Kegiatan Belajar 2
Fungsi citraan sebenarnya tidak hanya sekadar memberi ilustrasi dan dekorasi
pada sebuah puisi, tetapi lebih dari itu. (Burton dalam Pradopo, 1987)
menyatakan bahwa citraan (imagery) dipakai untuk menggugah perasaan,
sedangkan Brooks dan Warren menyebutkan bahwa fungsi citraan adalah untuk
merangsang imajinasi, menggugah perasaan dan pikiran di balik sentuhan indra.
Dengan demikian, citraan berfungsi sebagai alat interpretasi atau alat untuk
menemukan makna yang terkandung dalam sebuah puisi.
Jenis citraan dalam puisi ada bermacam-macam sesuai dengan jenis indra yang
ingin digugah oleh penyair lewat puisinya. Jenis citraan ini dinamai berdasarkan
macam imaji yang dapat ditimbulkannya, yaitu imaji yang berkaitan dengan
pengalaman visual, pengalaman pendengaran atau auditif, pengalaman indra
penciuman, pengalaman indra pencecapan, pengalaman indra perabaan,
pengalaman sensoris akan suhu, dan pengalaman akan pengamatan terhadap
gerak.
Adapun citraan secara umum dapat dikelompokkan menjadi citra penglihatan
(visual), citra pendengaran (auditif), citra gerak, citra perabaan, citra penciuman,
citra pencecapan, dan citra suhu.
DAFTAR PUSTAKA
Mohamad, Goenawan. (1992). Asmaradana. Jakarta: Gramedia widiasarana
Indonesia.
Santosa, Puji., Ranabrata, Utjen Djusen., dan Pratiwi, Dwi. (2004). Sastra
Keagamaan dalam Perkembangan Sastra Indonesia: Puisi 1946-1965. Jakarta:
Pusat Bahasa Depdiknas.
Sumarjo, Jakob & Saini K.M. (1994). Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
ruphttp://id.wikisource.org/wiki/Buku_Praktis_Bahasa_Indonesia_1/Sastra#Citraan_dala
m_Puisiawan yang mengintai dari balik tirai.
CITRAAN DALAM PUISI
Citraan Adalah penggambaran mengenai objek berupa kata, frase,
atau kalimat yang tertuang di dalam puisi atau prosa. Citraan
dimaksudkan agar pembaca dapat memperoleh gambaran konkret
tentang hal-hal yang ingin disampaikan oleh pengarang atau penyair.
Dengan demikian, unsur citraan dapat membantu kita dalam
menafsirkan makna dan menghayati sebuah puisi secara menyeluruh.
Jenis Citraan dibagi menjadi 7, yakni:
1. Citraan penglihatan, yaitu citraan yang ditimbulkan oleh indera
penglihat (mata). Citraan ini dapat memberikan ransangan kepada mata
sehingga seolah-olah dapat melihat sesuatu yang sebenarnya tidak
terlihat.
2. Citraan pendengaran, yaitu citraan yang ditimbulkan oleh indera
pendengar (telinga). Citraan ini dapat memberikan ransangan kepada
telinga sehingga seolah-olah dapat mendengar sesuatu yang
diungkapkan melalui citraan tersebut.
3. Citraan perabaan, yaitu citraan yang melibatkan indera peraba
(kulit), misalnya kasar, lembut, halus, basah, panas, dingin, dll.
4. Citraan penciuman, yaitu citraan yang berhubungan dengan indera
pencium (hidung). Kata-kata yang mengandung citraan ini
menggambarkan seolah-olah objek yang dibicarakan berbau harum,
busuk, anyir, dll.
5. Citraan pencecapan, yaitu citraan yang melibatkan indera pencecap
(lidah). Melalui citraan ini seolah-olah kita dapat merasakan sesuatu
yang pahit, asam, manis, kecut, dll.
6. Citraan gerak, yaitu citraan yang secara konkret tidak bergerak,
tetapi secara abstrak objek tersebut bergerak.
7. Citraan perasaan, yaitu citraan yang melibatkan hati (perasaan).
Citraan ini membantu kita dalam menghayati suatu objek atau kejadian
yang melibatkan perasaan.
http://gubukbahasasastra.blogspot.com/2009/07/citraan-dalam-puisi.html
1. Citraan Isi Puisi
Pada baris pertama puisi di atas seolah-olah pembaca merasakan hembusan angin, " angin
berhembus tertahan-tahan". Inilah yang dimaksud gambaran perasa. "Daun berisik rasa
kesukaan" pada baris kedua seolah pembaca dapat mendengar suara daun yang
berisik.Larik "bulan perlahanlahan", "menuju maghrib peraduan" merupakan
penggambaran indera penglihatan, yakni sedang menyaksikan bulan yang akan segera
tenggelam.
Tanah Kelahiran
http://www.crayonpedia.org/mw/Keindahan_Alam_-_Sarwiji_7.2