PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
indah. Sastra hadir sebagai hasil perenungan pengarang terhadap fenomena yang
ada. Sastra sebagai karya fiksi memiliki pemahaman yang lebih mendalam lewat
bahasa.
bahasa, fungsi bahasa sebagai karya sastra membawa ciri-ciri tersendiri. Artinya,
bahasa sastra adalah bahasa sehari-hari itu sendiri, kata-katanya dengan sendirinya
masyarakat pada umumnya. Tidak ada bahasa sastra secara khusus, yang ada
pengarang pun tidak dapat terlepas dari keadaan dan kenyataan yang ada
disekitarnya. Gaya atau style pengarang akan mewarnai karya sastra yang
dihasilkannya. Dalam karya sastra, gaya pengarang tersebut dikenal sebagai unsur
gaya bahasa. Gaya bahasa adalah cara pengarang mengungkapkan sesuatu yang
1
2
Keraf (2004: 23) menyatakan bahwa gaya bahasa yang dimiliki oleh seseorang
individual atau karakteristik, atau memiliki nilai artistik tinggi. Oleh karena itu,
gaya bahasa menjadi cara pengungkapan pikiran seseorang melalui bahasa secara
khas yang dapat memperlihatkan jiwa dan kepribadian pemakai bahasa (penulis
bahasa), kemudian diwujudkan dengan cara pemilihan diksi secara tepat sehingga
Novel merupakan hasil karya sastra yang berbentuk prosa dan lazim
menceritakan kehidupan seseorang. Novel adalah salah satu karya sastra yang
Novel berbeda dengan karya sastra lainnya yang dapat dilihat perbedaan
tersebut dari segi pengutaraan, jenis pemilihan karangan, isi sebagai pusat makna
cerita, sifat serta struktur yang memuat unsur pembangun. Unsur pembangun
tersebut yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Kedua unsur ini merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Penelitian ini lebih
menitik beratkan terhadap unsur intrinsik. Salah satu unsur intrinsik yang sanagat
berpengaruh dalam novel adalah gaya bahasa, dengan adanya gaya bahasa yang
Novel salah satu media untuk menyampaikan ide melalui cerita yang ditulis
oleh novelis yang memanfaatkan bahasa dan gaya bahasa. Salah satu novel yang
gaya bahasanya menarik dan enak dibaca adalah novel Terusir karya Hamka.
Terdapat beberapa gaya bahasa dalam novel Terusir karya Hamka yang
digunakan pengarang untuk mengungkapkan sesuai dengan gagasan dan ide yang
yang dituangkan dalam sebuah cerita. Adanya variasi dalam penulisan gaya
pemakaian gaya bahasa yang digunakan seorang novelis. Dari hal itu, peneliti
lebih memilih novel Terusir karya Hamka untuk dijadikan sumber data penelitian.
Novel Terusir karya penulis, Hamka yang diterbitkan oleh Gema Insani tahun
2016.
cerita yang ditulis dengan bagus, mengunakan gaya bahasa yang menarik akan
membuat pembaca merasa penasaran. Hal tersebut dapat tergambar dalam kutipan
berikut.
“ tetapi harus kuterangkan juga apa yang terasa, jangan ia menggulung dalam
dadaku”
mengunakan kata menggulung dalam dada, yang berarti perasaan yang dipendam
dalam hati.
membandingkan dua hal yang secara langsung, tetapi dengan bentuk yang singkat.
4
Bukti lain yang menyatakan adanya gaya bahasa yang terdapat dalam novel
Keraf (2004: 135) berpendapat bahwa hiperbola yaitu semacam gaya bahasa
suatu hal. Dari jenis gaya bahasa yang diungkapkan di atas maka hal itulah yang
membuat peneliti tertarik untuk menganalisis gaya bahasa dalam novel Terusir
karya Hamka.
Penelitian tentang analisis gaya bahasa sudah dilakukan Soleh Ibrahim (2011)
dengan judul “Analisis Gaya Bahasa Dalam Novel Mimpi Bayang Jingga karya
(1) Tipe gaya bahasa yang digunakan dalam novel Mimpi Bayang Jingga
langsung tidaknya makna terdiri dari gaya bahasa retoris dan gaya bahasa
kiasan.
(2) jenis gaya bahasa yang digunakan dalam novel meliputi persamaan atau
Gaya Bahasa Pada Novel Daun Yaang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya
Tere Liye”. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui unsur pembangun novel terdiri
5
atas (1) tema, (2) alur/plot, (3) latar, (4) tokoh/penokohan, (5) amanat, (6) jenis
novel. Berdasarkan analisis gaya bahasa novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah
Membenci Angin karya Tere Liye, fungsi gaya bahasa dalam karya sastra
menambah keindahan karya sastra itu sendiri serta menjadikan cerita lebih hidup
Perbandingan dalam Novel Panggil Aku Kartini Saja karya Pramoedya Ananta
Toer”. Masalah penelitian menunjukan bahwa gaya bahasa yang paling dominan
novel Panggil Aku Kartini Saja karya Pramoedya Ananta Toer. Gaya bahasa yang
terdapat dalam novel ada enam macam gaya bahasa perbandingan yang
ditemukan dari sepuluh macam gaya bahasa perbandingan, yaitu penggunan (1)
gaya bahasa perumpamaan smile (2) metafora (3) personifikasi (4) alegori (5)
antisipasi atau prolepis (6) pleonasme dan tautologi. Gaya bahasa digunakan
dibaca, inilah yang membuat peneliti tertarik untuk menganalisis Gaya Bahasa
Bahasa Indonesia.
B. Batasan Masalah
hanya pada gaya bahasa yang terdapat dalam novel Terusir karya Hamka.
6
C. Rumusan Masalah
Apa saja gaya bahasa yang terdapat dalam novel Terusir karya Hamka?
D. Tujuan Penelitian
pendeskripsian gaya bahasa yang terdapat dalam novel Terusir karya Hamka.
E. Manfaat penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu terbagi menjadi
dua bagian:
1. Manfaat teoretis
2. Manfaat praktis
baru yang lebih kreatif dan inovatif di masa yang akan datang.
LANDASAN TEORI
Keraf (2004: 23) menyatakan bahwa gaya bahasa yang dimiliki oleh
yang individual atau karakteristik, atau memiliki nilai artistik tinggi. Oleh karena
itu, gaya bahasa menjadi cara pengungkapan pikiran seseorang melalui bahasa
secara khas yang dapat memperlihatkan jiwa dan kepribadian pemakai bahasa
(penulis bahasa), kemudian diwujudkan dengan cara pemilihan diksi secara tepat
Menurut Kridalaksana (2001: 25) penjelasan istilah gaya bahasa secara luas
yaitu pertama, pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur
bahasa adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan
8
9
bahasa kiasan yang menyamakan satu hal dengan yang lain dengan
a. Personifikasi
sifat manusia kepada benda yang tidak hidup. Jadi benda-benda yang tidak hidup
seolah-olah bernyawa dan mempunyai sifat seperti manusia. Keraf (2004) dalam
Amalia (2010: 20) berpendapat bahwa personifikasi adalah semacam gaya bahasa
b. Hiperbola
Keraf (2004: 135) berpendapat bahwa hiperbola yaitu semacam gaya bahasa
suatu hal.
10
c. Metafora
yang membandingkan dua hal yang secara langsung tetapi dengan bentuk yang
singkat. Sementara itu menurut Maulana (2008:1) dalam Amalia (2010: 21),
metafora juga dapat diartikan dengan majas yang memperbandingkan suatu benda
dengan benda lain. Kedua benda yang diperbandingkan itu mempunyai sifat yang
sama, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metafora adalah gaya bahasa
yang membandingkan secara implisit yang tersusun singkat, padat, dan rapi.
d. Alegori
perbandingan yang bertautan satu dengan lainnya dalam kesatuan yang utuh. Gaya
bahasa alegori dapat disimpulkan kata yang digunakan sebagai lambangnya untuk
penuh dengan badai dan gelombang. Apabila suami istri, nahkoda dan
e. Sinekdoke
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa siknedoke adalah gaya bahasa yang
f. Smile
bersifat eksplisit atau langsung menyatakan sesuatu sama dengan lain. Semantara
itu smile atau perumpamaan dapat diartikan suatu majas membandingkan dua hal/
g. Metonomia
Keraf (2004: 142) berpendapat bahwa metonomia adalah suatu gaya bahasa
yang mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu hal lain karena
sebagai sebuah atribut sebuah objek atau penggunaan sesuatu yang sangat dekat
dengan menggunakan nama yang sudah terkena atau melekat pada suatu benda
h. Eufemisme
maksud memperhalus, contoh: kaum tuna wisma makin bertambah saja di kota
ku.
i. Alusio
Keraf (2004: 141) berpendapat bahwa alusio adalah acuan yang berusaha
tersebut dapat disimpulkan bahwa alusio adalah gaya bahasa yang menunjukan
sesuatu secara tidak langsung kesamaan antar orang, peristiwa atau tempat,
contoh: memberikan barang atau nasihat seperti itu kepadanya, engkau seperti
B. Hakikat Novel
1. Pengertian Novel
Menurut Kosasih (2008: 54), bahwa novel adalah karya imajinatif yang
tokoh. Kisah novel berawal dari kemunculan persoalan yang dialami oleh tokoh
Menurut The American college dictionary (dalam Tarigan, 2015: 167) dapat
kita jumpai “novel adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang
tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan kehidupan nyata yang
refresentatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.
2. Struktur Novel
a. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang secara lansung turut serta membangun
cerita. Unsur yang dimaksud yaitu tema, alur, gaya bahasa, tokoh dan penokohan,
latar, sudut pandang, dan amanat. Hal tersebut dapat di uraikan sebagai berikut:
1) Tema
Tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi cerita. Tema cerita
tema “dititipkan” dalam unsur penokohan, alur, atau latar (Kosasih, 2008:55).
2) Alur
Gaya bahasa (style) adalah cara pengucapan bahasa dalam prosa, atau
peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu
tema, alur, latar, sudut pandang, dan amanat. Penokohan adalah cara
5) Latar
Latar termasuk unsur intrinsik karya sastra. Latar meliputi latar tempat
dan latar waktu. Tempat dan waktu yang dirujuk dalam cerita bisa merupakan
6) Sudut Pandang
pengarang terdiri atas dua macam, yaitu berperan langsung sebagai orang
pertama dan hanya sebagai orang ketiga yang berperan sebagai pengamat
7) Amanat
pembaca berupa nilai-nilai luhur yang dapat dijadikan contoh atau teladan
b) Unsur Ekstrinsik
Di pihak lain, unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya
sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem
organisme karya sastra, misalnya faktor sosial ekonomi, faktor kebudayaan faktor
2010: 35).
16
3. Jenis-jenis Novel
Menurut Tarigan (2015: 168-169), bahwa novel itu ada bermacam-macam, antara
lain :
a. Novel Avontur: Novel yang dipusatkan pada seorang lakon atau hero utama.
yang berturut-turut terjadi (baik petualangan lahir maupun rohani), tetapi lebih
d. Novel Sosial dan Novel Politik: Dalam novel sosial pelaku pria dan wanita
karya sastra. Kata rangkaian kata, dan pasangan kata yang dipilih dengan seksama
17
dapat menimbulkan pada diri pembaca suatu efek yang dikendaki suatu
dapat menentukan dalam menyampaikan makna suatu karya sastra. Pasangan kata
yang dipilih pengarang dapat menimbulkan kesan tertentu pada diri pembaca.
Pendidikan tentang sastra adalah yang membahas hal ihwal tentang sastra
sastra. Aspek yang dikembangkan lebih pada aspek kognitif peserta didik. Siswa
tentang karya sastra dan sejarah sastra pendidikan sastra antara pendidikan yang
proses kreatif sastra. Kompetensi apresiasi yang di asah dalam pendidikan ini
menganalisis, dan menikmati karya sastra secara langsung. Secara umum tujuan
pembelajaran bahasa dan sastra indonesia bidang sastra adalah agar peserta didik
153-156).
Novel adalah karya berupa prosa fiksi yang menampilkan beragam tokoh dan
pendidikan karakter, karena terdiri atas alur cerita yang cukup panjang dan
bentuk komunikasi massa yang turut berperan dalam suatu praktik diseminasi
hadir secara mengalir serta menjadi kesatuan dan spirit dalam uraian bahasanya.
Untuk memilih novel sebagai bahan pembelajaran sastra ada dua kreteria yang
terpenuhi bila novel memiliki bahasa yang tidak terlalu sulit untuk diikuti peserta
didik, sejalan dengan lingkungan sosial budaya peserta didik, sesuai dengan umur,
minat, dan perkembangan kejiwaan peserta didik, dapat menumpuk rasa ingin
D. Pendekatan Stilistika
2011:71). Gaya dalam kaitan ini mengacu kepada pemakaian dan penggunaan
19
bahasa dalam karya sastra. Akan tetapi, pengertian yang bersifat leksikal dan
bahasa dalam karya sastra, ilmu yang mempelajari gaya bahasa suatu karya dan
penggunaan gaya bahasa secara khusus dalam karya sastra. Sedangkan menurut
secara eksklusif, terutama pemakaian bahasa dalam sastra, dan merupakan ilmu
pengertian stilistika adalah ilmu gabungan yang merupakan bagian dari linguistik
(a) dilihat dari sudut penulis, (b) dilihat sebagai ciri teks, (c) pesan yang diperoleh
khalayak, dan (d) peneliti juga perlu mengungkap fungsi stilistika sebagai
dengan ide dan fungsinya dalam membangkitkan rasa keharuan, meransang daya
analisis. Prinsip stilistika menurut Wellek dan Warren (1993: 226) adalah (1)
mulai dengan analisis secara sistematik terhadap sistem dan tanda-tanda lingusitik
saja hal itu dalam hubunganya dengan tujuan estetis sebuah karya dan (2) bukan
semua bentuk khusus linguistik yang menyimpang dari sistem yang berlaku
umum.
tidak terbatas pada sastra. Namun, biasanya stilistika lebih sering dikaitkan
yang membedakan pengarang, karya, tradisi atau periode tertentu dan pengarang,
karya, tradisi atau periode lainnya. Tujuan pendekatan stilistika adalah (a) untuk
didalam karya sastra untuk menghasilkan efek tertentu sesuai dengan prinsip
berikut:
a. Menetapkan unit analisis, misalkan berupa bunyi, kata, frase, kalimat, bait.
aletorasi, asonasi, rima, dan pariasi bunyi yang digunakan untuk mencapai
efek, stilistika.
D. Penelitian Relevan
Penelitian yang relavan tentang gaya bahasa sudah pernah dilakukan, gaya
bahasa kiasan dalam Novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia yang
bahasa kiasan yang digunakan pengarang pada Novel Surga Yang Tak Dirindukan
Karya Asma Nadia ada enam puluh empat cuplikan yang dikelompokan kedalam
sepuluh macam gaya bahasa kiasan yaitu persamaan atau smile, metafora, alegori,
penelitian yang akan peneliti lakukan adalah objek kajiannya. Jika peneliti
meneliti Gaya Bahasa dalam Novel Terusir Karya Hamka, sedangkan Heni
Hardianti meneliti Gaya Bahasa Kiasan dalam Novel Surga Yang Tak Dirindukan
Penelitian lain yang relavan dengan penelitian yang akan penulis lakukan
adalah Mustari Peka Suban tahun 2018 yaitu Analisis Jenis-jenis Gaya Bahasa
dalam Novel Hujan Karya Derwis Tere Liye. Dalam penelitiannya Mustari Peka
terletak pada metode yang digunakan. Jika Mustari Peka Suban mengunakan
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1) Data
2) Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Terusir Karya Hamka yang
terdiri dari 129 halaman, penulis Hamka dan diterbitkan oleh Gema Insani
tahun 2016.
Dalam penelitian ini secara khusus meneliti gaya bahasa dalam novel
Terusir Karya Hamka dengan menggunakan teknik daftar data. Daftar data
23
24
yang dimaksudkan adalah bentuk daftar data yang terdiri dari kolom nomor
secara umum.
2. Membaca ulang novel Terusir Karya Hamka dengan menandai bagian teks
4. Mengumpulkan seluruh aspek gaya bahasa yang telah ditemukan pada novel
analisis data lebih lanjut. Teknik analisis data yang digunakan peneliti, yaitu :
E. Instrumen Penelitian
penelitian ini adalah peneliti sendiri untuk memudahakan proses analisis dan
interpretasi dibantu atau didukung oleh daftar data dan tabel berikut:
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Karya Hamka
26
triagulasi, (4) pemeriksaan sejawat melalui diskusi, (5) analisis kasus negatif, (6)
kelengkapan referensi, (7) pengecekan anggota, (8) uraian rinci, dan (9) auditing.
memakai lima cara, yang dipilih tersebut relevan dengan penelitian yang
1. Perpanjang keikutsertaan
para subjek terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri sendiri peneliti.
perpanjangan waktu peneliti dalam membaca novel yang dijadikan sebagai objek
penelitian. Rentang waktu yang digunakan peneliti dalam membaca novel adalah
Jika waktu yang dipakai kurang memungkinkan, maka waktu penelitian akan
menambah 1 (satu) minggu untuk membaca ulang novel tersebut dan mengecek
kembali hasil temuan yang telah di tandai. Hal ini untuk menemukan hasrat tokoh
utama yang terkandung dalam dalam novel itu sendiri, sehingga peneliti dituntut
untuk memahami dan mendalami hasrat tokoh utama dalam karya sastra.
2. Ketekunan pengamatan
berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif.
Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa yang dapat
menemukan bagian-bagian teks yang memuat unsur intrinsik dan hasrat tokoh
meminta bantuan kepada orang lain yang memiliki pengetahuan umum yang sama
tentang apa yang sedang diteliti sehingga bersama mereka peneliti dapat
kepada teman, jika meneliti menemukan data yang meragukan dalam menafsirkan
data. Teman sejawat yang dimaksud peneliti adalah Aryo Andrepa. Aryo Andrepa
meneliti Gaya Bahasa Pada Lirik Lagu Melayu Rejang Romansyah Sabania, dan
teman satu prodi yang sama-sama melakukan penelitian tentang stilistika pada
karya sastra.
4. Uraian rinci
hasil uraiannya. Teknik uraian rinci ini menuntut peneliti agar melaporkan hasil
penelitiannya sehingga uraian itu dilakukan seteliti dan secermat mungkin yang
5. Auditing
menetapkan data yang di audit, (3) kesepakatan atau persetujuan formal antara
auditor dengan peneliti, (4) menentukan keabsahan data. Auditor dalam penelitian
ini adalah dosen pembimbing peneliti yaitu Dr. Hasmi Suyuthi, M.Pd.