Oleh:
MITRA KHAIRANI
140100005
SKRIPSI
Oleh:
MITRA KHAIRANI
140100005
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Minuman Kopi
Terhadap Kualitas Tidur Mahasiswa/i Angkatan 2015 Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara” sebagai salah satu syarat kelulusan Sarjana
Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
1. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp. S (K), selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Drs. Admar Djas, Apt. Msc selaku dosen pembimbing yang telah banyak
membantu penulis, meluangkan waktu, tenaga, dan ide pikiran, serta
memberikan saran dan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik dan tepat.
3. dr. Adelina Haryani Sinambela, MKT dan Drs. Wakidi, Apt selaku dosen
penguji yang telah memberikan nasihat dan saran yang sangat membangun
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat.
4. Orangtua tercinta Ayahanda Alm. H. Amir Hasan Rambe dan Ibunda Hj.
Dra. Rahimah yang selalu memberikan kasih sayang, doa, bimbingan dan
dukungan.
5. Kakak-kakak penulis yaitu Ahmad Budiman Rambe, Mandala Putra dan
Junita Nasution serta keluarga besar yang selalu setia memberikan
semangat dan dukungan kepada penulis.
6. Rekan-rekan penulis yaitu Febriana, Inggrid, Devi, Anita yang selalu ada
dalam memberikan kritik, saran dan bantuan dalam penulisan skripsi ini.
Mitra Khairani
140100005
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Pengesahan ....................................................................................... i
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iv
Daftar Gambar.................................................................................................. vi
Daftar Tabel ..................................................................................................... vii
Daftar Singkatan............................................................................................... viii
Abstrak ............................................................................................................. ix
Abstract ............................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................... 3
1.3. 1. Tujuan Umum ........................................................ 3
1.3. 2. Tujuan Khusus ....................................................... 3
1.4. Hipotesis ................................................................................... 3
1.5. Manfaat Penelitian ................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 5
2.1. Tidur ......................................................................................... 5
2.1.1. Definisi .................................................................. 5
2.1.2. Fisiologi Tidur ....................................................... 5
2.1.3. Fase Tidur .............................................................. 6
2.1.4. Gangguan Tidur ..................................................... 8
2.2 Kualitas Tidur........................................................................... 8
2.2.1 Definisi ................................................................... 8
2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur ... 9
2.3 Metode Pengukuran Kualitas Tidur ......................................... 11
2.4 Kopi .......................................................................................... 14
2.5 Kafein ....................................................................................... 15
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR SINGKATAN
ABSTRAK
Latar Belakang. Kafein merupakan keluarga dari golongan metilxatin yang banyak terkandung
pada beberapa makanan, minuman, obat-obatan dan suplemen. Kafein secara alami terdapat
terutama pada tanaman kopi, buah coklat, dan daun teh. Dapat juga ditemukan pada minuman
berkarbonasi dan suplemen penambah energy. Konsumsi kopi juga nampaknya menjadi tren di
kalangan anak muda, pelajar dan mahasiswa Indonesia untuk memberikan stimulasi, menambah
energi dan menghilangkan kantuk saat menjelang ujian. Mengkonsumsi kafein sebelum tidur
dapat menurunkan atau mengganggu waktu tidur, meningkatkan jam tidur dan bangun tidur lebih
awal. Tujuan. penelitian ini adalah bertujuan untuk mengetahui efek mengkonsumsi minuman
yang mengandung kafein terhadap kualitas tidur pada mahasiswa/i angkatan 2015 Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Metode. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan
metode cross sectional terhadap 100 mahasiswa/i angkatan 2015 di Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara. Penilaian disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi dan
dengan kuesioner PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index. Hasil. Pada mahasiswa/i yang
mengonsumsi kopi didapatkan kualitas tidur baik sebesar 24%, kualitas tidur buruk sebesar
81,3%. Pada mahasiswa/i yang tidak mengonsumsi kopi didapatkan kualitas tidur baik sebesar
76%, kualitas tidur buruk sebesar 18,7%. Paling banyak gangguan tidur dikarenakan tidak dapat
tidur dalam 30 menit sejak berbaring <1 kali seminggu sebesar 29%, terbangun di tengah malam
1-2 kali seminggu sebesar 32%. Paling banyak responden menjawab tidak pernah untuk
terbangun ke toilet sebesar 42%, tidak pernah kesulitan bernafas sebesar 67%, tidak pernah batuk
atau mengorok sebesar 65%, tidak pernah kedinginan di malam hari sebesar 41%, tidak pernah
kepanasan di malam hari sebesar 50%, tidak pernah mimpi buruk sebesar 41%, tidak pernah
terasa nyeri sebesar 69%. Pada analisis data mengonsumsi kopi berhubungan dengan kualitas
tidur (nilai p = 0,0001). Kesimpulan. Terdapat pengaruh antara konsumsi kopi dengan kualitas
tidur pada mahasiswa/i Angkatan 2015 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Kata Kunci : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Kopi, Kualitas Tidur
ABSTRACT
Background. Caffeine is a family of methylxatin classes that is contained in some foods, drinks,
medicines and supplements. Naturally, Caffeine exists primarily in coffee plants, cacao, and
tealeaves. It also can be found in carbonated drinks and energy enhancement supplements. Coffee
consumption also seems to be a trend among young people, school students and college students of
Indonesia to provide them stimulation, enhance energy and eliminate sleepiness before the exam.
Consuming caffeine before going to bed can reduce or interfere the sleep time, increasing the
amount of sleep time and wake up early. Purpose. The aim of this study is to know the effect of
consuming drinks which containing caffeine to the sleep quality at students of Medical Faculty in
academic year of 2015, University of Sumatera Utara. Method. This research is analytic research
with cross sectional method to 100 students of Medical Faculty in academic year of 2015,
University of Sumatera Utara. This research adjusted with inclusion and exclusion criteria and by
using the PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index) questionnaire. Results. The students who
consume coffee obtained the good sleep quality is 24%, bad sleep quality is 81,3%. The students
which are not consuming coffee is obtained good sleep quality is 76%, the bad sleep quality is
18,7 %. Most sleep disturbance due to not being able to sleep in first 30 minutes since lie down <1
time a week is 29%, wake up in middle of the night as much as 1-2 times a week is 32%. Most of
respondents replied never for awakened to the toilet is 42%, never breathing in difficulty is 67%,
never coughing or snoring is 65%, never cold in the night is 41%, never overheating in the night is
50%, never getting a nightmare is 41%, never feeling pain is 69%. On data analysis, consuming
coffee related to the sleep quality (value p = 0.0001). Conclusion . There are influences between
coffee consumption to the sleep quality on students of Medical Faculty in academic year of 2015,
University of Sumatera Utara.
1.4 HIPOTESIS
Hipotesis pada penelitian ini adalah :
Ada pengaruh mengkonsumsi minuman kopi terhadap kualitas tidur mahasiswa/i
angkatan 2015.
2.1 TIDUR
2.1.1 Definisi Tidur
Tidur merupakan kondisi istirahat yang alami dan periodik bagi jiwa dan tubuh
dengan mata terpejam (Sembulingam K, 2013). Tidur adalah keadaan istirahat yang
merupakan proses pertumbuhan dan penyembuhan yang sangat penting bagi
perkembangan kesehatan dari fungsi kognitif, emosional, dan sosial. Pada orang
dewasa muda dan remaja, perkembangannya untuk pematangan sistem homeostasis
dan irama sirkardian, di saat tidur dapat dipastikan terjadinya pergeseran waktu tidur
menuju penundaan waktu tidur yang dipengaruhi oleh psikososial dan dapat
mengurangi total durasi tidur (Sembulingam K, 2013). Kebutuhan tidur rata – rata
bagi remaja sebanyak 8,5 – 9 jam sehari (Herdiman, 2015).
Tidur dianggap sebagai suatu perlindungan bagi tubuh untuk menghindarkan
pengaruh – pengaruh yang merugikan kesehatan akibat kurang tidur. Tubuh dapat
memulihkan kondisi tubuh secara fisiologis maupun psikis. Tidur yang cukup akan
membuat tubuh segar ketika bangun pagi dan siap melakukan berbagai aktivitas
sepanjang hari dari pagi hingga malam (Rossa et al., 2014)
dalam. Tidur ini dinamakan tidur paradoksal karena hal ini bersifat paradoks, yaitu
seseorang dapat tetap tertidur walaupun aktivitas otaknya meningkat (Ganong, 2008).
Tidur REM menempati sekitar 20-30% dari periode tidur. Secara fungsional tidur
REM sangat penting karena memainkan peranan yang penting untuk konsolidasi
memori. Mimpi sering terjadi selama periode ini (Sembulingam K, 2013).
Tidur NREM merupakan tidur tanpa gerakan bola mata. Mimpi tidak terjadi pada
tipe tidur ini, dan tidur NREM menempati sekitar 70-80% dari periode total tidur.
Berdasarkan studi pola gelombang otak, NREM terbagi menjadi beberapa tingkat
dimulai dari keadaan mengantuk sampai tidur nyenyak (Sembulingam K, 2013).
c) Fase 2
Pada fase ini, tampak kompleks K pada gelombang EEG
(Electroencephalography), sleep spindle (S) atau gelombang delta (maksimum 20%).
Elektrokulogram sama sekali tidak terdapat REM atau R dan kedip mata. EMG
potensialnya lebih rendah dari fase 1. Fase 2 ini berjalan relatif lebih lama dari fase 1
yaitu antara 20 sampai 40 menit dan bervariasi pada tiap individu (Markov and
Goldman, 2006).
d) Fase 3
Pada fase ini gelombang delta menjadi lebih banyak (maksimum 50%) dan
gambaran lain masih seperti pada fase 2. Fase ini lebih lama pada dewasa tua, tetapi
lebih singkat pada dewasa muda. Pada dewasa muda setelah 5 – 10 menit fase 3 akan
diikuti fase 4 (Markov and Goldman, 2006).
e) Fase 4
Merupakan tidur yang dalam serta sukar dibangunkan. Pada fase ini gelombang
EEG didominasi oleh gelombang delta (gelombang delta 50%) sedangkan gambaran
lain masih seperti fase 2. Pada fase 4 ini berlangsung cukup lama yaitu hampir 30
menit (Markov and Goldman, 2006).
f) Fase REM
Gambaran EEG tidak lagi didominasi oleh delta tetapi oleh LVM seperti fase 1,
sedangkan pada EOG didapat gerakan mata (EM) dan gambaran EMG tetap sama
seperti pada fase 3. Fase ini sering dinamakan fase REM yang biasanya berlangsung
10 –15 menit. Fase REM umumnya dapat dicapai dalam waktu 90-110 menit
kemudian akan mulai kembali ke fase permulaan fase 2 sampai fase 4 yang lamanya
75-90 menit. Setelah itu muncul kembali fase REM kedua yang biasanya lebih lama
dari eye movement (EM) dan lebih banyak dari REM pertama. Keadaan ini akan
berulang kembali setiap 75 – 90 menit tetapi pada siklus yang ketiga dan keempat ,
fase 2 menjadi lebih panjang fase 3 dan fase 4 menjadi lebih pendek. Siklus ini terjadi
4 – 5 kali setiap malam dengan irama yang teratur sehingga orang normal dengan
lama tidur 7 – 8 jam setiap hari terdapat 4-5 siklus dengan lama tiap siklus 75 – 90
menit (Markov and Goldman, 2006).
cepat, bangun untuk pergi ke kamar mandi, sulit bernafas secara nyaman, batuk atau
mendengkur keras, merasa kedinginan, merasa kepanasan, mengalami mimpi buruk,
merasa sakit, dan alasan lain yang mengganggu tidur (Buysee DJ, Reynolds CF,
Monk TH, Berman SR, 1989).
Penilaian terhadap masa laten tidur dinilai berapa menit yang dihabiskan
seseorang di tempat tidur sebelum akhirnya dapat tertidur dan apakah orang tersebut
tidak dapat tidur selama 30 menit. Selanjutnya, penilaian terhadap disfungsi tidur
pada siang hari dinilai apakah selama sebulan yang lalu, seberapa sering timbul
masalah yang mengganggu anda tetap terjaga sadar saat mengendarai kendaraan,
makan, dan beraktifitas sosial, serta dinilai juga berapa banyak masalah yang
membuat seseorang tidak antusias untuk menyelesaikannya dalam sebulan. Pada
penilaian terhadap efisiensi tidur dinilai waktu seseorang biasanya mulai tidur pada
malam hari selama sebulan, dan waktu seseorang biasanya bangun pada pagi hari
selama sebulan, serta dinilai juga waktu seseorang tertidur pulas pada malam hari
selama sebulan. Pada penilaian terhadap kualitas tidur dinilai bagaimana seseorang
menilai rata-rata kualitas tidurnya. Penilaian terhadap penggunaan kualitas tidur
hanya ditujukan pada penilaian seberapa sering seseorang mengkonsumsi obat-obatan
untuk membantu tidur dalam sebulan (Buysee DJ, Reynolds CF, Monk TH, Berman
SR, 1989)
Begitu juga seseorang yang memiliki penyakit maag, tidurnya akan terganggu karena
nyeri lambung yang dirasakan (Harkreader H, MA dan M., 2007).
2. Lingkungan
Lingkungan fisik tempat seseorang berada dapat mempengaruhi tidurnya. Ukuran,
kekerasan, dan posisi tempat tidur mempengaruhi kualitas tidur. Seseorang lebih
nyaman tidur sendiri atau bersama orang lain, teman tidur dapat mengganggu tidur
jika ia mendengkur (Possttemir PA, 2005).
Harkreader, Hogan, & Thobaben mengungkapkan bahwa rumah sakit adalah
tempat yang kurang familiar untuk tidur bagi kebanyakan pasien. Suara bising,
cahaya lampu, tempat tidur dan suhu yang kurang nyaman, kurangnya privasi dan
kontrol, kecemasan dan kekhawatiran serta deprivasi tidur dapat menimbulkan
masalah tidur pada pasien yang dirawat di rumah sakit (Harkreader H et al., 2007).
Ketidaknyamanan dari suhu lingkungan dan kurangnya ventilasi dapat mempengaruhi
kualitas tidur (Barbara Kozier, dan Sharon Harvey, 2004).
3. Latihan fisik dan Kelelahan
Seseorang yang melakukan olahraga pada siang hari akan mudah tertidur di
malam harinya. Meningkatnya latihan fisik akan meningkatkan kualitas tidur
(Harkreader H, MA dan M., 2007). Akan tetapi, kelelahan yang berlebihan akibat
kerja yang meletihkan atau penuh stress akan membuat kesulitan tidur (Possttemir
PA, 2005).
4. Stres Emosional
Kecemasan dan depresi yang terjadi secara terus menerus dapat terganggu tidur.
Cemas dapat meningkatkan kadar norepinefrin melalui stimulasi sistem saraf
simpatik (Barbara Kozier, dan Sharon Harvey, 2004).
5. Gaya Hidup dan Kebiasaan
Kebiasaan sebelum tidur dapat mempengaruhi tidur seseorang. Seseorang akan
mudah tertidur jika kebiasaan sebelum tidurnya sudah terpenuhi, seperti berdoa
sebelum tidur, menyikat gigi, minum susu, dan lain-lain. Pola gaya hidup dapat
mempengaruhi jadwal tidur-bangun seseorang seperti pekerjaan dan aktivitas lainnya.
Waktu tidur dan bangun yang teratur merupakan hal yang sangat efektif untuk
meningkatkan kualitas tidur dan mensinkronisasikan irama sirkardian (RF dan CJ,
2000).
6. Obat-obatan dan Zat-zat Kimia
Terdapat beberapa obat yang mempunyai efek samping atau insomnia dan
menyebabkan kelelahan (Possttemir PA, 2005). Narkotik seperti morfin, dan kodein
dapat meningkatkan waktu tidur dan mengantuk (Barbara Kozier, dan Sharon
Harvey, 2004).
7. Diet dan Kalori
Makan makanan berat, dan berbumbu pada malam hari dapat menyebabkan tidak
dapat dicerna yang akan mengganggu tidur (Possttemir PA, 2005). Kehilangan berat
badan berkaitan dengan penurunan waktu tidur total, terganggunya tidur dan bangun
lebih awal. Sedangkan, kelebihan berat badan akan meningkatkan waktu tidur total
(Barbara Kozier, Sharon Harvey, 2004).
2. Latensi tidur. Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan
nomor 2 dalam PSQI, yang berbunyi: “Selama sebulan terakhir, berapa lama (dalam
menit) biasanya waktu yang Anda perlukan untuk dapat jatuh tertidur setiap
malam?”, dan pertanyaan nomor 5a, yang berbunyi: “Selama sebulan terakhir,
seberapa sering Anda mengalami kesulitan tidur karena Anda tidak dapat tertidur
dalam waktu 30 menit setelah pergi ke tempat tidur?” Masing-masing pertanyaan
tersebut memiliki skor 0-3, yang kemudian dijumlahkan sehingga diperoleh skor
latensi tidur. Jumlah skor tersebut disesuaikan dengan kriteria penilaian sebagai
berikut. Skor latensi tidur 0: 0, skor latensi tidur 1-2: 1, skor latensi tidur 3-4: 2, skor
latensi tidur 5-6: 3, skala: ordinal.
3. Durasi tidur. Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan
nomor 4 dalam PSQI, yang berbunyi: “Selama sebulan terakhir, berapa jam Anda
benar-benar tidur di malam hari?” Jawaban responden dikelompokkan dalam 4
kategori dengan kriteria penilaian sebagai berikut. Durasi tidur >7 jam:0, durasi tidur
6-7 jam:1, durasi tidur 5-6 jam:2, durasi tidur <5 jam: 3, skala: ordinal.
4. Efisiensi tidur sehari-hari. Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada
pertanyaan nomor 1, 3, dan 4 dalam PSQI mengenai jam tidur malam dan bangun
pagi serta durasi tidur. Jawaban responden kemudian dihitung dengan rumus: Hasil
perhitungan dikelompokkan menjadi 4 (empat) kategori dengan kriteria penilaian
sebagai berikut. Efisiensi tidur >85%: 0, efisiensi tidur 75-84%: 1, efisiensi tidur 65-
74%: 2, efisiensi tidur <65%: 3, skala: ordinal.
5. Gangguan tidur. Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan
nomor 5b –5j dalam PSQI, yang terdiri dari hal-hal yang dapat menyebabkan
gangguan tidur. Tiap item memiliki skor 0-3, dengan 0 berarti tidak pernah sama
sekali dan 3 berarti sangat sering dalam sebulan. Skor kemudian dijumlahkan
sehingga dapat diperoleh skor gangguan tidur. Jumlah skor tersebut dikelompokkan
sesuai kriteria penilaian sebagai berikut. Skor gangguan tidur 0: 0, skor gangguan
tidur 1-9: 1, skor gangguan tidur 10-18: 2, skor gangguan tidur 19-27: 3, skala:
ordinal.
6. Penggunaan obat tidur. Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada
pertanyaan nomor 7 dalam PSQI, yang berbunyi: “Selama sebulan terakhir, seberapa
sering Anda mengkonsumsi obat-obatan (dengan atau tanpa resep dokter) untuk
membantu Anda tidur?” Kriteria penilaian disesuaikan dengan pilihan jawaban
responden sebagai berikut. Tidak pernah sama sekali: 0, kurang dari sekali dalam
seminggu: 1, satu atau dua kali seminggu: 2, tiga kali atau lebih seminggu: 3, skala:
ordinal.
7. Disfungsi aktivitas siang hari. Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada
pertanyaan nomor 8 dalam PSQI, yang berbunyi: “Selama sebulan terakhir, seberapa
sering Anda mengalami kesulitan untuk tetap terjaga ketika sedang mengemudi,
makan, atau melakukan aktivitas sosial?”, dan pertanyaan nomor 9, yang berbunyi:
“Selama sebulan terakhir, seberapa besar menjadi masalah bagi Anda untuk menjaga
antusiasme yang cukup dalam menyelesaikan sesuatu?” Setiap pertanyaan memiliki
skor 0-3, yang kemudian dijumlahkan sehingga diperoleh skor disfungsi aktivitas
siang hari. Jumlah skor tersebut disesuaikan dengan kriteria penilaian sebagai berikut.
Skor disfungsi aktivitas siang hari 0: 0, skor disfungsi aktivitas siang hari 1-2: 1, skor
disfungsi aktivitas siang hari 3-4: 2, skor disfungsi aktivitas siang hari 5-6: 3, skala:
ordinal.
2.4 KOPI
Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama
dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi. Konsumsi kopi
dunia mencapai 70% berasal dari spesies kopi arabika dan 26% berasal dari spesies
kopi robusta. Kopi berasal dari Afrika, yaitu daerah pegunungan di Etopia. Namun,
kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah tanaman tersebut
dikembangkan di luar daerah asalnya, yaitu Yaman di bagian selatan Arab, melalui
para saudagar Arab (Raharjo, 2012).
Sistematika tanaman kopi menurut USDA (Agriculture, 2002) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea L.
Spesies : Coffea arabica L.
Coffea robusta
2.5 KAFEIN
2.5.1 Definisi dan Struktur Kimia
Kafein merupakan keluarga dari golongan methylxanthine yang banyak
terkandung pada beberapa makanan, minuman, obat-obatan dan suplemen (Sugiyono
et al., 2011). Kafein secara alami terdapat terutama pada tanaman kopi, buah coklat,
dan daun teh. Dapat juga ditemukan pada minuman berkarbonasi dan suplemen
penambah energi (Heckman et al., 2010). Muchtadi, menyatakan bahwa kafein dapat
larut dalam air dan memiliki aroma wangi dan menarik namun memberikan cita rasa
yang pahit (Mumin et al., 2006).
Gambar 2.1. Struktur Kimia Kafein 1,3,7 – trimethylxanthine (James dan Rogers, 2005).
Kafein dalam bentuk murni muncul sebagai bedak kristal putih yang pahit dan
tidak berbau. Rumus kimianya adalah C8H10N4O2 dan memiliki nama kimia 1,3,7-
trimethylxanthine. Nama International Union of Pure and Applied Chemistry
untuk kafein adalah 1,3,7-trimethyl-1H-purine-2,6(3H,7H)-dione (Spriet, 2014).
golf. Namun kafein tampaknya tidak meningkatkan kinerja selama jangka pendek,
intensitas tinggi latihan seperti berlari dan mengangkat (Keijzers et al., 2002).
2.5.3 Farmakodinamik
Kafein mempunyai efek relaksasi otot polos, terutama otot polos bronchus,
merangsang susunan syaraf pusat, otot jantung dan meningkatkan diuresis.
Pengaruh kafein pada pembuluh darah dapat menyebabkan dilatasi pembuluh
darah termasuk pembuluh darah koroner dan pulmonal, karena efek langsung pada
otot pembuluh darah (Suyono, 2016).
International Food Information Council pada tahun 2008 mengkaji beberapa
dampak positif mengkonsumsi kafein seperti mengurangi resiko penyakit diabetes
melitus tipe II (Keijzers et al., 2002). Hal ini dibuktikan dengan adanya penelitian
yang telah dilakukan oleh Keijzers bahwa kafein dapat meningkatkan metabolisme
glukosa (Keijzers et al., 2002).
2.5.4 Farmakokinetik
Kafein diserap sepenuhnya oleh tubuh melalui usus halus dalam waktu 45 menit
setelah penyerapan dan disebarkan ke seluruh jaringan tubuh. Pada orang dewasa
sehat, sekitar setengah dari kafein itu hilang dalam waktu 4-6 jam dan 75%
dibersihkan dalam waktu 6-7 jam. Sedangkan pada wanita yang memakai kontrasepsi
oral waktu penyerapannya adalah 5-10 jam. Pada bayi dan anak memiliki jangka
waktu penyerapan lebih panjang yaitu 30 jam (Lesher, 2014).
Kadar eliminasi methylxanthine bervariasi di antara individu karena pengaruh
genetik dan lingkungan, sehingga perbedaan dapat mencapai empat kali lipat.
Metabolisme zat ini juga dipengaruhi oleh agen lain atau penyakit khusus. Misalnya,
merokok dan kontrasepsi oral menyebabkan peningkatan yang kecil tapi nyata
terhadap eliminasi methylxanthine. Waktu paruh theophylline dapat meningkat
dengan signifikan pada penderita sirosis hati, payah jantung, atau edema paru akut,
dengan nilai melebihi 60 jam pernah dilaporkan (Lesher, 2014).
Kafein
Farmakodinamik Farmakokinetik
Kualitas
Stress Emosional Efisiensi Kebiasaan Tidur
Tidur
22
b. Kriteria Eksklusi
1. Responden yang tidak bersedia mengikuti penelitian
2. Responden yang tidak mengisi data pribadi
3. Responden yang mengkonsumsi softdrink, teh, dan minuman lain yang
mengandung kafein
PQ
d
Berdasarkan rumus tersebut, maka besar sampel dapat dihitung sebagai berikut :
Keteranganan :
n = besar sampel minimal
Zα = 1,96 (ditetapkan)
d = 0,1 (ditetapkan )
P = proporsi = 0,56 (Watson, 2016)
Q = 1 – Nilai P = 0,44
Dengan besar sampel minimal 95 orang, maka sampel penelitian saya bulatkan
menjadi 100 mahasiswa/i angkatan 2015 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara
Setelah dilakukan pengolahan data, maka analisis data yang akan dilakukan
meliputi:
a. Analisis Univariat
Dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik dari variabel independen
dan variabel dependen. Keseluruhan data yang didapat dari pengisian
kuesioner diolah dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
b. Analisis Bivariat
Analisis data dilakukan dengan uji statistik menggunakan uji Chi square,
untuk melihat adanya hubungan antara variabel independen dan variable
dependen yang keduanya memiliki jenis data kategorik. Jika terdapat
beberapa syarat yang tidak terpenuhi dalam uji Chi-Square maka akan
dilakukan uji Fisher Exact Test atau Yates Correction.
2. Variabel Dependen
Variabel : Kualitas tidur
Definisi operasional : Penilaian terhadap kualitas tidur, latensi tidur, durasi
tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur, penggunaan
obat tidur, disfungsi aktifitas siang hari.
Alat ukur : Kuesioner PSQI
27
19 tahun 39 39
20 tahun 52 52
21 tahun 5 5
Total 100 100
Tidak Pernah < 1 Kali Seminggu 1-2 Kali Seminggu >3 Kali Seminggu
Gangguan Tidur
n % n % n % n %
Tidak dapat tidur dalam 30
menit sejak berbaring 23 23 29 29 26 26 22 22
Terbangun di tengah malam
atau terlalu dini 28 28 21 21 32 32 19 19
Terbangun untuk ke toilet 42 42 27 27 16 16 15 15
Kesulitan bernafas 67 67 16 16 11 11 6 6
Batuk atau mengorok 65 65 17 17 7 7 11 11
Kedinginan di malam hari 41 41 34 34 18 18 7 7
Kepanasan di malam hari 50 50 18 18 20 20 12 12
Mimpi Buruk 41 41 26 26 19 19 14 14
Terasa Nyeri 69 69 16 16 11 11 4 4
Alasan Lain 94 94 4 4 2 2 0 0
29
Dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara konsumsi kopi dan kualitas tidur
(p<0,0001). Tabel tersebut menunjukkan bahwa responden yang mengonsumsi kopi
dengan kualitas tidur yang baik sebanyak 6 orang (24%), sedangkan responden yang
mengonsumsi kopi dengan kualitas tidur yang buruk sebanyak 61 orang (81,3%).
Kemudian responden yang tidak mengonsumsi kopi dengan kualitas tidur baik
sebanyak 19 orang (76%), sedangkan responden yang tidak mengonsumsi kopi
dengan kualitas tidur buruk ada 14 orang (18,7%).
Perhitungan uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsumsi
minuman kopi dengan kualitas tidur disajikan dalam tabel 5.3.
Hal ini berkaitan dengan mekanisme kerja utama kafein yang terkandung di
dalam minuman kopi yaitu menghambat reseptor adenosin untuk terus terjaga.
Adenosin merupakan mediator proses tidur homeostatik. Adenosin menginduksi tidur
normal sementara kafein yang menghambat reseptor adenosine di otak dapat
membangunkan orang yang mengantuk dengan menghilangkan pengaruh inhibitorik
adenosine (Sherwood,2009)
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Caroline Drapeau di
Universitas de Montrea Canada, yang meneliti efek penggunaan kafein yang terdapat
didalam minuman kopi pada kelompok usia muda dan pertengahan. Hasil
menunjukkan bahwa kafein dalam kopi dapat mempengaruhi kualitas tidur (p<0,009)
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara dengan judul Pengaruh Minuman Kopi Terhadap
Kualitas Tidur Mahasiswa/i Angkatan 2015, dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Mahasiswa/i di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang
mengonsumsi kopi dengan kualitas tidur baik ada sebanyak 24%,
sedangkan dengan kualitas tidur buruk ada sebanyak 81,3%
2. Mahasiswa/i di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang
tidak mengonsumsi kopi dengan kualitas tidur baik ada sebanyak 76%,
sedangkan dengan kualitas tidur buruk ada sebanyak 18,7%
3. Terdapat hubungan mengonsumsi kopi dengan kualitas tidur
6.2 SARAN
Dari hasil penelitian yang didapat, maka peneliti ingin memberikan beberapa
saran, yaitu :
1. Mahasiswa/i sebaiknya tidak terlalu sering mengonsumsi kopi terutama
pada malam hari karna dapat menyebabkan kualitas tidurnya buruk
2. Untuk peneliti selanjutnya agar memperbesar jumlah sampel dan menilai
kadar dosis dalam kafein yang dapat mengganggu kualitas tidur
32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 1
NIM : 140100005
Agama : Islam
No.TC-28
2016)
LAMPIRAN 2
Hormat saya,
Mitra Khairani
140100005
LAMPIRAN 3.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk turut
berpartisipasi sebagai responden penelitian yang bertujuan untuk mengetahui efek
konsumsi minuman berkafein terhadap kualitas tidur. Saya telah diberi penjelasan
bahwa peneliti telah mendapat izin pelaksanaan penelitian dan tidak akan
merugikan saya selama mengikuti prosedur penelitian ini.
Penelitian ini akan diberi kode dan identitas saya akan dirahasiakan selama
penelitian berlangsung. Semua data dan jawaban yang saya berikan terjamin
kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk keperluan pengolahan data. Saya
tidak mendapat keuntungan secara langsung dari penelitian ini, tetapi penelitian
ini akan memberikan informasi yang dapat dijadikan data untuk meningkatkan
informasi tentang konsumsi minuman berkafein pada remaja.
Partisipasi ini bersifat suka rela dan saya berhak mengundurkan diri sebagai
responden tanpa resiko apapun apabila ada pertanyaan yang menimbulkan respon
emosional yang membuat saya tidak nyaman dan terganggu.
Saya telah membaca lembar persetujuan ini dan saya secara sadar bersedia
menjadi responden dalam penelitian ini.
Medan, 2017
Responden,
( )
LAMPIRAN 4.
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Riwayat penyakit :
Riwayat penggunaan obat :
Lingkarkan pertanyaan dibawah.
Jika anda peminum kopi berkafein, anda diminta untuk menjawab pertanyaan
dibawah ini dengan membuat lingkaran pada jawaban yang anda pilih.
2. Berapa banyak cangkir kopi yang anda minum pada hari-hari biasa?
A. 2 cangkir kopi atau kurang
B. 3-4 cangkir kopi
C. 5-6 cangkir kopi
D. 7-8 cangkir kopi
E. 9 cangkir kopi atau lebih
2. Berapa lama (menit) waktu yang anda butuhkan untuk mulai tertidur setiap malam ?
5. Dalam satu bulan terakhir, berapa sering anda mengalami kesulitan untuk tertidur, karena....
a. Tidak dapat tertidur dalam 30 menit
sejak berbaring
b. Terbangun di tengah malam atau terlalu
dini
c. Terbangun untuk ke toilet
d. Kesulitan bernapas
e. Batuk atau mengorok
f. Kedinginan di malam hari
g. Kepanasan di malam hari
h. Mimpi buruk
i. Terasa nyeri
j. Alasan lain………………….
LAMPIRAN 5.
ETHICAL CLEARENCE
LAMPIRAN 6.
Jenis Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Valid Laki-Laki 23 23.0 23.0 23.0
Perempuan 77 77.0 77.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Usia
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Valid 18 th 4 4.0 4.0 4.0
19 th 39 39.0 39.0 43.0
20 th 52 52.0 52.0 95.0
21 th 5 5.0 5.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Kesulitan Bernafas
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Valid tidak pernah 67 67.0 67.0 67.0
< 1 kali seminggu 16 16.0 16.0 83.0
1-2 kali seminggu 11 11.0 11.0 94.0
>3 kali seminggu 6 6.0 6.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Mimpi Buruk
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Valid tidak pernah 41 41.0 41.0 41.0
< 1 kali seminggu 26 26.0 26.0 67.0
1-2 kali seminggu 19 19.0 19.0 86.0
>3 kali seminggu 14 14.0 14.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Terasa Nyeri
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Valid tidak pernah 69 69.0 69.0 69.0
< 1 kali seminggu 16 16.0 16.0 85.0
1-2 kali seminggu 11 11.0 11.0 96.0
>3 kali seminggu 4 4.0 4.0 100.0
Alasan Lain...
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Valid tidak pernah 94 94.0 94.0 94.0
< 1 kali seminggu 4 4.0 4.0 98.0
1-2 kali seminggu 2 2.0 2.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig.
Value df (2-sided) sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 27.876 1 .000
Continuity Correctionb 25.343 1 .000
Likelihood Ratio 27.079 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
27.597 1 .000
Association
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.25.
b. Computed only for a 2x2 table
LAMPIRAN 7.
DATA INDUK
52 MDR 20 Laki-laki Ya 11 2 2 2 2 2 1 2 2 1 0
53 BLQ 20 Perempuan Tidak 12 2 1 1 0 0 1 1 1 0 0
54 WGN 20 Perempuan Ya 17 2 2 2 1 1 0 2 2 2 0
55 SMT 20 Perempuan Ya 9 1 1 1 1 0 1 2 2 0 0
56 GGN 20 Perempuan Ya 9 3 3 3 3 3 1 3 3 2 0
57 RZK 20 Laki-laki Ya 15 3 2 2 2 1 1 2 3 1 0
58 VNY 19 Perempuan Ya 9 2 2 2 2 2 1 3 3 1 0
59 WKN 20 Perempuan Ya 17 3 3 3 3 3 1 3 3 1 0
60 SSK 21 Perempuan Ya 16 3 3 3 1 1 2 3 3 2 0
61 JMS 20 Laki-laki Ya 20 3 3 3 3 3 1 3 3 3 0
62 SJT 20 Perempuan Ya 11 3 3 3 0 0 0 3 3 1 0
63 BWU 19 Perempuan Ya 12 3 3 3 1 0 1 2 3 2 0
64 CLS 20 Perempuan Tidak 14 2 0 0 0 0 0 0 2 0 0
65 DAK 19 Perempuan Ya 7 0 2 1 0 0 1 0 1 2 0
66 SHG 19 Perempuan Ya 9 1 0 2 0 0 0 3 0 1 0
67 STV 19 Laki-laki Tidak 6 1 0 0 0 0 0 0 3 0 0
68 AAR 19 Perempuan Ya 9 2 3 1 0 0 1 2 1 1 2
69 AMM 19 Perempuan Ya 6 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0
70 AAF 20 Laki-laki Ya 9 1 3 3 0 3 1 3 0 3 0
71 NBL 19 Perempuan Tidak 9 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0
72 ASM 21 Perempuan Ya 5 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0
73 BEJ 20 Perempuan Tidak 3 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
74 MHT 20 Perempuan Tidak 7 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0
75 MGA 20 Perempuan Ya 10 2 2 3 0 0 2 0 0 0 0
76 ANP 20 Perempuan Ya 9 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
77 ACM 20 Perempuan Ya 7 2 0 0 0 2 2 2 0 0 0
78 TSB 20 Perempuan Ya 6 2 0 0 0 0 1 1 2 0 0
79 ART 20 Perempuan Tidak 3 0 3 3 0 0 3 2 3 0 2
80 UKM 21 Perempuan Ya 11 1 1 2 2 1 2 2 1 1 0
81 CST 20 Perempuan Ya 12 3 0 1 0 0 1 1 1 0 0
82 SHN 20 Laki-laki Ya 9 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0
83 ASS 20 Perempuan Ya 10 1 2 0 1 3 2 2 1 3 0
84 SLH 18 Perempuan Tidak 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
85 RFL 19 Perempuan Ya 6 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0
86 FSR 19 Perempuan Tidak 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
87 WSR 19 Perempuan Ya 9 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0
88 GRI 19 Laki-laki Ya 8 3 3 1 2 1 0 0 2 0 0
89 EFH 18 Perempuan Ya 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
90 PPN 19 Perempuan Ya 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
91 RDG 19 Perempuan Tidak 6 2 0 0 0 3 0 0 0 0 0
92 HLN 20 Perempuan Ya 10 0 1 1 0 0 0 1 2 0 0
93 VSZ 19 Perempuan Tidak 4 0 0 0 1 0 0 3 1 0 0
94 SPZ 21 Perempuan Ya 5 0 1 0 0 0 2 2 1 0 0
95 ACR 18 Laki-laki Ya 8 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
96 CTR 20 Perempuan Tidak 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
97 TWY 20 Perempuan Tidak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
98 AZR 19 Perempuan Tidak 3 1 2 0 0 0 0 0 1 0 0
99 SNM 19 Perempuan Tidak 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
100 DNS 19 Perempuan Tidak 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LAMPIRAN 8
PERNYATAAN
Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun sebagai syarat untuk
memperoleh Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter pada Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.
Adapun pengutipan yang penulis lakukan pada bagian tertentu dari hasil karya orang
lain dalam penulisan skripsi ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai
dengan norma, kaidah, dan etika penelitian ilmiah.
Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini bukan
hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian tertentu, penulis bersedia
menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi lainnya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Mitra Khairani
NIM. 140100005