Anda di halaman 1dari 32

PENETAPAN KADAR ETANOL DALAM MINUMAN

BERALKOHOL

TUGAS AKHIR

Oleh:
DESI ADRIANI 042410009

PROGRAM DIPLOMA III ANALISA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
MEDAN
2007

Universitas Sumatera Utara


LEMBAR PENGESAHAN

PENETAPAN KADAR ETANOL DALAM MINUMAN


BERALKOHOL

TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
Pada Program Diploma III Analis Farmasi
Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara

Medan, 08 Juni 2007


Oleh:
DESI ADRIANI 042410009

Disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing,

Dra. Aswita Hafni Lubis, Msi., Apt.


NIP 130 353 238

Disahkan Oleh:
Dekan,

Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt.


NIP 131 283 716

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum Wr. Wb

Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan puji dan syukur

kepada ALLAH SWT atas segala berkat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai Gelar

Ahli Madya pada program studi D III Analis Farmasi pada Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara. Tugas akhir ini disusun berdasarkan praktek kerja

lapangan di Balai Besar POM Medan.

Selama menyusun tugas akhir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dra. Aswita Hafni Lubis, Msi., Apt, selaku dosen pembimbing yang

telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis

dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisyahputra, selaku Dekan Fakultas Farmasi

3. Bapak Drs. Endang Kusnaidi DS., Apt, M. Kes., sebagai Kepala POM

Medan.

4. Bapak Drs. Fajar Siddiq Siregar, Apt., selaku koordinator program Balai

Besar POM Medan.

5. Bapak Drs. Jansen Silalahi, M. App., Sc., selaku kordinator program studi

diploma III Analis Farmasi

6. Ibu Dra. Siti Asni Lubis selaku kepala bidang pengujian produk Terapetik,

Narkotik, Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplimen.

Universitas Sumatera Utara


7. Bapak Drs. Indra Ginting. MM., selaku kepala bidang pengujian Pangan dan

Bahan Berbahaya.

8. Seluruh staf Balai Besar POM Medan yang telah membantu saya selama

Praktek Kerja Lapangan (PKL).

9. Bapak dan Ibu Dosen berserta seluruh staf Program Studi Diploma III Analis

Farmasi Universitas Sumatera Utara.

10. Temanku satu kelompok PKL (Subhan Ahbar Lubis) dan sahabatku Delly,

Iruz, Hani, Bibik dan Andriansyah yang begitu banyak membantu dalam

menyelesaikan tugas akhir ini.

11. Semua rekan-rekan Mahasiswa Analis Farmasi 2004 yang telah memberikan

saran dan dukungan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Secara khusus penulis sampaikan terima kasih dan rasa hormat tak

terhingga kepada Ayahanda tercinta (Muhammad, S) dan Ibunda tercinta (Ainol

Mardhiah) serta adik-adikku tersayang (Rahmi, Rahma, Maini) serta seluruh

keluarga yang telah memberi dukungan, do a.

Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa

tulisan ini tidak luput dari kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu penulis

sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak yang

membaca karya ilmiah ini demi kesempurnaannya. Akhir kata penulis berharap

semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

Wassalamu alaikum Wr.Wb

Medan, Juni 2007

Penulis,

( Desi Adriani )

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR........................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan ............................ 1

1.2. Tujuan ................................................................................ 2

1.3. Manfaat ............................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Mengenal Alkohol............................................................... 3

2.1.1............................................................................ Nama-

nama untuk alkohol ................................................. 4

2.1.2............................................................................ Sifat fisika

............................................................................... 6

2.2. Pembuatan Minuman Beralkohol........................................ 8

2.3. Kandungan Etanol dalam Minuman Beralkohol................. 9

2.4. Jenis-jenis Minuman Beralkohol......................................... 10

2.5. Golongan Minuman Beralkohol.......................................... 12

2.6. Pengaruh Minuman Beralkohol .......................................... 12

BAB III METODOLOGI

3.1. Alat...................................................................................... 19

3.2. Bahan................................................................................... 19

3.3. Prosedur Kerja..................................................................... 20

1. Penetapan bobot jenis.................................................... 20

Universitas Sumatera Utara


2. Cara untuk cairan yang diperkirakan mengandung etanol

30% atau kurang........................................................... 20

3. Cara untuk cairan yang diperkirakan mengandung 30% 20

4. Cara untuk cairan yang diperkirakan mengandung 50%

etanol atau kurang ........................................................ 21

5. Cara untuk cairan yang diperkirakan mengandung etanol

lebih dari 50% .............................................................. 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil .................................................................................... 24

4.2. Pembahasan......................................................................... 24

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ......................................................................... 25

5.2. Saran.................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 26

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol

adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. Di

berbagai negara, penjualan minuman beralkohol dibatasi ke sejumlah kalangan

saja, umumnya orang-orang yang telah melewati batas usia tertentu.

Istilah alkohol berasal dari bahasa Arab al-kuhol, yang bermaksud sesuatu

yang tersembunyi yang dipecah-pecahkan sehingga halus yang digunakan sebagai

celak. Akhirnya istilah ini memberi maksud bauan yang harum. Ahli kimia Arab

dipercayai pertama kali melakukan proses penyulingan untuk menyediakan

alkohol. Proses pembuatan minuman beralkohol yang sangat kuat melalui

penapaian buah anggur pertama sekali dilakukan secara besar-besaran di Eropah

pada sekitar tahun Masehi 1200.

Ramuan utama minuman beralkohol ialah etanol. Etanol ialah sejenis

bahan kimia yang berupaya menekankan aktivitas otak, justru mengubah

kewibawaan akal fikiran. Penggunaan alkohol secara berterusan untuk jangka

masa yang lama boleh menyebabkan kesan toleransi yaitu peminum terpaksa

mengambil ramuan yang semakin banyak bagi mendapatkan kesan yang serupa.

Etanol atau yang lebih dikenal luas sebagai alkohol merupakan salah satu

contoh dari senyawa non-esensial yang dikonsumsi oleh manusia. Makanan yang

kita konsumsi bukanlah sekedar kombinasi zat hidrat arang, lemak, protein,

Universitas Sumatera Utara


vitamin dan mineral saja, tetapi ada ribuan senyawa lain yang terkandung dalam

makanan dan masuk ke tubuh kita, meskipun kadarnya sangat rendah. Senyawa-

senyawa inilah yang dikenal sebagai senyawa non-esensial.

Pada kasus peminum alkohol, meskipun tubuh dapat mempergunakan

sekitar 7 kalori per setiap gram alkohol yang dikonsumsi, tetapi sebenarnya kalori

dapat diperoleh dari banyak bahan lain yang lebih berguna. Pada kenyataannya

tidak ada satupun proses kimiawi tubuh yang membutuhkan alkohol ( Eat for Life,

1992, Woteki & Thomas).

1.2. TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk menentukan kadar etanol

yang terdapat didalam minuman beralkohol apakah memenuhi persyaratan atau

tidak.

1.3. MANFAAT

Adapun manfaat dari percobaan ini adalah agar masyarakat mengetahui

berapa kadar etanol yang terdapat dalam minuman beralkohol dan mengetahui

dampak atau efek samping dari minuman beralkohol.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. MENGENAL ALKOHOL

Alkohol adalah istilah yang dipakai untuk menyebut etanol, yang juga

disebut grain alkohol dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol.

Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar

pada minuman tersebut, bukan metanol, atau group alkohol lainnya. Begitu juga

dengan alkohol yang digunakan dalam dunia farmasi. Alkohol yang dimaksudkan

adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang

lebih luas lagi.

Dalam bidang kimia, alkohol (atau alkohol) adalah istilah yang umum

untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat

pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan atau atom

karbon lainnya.

Gugus fungsional alkohol adalah hidroksil yang terikat pada karbon

hibridisasi sp3. Ada tiga jenis utama alkohol primer , skunder , dan tersier .

Nama-nama ini merujuk pada jumlah karbon yang terikat pada karbon C-OH.

Etanol dan metanol (gambar di bawah) adalah alkohol primer. Alkohol skunder

yang paling sederhana adalah propan-2-ol, dan alkohol tersier sederhana adalah 2-

metilpropan-2-ol.

Rumus kimia umu alkohol adalah CnH2n+1OH

Universitas Sumatera Utara


2.1.1. Nama-nama untuk alkohol

Ada dua cara menamai alkohol: nama umum dan nama IUPAC. Nama

umum biasanya dibentuk dengan mengambil nama gugus skill, lalu menambahkan

kata alkohol . Contohnya metil alkohol atau etil alhokol . Nama IUPAC

dibentuk dengan mengambil nama rantai alkananya, menghapus a terakhir, dan

menambah ol . Contohnya metanol dan etanol .

Etanol adalah campuran etil alhokol dan air tidak kurang dari 94,7 % v/v atau

92,0% dan tidak lebih dari 95,2% v/v atau 92,7% C2H6O.

Pemerian cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap, dan mudah bergerak; bau

khas; rasa panas, mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak

berasap.

Identifikasi alkohol:

a. Campur 5 tetes dalam gelas kimia kecil dengan 1 ml larutan kalium

permanganat P dan 5 tetes sulfat encer P, tutup segera dengan kertas saring

yang dibasahi dengan larutan segar yang dibuat dengan melarutkan 100 mg

natrium nitropusida P dan 500 mg piperazina hidrat P dalam 5 ml air; terjadi

warna biru intensif pada kertas saring yang setelah beberapa menit menjadi

lebih pucat.

b. Pada 5 ml larutan 0,5 % b/v, tambahkan 1 ml natrium hidroksida 0,1 N

kemudian tambahkan perlahan-lahan 2 ml larutan iodium, tercium bau

iodoform dan terbentuk endapan kuning.

Bobot jenis 0,8119 sampai 0,8139.

Universitas Sumatera Utara


Reaksi subtitusi alkohol

Dalam larutan asam, alkohol dapat mengalami reaksi subtitusi

H2SO4
CH3CH2CH2CH2 OH + H Bt CH3CH2CH2CH2 Br + H20
1-butanol Kalor 1-bromobutana (95%)

CH3 CH3
ZnCl2
CH3CH2CH-OH + H Cl CH3CH2CH Cl + H2O
2-butanol 2-klorobutana (66%)
(CH3)3C OH +H Cl (CH3)3C Cl + H2O

Sifat fisis alkohol

Titik didih

Karena alkohol dapat membentuk ikatan hydrogen antara molekul-

molekulnya, maka titik didih alkohol lebih tinggi dari pada titik didih alkil halide

atau eter, yang molekulnya sebanding.

Tabel 1. Perbandingan Titik Didih Beberapa Alkohol dan Kloroalkana

Alkohol Titik didih 0C Kloroalkana Titik didih 0C

CH3OH 64,5 CH3Cl -24


CH3CH2OH 78,3 CH3CH2Cl 13
CH3CH2CH2OH 97,2 CH3CH2CH2Cl 46
HOCH2CH2OH 197 ClCH2CH2Cl 83,5

Bagaian hidrokarbon suatu alkohol bersifat hidrofob yakni menolak

molekul-molekul air. Makin panjang bagian hidrokarbon ini akan makin rendah

kelarutan alkohol dalam air. Makin panjang bagian hidrokarbon ini akan makin

rendah kelarutan alkohol dalam air. Bila rantai hidrokarbon cukup panjang, sifat

hidrofob ini dapat mengalahkan sifat hidrofil (menyukai air) gugus hidroksil.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2. Beberapa Sifat Fisis Alkohol

Nama Nama trivial Rumus Titik Rapatan g/mL Kelarutan


IUPAC didih 0C pada 200C dalam H2O
Methanol Metil alkohol CH3OH 64,5 0,79 -
Etanol Etil alkohol CH3CH2OH 78,3 0,79 -
1-propanol Propil alkohol CH3CH2CH2OH 97,2 0,80 -
2-propanol Isopropil alkohol (CH3)2CHOH 82,3 0,79 -
1-butanol Butil alkohol CH3(CH2)3OH 117 0,81 8,3 g/100mL

2.1.2. Sifat fisika

Gugus hidroksil mengakibatkan alkohol bersifat polar. Alkohol adalah

asam lemah. Dua alkohol paling sederhana adalah metanol dan etanol (nama

umumnya metil alkohol dan etil alkohol) yang strukturnya sebagai berikut:

H H H

H C O H H C C O H

H H H
Metanol Etanol

Dalam peristilahan umum, alkohol biasanya adalah etanol atau grain

alkohol. Etanol dapat dibuat dari fermentasi buah atau gandum dengan ragi.

Etanol sangat umum digunakan, dan telah dibuat oleh manusia selama ribuan

tahun. Etanol adalah salah satu obat reakreaksi (obat yang digunakan untuk

bersenang-senang) yang paling tua dan paling banyak digunakan di dunia. Dengan

meminum alkohol yang cukup banyak, orang bisa mabuk. Semua alkohol bersifat

toksik (beracun), tetapi etanol tidak terlalu beracun karena tubuh dapat

menguraikannya dengan cepat.

Universitas Sumatera Utara


Alkohol umum

- Isopropil alkohol (2-propil alkohol, propal-2-ol, propanol) H3C-CH(OH)-CH3,

atau alkohol gosok

- Etilena glikol (etana-1,2-diol) HO-CH2-CH2-OH, yang merupakan komponen

utama dalam antifreeze

- Gliserin (atau gliserol, propana-1,2,3-triol) HO-CH2-CH(OH)-CH2-OH yang

terikat dalam minyak dan lemak alami, yaitu trigliserida (triasilgliserol)

- Fenol adalah alkohol yang gugus hidroksilnya terikat pada cincin benzena

Alkohol digunakan secara luas dalam industri dan laboratorium sebagai

pereaksi, pelarut, dan bahan bakar. Ada lagi alkohol yang digunakan secara bebas,

yaitu yang dikenal di masyarakat sebagai spiritus. Awalnya alkohol digunakan

secara bebas sebagai bahan bakar. Namun untuk mencegah penyalahgunaannya

untuk makanan dan minuman, maka alkohol tersebut didenaturasi.

http://id.wikipedia.org/wiki/Alkohol.

Penggunaan minuman beralkohol sebagai campuran makanan dan

minuman cukup luas dan bervariasi dalam berbagai bentuk yang sering tidak

disadari keberadaannya oleh konsumen.

Minuman beralkohol tidak hanya menyebabkan mabuk, akan tetapi pada

tingkat tertentu dapat menyebabkan kematian. Pada tingkat kandungan 0,05-

0,15% etanol dalam darah peminum akan mengalami kehilangan koordinasi, pada

tingkat 0,15-0,20% etanol menyebabkan keracunan, pada tingkat 0,30-0,40%

Universitas Sumatera Utara


peminum hilang kesadaran dan pada tingkat yang lebih tinggi lagi yaitu 0,50 %

dapat menyebabkan kematian.

2.2. PEMBUATAN MINUMAN BERALKOHOL

Minuman beralkohol dibuat dengan cara fermentasi khamir dari bahan

baku yang mengandung pati atau gula tinggi. Bahan baku yang umu dipakai

adalah biji-bijian (seperti jagung, beras, gandum, dan barley), umbi-umbian

(seperti, kentang dan ubi kayu), buah-buahan (seperti anggur, apel, pear, cherry),

tanaman palem (seperti aren, kelapa, siwalan, nipah), gula tebu dan gula beet,

serta moless. Khusus bahan baku biji-bijian, sebelum proses fermentasi

berlangsung, bahan-bahan tersebut diproses terlebih dahulu dengan cara

merendamnya sampai menjadi kecambah, kemudian direbus dan diproses menjadi

bubur dan dimasak kembali.

Lamanya proses fermentasi tergantung kepada bahan dan jenis produk

yang akan dihasilkan. Proses pemeraman singkat (fermentasai tidak sempurna)

yang berlangsung sekitar 1-2 minggu dapat menghasilkan produk dengan

kandungan etanol 3-8%. Contohnya adalah produk bir. Sedangkan proses

pemeraman yang lebih panjang (fermentasi sempurna) yang dapat mencapai

waktu bulanan bahkan tahunan seperti dalam pembuatan anggur dapat

menghasilkan produk dengan kandungan etanol sekitar 7-18%.

Kandungan etanol yang dihasilkan dalam fermentasi minuman beralkohol

biasanya berkisar sekitar 18% karena pada umumnya khamir tidak dapat hidup

pada lingkungan dengan kandungan etanol di atas 18%. Jadi untuk menghasilkan

Universitas Sumatera Utara


minuman beralkohol dengan kandungan etanol yang lebih tinggi, dilakukan proses

distilasi terhadap produk yang dihasilkan melalui proses fermentasi. Kelompok

produk yang dihasilkan dinamakan distilled beverages. Cara produksi yang lain

untuk menghasilkan minuman berkadar etanol tinggi adalah dengan cara

mencampur produk hasil fermentasi dengan produk hasil distilasi. Contohnya

adalah produk port wine dan sherry yang termasuk kelompok fortified

wine . Pada produk tertentu, untuk menghasilkan cita rasa yang diinginkan, dapat

dilakukan penambahan bahan-bahan tertentu seperti herba, buah-buahan, ataupun

bahan flavoring.

2.3. KANDUNGAN ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL

Kandungan etanol minuman beralkohol dapat dinyatakan dalam % volume

per volume (% v/v) % berat per berat (% b/b) atau dinyatakan dalam proof. Nilai

proof merupakan rasio 2:1 dibandingkan kandungan etanol dalam % volume.

Contohnya, minuman dengan kandungan etanol 40% (v/v) sebanding dengan 80

proof.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 86/Menkes/Per/IV/77

tentang minuman keras, minuman beralkohol dikategorikan sebagai minuman

keras dan dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan persentase kandungan etanol

volume per volume pada suhu 20 øC. Minuman dengan kadar etanol 1 -5 %

dikategorikan sebagai minuman keras golongan A, minuman dengan kadar etanol

lebih dari 5 % sampai dengan 20 % tergolong minuman keras golongan B

sedangkan minuman dengan kadar etanol golongan C mengandung etanol lebih

dari 20 % sampai 55 %.

Universitas Sumatera Utara


2.4. JENIS-JENIS MINUMAN BERALKOHOL

Secara umum anggur dan brandy merupakan minuman beralkohol yang

dibuat dari buah anggur, jika tidak disebut jenis buahnya secara spesifik seperti

plum anggur (terbuat dari buah pulm) atau cherry brandy (terbuat dari buah ceri).

Dari jus apel dapat dibuat minuman cider. Di Amerika dan Kanada, cider atau

sweet cider merupakan istilah untuk jus apel yang tidak difermentasi, sedangkan

jus apel yang difermentasi disebut hard cider. Di Inggris, istilah cider selalu

digunakan untuk minuman beralkohol. Akan tetapi di Australia, istilah cider dapat

digunakan baik untuk produk beralkohol ataupun tidak. Hasil distilasi cider

dengan proses pembekuan menghasilkan produk yang dinamakan applejack.

Bir secara umum terbuat dari barley. Akan tetapi dapat juga terbuat dari

campuran beberapa jenis biji-bijian. Minuman beralkohol yang dibuat dari

campuran beberapa jenis biji-bijian dikenal dengan nama whisky. Jenis-jenis

whisky seperti scotch, rye, dan bourbon menunjukkan jenis biji-bijian utama yang

digunakan dengan tambahan biji-bijian lain (yang paling sering adalah barley dan

kadang-kadang oat).

Dua jenis minuman hasil penyulingan yang paling umum adalah vodka

dan gin. Vodka dapat merupakan hasil distilasi dari fermentasi berbagai jenis

bahan dimana biji-bijian dan kentang merupakan sumber yang paling umum.

Karakteristik vodka yang utama adalah dilakukannya proses distilasi secara tuntas

sehingga aroma bahan asal sudah tidak tersisa sama sekali. Sedangkan gin

merupakan hasil distilat seperti vodka yang diberi flavor dengan cara

menambahkan herba ataupun jenis-jenis tumbuhan lain khususnya juniper berries.

Universitas Sumatera Utara


Nama gin sendiri berasal dari nama minuman genever yang berasal dari Belanda

yang berarti juniper.

Dengan mengenal jenis-jenis minuman beralkohol seperti diuraikan di

atas, diharapkan konsumen muslim menghindarkan diri dari penggunaannya.

Ir. Muti Arintawati MSi, auditor LP POM MUI. Kandungan beberapa minuman

beralkohol dapat dilihat pada tabel berikut:

Jenis minuman Kandungan Etanol (%)

Bir 3-5

Anggur 9 -18

Anggur obat 9 18

Liquor Min. 24

Whisky Min. 30

Brandy Min. 30

Genever Min. 30

Cognac Min. 35

Gin Min. 38

Arak Min. 38

Rum Min. 38

Vodka Min. 40

Universitas Sumatera Utara


2.5. GOLONGAN MINUMAN BERALKOHOL

Pasal 2

(1) Minuman beralkohol dikelompokkan sebagai berikut:

a. Minuman beralkohol golongan A adalah minuman beralkohol dengan kadar

etanol (C2H5OH) 1% (satu perseratus) sampai dengan 5% (lima perseratus);

b. Minuman beralkohol golongan B adalah minuman beralkohol dengan kadar

etanol (C2H5OH) lebih dari 5% (lima perseratus) sampai dengan 20% (dua

puluh perseratus);

c. Minuman beralkohol dengan kadar etanol (C2H5OH) lebih dari 2,5% (dua

setengah perseratus) sampai dengan 55% (lima puluh lima perseratus).

(2) Minuman beralkohol dengan kadar etanol ( C2H5OH) lebih dari 2,5% (dua

setengah perseratus) sampai dengan 55% (lima puluh perseratus) adalah

kelompok minuman beralkohol yang produksi, peredaran dan penjualannya

ditetapkan sebagai barang dalam pengawasan.

2.6. PENGARUH MINUMAN BERALKOHOL

Adapun manfaat alkohol seperti kegunaannya sebagai agen pembunuh

kuman, penawar untuk keracunan metanol, atau agen penyejuk bagi melegakan

demam panas. Namun begitu, memang tidak dapat disangkal bahwa keburukan

daripada kesan meminum alkohol jauh mengatasi kebaikannya.

Alkohol yang dimaksud dalam pembahasan disini ialah etil alkohol atau

etanol, suatu senyawa kimia dengan rumus C2H5OH. Minuman beralkohol adalah

minuman yang mengandung alkohol (etanol) yang dibuat secara fermentasi dari

Universitas Sumatera Utara


berbagai jenis bahan baku nabati yang mengandung karbohidrat, misalnya : biji-

bijian, buah-buahan, nira dan lain-lain; atau yang dibuat dengan cara distilasi hasil

fermentasi yang disebutkan diatas; atau yang sengaja ditambahkan alkohol

kedalamnya ; termasuk kedalamnya adalah minuman keras klasifikasi A, B dan C.

Anggur, obat anggur kolesom, arak obat dan minuman-minuman sejenis

yang mengandung alkohol termasuk kedalam minuman beralkohol. Berapapun

kadar alkohol pada minuman beralkohol tetap dinamakan minuman beralkohol.

Dampak negatif dari minuman beralkohol lebih besar dari efek positifnya,

seperti misalnya : pengaruh buruk terhadap kesehatan jasmani dan rohani,

kriminalitas, kenakalan remaja, kamtibmas dan ketahanan nasional. Dampak

positif alkohol sebagai obat yang diminum sudah dapat diganti dengan bahan lain.

Namun pada obat luar/obat oles masih digunakan.

Pengaruh ketagihan akibat meminum alkohol bukannya bergantung

kepada jenis alkohol tetapi jumlah yang diminum pada satu-satu masa. Pada

dasarnya terdapat dua pengaruh yang ketara pada penagih alkohol yaitu pengaruh

jangka pendek dan jangka panjang.

Kadar alkohol dalam darah (mg/dl) Pengaruh terhadap otak

20 Pergaulan sosial meningkat

30 Euforia

50 Koordinasi otot berkurang

80 Kesimbangan tubuh, perkataan,

Universitas Sumatera Utara


penglihatan, dan pendengaran

terganggu

100 Kehilangan koordinasi otot

300 Mengantuk, muntah

400 Pembiusan dalam

500 Sesak pernafasan, mati

Pengaruh jangka pendek yang membabitkan pengambilan lebih kurang

satu botol besar menjadikan seseorang itu kurang daya koordinasi seperti tidak

boleh berjalan dengan betul dan tidak boleh membuka pintu. Dalam masa yang

singkat ini boleh menyebabkan hangover. Hangover lazimnya disebabkan oleh

keracunan alkohol, bahan lain dalam alkohol dan tindakbalas ketagih alkohol.

Tanda-tanda hangover termasuklah sakit kepala, loya, muntah, diare, gangguan

pergerakan usus dan menggeletar selama delapan dan 12 jam kemudian

Pengaruh jangka panjang akan dirasai setelah meminumnya selama

beberapa bulan atau tahun. Pengaruh utamanya adalah seperti sakit jantung, hati

atau penyakit dalam perut. Apabila situasi ini terjadi mereka akan kurang selera

makan, kekurangan vitamin, mudah diserang penyakit, haid tidak lancar.

Kematian yang awal adalah lebih kerap pada orang yang terlalu banyak meminum

alkohol, terutamanya daripada sakit jantung atau hati, radang paru-paru, kanker,

keracunan alkohol yang kuat, kecelakaan, pembunuhan dan bunuh diri.

Universitas Sumatera Utara


Pengaruh pada otak

Pada dasarnya setelah diminum, alkohol akan meresap dari usus kecil ke

dalam darah. Alkohol terus dibawa ke jantung kemudian dibawa ke seluruh tubuh.

Dari sini ia terus meresap ke dalam otak dan seterusnya ke urat saraf. Otak

merupakan salah satu organ penting yang dimiliki oleh manusia karena otaklah

yang mengontrol segala kegiatan

Pengaruh pada hati

Pengaruh alkohol yang paling bahaya adalah pengaruh pada hati. Setiap

kali seorang peminum mengambil alkohol, hatinya mendapat luka. Sel hati akan

mati dan menjadi mengecil. Hal ini akan mengurangi kemampuan hati untuk

berfungsi dengan sempurna. Pengecilan yang serius akan menyebabkan hati tidak

dapat berfungsi langsung. Keadaan ini disebut sirosis hati dan boleh membawa

maut.

Pembengkakan hati (hepatitis) juga bisa disebabkan oleh kelebihan toksik

alkohol. Pada mulanya menyebabkan hati mengembang dan lama kelamaan

saluran darah akan mengecil. Ini menyebabkan darah tidak dapat mengalir ke hati

dengan sempurna dan akhirnya saluran darah akan membengkak lalu pecah. Pada

peringkat kritikal pengidap hepatitis akan mengalami muntah darah dan kotoran

mereka akan bercampur dengan darah.

Universitas Sumatera Utara


Pengaruh pada saraf

Kerusakan saraf dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit seperti

sindrom Wernicke-Korsakoff dan kerusakan sel-sel otak, yang seterusnya

membawa kepada komplikasi psikiatri. Peminum mengalami halunisasi

pendengaran, amnesia, paranoia, depresi, dan kecenderungan membunuh diri.

Pengaruh pada janin

Peminum alkohol kronik yang sedang hamil menyebabkan kandungannya

mempunyai ciri-ciri kecacatan seperti kekurangan berat badan, ukuran kepala

yang terlalu kecil berbanding tubuh, keadaan muka yang rata, dan kelemahan

sendi-sendi. Selain daripada pengaruh-pengaruh di atas, alkohol juga bertindak

dengan berbagai sistem dan organ tubuh. Contohnya, pengaruh terhadap sistem

peredaran tubuh menyebabkan darah lebih banyak dialirkan ke kulit. Ini

menyebabkan kulit peminum menjadi kemerah-merahan. Peminum alkohol juga

didapati lebih cenderung sering membuang air kecil karena etanol dapat

meningkatkan hormon penahan kecing.

Alkohol juga menyumbang kalori

Konsumsi minuman alkohol di Negara-negara maju naik dengan pesat ke

titik di mana alkohol memberikan suatu sumbangan kalori rata-rata yang berarti,

yang pada orang dewasa nonalkoholik mungkin mendekati 12%. Alkohol yang

dalam hal adalah etanol memiliki kandungan energi yang tinggi, yaitu

menghasilkan kira-kira 7,1 kkal/g pada oksidasi, nilai ini terletak di antara

Universitas Sumatera Utara


senyawa karbohidrat dan lemak. Selain itu, energinya tersedia secara biologis

dalam bentuk ATP melalui lintas metabolisme yang diketahui secara baik. Etanol

dioksidasi menjadi esatadehida di dalam hati oleh kerja alkohol dehidrogenesa

sitosol, yang mengandung NAD+ sebagai aseptor.

CH3CH2OH + NAD+ CH3 C H + NADH + H+

Etanol Asetaldehid

Asetadehida kemudian dioksidasi menjadi asetat enzim mitokondrion, aldeheda

dehidrogenase yang juga berkaitan dengan NAD.

CH3 C H + NAD+ + H2O CH3COOH + NADH + H+

Kedua NADH yang terbentuk dalam reaksi ini akhirnya menyumbangkan

ekivalen yang bersifat nereduksi ke rantai pernafasan mitokondrion.

Pengangkutan electron ke oksigen selanjutnya menghasilkan pembentukan 2(3) =

6 molekul ATP dari ADP dan Pi. Asetat yang terbentuk dari etanol kemudian

diaktifkan di dalam hati oleh asetil-KoA sintetase berantai untuk membentuk

asetil-KoA.

CH3COOH + CoA SH + ATP CH3 C S CoA + AMP + Ppi

Asetil-KoA yang dibentuk tersebut pada akhirnya dioksidasikan melalui

siklus asam sitrat. Alkohol sering kali dikatakan sebagai senyawa yang tidak

mengandung kalori.

Universitas Sumatera Utara


Farmakologi klinik etanol

Etanol adalah penyebab dari morbiditas (angka kesakitan) dan

mortalitas(angka kematian) yang lebih dapat dicegah dari pada semua obat-obat

lain yang dikombinasi dengan pengecualian tembakau.

Penyalahgunaan alkohol pada umumnya memberikan hasil yang

mengecewakan. Tipe kepribadian, tekanan-tekanan kehidupan yang berat, dan

model peran orang tua bukanlah predikator-predikator yang reliabel dari

penyalahgunaan alkohol. Sementara faktor-faktor lingkungan secara nyata

memegang peranan, bukti menunjukkan bahwa ada peran genetika yang sangat

besar dari perkembangan terjadinya alkoholisme.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODOLOGI

3.1. ALAT

- Alat destilasi
- Pipet volum

- Thermometer

- Corong pisah

- Batang pengaduk

- Gelas ukur

- Piknometer

- Neraca analitik

- Penangas air

3.2. BAHAN-BAHAN

- Sampel

- NaCl P

- Aquadest

- Heksana P

Universitas Sumatera Utara


3.3. PROSEDUR KERJA

1. Penetapan bobot jenis

- Gunakan piknometer bersih, kering dan telah dikalibrasi dengan menetapkan

bobot piknometer dan bobot air yang baru didihkan.

- Pada suhu 250C, atur hingga suhu zat uji lebih kurang 200C.

- Masukkan ke dalam piknometer.

- Atur suhu piknometer yang telah diisi hingga suhu 250C.

- Buang kelebihan zat uji dan timbang

- Kurang bobot piknometer kosong dari bobot piknometer yang berisi.

2. Cara untuk cairan yang diperkirakan mengandung etanol 30% atau

kurang

- Pipet tidak kurang dari 25 ml cairan uji ke dalam alat destilasi yang sesuai,

catat suhu pada pemitan.

- Tambahkan air volume sama, destilasi hingga diperoleh destilat lebih kurang 2

ml lebih kecil dari volume cairan yang di pipet.

- Atur suhu destilat hingga sama dengan suhu pada waktu pemipetan.

- Tambahkan air secukupnya hingga volume sama dengan volume cairan uji.

- Destilat jernih atau keruh lemah dan hanya mengandung lebih dari sesepora

sisa zat mudah menguap lainnya.

- Tetapkan bobot jenis cairan pada suhu 250C.

3. Cara untuk cairan yang diperkirakan mengandung etanol lebih dari 30%

- Lakukan menurut cara diatas, kecuali gunakan cairan uji yang diencerkan

dengan air lebih kurang dua kali volume cairan uji.

Universitas Sumatera Utara


- Kumpulkan distilat hingga lebih kurang 2 ml lebih kecil dari dua kali volume

cairan uji yang di pipet.

- Atur suhu sama seperti cairan uji.

- Tambahkan air secukupnya hingga volume cairan uji yang dipipet.

- Campur dan tetapkan bobot jenis.

- Kadar C2H5OH dalam volume destilat, sama dengan setengah kadar etanol

dalam cairan uji.

4. Cara untuk cairan yang diperkirakan mengandung 50% etanol atau

kurang

- Pipet 25 cairan uji, masukkan kedalam corong pisah, tambahkan air volume

sama.

- Jenuhkan campuran dengan NaCl P, tambahkan 25 ml heksana P dan kocok

untuk mengekstraksi zat mudah menguap lain yang mengganggu.

- Pisahkan lapisan bawah ke dalam corong pisah kedua.

- Ulangi ekstraksi dua kali, tiap kali dengan 25 ml heksana.

- Eksraksi kumpulan larutan heksana tiga kali, tiap kali dengan 10 ml larutan

jenuh NaCl P.

- Destilasi kumpulan larutan garam, tampung destilat hingga sejumlah volume

mendekati volume cairan uji semula.

5. Cara untuk cairan yang diperkirakan mengandung etanol lebih dari 50%

- Encerkan cairan uji dengan air hingga kadar etanol lebih kurang 25 %.

- Jenuhkan campuran dengan NaCl P, tambahkan 25 ml heksana dan kocok

untuk mengekstraksi zat mudah menguap lain yang mengganggu.

Universitas Sumatera Utara


- Ulangi ekstraksi dua kali, tiap kali dengan 25 ml heksana. Ekstraksi kumpulan

larutan heksana, tiga kali, tiap kali dengan 10 ml larutan jenuh NaCl P.

- Destilasi kumpulan larutan garam, tampung destilat hingga sejumlah volume

mendekati volume cairan uji semula.

Sampel : nama sediaan : minuman beralkohol golongan B

Netto : 600 ml.

Komposisi : hasil fermentasi buah pepaya, gula, spirit,

gula pasir, aroma.

Peringatan : yang dibawah umur 21 tahun/wanita hamil

dilarang minum.

No.registrasi : Depkes RI MD 100202012007

Kode produksi : 06073283

Hasil pengujian :

Pemerian :

Bentuk : Cairan.

Warna : Coklat kehitaman.

Rasa : Normal

Bau : Khas.

Bobot jenis :

Yang ditimbang Bobot

Piknometer kosong 29,0824

Piknometer + zat 38,7792

Piknometer + air 38,9494

Piknometer  Zat  Piknometer kosong


BJ   0,9827
Piknometer  Air  Piknometer kosong

Universitas Sumatera Utara


 0,9827  0,9820 
Kadar etanol 13,8 (13,8 12,9) x  
 0,9830  0,9820 

 0,0007 
 13,8 x 0,9  
 0,001 

= 13,8 0,7

= 13,1 %

Persyaratan :

Golongan A : Kadar etanol 1% - 5%

Golongan B : Kadar etanol > 5% - 20%

Golongan C : Kadar etanol > 20% - 50%

Kesimpulan : Sampel memenuhi syarat.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL

Dari hasil penetapan kadar etanol pada minuman beralkohol maka

diperoleh kadar sebagai berikut:

Kadar etanol = 13,1 %

Persyaratan :

Golongan A : Kadar etanol 1% - 5%

Golongan B : Kadar etanol > 5% - 20%

Golongan C : Kadar > 20% - 50 %

4.2. PEMBAHASAN

Penentuan kadar etanol dalam minuman beralkohol telah dilakukan

pemeriksaan atau pengujian dengan menggunakan alat piknometer. Menurut

keputusan presiden tentang pengawasan dan pengendalian minuman beralkohol

adalah minuman beralkohol golongan A adalah minuman beralkohol dengan

kadar etanol ( C2H5OH) lebih dari 1% sampai dengan 5%, minuman beralkohol

golongan B adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol ( C2H5OH) lebih dari

5% sampai dengan 20%, minuman beralkohol golongan C adalah minuman

beralkohol dengan kadar etanol ( C2H5OH) lebih dari 20% sampai dengan 50%.

Dari data diperoleh hasil kadar etanol 13,1% berarti kadar minuman beralkohol

yang diperoleh termasuk golongan B.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Dari hasil penetapan kadar etanol dalam minuman berakohol dapat

disimpulkan bahwa minuman beralkohol pada sampel adalah 13,1% termasuk

pada golongan B.

SARAN

Sebaiknya sampel yang di uji lebih banyak dan bervariasi, hendaknya

dalam melakukan percobaan pekerjaan lebih teliti sehingga diperoleh hasil yang

lebih akurat.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Farmakope Indonesia 1979, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Farmakope Indonesia 1995, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

http://www.ristek.go.id

Fessenden & Fessenden, 1982, Kimia Organik , Edisi ketiga, Jilid I, Penerbit

Erlangga, Jakarta.

Katzung G. Betram, 2002, Farmakologi Dasar dan Klinik , Edisi 8, Penerbit

Salemba Medika, Jakarta.

Media elektronik sekretariat Negara tahun 1997.

Permenkes 86/Menkes/per/IV/77, Tentang Minuman Keras.

Permenkes 86/Menkes/per/IV/88, Tentang Bahan Tambahan Makanan.

Thenawijaya, M., 19943, Dasar-Dasar Biokimia , jilid 3, Erlangga, Jakarta.

Widianarko, B., Pratiwi, A., R., Retnaningsih, Ch., Seri iptek pangan volume 1 :

teknologi, produk, nutrisi dan keamanan pangan , jurusan teknologi

pangan-unika soegijapranata, Semarang.

Windholz Martha, 1976, Merek Index An Encyclopedia Of Chemicals & Drugs ,

Ninith Edition, Merck & Co. Inc, Ranway, USA.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai