan definisikan dari DIN (Deutsche industrie

Normen ) pengelasan adalah ikatan metalurgli pada sambungan logam atau

logam panduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Pada proses

pengelasan las listrik banyak hal yang membahayakkan dan perlu diperhatikan

baik bagi pekerja pengelas, mesin las listrik, dan orang di sekitarnya, yaitu:

1. Percikan bunga api yang dapat membahayakan pekerja maupun mesin las

listrik, yaitu percikan bunga api dapat mengenai kulit, mata dan masuk

dalam perangkat mesin las listrik, yang semua itu akan menganggu

berjalannya proses produksi.

2. Asap las listrik dan debu beracun, dapat membahayakan pekerja dan orang

disekililingnya, asap tersebut dapat menganggu proses proses pernafasan.

3. Efek radiasi sinar ultra violet dan inframerah las listrik yang dapat

membahayakan kesehatan mata dan organ dalam tubuh pekerja maupun

orang disekelilingnya.

10
11

2.2. Tinjauan Tentang Kepatuhan


Kepatuhan adalah sikap mau menaati dan mengikuti suaatu spesifikasi,

standar atau aturan yang telah diatur dengan jelas yang diterbitkan oleh organisai

yang berwenang.(Kusumadewi, 2012).

Alat pelindung diri adaaah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja

sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri

maupun orang lain disekitarnya(Buntarto, 2015) . menurut occupational safety

and health administration (OSHA) alat pelindung diri adalah sebagian alat yang

digunakan untuk melindungi pekkerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan

oleh adanya kontak dengan bahaya (Hazard) ditempat kerja, baik yang bersifat

kimia, biologis, radiasi, fisik, eletrik, mekanik dan lainnya.

a. Pengetahuan

Pekerja las yang berpengetahuan kurang disebabkan oleh karena

kurangnya informasi diperoleh pekerja las tentang pentingnya pemakaian alat

pelindung diri (APD) pada saat bekerja. Semakin baik pengetahuan maka

semakin baik pula dalam pemakaian alat pelindung diri (APD).

Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

pancaindra manusia , yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa

dan raba. Sebagian pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmojo, 2014). Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor

pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubugannya dengan pendidikan,

dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang


12

tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu pula

ditekankan, bukan berarti seseorang berpendidikan rendah mutlak

berepengetahuan rendah pula.

Hal ini megiingat bahwa peningkatan pengetahuan tidk mutlak diperoleh

melalui pendidikan formal saja akan tetapi dapat diperoleh melalui

pendidikann non formal. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain sangat

pennting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Karena dari

pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh

pengetahuan aka lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan (Wawan dan Dewi, 2015).

b. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup

terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap itu tidak dapat langsung dilihat,

tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.

Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap

stimulus tertentu.

Dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosinal

tehadap stimulus sosial. Newcomb salah seserang ahli psikologi sosial

menyatakan bahwa sikap itu merupakan pelaksana motif tertentu

(Notoatmodjo, 2014). Hasil penelitian pematasari (2017) di bengkel las listrik

mendapatkan hasil bahwa ada hubungan sikap pekerja dengan pemakaian alat

pelindung diri (APD), sikap baik pekerja didukung oleh pengetahuan yang

baik, sehingga mereka menggunakan alat pelindung diri(APD), pada saat


13

bekerja. Dan sebagian besar pekerja yang tidak menggnakan alat pelindung

diri (APD) cenderung bertindak mengabaikan pemakaian alat pelindung diri

ataupun memakai alat pelindung diri (APD) yang tidak teratur.

c. Tindakan

Semakin baik tindakan pekerja las maka semakin baik juga dalam

pemakaian aat pelindung diri (APD), dan sebaliknya semakin tidak baik

tindakan pekerja las maka semakin tidak baik juga dalam pemakaian alat

pelindung diri (APD). Tindakan merupakan respon atau reaksi seseorang

terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

Tindakan ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organism dan

kemudian organisme tersebut merespon (Skinner dalam Notoatmodjo, 2007).

Respons sesorangg terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka. Respons seseorang stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk

tindakan atau praktik, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh

orang lain. Hasil penelitian Suprianto R, dan Evendi A (2015) tentang

pemakaian alat pelindung diri pada pekerjs las yang mnyatakan bahwa

sebagian besar masih dalam kagori kurang patuh. Tingkat kecelakaan kerja

pada pekerja las sudah dala kategori tinggi,, sehingga terdapat hubungan

antara tindakan dengan kepatuhan pemakaian alat peindung diri pada pekerja

las.

Lawrence Green juga mengemukakan bahwa perilaku ditentukan oleh 3

faktor utama yaitu:


14

1. perilaku

a. Faktor predisposisi, (prediposising factors)

Faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya

perilaku sesorang seperti pengetahuan, sikap, keyakinan,

kepercayaan, nilai-nilai tradisi, dan sebagainya.

b. Faktor pemungkin (enabling factor)

Faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitas perilaku atau

ng di maksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana

atau fasilitas untuk terjadinya perubahan perilaku kesehatan.

c. Faktor penguat (reinforcing factors)

Faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku seperti

tokoh masyarakat, undang-undang, peraturan-peraturan dan surat

keputusan.

2. Pengetahuan

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang seperti :

a. Pengalaman

Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan

yang diperoleh dari data diri sendiri atau orang lain.

b. Pendidikan

Secara formal, tingkat pendidikan seseorang menggambarkan

pengetahuan yang dimiliki orang tersebut. hal ini disebabkan karena

semakin tinggi tingkat pengetahuan seeorang akan mempermudah dan

menerima informasi yang ada.


15

c. Kepercayaan

Sikap untuk menerima suatu kenyataan atau pendirian.

Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu :

1. Tahu (Know)

Mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnnya, termasuk

ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap

suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau

rangsangan yang telah di terima “tahu” ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami(comprehension)

Kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui

dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (application)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang tellah dipeljari pada

situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

4. Analisis (analysis)

Kemampuan untuk menjabarkan materi suatu obyek kedalam

komponen-komponen. Tetapi msih didalam suatu struktur orgnisasi

tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis)

Kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagia di dalam

suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah
16

suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

telah ada.

6. Evaluasi ( evaluation)

Kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap

suatu materi atau obyek.

3. Sikap

Sikap juga mempunyai tingkat-tingkat berdasarkan intensitasnya, yaitu

sebagai berikut:

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima

stimulus yang diberikan objek.

b. Menanggapi (reponing)

Artinya memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan

atau objek yang dihadapi.

c. Menghargai (valuing)

Menghargai diartikan subjek, atau seseorang memberikan nilai yang

positif terhadap objek stimulus, dalam arti membahasnya dengan

orang lain dan bahkan mengajak atau mempengaruhi atau

menganjurkan orang lain merespons.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Sikap paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap

apa yang telah diyakininya. Seseorang telah mengambil sikkp tetentu


17

berdasarka keyakinannya dia harus mengambil resiko bila ada oraang

lan yang mencemooh atau adaanya resiko lain.

2.2.1 Aspek-aspek kepatuhan penggunaan alat pelindung diri (APD)

Menurut Blass (1999) terdapat 3 dimensi dalam kepatuhan yaitu:

a. Mempercayai (belief)

Kepercayaan terhadap tujuan dari kaidah-kaidah bersangkutan, terlepas

dari perasaan atau nilainya terhadap kelompok atau pemegang kekuasaan

ataupun pengawanya.

b. Menerima (accept)

Menerim norma atau nilaai-nilai sesorang dikatakan patuh apaabila yang

bersangkuan menerim a baik kehaadiran nrma-norma ataupun nilai-nilai

dari suatu peraturan tertulis maupun tidak tertulis.

c. Melakukan

Seseorang dikatakan patuh apabila norma-norma atau nilai-nilai dari suatu

peraturan diwujudkan dalam perbuatan. Ketika pekerja mau menggunakan

alat pelindung diri, hal tersebut mengindikasikan bahwa kepatuhan untuk

menjaga keselamtan telah muncul pada sikap pekerja.

2.2.2 Jenis- jenis Alat Pelindung Diri

Alat pelindung diri (APD) berperan penting terhadap kesehatan dan

keselamatan kerja. Terjadinya kecelakaan kerja dapat mengakibatkan korban jiwa,

cacat, kerusakan peralatan, menurunnya mutu dan hasil produksi, terhentinya

proses produksi , keruskan lingkungan dan merugikan semua pihak (Anizar,


18

2009). Penggunaan APD adalah altenatif terakhir yaitu kelengkapan dari segenap

upaya teknis pencegahan kecelakaan kerja. APD harus memenuhi persyaratan

(Suma’mur, 2014):

a. Enak (nyaman) di pakai

b. Tidak menganggu pelaksanaan pekerjaan

c. Memberikan pelindungan efektif terhadap macam bahaya yang dihadapi

d. Memenuhi syarat estetika

e. Memperhatikan efek samping penggunaan APD

f. Mudah dalam pemeliharaan, tepat ukuran, tepat penyediaan, dan harga

terjangkau.

Jenis-jenis APD

Beberapa jenis APD yang digunakan untuk melindungi pekerja dari potensi

bahaya terdiri dari pelindung kepala, pelindung tangan, pelindung mata dan

wajah, pelindung telinga, pelindung pernafasan , pakian pelindung, dan pelindung

kaki.(Seripto,2008)

1. Alat pelindung kepala

Alat ini digunakan untuk melindungi pekerja dari bahaya terbentur oleh

benda tajam atau benda keras yang dapat menyebabkan luka gores,

terpotong, tertusuk, kejatuhan benda, atau benda-benda yang melayang di

udara. Alat pelindung mata, Alat pelindung ini digunakan untuk

melindungi mata dari percikan bahan kimia korosif, debu dan partikel-

partikel kecil yang melayang diudara.


19

2. Alat pelindung tangan

Sarung tangan harus diberikan kepada tenaga kerja dengan pertimbangan

akan bahaya-bahaya dan persyaratan yang diperlukan. Jenis-jenis alat

pelindung tangan antara lain adalah :

a. Sarung tangan dari kain terpal, sarung tangan ini digunakan untuk

melindungi tangan agar tidak melepuh karena gesekan.

b. Sarung tangan dari asbes, jenis ini digunakan untuk melindungi tangan

dari panas. Misalnya untuk pekerjaan mengangkat benda-benda panas,

peerjaan-pekerjaan dibagian menempa logam, bagian pengecoran

logam dan lain sebagainya.

c. Sarung tangan dari kulit sapi atau kulit kuda digunakan untuk

keperluan mengelas. Sarung tangan ini akan melindungi tangan dari

percikan bunga api las. Disamping sarung tangan kulit, tenaga kerja

las sering diberi jaket kulit untuk melindungi tubuhnya dari percikan

bunga api.

d. Sarung tangan panjang yang terbuat dari kulit untuk melindungi

tangan dari lembaran-lembaran logam atau baja yang tajam dan

runcing.

e. Sarung tangan untuk pekerjaan listrik Untuk melindungi tenaga kerja

dari bahaya tersengat arus listrik, terutama bagi tenaga kerja yang

bekerja dengan kabel yang bermuatan listrik.

f. Sarung tangan anti getaran


20

Tenaga kerja yang bekerja dengan menggunakan alat-alat yang

menmbulkan getaran harus memakai sarung tangan anti getaran.

3. Alat Pelindung mata dan wajah

Pada umumnya, dampak bahaya-bahaya yang bisa menimbulkan luka pada

mata dapat dikurangi dengan menggunakan kacamata khusus atau topeng

pengaman, tidak cukup dengan kacamata biasa. Alat-alat tersebut harus

dikenakan oleh pekerja jika kondisi kerja memang berpotensi bahaya.

Pelindung mata ada bebrapa macam yaitu:

a. Spectacle goggles (kacamata)

Kegunaannya untuk melindungi mata dari benda-benda melayang

seperti paku, paku keeling, serpihan logam atau batu-batuan, percikan

logam darai pekerjaan menempa, percikan bendaa-benda keras lainnya

yang dihasilkan oleh pekerjaan yang menggunakan pahat, alat

pengebor btu-batuan, alat pembuat lubang pda beton.

b. Cup goggles

Kegunaannya untuk melindungi mata dari percikan bara logam yang

berasal dari pekerjaan penuanan logam cair, benda-benda melayang

seperti serpih kayu atau percikan logam yang berasal dari pekerjaan

menggerinda juga dapat melindungi mata dari debu yang berasal dari

pekerjaa tukang kayu dan lain-lain.

c. Topeng muka

Keguanaanya sebagai pelindung muka yang dapat melindungi mata

dari benturan-benturan benda-benda melayang .


21

d. Welding helmet

Merupakan gabungan antar topeng muka dengan kaca filter pelindung

mata. Kegunaannya adalah untuk melindungi mata dari pengaruh

radiasi sinar ultra violet dan percikan api las pada peerjaan mengelas.

4. Pelindung telinga

Kegunaan alat pelindung telinga adalah untuk melindungi alat

pendengaran dari intensitas suara yang tinggi (bising).

5. Pelindung pernafasan

Untuk mencegah masuknya kotoran-kotoran pekerja dapat menggunakan

alat yang disebut masker .hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan

masker yaitu:

1. Bagaimana mengunakan masker dengan benar.

2. Macam dari kotoran debu yang perlu dihindari.

3. Lamanya menggunakan alat tersebut.

6. Alat pelindung kaki

Alat yang digunakan untuk melindungi bagian kaki dari percikan api,

benda tajam, benda keras, larutan kimia, dan benda panas.

Menurut Buntarto( 2015) alat pelindung diri dibagi menjadi beberapa macam

yaitu:

a. Apron

Apron dibuat dari karet atau plastic dn juga kain sebagai suatu pembatas

dibagian depan pekerja. Menutupi bagian tubuh pekerja dari dada hingga

lutut, terbuat dari kkain drill, shet, kulit atau plastik tebal.
22

b. Kap (penutup rambut)

Dipakai untuk menutup rambut dan kepala tujuannya untuk melindungi

rambut dan keepala dari bahaya.

c. Pelindung mata

Pelindung mata digunakan untuk terhindar dari percikan api las yang

masuk kedalam mata.

d. Sarung tangan

Sarung tangan dipakai untuk melindungi tangan pekerja agar aman dalam

melakukan pekerjaannya.

e. Masker

Masker digunakan untuk melindungi pernafasan pekerja agar terhindar

dari masuknya debu saat proses pengelasan.

f. Alas kaki

Alas kaki atau sepatu dipakai untuk melindungi kaki dari benturan benda

tajam atau dari cairan jatuh atau menetes ke kaki, dan lain sebagainya.

g. Welding helmet

Welding helmet merupakan gabungan antar topeng muka dengan kaca

filter pelindung mata kegunaannya adalah untuk melindungi mata dari

penagruh radiasi sinar ultra violet dan percikan api las pada pekerjaan

mengelas.
23

2.3 Kerangka Konsep

2.3.1 Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti

kerangka konsep ini sesuai dengan teori yang sebelumnya digunakan untuk

menilai perilaku yaitu teori Lawrence Green. Teori ini menjelaskan konsep sehat

yang dilihat dari faktor perilaku yang mempengaruhinya, yaitu diawali dengan

adanya faktor predisposisi berupa pengetahuan, sikap dan perilaku.

2.3.2 Kerangka Hubungan Antar Variabel

Pengetahuan

Promosi kesehatan
dalam kepatuhan Sikap
menggunakan
APDAPD Perilaku

Gambar 1. Kerangka Hubungan Antar Variabel

: Variabel Yang Diteliti


: Variabel Yang Tidak Diteliti
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
survei deskriptif dengan pendekatan kuantitatif (Notoadmodjo, 2010) yang
digunakan untuk menapatkan gambaran tentang kepatuhan penggunaan
alat pelindung diri pada pekerja bengkel las kecamatan Oebobo.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan direncanakan di Kecamatan Oebobo yang meliputi :
Kelurahan Tuak Daun Merah, Fatululi, , Kelurahan Oebobo,Kelurahan Oebufu,
Kelurahan Oetete, Kelurahan Liliba, dan Kelurahan Kayu Putih. Sedangkan
pengambilan data akan dilakukan pada bulan Desember tahun 2021.

3.3 Populasi dan Sampel


a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari objek yang akan diteliti (Notoadmodjo,
2010). Dalam penelitian ini populasi yang dimaksudkan adalah semua pekerja
bengkel las yang bersedia di wawancarai. Berdasarkan hasil survei awal pada
bengkel las oebobo diperoleh jumlah pekerja yang di tunjukan pada tabel berikut
ini:

No Kelurahan Total Pekerja

24
25

1 Oebobo 10
2 Oetete 2
3 Oebufu 4
4 Fatululi 3
5 Kayu Putih 5
6 Tuak Daun Merah 4
7 Liliba 7

Berdasarkan tabel diatas di ketahui bahwa kelurahan yang mempunyai total


pekerja tertinggi adalah Kelurahan Oebobo dengan jumlah pekerja 10 orang dan
total jumlah pekerja terendah adalah Kelurahan Oetete dengan Jumlah pekerja
yaitu 2 orang. Maka besarnya populasi dalam penelitian ini adalah 35 orang.

b.Sampel
Sampel adalah sebagian dari objek yang diteliti dan dianggap mewakili
populasi. Metode yang digunakan adalah purposive sampling , yaitu
pengambilan sampel didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat
oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri/ sifat-sifat populasi yang sudah diketahui
sebelumnya (Notoadmodjo, 2010).
Teknik pengambilan sampel ini tidak memberi peluang atau kesempatan yang
sama bagi setiap unsur anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Banyaknya sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin:

n= N
Nd²+1

keterangan:
n : besar sampel
N: besar populasi
26

d²: presisi yang ditetapkaan (10%=0,1) dengan tingkat kepercayaan 90%


dari rumus diatas, maka dapat dihitung besar sampel sebagai berikut :
n= 35
35(0,1+1)
n= 35
3,5 + 1
n = 7,77
jadi banyaknya sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 8
orang pengambilan sampel secara proporsional dari setiap kelurahan
menggunakan formula sebagai berikut :
Kelurahan X= jumlah pekerja per
Kelurahan

Tabel jumlah sampel di kecamatan Oebobo sebagai berikut :


No Kelurahan Jumlah
1 Oebobo 2
2 Oetete 1
3 Oebufu 2
4 Fatululi 1
5 Kayu Putih 1
6 TuakDaun Merah 1
7 Liliba 1

3.4 Definisi Operasional


Definisi operasional adalah suatu definsi yang diberikan kepada suatu

variabel atau memberikan suatu operasional yang diperlukaan untuk mengukur

variabel penelitian adapun definisi opersional penelitian.

Table 1. Definisi Operasional


27

No Nama variabel Definisi operasional Kriteria Obyektif Alat Ukur Skala Data
1 Pengetahuan Pengetahuan merupakan Baik = bila Wawancara Ordinal
hasil tahu, dan ini terjadi responden dan
setelah orang melakukan memperoleh skor Kuesoner
penginderraan terhadap 80-100% dari
suatu objek tertentu. total skor
Penginderaan terjadi pertanyaan yang
melalui pancaindera berhubungan
manusia, yakni indera dengan
penglihatan, pendengaran, pengetahuan
penciuman, rasa dan raba. tentang alat
(Notoatmodjo, 2012). pelindung diri.
pengetahuan yang dimaksud Kurang : bila
yaitu pengetahuan responden
kepatuhan pekerja bengkel memperoleh skor
las dalam penggunaaan Alat 60-79% dari total
Pelindung diri. skor pertanyaan
yang
berhubungan
dengan
pengetahuan
tentang alat
pelindung diri.
2 Sikap Sikap merupakan reaksi Baik= Wawancara Ordinal
atau respon seseorang yang Bila respoden dan
masih tertutup terhadap memperolh skor Kuesoner
suatu stimulus atau objek 50% skor
tertentu, yang sudah kelompok dari
melibatkan faktor pendapat total skor
atau emosi yang kelompok dari
bersangkutan . total skor
(Notoatmodjo,2007). peryataan sikap
alat pelindung
diri.
Kurang =bila
responden
memperoleh skor
50% skor
kelompok % dari
total skor
pertanyaan yang
berhubungan
dengan sikap alat
pelindung diri.
28

Syaaf (2008) menyatakan bahwa faktor yang berhubungan dengan perilaku

penggunan APD pada pengelasan informal adalah pengetahuan, sikap, motivasi,

pelatihan, komunikasi, ketersediaan APD, pengawasan, hukuman, dan

penghargaan.

3.5 Jenis, Teknik Dan Instrumen

3.5.1 Jenis Data


a. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh dengan wawancara langsung
dengan responden, menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan.
Kuisoner merupakan salah satu metode dalam penyebaran angket yang
berisi pertayaan mengenai penelitian.
b. Data Sekunder
Data sekunder digunakan sebagai data penunjang atau pelengkap data
primer yang berhubungan dengan keperluan peneliti. Dan diperoleh dari
liteatur-liteatur lainnya yang berhubungan dengan penelitian.

3.5.2 teknik pengumpulan data


Teknik pengumpulan data adalah cara –cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data dan keterangan-keterangan lainnya dalam penelitian terhadap

masalah yang menjadi objek penelitian.

3.5.3 Instrumen Pengumpulan Data


a. Kuesoner

Kuesoner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi orang yang

akan diukur (responden ). Kuesoner ini orang dapat diketahui tentang

keadaan atau diri, pengalaman, pengetahuan, sikap atau pendapatan dan


29

lain sebagainya.( Mustaqim, 2008) kuesoner dalam penelitian ini

digunakan untuk mengetahui gambaran promosi kesehatan pada pekerja

las dalam menggunakan alat pelindug diri di Bengkel las kecamatan

Oebobo kota kupang.

b. Checklist

Checklist digunakan untuk mengetahui penggunaan APD pada pekerja

las di bengkel las kecamatan Oebobo.

3.6 Teknik Pengolahan , Analisa Data Dan Penyajian Data

3.6.1 Teknik Pengolahan Data


Data yang diperoleh diolah dengan cara manual dan menggunakan computer

dengan tahapan sebagai berikut:

a. Editing

Dilakukan editing untuk memastikan bahwa data yang diperoleh bersih

yaitu data tersebut terisi semua secara konsisten ada revaalensi dan dapat

dibaca dengan baik. Hal ini dikerjakan dengan menilai setiap lembar

kuisoner pada waktu penerimaan dari responden .

b. Codding

Dilakukan codding untuk keperluan analisis statistik dengan computer

pada kotak yang tersedia dalam lembar kuesoner , codding dilakukan

peneliti sendiri.

c. Entry Data

data tersebut kemudian dimasukkan dalam computer dengan

menggunakan program computer.


30

d. Cleaning.

Pembersihan data merupakan pengecekan kembali data yang sudah

dirumuskan, apakah terdapat kekeliruan atau tidak.

3.6.2 Teknik Analisa Data


1. Analisis Univariat ( Analisis Deskripif)
Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis Univariat, yaitu
analisis yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi dan
frekuensi`dari setiap variabel penelitian. Pada penelitian ini, analisis data
disajikan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dari masing-
masing variabel dependen dan independen.
2. Analisis Bivariat
Setelah diketahui karakteristik masing-masing variabel (univariat) dapat
diteruskan dengan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan dua
variabel tersebut biasanya digunakan prosedur pengujian hipotesis.
Analisis bivariat, dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara
variabel independen terhadap variabel dependen.

3.7 Organisasi dan Personalia Penelitian


1. Pembimbing
a. Pembimbing I : Dr. Noorce C. Berek, S.KM., M.Kes
b. Pembimbing II : Drs. Johny A. R. Salmun, M.Si
2. Calon Peneliti
a. Nama : MARNI LEDOH
b. NIM : 1707010263

3.8 Jadwal Pelaksanaan Penelitian


Table 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
31

Waktu pelaksanaan (bulan)


No Kegiatan November Desember Januari Februari Maret april
2021 2021 2022 2022 2022 2022
1. Persiapan materi,
penyusunan proposal
2. Seminar proposal dan
persiapan penelitian
3. Pengumpulan data dan
tabulasi data
4. Penyusunan draf hasil
5. Seminar hasil
6. Perbaikan
7. Skripsi
32

3.9 Rencana Anggaran Penelitian


Table 3. Rencana Anggaran Penelitian

No. Kegiatan Biaya (Rp)


1. Penyusunan proposal 200.000
2. Seminar proposal 300.000
3. Transportasi 200.000
4. Pengumpulan data 300.000
5. Pengolahan dan analisis data 200.000
6. Penyusunan dan seminar hasil penelitian 500.000
7. Skripsi 500.000
8. Jilid skripsi 300.000
Jumlah 2.500.000
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Qolik, Yoto, Basuki, Sunomo, Wahono Jurnal Teknik Mesin Dan
Pembelajaran 1 (1)2018’’bahaya Asap Dan Radiasi Sinar Las Terhadap
Pekerja Las Di Sector Informal”
Aisyah, Jurnal Ilmu Kesehatan 2(2) 2017,153-158 “ Kepatuhan Menggunakan
Alat Pelindung Diri Ditinjau Dari Pengetahuan Dan Perilaku Pada
Petugas Instalasi Pemeliharaaan Sarana Dan Prsarana Rumah Sakit.”
Agus Widada, Rizki Refiyanti, Aplina Kartika Sari Journal Of Health Science)
12(2),2020 ‘’Faktor Resiko Yang Berhubungan Dengan Keluhan
Penglihatan Pada Pekerja Bengkel Las Kota Bengkulu’’
Agus Aan Adriansyah, Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat vol. 17.No.1 Maret
2021. “Kepatuhan Penggunaan APD Masker Di tinjau Dari Pengetahuan
dan Sikap Pekerja.”
Azizatul Astna, Ratna Muliawati, Baju Widjasena Jurnal Kesehatan Masyarakat
Indonesia 13(2),13-16,2019 ‘’Pemakaian Kacamata Las Menurunkan Visus
Mata Pekerja Las’’
Dedy Setiawan The Indonesian Journal Of Occupational Safety And Health 5 (2),
142-152,2016 ‘’ Hubungan Antara Umur Dan Intensitas Cahaya Las
Dengan Kelelahan Mata Pada Juru Las PT Dikabupaten Gresik”
Dalimunthe, K.D. dan Mithami, D.B/Jurnal STIKNA. “Hubungan Pengetahuan,
Sikap, Dan Tindakan Pemakaian Alat Pelindung Diri Pada Pekerja Las
Besi Di Kecamatan Deli Serdang .vol.2, No.2 (2018),47-54”
Dian Putri Maharani, Anik Setyo Wahyunigsih, Jurnal Of Health Education
“Pengetahuan ,Sikap, Kebijakan K3 Dengan Penggunaan Alat Pelindung
Diri Di Bagian Ring Spinning Unit 1”
Dwi Sandi Bakhtiar, M.Sulaksmono The Journal Of Occuptional Safety And
Health, “Risk Assessment Pada Pekerja Welding Confined Space’’ vol 2, 1
Jan-Juni 2013:52-60
Husaini husaini, Ratna Setyaningrum, Maman Saputra Jurnal Media Kesehatan
Indonsia 13 (1), 73-79, 2017 ‘’Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja Pada
Pekerja Las’’
Husaini,Saputra Jurnal MKMI, ‘’Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja Pada
Pekerja Las’’ vol.13 No.1, Maret 2017
Junita Zurniyah, Yahya Tahmrin, Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis “ Faktor
Yang Berhubungan Dengan Kecelakaan Kerja Pada Bengkel Las Di Kota
Makassar 2018” vol. 14 Tahun 2019
Iskandar Arfan, Irvan Ardiansyah Zulmianto Rochmawati Journal Of Industrial
Hygiene And Occupational Health’’ Hubungan Karakteristik Pekerja Las
Terhadap Tajam Penglihatan Di Industry Pengelasan “ Vol.4 (1),2019
Maulin, Journal Of Nursing and Publich Health “Pengetahuan Dan Sikap
Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Pekerja Las Listrik’’ Vol.9. No. 1
April 2021.

33
34

Putri Permata Sari Media Publikasi Penelitian 15 (2),60,2018 ‘’ Hubungan


Pemakaian Kacamata Las Dengan Terjadinya Gangguan Mata Pada
Pekerja Bengkel Las Di Wilayah Lubuk Buaya Kota Padang Tahun 2016’
Tri Wahyuni Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Di Panegoro 2 (1), 18761,
2013 ‘’ Faktor Resiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Konjungtivitas
Pada Pekerja Pengelasan Di Kecamatan Cilacap’
Yunita Satya Pratiwi, Wahyudi Widada The Indonesian journal of health Science
5 (2), 2015 ‘’gangguan kesehatan mata pada pekerja di bengkel las listrik
Desa Sempolan, kecamatan Silo‘’
Widia Astin, Aras Mulyadi, Suyanto Jurnal Ilmu Lingkungan 10 (1), 67-77
‘’Pengaruh Penggunaan Alat Pelindung Mata Terhadap Ketajaman
Penglihatan Pekerja Las Di Kecamatan Mandau, Bengkalis Riau.’’
35

LAMPIRAN
“ GAMBARAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
PADA PEKERJA BENGKEL LAS KECAMATAN OEBOBO KOTA
KUPANG’’

No responden :
Hari/tanggal :
1. IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Alamat :
Umur :
Masa kerja :
Beri tanda (√) sesuai pilihan Anda.
Pendidikan terakhir :
1. Tidak tamat SD
2. Tamat SD
3. Tamat SMP
4. Tamat SMA
5. Tamat perguruan tinggi

2. PENGETAHUAN
PETUNJUK PENGISIAN
Berilah tanda (√) pada kolom jawaban yang anggap benar.

no Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah bekerja di
bengkel las berptensi
bahaya sekarang maupun
masa yang akan datang
36

terhadap kesehatan?
2 Apakah bekerja tanpa
menggunakan alat
pelindung diri itu
berbahaya?
3. Apakah perlu
menggunakan alat
pelindung diri pada saat
melakukan pengelasan?
4 Apakah bahaya radiasi
sinar las dapat
menimbulkan kelelahan
mata?
5 Apakah penggunaan alat
pelindung diri dapat
menghindari percikan api
las dan bahaya radiasi
sinar las pada saat
melakukan pengelasan ?
6 Apakah salah satu syarat
alat pelindung diri
adalah tidak berat, tidak
panas dipakai dan tidak
menganggu pekerjan?
7 Apakah alat pelindung
diri selalu dibersikan
dengan baik
8 Apakah alat pelindung
pelindung diri yang baik
adalah terbuat dari
plastic?
9 Apakah tidak
menggunakan APD dapat
37

menyebabkan luka bakar


akibat percikan las?
10 Apakah kacamata las
dapat dijadikan sebagai
tameng las?

3. Perilaku
Petujuk pengisian
Berilah tanda(√) pada kolom yang anda anggap benar
Keterangan:
SS : sangat setuju
S : Setuju
RR : Ragu-ragu
TS : tidak Setuju

No Pernyataan SS S RR TS

1 Menurut saya
pekerjaan
pengelasan perlu
menggunakan alat
pelindung diri.

2 Menggunakan alat
pelindung diri pada
saat melakukan
pengelasan
bermaanfaat bagi
tenaga kerja

3 Menggunakan alat
peindng diri perlu
mencegah kesehatan
38

mata akibat radiasi


sinar las

4 Menurut saya, jika


pekerja tidak
menggunakan alat
pelindung diri pada
saat mengelas maka
dapat menimbulkan
penyakit akibat kerja

5 Saya merasa kawatir


jika saya bekerja
tidak menggunakan
alat pelindung diri

6 Kesilauan dan
terkena percikan api
las merupakan hal
yang sudah biasa
diaalami setiap kali
mengelas daan tidak
perlu kawatirkan

7 Saat melakukan
pengelasan tidak
perlu menggunakan
alat pelindung diri
karena merepotkan
dan pergerakan
tubuh menjadi
terganggu
39

8 Pengalaman dalam
bekerja lebih efektiff
untuk menghindari
kecelakaan kerja di
bandingkan dengan
pemakaian alat
pelindung diri

9 Meski pemilik
bengkel tidak
menganjurkan untuk
menggunakkan alat
pelindug diri namun
saya tetap dengan
kesadaran untuk
menggunakannya

10 Menggunakan
kacamata hitam
sama saja
menggunakan alat
pelindung diri pada
saat melakukan
pengelasan

LEMBAR CHECKLIST PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG


DIRI PADA PEKERJA LAS DI BENGKEL LAS KECAMATAN
OEBOBO KOTA KUPANG
40

N Nama responden Penggunaan alat


O peindung diri

Ya Tidak

Anda mungkin juga menyukai