Anda di halaman 1dari 8

WACANA : Jurnal Bahasa, Seni, dan Pengajaran, email: jurnal_wahani@unpkediri.ac.

id
April 2020, Volume 4, Nomor 1.

GAYA BAHASA DALAM NOVEL SABTU BERSAMA BAPAK


KARYAADHITYA MULYA
Eko Yulianto
Pendidikan Bahasa Indonesia
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Indraprasta PGRI
yulianto3ko99@gmail.com

Abstrak: Penelitian bertujuan untuk memeroleh data mendeskripsikan gaya bahasa yang digunakan
oleh Adhitya Mulya dalam novel Sabtu Bersama Bapak. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode deskriptif untuk menganalisis kata-kata yang terdapat dalam novel. Selain itu, digunakan
pendekatan stilistika dalam menyusun langkah kerja. Novel Sabtu Bersama Bapak, terdiri dari unsur
gaya bahasa penegasan, gaya bahasa perbandingan, gaya bahasa pertentangan, gaya bahasa
sindiran,gaya bahasa perulangan. Gaya bahasa yang dominan dalam novel Sabtu Bersama Bapak
adalah perbandingan. Majas yang paling banyak ditemui adalah hiperbola. Gaya bahasa yang paling
jarang digunakan adalah gaya bahasa sindiran.

Kata Kunci: gaya bahasa, majas, novel.

Abstract: The research aims to obtain data describing the style of language used by Adhitya Mulya
in the novel Sabtu Bersama Bapak. The research method used is descriptive method to analyze the
words contained in the novel. Besides this, a statistical approach is used in compiling work steps.
Sabtu Bersama Bapak, consists of elements of affirmative language style, comparative language,
contradictory language style, satire language style, repetitive language style. The dominant language
style in the Sabtu Bersama Bapak is a comparison language. The most commonly encountered maje
is hyperbole. The style of language that is least used is satire language.

Keywords: language style, figure of speech, novel.

penokokan, tokoh, serta gaya bahasa


PENDAHULUAN Nurgiyantoro dalam Muhtadin dkk. (2019:
135). Novel adalah karya fiksi yang
Sastra sebagai karya fiksi memiliki
dibangun melalui berbagai unsur
pemahaman yang lebih mendalam, bukan
intrinsiknya. Unsur inilah yang akan
hanya sekadar cerita khayal atau angan dari
menyebabkan karya sastra, khususnya
pengarang saja, melainkan wujud dari
novel dapat menarik hati pembaca. Unsur
kreativitas pengarang dalam menggali dan
intrinsik sebuah novel adalah unsur yang
mengolah gagasan yang ada dalam
secara langsung membangun sebuah cerita.
pikirannya. Salah satu bentuk karya sastra
Nurgiyantoro (2013: 30)
adalah novel.
mengungkapkan bahwa unsur intrinsik
Novel adalah sebuah karya fiksi
merupakan unsur-unsur yang membangun
yang menawarkan dunia berisi gambaran
sebuah karya sastra. Unsur intrinsik
mengenai kehidupan yang ideal,
membuat sebuah teks hadir sebagai teks
penggambaran imajinatif yang dibangun
sastra, unsur-unsur tersebut akan pembaca
menggunakan unsur intrinsik berupa plot,
jumpai dalam sebuah karya sastra.

55
Keterpaduan berbagai unsur intrinsik ini meskipun dua pengarang itu berangkat dari
akan menjadikan sebuah novel berkualitas. satu ide yang sama. Pengarang atau penulis
Kemudian, untuk menghasilkan novel karya sastra dalam akan menggunakan
yang berkualitas juga memerlukan pilihan kata (diksi) yang mengandung
pengolahan bahasa yang baik. Bahasa makna padat, reflektif, asosiatif, dan
merupakan sarana atau media untuk bersifat konotatif.
menyampaikan gagasan atau pikiran Endraswara (2003: 72)
pengarang yang akan dituangkan sebuah mengemukakan bahwa bahasa sastra
karya yaitu salah satunya novel tersebut. adalah bahasa khas. Khas karena
Gaya bahasa Menurut Endraswara bahasanya telah direkayasa dan dipoles
(2003: 71) adalah segala sesuatu yang sedemikian rupa. Dari polesan itu
menyimpang dari pemakaian biasa. kemudian muncul gaya bahasa yang manis.
Penyimpangan tersebut bertujuan untuk Dengan demikian seharusnya pemakaian
keindahan. Keindahan ini banyak muncul gaya bahasa harus didasari penuh oleh
dalam karya sastra, karena sastra memang pengarang. Bukan hanya suatu kebetulan
syarat dengan unsur estetik. Segala unsur gaya diciptakan oleh pengarang demi
estetik ini menimbulkan manipulasibahasa, keistimewaan karyanya. Jadi, dapat
plastik bahasa dan kado bahasa sehingga dikatakan jika pengarang pandai
mampu membungkus dengan rapi gagasan memainkan bahasa dan mahir dalam
penulis. menggunakan stilistika maka karyanya
Aminuddin (2009: 72) akan semakin menarik, serta akan lebih
mengemukakan bahwa istilah gaya berbobot secara substansi. Stilistika adalah
diangkat dari istilah style yang berasal dari penggunaan gaya bahasa secara khusus
bahasa Latin stilus dan mengandung arti dalam karya sastra yang akan membangun
leksikal ‘alat untuk menulis’. Aminuddin aspek keindahan karya sastra.
juga menjelaskan bahwa dalam karya sastra Nurdin, dkk (2002: 21-30)
istilah gaya mengandung pengertian cara berpendapat gaya bahasa dibagi menjadi
seorang pengarang menyampaikan lima golongan, yaitu: (1) gaya bahasa
gagasannya dengan menggunakan media penegasan, yang meliputi repetisi,
bahasa yang indah dan harmonis serta paralelisme; (2) gaya bahasa perbandingan,
mampu menuansakan makna dan suasana yang meliputi hiperbola, metonomia,
yang dapat menyentuh daya intelektual dan personifikasi, perumpamaan, metafora,
emosi pembaca. sinekdoke, alusio, simile, asosiasi,
Sejalan dengan pengertian tersebut, eufemisme, pars pro toto, epitet, eponim,
Scharbach dalam Aminuddin (2009: 72) dan hipalase; (3) gaya bahasa pertentangan
menyebut gaya sebagai hiasan, sebagai mencakup paradoks, antitesis, litotes,
sesuatu yang suci, sebagai sesuatu yang oksimoron, histeron prosteron, dan
indah dan lemah gemulai serta sebagai okupasi; (4) gaya bahasa sindiran meliputi
perwujudan manusia itu sendiri.Bagaimana ironi, sinisme, innuendo, melosis,sarkasme,
seorang pengarang satire, dan antifarsis; (5) gaya bahasa
mengungkapkan gagasannya dalamwacana perulangan meliputi aliterasi, anafora,
ilmiah dengan cara pengarangdalam kreasi mesodiplosis, epanalipsis, dan epizeukis.
cipta sastra, dengan demikian akan
menunjukkan adanya perbedaan

56
Novel Sabtu Bersama Bapak karya mengacu pada langkah-langkah sebagai
Adhitya Mulya merupakan novel yang berikut:
cukup populer, sehingga dapat dijadikan 1. Penelaahan stilistika sepenuhnya
referensi dalam pembelajaran dan analisis bergantung pada minat peneliti. Bisa saja
penggunaan gaya bahasa yang digunakan penelaahan berawal dari unsur bunyi,
oleh penulis. Novel ini bercerita tentang kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf,
seorang pemuda yang belajar mencari bahkan wacana.
cinta. Tentang seorang pria yang belajar 2. Penelaahan akan mengacu pada elemen-
menjadi bapak dan suami yang baik. elemen gaya bahasa.
Tentang seorang ibu yang membesarkan 3. Penelaahan mengacu pada bahasa yang
mereka dengan penuh kasih. Dan tentang figuratif yang disebut majas. Peranan
seorang bapak yang meninggalkan pesan majas atau gaya bahasa kadang-kadang
dan berjanji selalu ada bersama mereka. mampu memancarkan aneka makna.
Sejalan dengan penelitian ini, pada 4. Penelaahan tentang gaya individual
pada penelitian berjudul Gaya Bahasa pengarang berguna untuk mengungkap
Novel Assalamualaikum Beijing Karya jenis-jenis gaya bahasa yang paling
Asma Nadia yang diterbitkan dalam Jurnal dominan, alasan penggunaan gaya
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia bahasa tersebut, dan penataan gaya yang
Volume 4 Nomor 2 September 2019, menunjukkan keistimewaan dalam
penelitian yang dilakukan oleh Triani dkk. mendukung gagasan teks sastra.
tersebut ditemukan gaya bahasa dalamnovel Bahasa sastra adalah bahasa yang
Assalamualaikum Beijing seperti asonansi, unik, bahasa yang lentur, bahasa bermakna
anostrof, asidenton, ganda untuk menimbulkan nilai rasa dan
polisindenton, kiasmus, ellipsis,eufemisme, kesan-kesan estetik. Hanum (2012: 86)
tautologi, perifasis, retoris, silepsis, menjelaskan keindahan sebuah teks sastra
zeugma, hiperbola, paradoks, simile, berdasarkan kemampuan sastrawan
metafora, personifikasi, eponim, sinekdoke, mengekspresikan kelenturan bahasa
metonimia, ironi, sinisme, satire, dan sehingga mampu menghadirkan nilai
sarkasme. estetik. Konsepsi dan kriteria pendekatan
ini adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan stilistika berpatokan dengan
METODE sastrawan mengekspresikan pengolahan
Penelitian ini termasuk penelitian bahasa dalam segala dimensi adalah
kualitatif. Menurut Hanum (2012: 48) sebuah prestasi kreativitas yang agung.
menyatakan bahwa dalam penelitian 2. Dengan penitikberatan pada penelaah
kualitatif, pengambilan data dan analisis aneka variasi penggunaan bahasa dan
berdekatan satu dengan yang lainnya dan gayanya dalam teks satsra. Penelaah
bahkan saling bertumpukan atau mungkin mengarah pada gaya khas bersifat
saja berawal dengan pangambilan data individual sastrawan berupa gaya
sedang berlangsung, pada saat itu juga bahasa yang benar-benar mencerminkan
terjadi pengambilan data lainnya. keberadaan dirinya sendiri. Kekhasan
Penelitian ini menggunakan teknik gaya sastrawan inilah yangmembedakan
penelitian stilistika. Menurut Hanum penulis yang satu dengan penulis yang
(2012: 88-89), teknik penelitian stilistika lainnya. Telaah akan

57
berfokus pada bobot data gaya khas teks Paralelisme:
sastra yang berbeda-beda antara Wujud dari sadar bahwa seseorang cukup
sastrawan yang lainnya. mawas diri bahwa dia salah.Wujud dari
3. Pengkajian bahasa lebih fokus dan kemenangan dia melawan arogansi.Wujud
mendalam sehingga mampu dari penghargaan dia kepada orang yang
mengungkapkan dasar-dasar pilihan dimintakan maaf. (Mulya, 2014: 80)
kata dan pencapaian kemungkinananeka Paralelisme adalah pengulangan
penafsiran. kata yang bermaksud untuk memperkuat
4. Penelaah berfokus ke arah pembukaan makna.Kata ‘wujud dari’ mengalami
tabir keabstrakan makna yang tampak pengulangan sebanyak tiga kali. Hal
dalam teks sastra yang kabur. tersebut menyatakan bahwa sang Bapak
ingin menyampaikan pesan yang begitu
kuat maknanya agar kedua putranya
HASIL DAN PEMBAHASAN mengerti dan menerapkannya di kemudian
Novel Sabtu Bersama Bapak karya hari.
Adhitya Mulya menggunakan kalimat yang
mengandung beberapa gaya bahasa. Gaya Repetisi:
bahasa yang dianalisis adalah gaya bahasa Cakra terus memandangi inbox.Tidak ada
penegasan, perbandingan, pertentangan, balasan.Dia sampai di bandara dan turun
sindiran, dan perulangan. Rincian gaya dari mobil.Tidak ada balasan. Dia check in
bahasa yang dimaksud yaitu sebagai ke dalam bandara, masih tidak ada
berikut: balasan.Dia menunggu pesawat boarding,
1. Gaya bahasa penegasan yang terdiri dari masih tidak ada balasan. (Mulya, 2014:
majas paralelisme dan repetisi. 140)
2. Gaya bahasa perbandingan yang terdiri Repetisi adalah pengulangan bunyi
dari majas hiperbola, metonimia, dan kata sebagai bentuk penegasan. Cakra
personifikasi, metafora, sinekdoke, terus memandangi inbox email diponselnya
alusio, simile, asosiasi, eufimisme, sepanjang perjalanan, mulai dari di mobil
epitet, eponim, hipalase, dan pars pro sampai menunggu pesawat boarding tapi
toto. tidak juga mendapatkanbalasan dari Ayu.
3. Gaya bahasa pertentangan yang terdiri
dari majas litotes, paradoks, hysteron Hiperbola:
prosteron, antithesis, oksimoron, dan Radioterapi lagi? Ha, terapi bom nuklirpun
okupasi. akan dia sambut dengan senyum. Karena
4. Gaya bahasa sindiran yang terdiri dari kali ini ada anaknya yang menemani.
majas melosis, sinisme, ironi, innuendo, (Mulya, 2014: 238)
antifrasis, sarkasme, dan satire. Majas hiperbola yang digambarkan
5. Gaya bahasa perulangan yang terdiri dalam kutipan tersebut adalah membesar-
dari majas aliterasi, epanaplisis, besarkan sesuatu keadaan. Pada kalimat
epizeukis, mesodiplosis, dan anafora. tersebut menggambarkan bahwa jika ada
Contoh temuan hasil analisis gaya bom, ia akan tetap tersenyum.
bahasa dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut:

58
Metonomia: Alusio:
Terkadang Cakra mendapati Ayu Sementara itu pemandangan ruang
sedang merekam proses masak dengan keluarga tampak seperti kena lempar
iPhone. (Mulya, 2014: 248) granat. (Mulya, 2014: 72)
Majas metonomia yang Majas alusio adalah sugesti
digambarkan dalam kutipan tersebut adalah terhadap kesamaan orang, tempat atau
penamaan benda dengan sesuatu yang telah peristiwa, pada kalimat tersebut yaitu
terkenal, yaitu Ayu yang sedang merekam pemandangan ruang keluarga yang seperti
proses memasak menggunakanmerk ponsel kena lempar granat.
smartphone terkenal iPhone.
Simile:
Personifikasi: .Laki-laki itu memang terkenal sebagai
“SAYA TIDAK LUPA! SAYA TUTUP seorang ‘ladies man’. (Mulya, 2014: 67)
DENGAN BAIK!” Majas simile adalah pernyataan
“OH, JADI KAMU KIRA ANGIN YANG langsung menyatukan sesuatu sama dengan
MEMBUKANYA KEMBALI?” (Mulya, yang lain, dalam kalimat tersebut yaitu
2014: 58) menyamakan tokoh laki-laki dengan
Majas personifikasi adalah benda mati sebutan ladies man.
seolah hidup dan melakukan aktivitas
layaknya manusia, dalam kalimat di Asosiasi:
tersebut adalah angin yang dapat membuka Dia tahu, sekarang dialah yang menjadi
pintu. satu-satunya pilot dalam pesawat yang
bernama Keluarga Garnida ini. (Mulya,
Eufimisme: 2014: 3)
“Kalo istrinya gak tau, bisa aja dia pakai Majas asosiasi adalah
untuk ke panti pijat.Mending panti pijat membandingkan sesuatu dengan yang lain
tunanetra. Kalo tunasusila?” (Mulya, sesuai dengan keadaan yang digambarkan,
2014: 225) pada kalimat tersebut yaitu Satya yang
Majas eufimisme adalah ungkapan menjadi kepala rumah tangga sepeninggal
halus unuk mengganti ungkapan yang Bapaknya, digambarkan sebagai pilotdalam
menyinggung, yaitu ungkapan ‘tunanetra’ keluarga Garnida.
yang mengganti istilah ‘buta’ dan
‘tunasusila’ yang mengganti istilah ‘wanita Epitet:
penghibur’. Lewat pukul delapan, mereka bertiga
sudah berganti piyama, sikat gigi, salat
Metafora: isya, kemudian terlelap di pulau kapuk .
“Kewajiban suami adalah siap lahir dan (Mulya, 2014: 187)
batin….”. (Mulya, 2014: 19) Majas Epitet berupa ciri khusus
Majas metafora adalah gaya bahasa atau nama lain yang digunakan untuk
yang membandingkan dua hal secara mengambarkan sesuatu, pada kalimat
singkat, dan padat, yaitu kewajiban suami tersebut yaitu pulau kapuk adalah nama
yang digambarkan sebagai kesiapan lahir lain yang digunakan untuk
dan batin. menggambarkan tempat tidur atau kasur.

59
Eponim: Majas okupasi merupakan bantahan
Satya merasa ingin berubah jadi King terhadap sesuatu yang didukung dengan
Kong dan murka. (Mulya, 2014: 128) penjelasan, yaitu Cakra tidak setuju dengan
Majas eponim berupa nama lain pernyataan Ayu bahwa pernikahan pada
yang sering dihubungkan dengan sifat dasarnya adalah saling melengkapi.Cakra
tertentu, pada kalimat tersebut yaitu King menjelaskan bahwa dalam pernikahan
Kong adalah binatang yang digambarkan dibutuhkan dua orang yang sama-sama
sebagai binatang pemarah dan emosi yang kuat dan solid.
meledak-ledak.
Satire:
Hipalase: Cakra sangat ahli gagal asmara. (Mulya,
“Inget ya Mbak, gak pake gula.Tuh liat 2014:192)
kecengan saya. Gak pake gula aja udah Majas satire adalah berupa
manis, kan.” (Mulya, 2014: 215) ungkapan yang bermaksud sindiran, pada
Majas hipalase adalah penjelasan kalimat tersebut yaitu keahlian yang
sebuah kata yang sebenarnya menerangkan seharusnya merupakan kelebihan Cakra,
kata lain, yaitu penggambaran manisnya tapi diungkap dengan kegagalan, yang
gula yang sebenarnya menggambarkan dimaksud sebenarnya adalah kelemahan.
wajah Ayu.
Aliterasi:
Antitesis: “Dia tidak ada harapan, terbunuh rasa
Terima saya jika kamu lihat bahwa saya penasaran.” (Mulya, 2014: 140)
adalah perhiasan dunia dan akhirat yang Majas Aliterasi yang digambarkan
baik untuk kamu.” (Mulya, 2014: 174) dalam kutipan tersebut berupa perulangan
Majas Antitesis adalah konsonan yang sama, yaitu dalam kata
perbandingan dua hal yang bertentangan, harapan dan penasaran.
yaitu dunia dan akhirat.
Epanolipsis:
Oksimoron: Kamu anak sulung, kamu harus kasih
“Ayu, gua ini banyak kekurangannya.Dan contoh untuk adik-adik kamu. (Mulya,2014:
elo banyak kelebihannya.Gua lihat, kita 103)
bisa saling isi.Saling melengkapi. (Mulya, Majas epanolipsis yang
2014: 202) digambarkan dalam kutipan tersebut
Majas oksimoron merupakan gaya berupa perulangan berwujud kata terakhir,
bahasa dua hal yang bagian-bagiannya yaitu pada kata ‘kamu’ diawal kalimat dan
saling bertentangan, yaitu kekurangan dan akhir kalimat.
kelebihan dalam pernyataan Salman
kepada Ayu. Epizeukis:
Retna melihat bahwa kualitas pria yang
Okupasi: dijodohkan semakin baik.Semakin saleh,
“Membangun sebuah hubungan itu butuh semakin ganteng, dan semakin mandiri.
dua orang yang solid.Yang sama-sama (Mulya, 2014: 193)
kuat.Bukan yang saling ngisi kelemahan, Majas epizeukis dapat berupa
Yu.” (Mulya, 2014: 217) repetisi langsung, yaitu kata ‘semakin’—

60
semakin baik, semakin saleh, semakin PENUTUP
ganteng dan semakin mandiri. KESIMPULAN
Novel Sabtu Bersama Bapak
Anafora: digunakan beberapa gaya bahasa. Gaya
Bapak minta kalian bermimpi setinggi bahasa tersebut yaitu: (a) penegasan
mungkin dengan syarat, kalian meliputi paralelisme dan repetisi. (b)
merencanakannya dengan baik. perbandingan meliputi hiperbola,
Bapak minta kalian bermimpi setinggi metonimia, personifikasi, metafora,alusio,
mungkin. Tapi mimpi tanpa rencana dan simile, asosiasi, eufimisme, epitet, eponim
action, hanya akan membuat anak istri dan hipalase; (c) pertentangan meliputi
kalian lapar. (Mulya, 2014: 151) antitesis, okupasi dan oksimoron; (d)
Majas anafora merupakan repetisi sindiran meliputi satire; (e) pengulangan
(pengulangan) berwujud pangulangan kata meliputi aliterasi, anafora, epanolipsis dan
pertama pada setiap baris atau kalimat, epizeukis.
yaitu Bapak minta kalian bermimpi. Gaya bahasa yang dominan
Berikut ini adalah tabel persentase ditemukan dalam novel Sabtu Bersama
hasil rekapitulasi gaya bahasa yang Bapak karya Adhitya Mulya, adalah gaya
terdapat dalam novel Sabtu Bersama Bapak bahasa perbandingan yang
karya Adhitya Mulya, dari sebanyak menggambarkan perbandingan dua hal
134 temuan kalimat yang memiliki yang memiliki persamaan. Adapun majas
penggunaan gaya bahasa: yang paling banyak ditemui adalah
hiperbola, yaitu majas yang membesa-
Tabel 1. Persentase Data Penelitian besarkan sesuatu. Gaya bahasa yang paling
Novel Sabtu Bersama Bapak karya jarang ditemukan dalam novel tersebut
Adhitya Mulya
adalah sindiran. Hal ini jelas tercermin
Unsur Gaya Bahasa bahwa novel ini tidak terlalu banyak
menggunakan bahasa sindian atau bahasa
Indikator I II III IV V
yang merendahkan sesuatu.
Jumlah 10 80 20 6 18
Novel ini diharapkan banyak dibaca
Persentase 7,46 59,70 14,93 4,48 13,43 oleh masyarakat karena memiliki nilai-nilai
pembelajaran dalam keluarga dan dunia
(dalam %)
remaja. Banyak hal yang dapat dijadikan
referensi dalam kehidupan, terutama dalam
Keterangan tabel 1: menjalin hubungan keluarga dan dunia
I : Gaya bahasa penegasan percintaan remaja. Novel ini diharapkan
juga dapat menjadi inspirasi dalam berlaku
II : Gaya bahasa perbandingan dalam keluarga, baik peranan sebagai ayah,
III : Gaya bahasa pertentangan ibu, maupun anak.
IV : Gaya bahasa sindiran
V : Gaya bahasa perulangan

61
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 2009. Pengantar Apresiasi
Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru
Argesindo.
Endaswara, Suwardi. 2003. Metodologi
Penelitian Sastra. Yogyakarta:
Pustaka Widyatama.
Hanum, Zulfa. 2012. Metode Penelitian
Kesusastraan. Tangerang: Pustaka
Mandiri.
Keraf, Gorys. 2004. Diksi dan Gaya
bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Muhtadin, dkk. 2019. “Gaya Bahasa Novel
Tanah Surga Merah karya Arafat
Nur dan Komet Karya Tere Liye”,
Jurnal KIBASP (Kajian Bahasa,
Sastra, dan Pengajaran). Volume 3,
Nomor 1, hlm. 134-149.
Mulya, Adhitya. 2014. Sabtu Bersama
Bapak. Jakarta: GagasMedia.
Nurdin, Ade, dkk. 2002. Intisari Bahasadan
Sastra Indonesia untuk Kelas 1,2,3
SMU. Bandung: CV Pustaka setia.
Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori
Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Stlistika
Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan
Budaya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Tarigan, Henry Guntur. 2013. Pengajaran
Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa
Bandung.
Triani, Susan Neni, dkk. 2019. “Gaya
Bahasa Novel Assalamualaikum
Beijing karya Asma Nadia (Kajian
Stilistika)”, JP-BSI (Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia). Volume 4, Nomor 2,
hlm. 70-84.

62

Anda mungkin juga menyukai