Anda di halaman 1dari 18

Stilistika Puisi Sastra Cyber

Riska Antita

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Sumatera


Utara, Jalan Kapten Muchtar Basri No.3, Indonesia

Abstrak:
Penelitian stilistika Puisi sastra cyber ini bertujuan untuk menggambarkan nilai
aspek stilistika yang terdapat pada puisi Berkahilah Hidup Kami karya Nanang
Suryadi dan Gubuk Tua diatas Batu karya Soei Rusli. Peneliti hanya membahas
aspek stilistika diksi, perasaan (feeling), tema, amanat dan citraan. Metode yang
digunakan dalam penelitian adalah jenis metode deskriptif dengan data kualitatif.
Sumber data penelitian ini adalah dengan menggunakan buku Stilistika Menyimak
Gaya Kebahasaan Sastra Hendri Guntur Tarigan dan puisi yang berjudul
Berkahilah Hidup Kami karya Nanang Suryadi dan Gubuk Tua diatas Batu karya
Soei Rusli. Metode penulisan data adalah deskriptif kualitatif menggunakan
teknik observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan membaca
puisi secara berulang-ulang dan cermat, menghayati, memahami makna tiap puisi,
mengumpulkan data, melakukan penelahaan data, mendeskripsikan, dan menarik
simpulan dari hasil penelitian. Hasil dari penelitian dapat menjawab pertanyaan
penelitian bahwa aspek stilistika, yaitu diksi, perasaan (feeling), tema, amanat dan
citraan terdapat dalam puisi berjudul Berkahilah Hidup Kami karya Nanang
Suryadi dan Gubuk Tua diatas Batu karya Soei Rusli.
Kata kunci: Aspek Stilistika Puisi, Berkahilah hidup Kami dan Gubuk Tua diatas
Batu, Puisi Cyber.

Cyber Literary Poetry Stylistics

Abstract:
The stylistic research of Cyber literary poetry aims to describe the value of the
stylistic aspects contained in the poem Berkahilah Hidup Kami by Nanang
Suryadi and Gubuk Tua above Batu by Soei Rusli. The researcher only discusses
the stylistic aspects of diction, feeling, themes, messages and images. The method
used in this research is descriptive method with qualitative data. The data source
of this research is by using the book Stilistics Listening to the Literary Style of
Hendri Guntur Tarigan and the poem entitled Blessing Our Life by Nanang
Suryadi and Gubuk Tua Above Batu by Soei Rusli. The method of writing data is
descriptive qualitative using observation techniques. The data analysis technique
used is to read poetry repeatedly and carefully, appreciate it, understand the
meaning of each poem, collect data, review data, describe, and draw conclusions
from the research results. The results of the study can answer research questions
that the stylistic aspects, namely diction, feeling, themes, mandates and images
are contained in the poem entitled Blessing Our Life by Nanang Suryadi and
Gubuk Tua above Batu by Soei Rusli.
Keywords: Aspects of Stylistic Poetry, Bless our lives and the Old Shack on the
Rock, Cyber Poetry.
PENDAHULUAN cyber sastra. Istilah ini populer pada
Kajian stilistika akan tahun 2001. Secara harfiah, istilah
memperkaya pengetahuan, tersebut dapat dirunut
pemahaman, wawasan, kita tehadap pembentukannya,yaitu terdiri dari
penggunaan bahasa dalam suatu teks kata cyber dan sastra. Menurut
sastra. Kajian stilistika ini akan Endraswara (2008 : 182) bahwa kata
membawa masyarakat pembaca pada cyber berasal dari bahasa inggris
suatu pemahaman yang lebih baik. yang artinya tidak berdiri sendiri,
Pembaca akan lebih luas memaknai melainkan terjalin dengan kata lain,
bagaimana bahasa diberdayakan seperti cyber space, cyber neties dan
sedemikian rupa, dikreasikan, sebagainya. Dengan demikian, cyber
bagaimana untuk mencapai efek-fek sastra diartikan sebagai aktivitas
tertentu bahkan penggunaan bahasa sastra yang memanfaatkan computer
ini disimpangkan, dilakukan atau internet sebagai medianya.
pengulangan, penekanan, bahkan Cyber sastra merupakan media
penciptaan ungkapan-ungkapan yang perkembangan sastra di Indonesia
baru yang belum pernah ada yang terbaru. Perkembangan ini
sebelumnya. sering dengan perkembangan internet
Pada abad 21 sekarang ini, itu sendiri. Kehadiran hot spot yang
teknologi menghadapi kemajuan memudahkan akses yang turut
yang sangat kencang kemajuan mendukung perkembangan internet
tersebut juga terlihat pada teknologi terlebih bagi kehadiran GPRS yang
informasi. Kehadiran jaringan berupa memungkinkan pengguna dapat
word wide web atau internet sebagai melakukan akses internet dari ponsel
sarana informasi memberikan banyak secara langsung, bahkan member
kemudahan akses informasi tanpa posting berupa komentar terhadap
batas. Oleh karena kemudahan ini informasi yang telah diakses melalui
internet akan memiliki pengaruh ponsel. Salah satu situs yang
terhadap perkembangan budaya mewadahi kreativitas para sastrawan
masyarakat. Perkembangan sastra di adalah Kehadiran cyber sastra yang
dunia maya memunculkan istilah memperkaya khasana kesusastraan
di Indonesia tidak selamanya berorientasi pada keberhasilan
ditanggapi secara positif oleh pemakaian bahasa. Karya dalam
pemerhati sastra, kritikus, dan esais gaya merasa dan gaya berpikir.
mencoba untuk memberi pandangan Sejalan dengan pendapat di
terhadap kehadiran cyber sastra. atas, Murry (dalam Tarigan,
Tidak sedikit para peneliti, kritikus, 2013:11) menyatakan, semua gaya
dan esais yang memberikan ulasan dalam hubungan ini gaya karya
yang menyatakan bahwa karya yang sastra, khususnya karya sastra yang
termuat di cyber sastra adalah karya berhasil adalah artificial, diciptakan
sampah. dengan sengaja, gaya demikian
TINJAUAN PUSTAKA adalah kualitas bahasa, merupakan
Tarigan (2013:9) menyatakan ekspresi langsung pikiran dan
bahwa stilistika merupakan studi teks perasaan.
yang berhubungan langsung dengan Santosa (1996:47) menjelaskan
bahasa dan sastra, stilistika puisi adalah ragam karya sastra yang
dipandang utuh sebagai kajian merupakan peristiwa kebahasaan
terhadap suatu objek, yakni gaya yang tersaring dengan semurni-
bahasa atau berbahasa dengan gaya murninya untuk mengekspresikan
tertentu yang meliputi cara kepribadian dalam suatu bentuk yang
pengungkapan, nada-nada, letupan tepat dan selaras dengan watak yang
idiom, system tanda yang apik, dan diungkapkannya. Ragam karya sastra
berpola khusus. Gaya menciptakan seperti ini semula bahasanya terikat
hasrat sebab gaya menghasilkan oleh irama, matra, rima, dan tata
dinamika. Gaya adalah bentuk puitika lain. Dalam perkembangan
identitas dan cara ampuh selanjutnya ada yang menyimpang
menyampaikan sesuatu dalam dari aturan tersebut, misalnya puisi
kehidupan. Termasuk gaya dalam konkret, puisi kontemporer, dan puisi
sastra, gaya bahasa seorang penyair naratif.
dan penulis merupakan letupan Menurut Waloyo (1995:66-
imajiner yang terwakilkan atas 101) menyebutkan bahwa struktur
perasaan dan pikiran serta selalu fisik puisi terdiri atas diksi,
pengimajian, kata konkret, bahasa Citraan juga dimanfaatkan oleh
figuratif (majas), versifikasi, dan tata sastrawan untuk mendorong
wajah. pembaca agar bisa memahami apa
Diksi yang dirasakan penuli, adapun
Diksi yaitu suatu pilihan kata macam-macam citraan dalam puisi
yang tepat dan selaras dengan antara lain, citraan pendengaran,
penggunaannya dalam citraan penciuman, citraan perabaan,
menyampaikan sebuah gagasan atau citraan gerak, citraan pengecapan
cerita yang meliputi gaya bahasa, citraan perasaan, citraan intelektual
pilihan kata, ungkapan dan lain-lain, dan citraan penglihatan
sehingga didapatkan efek sesuai Imaji
dengan yang diingikan. Dingin dapat Imaji adalah gambaran, kesan,
diartikan sebagai kata pilihan penyair bayang-bayang, atau apa yang ada
untuk menjabarkan apa yang ingin dalam pikiran ketika kita
diceritakan agar dapat menghasilkan membayangkan atau mengingat
cerita yang menarik. sesuatu. Imaji berfungsi sebagai
Pencitraan jembatan penghubung antara penyair
Pencitraan merupakan dengan pembacanya. Imaji dapat
penggunaan bahasa untuk dikatakan sebagai alat atau bahasa
menggambarkan objek-objek, puisi yang berusaha mejabarkan
tindakan, perasaa, pikiran, ide, gambaran yang nyata, sehingga pada
pernyataan, dan setiap pengalaman saat membaca akan mudah
indera. Citraan adalah salah satu menanggapi pengalaman yang telah
sarana kepuitisan yang digunakan tersedia, dengan demikian akan
oleh penyair untuk memperkuat membangkitkan daya bayang
gambaran pikiran dan perasaan. pembaca sehingga pembaca seoalah-
Instrumen citraan sangat olah dapat mengindra pengalaman
berhubungan dengan apa yang yang diceritakan dalam puisi
dialami penyair berkaitan dengan tersebut.
panca indra untuk Kata konkret
mengespresikannya pada puisi.
Kata konkret yaitu kata yang METODE
ditangkap dengan indera yang Penelitian ini terdapat satu
memungkinkan munculnya imaji. variabel yang akan diteliti, yaitu
Kata-kata ini berhubungan dengan diksi, tema, rasa, amanat dan
kiasan atau lambang. Kata konkret pencitraan pada puisi Berkahilah
adalah kata yang acuannya semakin hidup kami karya Nanang Suryadi
mudah dicerap pancaindera. Kata dan Gubuk Tua diatas Batu karya
konkret atau kata nyata ialah pilihan Soei Rusli. Metode penelitian yang
kata yang mewakili sebuah makna digunakan ialah jenis deskriptif
wujud, makna fisik, dan makna yang dengan data kualitatif. Analisis data
sesuai dengan konteks puisinya. adalah telaah sistematis atas catatan-
Bukan lagi berupa kata asing yang catatan atau data sebagai sumber
masih belum jelas. masalah. Sugiyono (2017:335)
Versifikasi menyatakan bahwa analisis data
Versifikasi adalah menyangkut kualitatif adalah bersifat induktif,
rima, ritme, dan mentrum. rima yaitu berdasarkan data yang
adalah persamaan bunyi pada puisi, diperoleh, selanjutnya dikembangkan
baik di awal, tengah, dan akhir baris menjadi hipotesis.
puisi, rima mencakup kata tiruan, HASIL
dan pengulangan atau pengungkaan Tujuan dari penelitian ini yaitu
kata. Ritme merupakan alunan yang untuk mengetahui aspek stilistika
tetjadi karena pengulangan dan yaitu diksi, tema, amanat, citraan dan
pergantian kesatuan bunyi arus tinggi perasaan pada puisi Berkahilah
rendahnya, panjang pendeknya, keras Hidup Kami karya Nanang Surya
lemahnya bunyi puisi, mentrum dan Gubuk Tua Di Atas Batu karya
adalah ukuran irama yang ditentukan Soei Rusli diperlukan terhadap data
oleh jumlah dan tekanan suku kata yang ada untuk memperoleh hasil
setiap baris, pergantian naik turun penelitian yang akurat.
suara secara teratur, dan pembagian Sesuai dengan teknik analisis
suku kata yang ditentukan oleh data, peneliti terlebih dahulu
sintaksis. mengumpulkan kalimat-kalimat yang
terdapat pada aspek stilistika yaitu kalimat ini memiliki arti meminta
diksi, tema, amanat, citraan dan kebebasan, ketentraman, kedamaian,
perasaan dari setiap barisannya. dan keselamatan dari mara bahaya
Langkah berikutnya menyusun data yang dapat mennyakiti atau melukai
secara teratur dan teperinci agar dirinya.
mudah dipahami. Data-tata tersebut
Diksi pada Puisi Berkahilah Hidup
kemudian dianalisis sehingga
Kami
diperoleh deskripsi.
Diksi yang didapatkan pada
1. Berkahilah Hidup Kami
puisi “berkahilah hidup kami”
Tema Pada Puisi Berkahilah meliputi makna denotasi dan makna
Hidup Kami konotasi. Makna denotasi merupakan
Tema dalam puisi ini adalah makna yang sebenarnya atau makna
bertema tentang ketuhanan, yang yang sesuai dengan pengertian yang
artinya tema yang berkaitan erat dikandung oleh kata. Berikut kutipan
dengan kekuasaan Tuhan yang yang menunjuk menunjuk adanya
begitu besar, Yang Maha Tahu makna denotasi.
segalanya baik itu takdir, rezeki, dan
Makna konotasi berbeda
jodoh manusia yang telah ditentukan dengan makna denotasi, makna
oleh yang Maha Mengetahui, tempat konotasi merupakan hal penting yang
sebaik-baiknya mengaduh dan digunakan pengarang dalam
meminta pertolongan hanya kepada menciptakan suatu karya sastra,
Tuhan. Tema ini terdapat pada bait karena penggunaan kata konotasi
kedua dan larik kedua “dalam doa- didalam karya sastra dapat
doa yang diaminkan”. pada kalimat menimbulkan efek estetis. Maka
selanjutnya yang terdapat pada bait konotasi yaitu kata atau kalimat yang
pertama larik ketiga “dari jalan mengandung makna yang tidak
keselamatan” kalimat ini sebenarnya terjadi, dapat dikatakan
menunjukkan bahwa keadaan kalimat konotasi ini sebagai kata
seseorang sedang merasa terancam, yang memiliki frasa dan tidak
teraniaya ataupun terpuruk sehingga langsung mengacu pada kalimatnya
sesungguhnya. Didalam puisi” harus dapat dihayati pembaca. Puisi
“Berkahilah Hidup Kami” maka merupakan perasaan penyair.
digunakan dalam pendeskripsian Perasaan yang menjiwai puisi bisa
suasana atau perasaan dan tempat perasaan gembira, sedih, haru,
atau orang. “darah telah bersimbah di terasing, patah hati, sombong,
negeri porak poranda” banyak semangat, cemburu, takut, kesepian,
dikalangan pembaca yang belum menyesal, dan lain sebagiannya.
mengerti apa arti kata dari “porak Rasa sedih, harapan, dan tunduk
poranda” kata tersebut agak sulit yang dialami serta rasa yang ingin
dipahami karena masih banyak yang disampaikan penyair kepada
belum mengetahui apa arti kata pembaca. “air mata telah menghias
tersebut. Porak poranda memiliki tanah-tanah tandus” bait ketiga baris
banyak makna antara lain cerai-berai, pertama dalam kalimat ini pembaca
tidak karuan, berserakan, terserak pasti memahami apa yang ingin
kemana-mana, kacau balau, dan disampaikan oleh penyair, perasaan
kucar-kacir. Kesimpulan dari kalimat yang sedih dimana air mata yang
“darah telah bersimbah di negeri jatuh ke tanah yang diinjak semua
porak poranda” banyaknya darah terasa hampa, gersang seolah-olah
yang jatuh atau berlumuran di negeri tidak terlihat tanda-tanda kehidupan
yang keadaannnya dalam kondisi yang dirasakan dimasa yang akan
tidak karuan ataupun negeri yang datang. Pada bait kedua baris
hancur. pertama “dalam doa-doa yang
diaminkan” kalimat ini jelas rasa
Feeling (Rasa) pada puisi
yang ingin disampaikan dan
Berkahilah Hidup Kami
dirasakan penyair adalah timbulnya
Feeling merupakan perasaan
rasa harapan atas doa-doa yang
penyair yang disalurkan melalui
disampaikan dikabulin dan tunduk
ungkapan-ungkapan yang digunakan
tetap ikhtiar dalam doa.
dalam puisinya karena dalam
menciptakan puisi suasana hati Amanat pada puisi Berkahilah

penyair juga ikut dieskpresikan dan Hidup Kami


Menurut peneliti amanat yang Selanjutnya pada bait ketiga baris
ingin disampai penyair adalah pertama sampai ketiga dengan
Berdoalah untuk kebaikan hingga kalimat “air mata telah menghias
doa-doa yang dilantumkan dapat tanah-tanah tandus darah telah
diaamiinkan manusia dan malaikat bersimbah di negeri porak poranda
hingga Tuhan mengabulkannya, dan kami tersungkur di bumimu” pada
Tetap memohon perlindungan, kalimat ini peneliti menggunakan
kenyamanan dan ketenangan kepada citraan perabaan disebabkan pada
Sang Maha Esa dalam situasi sesulit kata “air mata, bersimbah, dan
apapun. tersungkur” bisa dirasakan melalui
indera perabaan atau kulit. Air mata
Citraan pada Puisi Berkahilah
artinya air yang keluar dari mata atau
Hidup Kami
menangis, bersimbah maknanya
Menurut peneliti citraan yang
basah, bercucuran, dan mengalir.
terdapat dalam puisi ini ada dua yaitu
Semua itu hanya bisa dirasakan
citraan perasaan dan citraan
melalui indera perabaan. Jadi,
perabaan. Peneliti memetik kalimat
peneliti menarik kesimpulan dari
“dalam kedamaian” terletak pada
kedua citraan yang digunakan
bait pertama baris keempat dan pada
bahwasannya penyair merasakan
kalimat “sebagai cintamu” dibagian
kesedihan yang amat dalam sehingga
bait kedua dan baris keempat sebagai
yang tampak di hadapan akan terlihat
bukti bahwa adanya terdapat citraan
hanya kekosangan, kesepian dan
perasaan, dimana penyair ingin
kehampaan seakan-akan tanah yang
mengungkapkan dan menyampaikan
diinjak terasa tandus.
aspirasi atau perasaan yang ia
rasakan dan alami. Rasa damai dan 2. Puisi Gubuk Tua di atas Batu

rasa cinta hanya bisa dibuktikan Tema pada Puisi Gubuk Tua di
melalui indera perasaan manusia, Atas Batu
karena pada hakikat damai dan cinta Bila dilhat dari isi yang
itu ada tidak terlihat tetapi hanya bisa disampaikan puisi “Gubuk Tua di
dirasakan oleh naluri manusia. Atas Batu” tema atau topik yang
dibahas adalah menggambarkan kecil atau yang biasanya kondisi
tentang kekejaman yang dilakukan rumahnya dalam keadaan kurang
oleh penjajah di negeri Indonesia. baik, beberapa dalam puisi ini tidak
Kutipan tersebut dapat dilihat dari dapat dimaknai secara harfiah,
baris pertama bait ketiga belas misalnya „diatas batu‟ adalah adanya
“penjajah itu kejam nak”. suatu benda yang berada dibagian
Kesimpulan dari isi puisi yang buat atas batu.
penyair bahwasannya tidak ada Dengan kata-kata yang
penjajah yang memperlakukan terseleksi, Soei Rusli ingin
rakyatnya dengan sangat baik, menyampaikan perasaannya melalui
penjajah itu sangat dominan dengan puisi mengenai Indonesia yang
panggilan “penjahat” dikarenakan dianggapnya sakit karena penuh
seorang penjajah memperbudakkan dengan kehancuran, penganiayaan,
jajahannya selayaknya manusia dan kekejam yang dilakukan oleh
melainkan binatang. Perilaku dan penjajah. Dengan kata-kata yang
perbuatannya tidak ada yang terseleksi luar biasa, Soei Rusli
menunjukkan tentang kebaikan atau mampu menampilkan kesan tentang
nilai moral keperimanusiaannya. situasi yang terjadi negara ini.
Bisa dilihat pada bait pertama dari
Feeling (Rasa) pada Puisi Gubuk
baris keenam hingga sebelas
Tua di Atas Batu
membuktikan bahwasannya penjajah
itu kejam, kedzoliman yang dialami Perasaan merupakan rasa yang
penyair sangat menyiksa diri hingga ingin disampaikan penyair kepada
negara yang ditempatkan hangus pembaca, perasaan identik dengan
atau hancur sehancur-hancurnya. suasana hati baik itu dalam keadaan
sedih, gundah, pilu, marah, kesal dan
Diksi pada Puisi Gubuk Tua di
sedih. Perasaan yang ditekankan
Atas Batu
pada puisi adalah rasa marah, sedih,
Puisi yang berjudul, “gubuk dendam, dan hancur. Pada kalimat
tua diatas batu” terdiri atas kata “dengan mata berkaca” pada bait
„gubuk tua‟ yang menyatakan rumah satu baris kedua, penyair
menisyaratkan bahwasannya ia kehampaan, kesunyian dan
sedang merasakan kesedihan kehancuran yang ia rasakan.
sehingga membuat matanya berkaca- Sedangkan rasa marah dapat dilihat
kaca, pada bait pertama baris kedua pada kalimat “dengan suara lantang
“dendam memara” penyair sedang menunjuk ke lelaki muda” terletak
merasakan dendam yang membara pada bait pertama bait kedua belas,
dendam yang mengebuh-ngebuh, lantang berarti nada suara yang keras
dendam yang rasa dirasakan penyair dan besar, biasanya suara keras
dendam yang ingin membalas identik dengan kemarahan. Didalam
kembalikan kejahatan, kedzoliman, kalimat ini penyair ingin
dan kehinaan yang dideritanya. Rasa menyampaikan konteks yang marah
hancur yang dialami penyair terlihat dengan nada lantang ia menyalurkan
pada bait pertama baris keenam rasa kesal yang ia alami.
hingga kesebelas “tentang ayahnya Kesimpulan perasaan yang
terbunuh tentang ibunya diperkosa disampaikan penyair adalah Perasaan
dan dibunuh tentang saudara marah ingin membalas dendam
perempuannya dibawa kabur sampai dengan air mata berlinang dengan
sekarang tak pernah kembali tentang merelakan jiwa dan raga untuk
saudara lelaki tertembak tentang mendapatkan kembali tanah
desanya di bumi hangus luluh lantak kelahirannya yang telah dirampas,
oleh penjajah” pada kalimat telah Lelaki itu menceritakan tentang
membuktikan bahwasannya penyair kekejaman yang dilakukan penjajah
sedang merasakan sehancur- kepada negara tanah kelahirannya
hancurnya, segala yang ia punya baik dengan suara keras, kuat dan
itu ayah, ibu, saudara perempuannya, melunjak-lunjak yang diingiri rasa
saudara lelakinya, bahkan desa yang dendam dan marah. Muncul perasaan
telah ia tenpati telah dirampas oleh sedih dan sengsara terhadap rakyat
penjajah. Semua sumber kebahagian Indonesia. Selain itu, si penjajah juga
dan harta yang paling berharga telah menunjukan sikap kekejaman,
lenyap, hilang tak bersisa sama penganiayaan, pembunuhan dan
sekali tinggal kekosongan, kehancuran.
Amanat pada Puisi Gubuk tua di kemerdekaannya dengan perjuangan
Atas Batu yang tekat, berani dan tangguh
meskipun harus ada darah, jiwa, dan
Menurut peneliti amanat dalam
raga yang berjatuhan demi
puisi ini ialah perjuangan yang harus
memperjuangkan kemerdekaan
ditegakkan demi kemerdekaan
negara Indonesia.
negara tanah kelahiran, merebut atau
merampas kembali tanah yang telah Citraan pada Puisi Gubuk Tua di
diambil ahli oleh seseorang yang Atas Batu
tidak bertanggungjawab dan Citraan puisi ini
mengorbankan jiwa dan raga untuk mendeskripsikan tentang perasaan
mempertahankan negara dari dan penderitaan yang dialaminya,
penjajah. Pada kalimat “lelaki tua tentang ayahnya terbunuh, tentang
menatap merah putih” penyair telah ibunya diperkosa dan di bunuh, dan
meceritakan negara yang mempunyai tentang saudara lelakinya tertembak.
bendera merah putih yaitu negara Penulis seolah-olah imgin
republik Indonesia, pada masa itu menceritakan tentang apa yang
Indonesia pernah dijajah oleh dilihat dan dialaminya. Citraan
beberapa negara, penyair ingin penglihatan adalah citraan yang
menyampaikan gambaran apa yang mampu memberi rangsangan kepada
terjadi dengan Indonesia dimasa indera penglihatan sehingga hal-hal
penjajahan sebagai perwakilan apa yang tidak terlihat menjadi seolah-
yang dirasakan dan penderitaan yang olah terlihat. citraan penglihatan
dialami rakyat Indonesia selama dapat dilihat pada bait pertama baris
masa penjajahan itu masih pertama dengan kalimat “lelaki tua
berlansung. “berkibarlah menatap merah putih” kata menatap
benderaku”bait pertama baris menunjukkan adanya rangsangan
keempat “dengan tumpah darah” bait penglihatan yang dilakukan penyair,
pertama baris kelima, pada kalimat citraan pendengaran adalah citraan
ini penyair ingin membuktikan yang menguraikan bunyi suara atau
negara yang telah diambil oleh nada suara, misalnya munculnya
penjajah harus diperjuangkan
diksi sunyi, tembang, dendang, aspek-aspek stilistika disetiap
dentum, dan sebagiaannya. Pada penulisan puisi, terutama pada puisi
kalimat “dengan suara lantang Berkahilah Hidup Kami karya
menunjuk ke lelaki muda” terletak Nanang Suryadi dan Gubuk Tua
pada bait petama baris kedua belas diatas Batu karya Soei Rusli. Peneliti
pada kata “lantang” berkaitan dengan akan mendeskripsikan bagaimana
bunyi suara, sementara suara menggunakan Kajian aspek stilstika
biasanya identik dengan pendengaran pada puisi.
Jadi peneliti menganalisis kalimat ini Berkahilah Hidup Kami
sebagai citraan pendengaran, adapun peneliti menyimpulkan bahwasannya
citraan perabaan pada kalimat puisi tersebut bertemakan tentang
“tentang saudara lelaki tertembak” ketuhanan yang artinya tema yang
citraan perabaan adalah citraan berkaitan erat dengan kekuasaan
seolah-olah dihadapkan dengan Tuhan yang begitu besar, Yang
sebuah benda padat dan selanjutnya Maha Tau segalanya baik itu takdir,
dipegang, kata “tertembak” suatu rezeki, maut, dan jodoh manusia
kata kerja yang kata dasarnya telah ditentukan oleh Yang Maha
“tembak” saling melepaskan peluru Mengetahui, tempat sebaik-baiknya
dari senjata api yang berasal dari mengaduh, dan meminta pertolongan
senatapan ataupu meriam yang hanya kepada Tuhan.
disebut sebagai benda padat dan Peneliti menyimpulkan diksi
dapat dipegang, citraan perabaan dengan menggunakan makna
juga berhubungan dengan panca denotasi dan makna konotasi. Makna
indera kulit, tertembak berarti denotasi memilih pada kalimat “air
terkena sasaran peluru yang mata telah menghias tanah-tanah
dilepaskan dari suatu benda tembak tandus” kalimat ini mudah
yang langsung dirangsangkan dan dimengerti oleh pembaca, air mata
mengenai kulit. artinya menangis sedangkan tanah-
tanah tandus memiliki makna yang
KESIMPULAN
gersang tidak ada yang tumbuh
Hasil analisis yang diperoleh
disekitarnya. Jadi, air mata telah
menunjukkan bahwa terdapat adanya
menghias tanah-tanah tandus terasa hampa, gersang seolah-olah
mempunyai makna kehidupan tidak terlihat tanda-tanda kehidupan
seseorang terasa hampa yang hanya yang dirasakan dimasa yanga akan
ditemani tangisan air mata. datang terdapat pada kalimat “air
Sedangkan makna konotasinya mata telah menghias tanah-tanah
adalah “darah telah bersimbah di tandus”. Pada bait kedua baris
negeri porak poranda” kata tersebut pertama “dalam doa-doa yang
masih sedikit yang memahami apa diaminkan” kaimat ini jelasa rasa
arti kata tersebut. Porak poranda yang ingin disampaikan dan
memiliki banyak makna antara lain dirasakan penyair adalah timbulnya
cerai-berai, tidak karuan, berserakan, rasa harapan atas doa-doa
terserak kemana-mans, kacau balau, disampaikan dikabulin dan tunduk
dan kocar kacir. Kesimpulan dari tetap ikhtiar dalam doa.kesimpulan
kalimat “darah telah bersimbah di dari alamat menurut peneliti
negeri porak poranda” banyaknya berdoalah untuk kebaikan hingga
darah yang jatuh atau berlumuran di doa-doa yang dilantumkan dapat
negeri yang keadaannya daam diaaminnkan manusia dan malaikat
kondisi tidak karuan. Makna hingga Tuhan mengabulkannya, dan
konotasi juga terdapat pada bait tetap memhon perlindungan,
ketiga baris ketiga yang kalimatnya kenyamanan, ketenangan kepada
“kami tersungkur di bumi” kata Sang Maha Esa dalam situasi sesulit
tersungkur juga memiliki banyak arti apapun.
antara lain terjerembet, terjatuh, dan Menurut peneliti citaan yang
terlentang. Kalimat ini memiliki terdapat dalam puisi ini ada dua yaitu
kesan makna yang artinya citraan perasaan dan citraan
terjatuhanya seseorang di tanah yang perabaan. Pada kalimat “sebagai
telah diciptakan alam semesta. cintamu” kalimat ini
Menurut peneliti perasaan yang mengungkapkan perasaan yang iya
ingin disampaikan oleh penyair rasakan dan alamat. “air mata telah
adalah perasaan yang sedih dimana menghias tanah-tanah tandus”,
air mata yang jatuh ke tanah semua “darah telah bersimbah di negeri
porak poranda” dan “kami yang ingin disampaikan adalah rasa
tersungkur di bumimu”. Pada kalimat marah, sedih, dendam dan hancur.
ini peneliti menggunakan citraan Kalimat yang menyatakan kesedihan
perabaan disebabkan pada kata “air pada kalimat “dengan mata berkaca”
mata, bersimbah, dan tersungkur” pada kalimat “dendam memarah”
bisa dirasakan melalui indera penyair menyampaikan perasaan
perabaan atau kulit. marah, dan dendam. Pada kalimat
Gubuk Tua di Atas Batu tentang ayahnya terbunuh tentang
peneliti meyimpukan tema puisi ini ibunya diperkosa dan dibunuh
menggambarkan tentang kekejaman tentang saudara prempuannya
yang dilakukan penjajah di negeri dibawa kabur sampai sekarang tak
Indonesia. Kutipan tersebut dapat pernah kembali tentang saudara
dilihat daroo kalimat “penjajah itu lelako tertembak tentang desanya di
kejam nak”. bumi hangus luluh lantak oleh
Didalam puisi ini terdapat penjajah” pada kalimat ini penyair
makna denotasi dan makna konotasi, menyampaikan perasaan yang
makna denotasi “dengan tumpa sehancur-hancurnya diakibatkan
darah” menyatakan tentang sebuah keluarganya telah dirampas oleh
perjuangan “dendam memarah” penjajah, dan “dengan suara lantang
mengungkapkan perasaan kemarahan menunjuk ke lelaki muda” lantang
yang dapat menimbulkan rasa berarti nada suara yang besar atau
dendam, sedangkan makna konotasi keras identik dengan kemarahan,
“tentang desanya di bumi hangus dengan nada lantang penyair
luluh lantak oleh penjajah” kata luluh menyalurkan rasa kesal yang ia
lantak dapat diartikan sebagai hancur alami.
sama sekali, menghancurkan, atau Amanat dari kesimpulan puisi
menghabiskan. Kesimpulannya adalah perjuangan yang harus
adalah menceritakan tentang suatu ditegakkan demi kemerdekaan
desa yang hancur lebur diakibatkan negara tanah kelahiran, merebut atau
atas kedzoliman yang dilakukan oleh merampas kemabli tanah yang telah
penjajah. Menurut peneliti perasaan diambil ahli oleh seseorang penjajah
dengan perjuangan yang tekat, penyair sedang mengalami rasa
berani, dan tangguh meskipun harus marah yang sangat amat dalam.
ada darah, juwa, dan rada yang harus DAFTAR PUSTAKA
dikorbankan demi kemerdekaan Amini, A. A., Yurnita, S. Y., &
Indonesia. Hasnidar, H. H. (2017). The
Citraan dalam puisi ini adalah development of character
citraan penglihatan, pendengaran, education model trough an
perabaan, dan perasaan. Citraan integrated curriculum at
penglihatan pada kalimat “lelaki tua elementary education level in
menatap merah putih” kata menatap Medan City. International
menunjukkan adanya rangsangan Journal on Language,
penglihatan yang dilakukan penyair, Research and Education
citraan pendengaran pada kalimat Studies, 1(2), 298-311.
“derngan suara lantang menunjuk ke Febriyana, M., & Winarti, W. (2018,
lelaki muda” pada kata lantang November). The Influence of
berkaitan dengan bunyi suaram the Power of Two Learning
sementara suara biasanya identik Strategy On the Writing Pantun
dengan pendengaran. Jadi, peneliti Ability of Students of
menganalisis kalimat ini sebagai Indonesian Language and
citraan pendengaran. Citraan Literature Education Program
perabaan pada kata tertembak suatu FKIP UMSU. In Profunedu
kata kerja yang kata dasarnya tembak International Conference
saling melepaskan peluru sebagai Proceeding (Vol. 1, pp. 195-
benda padat dan dapat dipegang yang 198).
langsung mengenai kulit. Sedangkan Isman, M. (2016). Pembelajaran
citraan perasaan adalah perasaan Moda Dalam Jaringan (Moda
yang disampaikan penyair antara lain Daring).
perasaan marah pada kalimat Khairil, K., Siregar, F. S., &
“dendam memara” kalimat ini Suprayetno, E. (2020). Budaya
pembaca merasakan bahwasannya Literasi Anak Melalui Cerita
Rakyat Sumatera Utara Di
Kampung Nelayan PERILAKU
Seberang. JURNAL SOSIAL. Kumpulan Penelitian
PRODIKMAS Hasil dan Pengabdian Dosen, 1(1).
Pengabdian Kepada Syamsuyurnita, S., & Nasution, D.
Masyarakat, 5(1), 52-60. K. (2017). Development of
Listiana, S. I., & Wastuti, S. N. Y. Indonesian language book
(2020). PENERAPAN using Glasser model. Journal
PSYCHOLOGICAL FIRST of Applied Studies in
AID DALAM MEREDUKSI Language, 1(1), 15-22.
KECEMASAN MAHASISWA Tarigan, Hendri Guntur. 2008.
SEMESTER AKHIR Menyimak Gaya Kebahasaan
BIMBINGAN DAN Sastra. Bandung: Stilistika.
KONSELING FKIP Hidayat, Arif. 2008. Sastra Cyber:
UMSU. Psikodidaktika: Jurnal Alternatif Komunikasi antara
Ilmu Pendidikan, Psikologi, karya Sastra dan Masyarakat
Bimbingan dan Pembaca. Jurnal Dakwah
Konseling, 5(2), 149-154. STAIN Purwokerto. Vol.2
Pasaribu, O. L. (2019, October). no.2, ISSN: 1978- 126
Ability to Writing Text Fable Sugiarti. 2010. Kajian Stilistika
Learning Using Discovery Novel Nayla Karya Djenar
Learning. In 4th Progressive Maesa Ayu dan Petir Karya
and Fun Education Dewi Lestari. Jurnal Artikulasi.
International Conference Vol.9 No.1.
(PFEIC 2019) (pp. 88-93). Rahayu, E. (2016). Peningkatan
Atlantis Press. Kemampuan Menulis Kreatif
Samsuyurnita, S., & Butar-butar, C. Siswa Melalui Strategi
(2018). ANALISIS MAKNA Rekayasa Teks. Jurnal Bahas
RAGAM BAHASA Unimed, 27(4), 79299.
REGISTER MAHASISWA Sugiono. 2017. Metode Penelitian
SEBAGAI MODEL Pendidikan : Pendekatan
PELACAKAN FENOMENA
kuantitatif, Kualitatif dan R &
D. Bandung : Alfabeta.
Yuhdi, A., & Amalia, N. (2018).
Desain media pembelajaran
berbasis daring memanfaatkan
PortalSchoology pada
pembelajaran apresiasi
sastra. Basastra, 7(1), 14-22.

Anda mungkin juga menyukai