Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PENELITIAN

Analisis Gaya Bahasa dalam Novel Cantik Itu Luka


Karya Eka Kurniawan

Disusun Oleh :
Kelompok 7
Anjaina Kholil ( 06 )
Marta Nabila Arzi ( 18 )
Ririn Dayanti ( 32 )
XI MIPA 7

SMA NEGERI 3 PAMEKASAN


2021 – 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Novel adalah salah satu jenis karya sastra yang berbentuk prosa. Kisah di dalam
novel merupakan hasil karya imajinasi yang membahas tentang permasalahan
kehidupan seseorang atau berbagai tokoh. Cerita di dalam novel dimulai dengan
munculnya persoalan yang dialami oleh tokoh dan diakhiri dengan penyelesaian
masalahnya. Novel memiliki cerita yang lebih rumit dibandingkan dengan cerita
pendek. Tokoh dan tempat yang diceritakan di dalam novel sangat beragam dan
membahas waktu yang lama dalam penceritaan. Penokohan di dalam novel
menonjolkan watak dan setiap pelaku dalam kisah yang diceritakan. Novel terdiri
dari BAB dan sub-BAB tertentu sesuai dengan kisah ceritanya. Penulis novel disebut
novelis.
Majas atau gaya bahasa yaitu pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam
tertentu untuk memperoleh efek – efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra
semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas
dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis. Majas
adalah bahasa kiasan yang dapat menghidupkan sebuah karya sastra dan
menimbulkan konotasi tertentu. Penggunaan majas yang tepat akan membantu
pembaca untuk memahami makna dalam sebuah karya sastra.
Cantik itu Luka merupakan novel pertama karya penulis Indonesia, Eka Kurniawan.
Pertama kali diterbitkan tahun 2002 atas kerja sama Akademi Kebudayaan
Yogyakarta dan Penerbit Jendela. Edisi kedua dan seterusnya, diterbitkan oleh
Gramedia Pustaka Utama sejak Tahun 2004. Novel Cantik Itu Luka termasuk dalam
novel genre fiksi sejarah, yang disisipkan cerita realisme tentang sejarah. Novel ini
menceritakan tentang masa kolonial atau penjajahan, saat seorang perempuan
dipaksa untuk menjual diri. Perempuan tersebut memiliki 3 anak cantik, dan ia
berharap anak yang terakhir memiliki wajah yang buruk rupa. Akhirnya anak terakhir
lahir seperti yang ia harapkan, dan diberikan nama Cantik. Novel sastra ini, memiliki
makna penuh dan memiliki beberapa pelajaran yang dapat diambil. Kalimat yang
digunakan dalam setiap paragrafnya mudah dipahami, sehingga para pembaca dapat
menikmati ceritanya yang menyentuh hati.
Pada proposal ini, penulis tertarik untuk Menganalisis Gaya Bahasa dalam Novel
Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan. Untuk itu, kajian atau penelitian dengan judul
“Analisis Gaya Bahasa dalam Novel Cantik Itu Luka Karya Eka Kurniawan”, penting
untuk dilakukan. Rencana dan pembahasan kegiatan ini dituangkan dalam proposal
penelitian ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan masalah di atas, masalah yang akan diteliti pada
penelitian ini adalah :
1. Apa pengertian Gaya Bahasa ?
2. Apa saja jenis – jenis Gaya Bahasa dalam Novel ?
3. Bagaimana analisis Gaya Bahasa dalam Novel “Cantik Itu Luka” Karya Eka
Kurniawan?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian Gaya Bahasa
2. Untuk mengetahui jenis – jenis Gaya Bahasa dalam Novel
3. Untuk mendeskripsikan Gaya Bahasa dalam Novel “Cantik Itu Luka” Karya Eka
Kurniawan

D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini sangat diharapkan dapat memberi manfaat bagi banyak
orang. Ada dua bentuk manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu :
1. Manfaat Teoritis yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat untuk ke depannya dan dapat menambah wawasan pengetahuan
tentang karya sastra yang berbentuk Novel, khususnya mengkaji novel dari
segi gaya bahasa.
2. Manfaat Praktis, sebagai tugas pembelajaran bahasa Indonesia yang
berhubungan dengan Proposal Penelitian.
3. Manfaat bagi pembaca dan peneliti, menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai gaya bahasa dalam novel “Cantik Itu Luka” Karya Eka Kurniawan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
Majas atau gaya bahasa yaitu pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam
tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah
karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan
cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun
tertulis. Majas digunakan dalam penulisan karya sastra, termasuk di
dalamnya puisi dan prosa. Umumnya puisi dapat mempergunakan lebih banyak
majas dibandingkan dengan prosa. Majas adalah bahasa kiasan yang dapat
menghidupkan sebuah karya sastra dan menimbulkan konotasi tertentu.
Penggunaan majas yang tepat akan membantu pembaca untuk memahami makna
dalam sebuah karya sastra.
Pengertian Gaya Bahasa menurut KBBI adalah pemanfaatan atas kekayaan bahasa
oleh seseorang dalam menulis dan bertutur, penggunaan ragam tertentu untuk
mendapatkan efek-efek tertentu, keseluruhan ciri-ciri bahasa sekelompok penulis
sastra, cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk lisan
maupun tulisan.
Pengertian Gaya Bahasa oleh Ducrot dan Todorov (1972), gaya bahasa menurut
tataran bahasa dalam Ditionnaire encyclopédique des sciences du langage yaitu
tataran bunyi grafis (contohnya aliterasi, asonansi, dan lain-lain) tataran sintaksis
(contohnya kalimat tidak langsung yang bebas, inversi, dan lain-lain), tataran 
semantik (ironi, metafora dan lain-lain).
Pengertian Gaya Bahasa menurut Leech dan Short [1981]. Gaya bahasa adalah
cara menggunakan bahasa dalam konteks tertentu oleh orang tertentu untuk
mencapai tujuan tertentu.
Pengertian Gaya Bahasa menurut Kamus Linguistik [Harimurti Kridalaksana, 1982].
Gaya bahasa mempunyai 3 pengertian yaitu pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh
seseorang dalam menulis atau bertutur, penggunaan ragam tertentu untuk
mendapatkan efek-efek tertentu, keseluruhan ciri-ciri bahasa sekelompok penulis
sastra.
Pengertian Gaya Bahasa menurut Keraf [1990:112]. Gaya bahasa dikenal dengan
istilah style yang secara etimologi dari bermula dari bahasa latin “stylus” yakni
semacam alat tulis yang digunakan untuk lempengan lilin. Dalam perkembangan
selanjutnya, kata kemudian berubah menjadi keahlian atau kemampuan  dalam
mempergunakan atau menulis kata-kata secara indah.
Pengertian Gaya Bahasa menurut Gorys Keraf [2002:113]. Gaya bahasa adalah
cara mengungkapkan pikiran lewat bahasa yang secara khas menunjukkan jiwa dan
kepribadian penulis. Selain itu disebutkan pula sebuah gaya bahasa yang baik
haruslah mengandung 3 unsur yaitu kejujuran, sopan-santun, dan menarik.
Pengertian Gaya Bahasa menurut Guntur Tarigan [2009]. Gaya bahasa adalah
bentuk retorik, yakni penggunaan kata-kata dalam berbicara maupun menulis untuk
mempengaruhi dan meyakinkan pembaca atau penyimak. Jika dilihat dari sisi fungsi
bahasa, penggunaan gaya bahasa termasuk dalam fungsi puitis yakni membuat
pesan lebih terasa berbobot.
B. Jenis – jenis Gaya Bahasa
1. Gaya Bahasa Perbandingan
Macam-macam gaya bahasa yang pertama adalah majas perbandingan. Majas
perbandingan adalah majas yang gaya bahasanya diungkapkan dengan cara
menyandingkan atau membandingkan suatu objek dengan objek lainnya, bisa
berupa penyamaan, kelebihan, atau penggantian. Majas perbandingan ini masih
dibagi lagi ke dalam beberapa macam-macam gaya bahasa, seperti:
a. Personifikasi
Adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menggantikan fungsi benda mati
yang dapat bersikap seperti manusia. Contohnya seperti, angin malam telah
melarang aku ke luar.
b. Metafora
Adalah gaya bahasa yang digunakan sebagai kiasan yang secara eksplisit
mewakili suatu maksud lain berdasarkan persamaan atau perbandingan.
Contoh majas metafora seperti usahanya bangkrut karena memiliki utang
dengan lintah darat.
c. Eufemisme
Adalah gaya bahasa di mana kata-kata yang dianggap kurang baik diganti
dengan padanan kata yang lebih halus. Contohnya, Karena terjerat kasus
korupsi, ia harus dihadapkan di meja hijau.
d. Metonimia
Adalah gaya bahasa yang menyandingkan istilah sesuatu untuk merujuk pada
benda yang umum. Contohnya, bila haus, minumlah Aqua. Kata Aqua di sini
dikenal sebagai sebuah brand air mineral yang sudah cukup terkenal.
e. Simile
Adalah gaya bahasa yang menyandingkan suatu aktivitas dengan suatu
ungkapan. Contoh gaya bahasa ini seperti, anak kecil itu menangis bagaikan
anak ayam kehilangan induknya.
f. Alegori
Adalah gaya bahasa yang menyandingkan suatu objek dengan kata kiasan.
Contohnya, mencari wanita yang sempurna seperti mencari jarum dalam
tumpukan jerami.
g. Sinekdok
Adalah majas yang terbagi menjadi dua yaitu Sinekdok Pars pro toto dan
Sinekdok totem pro parte.
1. Pars pro Toto adalah suatu majas yang digunakan untuk mengungkapkan
sebagian namun telah mewakili secara keseluruhan. Dengan demikian,
sebagian unsur bisa menunjukkan keseluruhan dari suatu benda.
2. Totem pro Parte adalah majas yang dipakai untuk menyatakan
keseluruhan yang berkaitan dengan sebagian dari penggalan. Artinya
setiap kata di dalam kalimat digeneralisasi menjadi umum. Padahal
maksud sebenarnya hanya sebagian.
h. Simbolik
Adalah gaya bahasa dengan ungkapan yang membandingkan antara manusia
dengan sikap makhluk hidup lainnya. Contohnya seperti, perempuan itu
memang jinak-jinak merpati.
i. Asosiasi
Adalah gaya bahasa yang membandingkan dua objek berbeda, namun
disamakan dengan menambahkan kata sambung bagaikan, bak, atau seperti.
Contohnya, wajah ayah dan anak itu bagaikan pinang dibelah dua.
j. Hiperbola
Adalah gaya bahasa yang mengungkapkan sesuatu secara berlebihan, bahkan
terkesan tidak masuk akal. Contohnya, pria itu memiliki semangat yang keras
seperti baja, tentu ia akan menjadi orang sukses.
2. Gaya Bahasa Pertentangan
Macam-macam gaya bahasa yang kedua yaitu gaya bahasa pertentangan. Majas
pertentangan adalah gaya bahasa dalam karya sastra yang menggunakan kata-
kata kiasan di mana maksudnya berlawanan dengan arti sebenarnya. Majas
pertentangan memiliki beberapa macam-macam gaya bahasa, yaitu:
a. Paradoks
Merupakan suatu gaya bahasa yang membandingkan situasi sebenarnya
dengan situasi kebalikannya. Contoh majas ini seperti, di tengah keramaian
itu aku merasa kesepian.
b. Antitesis
Merupakan gaya bahasa yang memadukan pasangan kata di mana memiliki
arti yang saling bertentangan. Contohnya, Orang akan menilai baik buruk diri
kita dari sikap kita kepada mereka.
c. Kontradiksi in terminus
Merupakan gaya bahasa yang menyangkal pernyataan yang disebutkan
sebelumnya. Biasanya majas ini disertai dengan konjungsi misalnya hanya
saja atau kecuali. Contoh gaya bahasa ini seperti, Semua masyarakat semakin
sejahtera, kecuali mereka yang berada di perbatasan.
d. Litotes
Merupakan suatu ungkapan seperti merendahkan diri meskipun pada
kenyataan sebenarnya justru sebaliknya. Contohnya seperti, silakan mampir
ke gubuk kami yang sederhana ini. Kata rumah di sini disebut sebagai gubuk.
3. Gaya Bahasa Sindiran
Macam-macam gaya bahasa yang ketiga adalah majas sindiran. Majas sindiran
adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata kiasan dengan tujuan untuk
memberikan ejekan atau sindiran bagi seseorang, perilaku, dan suatu kondisi.
Beberapa jenis majas sindiran yaitu:
a. Sinisme
Adalah gaya bahasa di mana seseorang memberikan sindiran secara langsung
kepada orang lain. Contohnya, Kotor sekali kamarmu sampai debu – debu
bertebaran di mana-mana.
b. Sarkasme
Adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyindir orang lain dengan
konotasi yang kasar. Contohnya, dasar tidak becus! Kalau tidak bisa kerja,
kamu hanya akan jadi sampah masyarakat.
c. Ironi
Adalah gaya bahasa yang menggunakan kata kiasan dengan makna
berlawanan dengan fakta sebenarnya. Contohnya, rapi sekali ruanganmu,
sampai aku kesulitan untuk duduk di sini.
4. Gaya Bahasa Penegasan
Macam-macam gaya bahasa yang terakhir yaitu majas penegasan. Majas ini
adalah gaya bahasa untuk menyatakan sesuatu secara tegas guna meningkatkan
pemahaman dan kesan kepada pembaca atau pendengar. Beberapa jenis majas
penegasan adalah:
a. Repetisi
Adalah gaya bahasa yang mengulang kata-kata dalam suatu kalimat.
Contohnya seperti, pria itu pencopetnya, dia pelakunya, dia yang mengambil
dompet saya.
b. Retorik
Merupakan gaya bahasa dalam bentuk kalimat tanya tetapi sebenarnya tidak
perlu dijawab. Majas ini biasanya dipakai untuk penegasan sekaligus sindiran.
Contohnya, kalau kamu Shalat subuh setiap kapan saja?
c. Pleonasme
Merupakan gaya bahasa yang menggunakan kata-kata dengan makna sama,
tapi diulang-ulang terkesan tidak efektif tapi disengaja untuk menegaskan
sesuatu. Contohnya, Kita harus maju ke depan agar bisa menjelaskan pada
teman sekelas.
d. Klimaks
Adalah gaya bahasa yang menjelaskan lebih dari dua hal secara berurutan di
mana tingkatannya semakin lama semakin tinggi. Contohnya, pada saat itu
semua orang, mulai dari bayi, anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga lansia
pergi mengungsi akibat gempa.
e. Antiklimaks
Adalah gaya bahasa yang menjelaskan lebih dari tingkatan tertinggi ke
tingkatan terendah. Contohnya seperti, setiap hari Senin, mulai kepala
sekolah, guru, staf dan siswa rutin melaksanakan upacara bendera.
f. Paralelisme
Adalah gaya bahasa yang mengulang-ulang sebuah kata untuk menegaskan
makna kata tersebut dalam beberapa definisi yang berbeda. Biasanya jenis
majas ini digunakan pada sebuah puisi. Contoh majas ini seperti, sayang itu
sabar. sayang itu lemah lembut. sayang itu memaafkan.
g. Tautologi
Merupakan gaya bahasa yang mengulang kata yang bersinonim untuk
menegaskan suatu kondisi atau maksud tertentu. Contoh gaya bahasa ini
seperti, sia adalah gadis yang penuh dengan kasih, sayang dan cinta.

C. analisis gaya bahasa yang terdapat dalam novel Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan.
Di dalam novel “ Cantik Itu Luka” terdapat Majas pertentangan. Seperti yang
terdapat dalam poin B bab 2 majas pertentangan adalah gaya bahasa dalam karya
sastra yang menggunakan kata – kata kiasan di mana maksudnya berlawanan
dengan arti sebenarnya. Berikut buktinya.
“Novel ini menceritakan tentang masa kolonial atau penjajahan, saat seorang
perempuan dipaksa untuk menjual diri. Perempuan tersebut memiliki 3 anak cantik,
dan ia berharap anak yang terakhir memiliki wajah yang buruk rupa. Akhirnya anak
terakhir lahir seperti yang ia harapkan, dan diberikan nama Cantik.
Pada data tersebut situasi yang terjadi bertentangan dengan fakta, dimana pada
kenyataannya sang bayi memiliki wajah yang buruk rupa sedangkan sang ibu
memberikan nama “Cantik". Jadi pada data di atas tergolong dalam majas
pertentangan jenis Paradoks.
BAB III
Metode Penelitian
Metode penelitian adalah langkah-langkah yang diambil oleh peneliti untuk
mengumpulkan data atau informasi untuk diolah dan dianalisis secara ilmiah.
Terdapat beberapa pengertian metodologi penelitian menurut para ahli.
Menurut Prof. Dr. Sugiyono, metodologi penelitian adalah cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Menurut Prof. M.E Winarno, metodologi penelitian adalah sebuah kegiatan ilmiah
yang dilakukan dengan teknik yang cermat dan sistematis.
Menurut Muhammad Nasir, metodologi penelitian merupakan hal yang penting
bagi seorang peneliti untuk mencapai sebuah tujuan, serta dapat menemukan
jawaban dari masalah yang diajukan.
Menurut Muhiddin Sirat, metodologi penelitian merupakan sebuah cara untuk
memilih subjek masalah dan menentukan pada judul dalam sebuah investigasi.
Menurut Heri Rahyubi, metodologi penelitian adalah sebuah model yang dapat
digunakan dengan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai sebuah proses dalam
pembelajaran tersebut dengan baik.
Jenis Metode Penelitian.
a. Metode Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti suatu obyek, dengan peneliti
berperan sebagai instrumen kunci. Data dikumpulkan melalui teknik triangulasi
(gabungan), kemudian dianalisis secara induktif/kualitatif. Alih-alih bersifat
generalisasi, hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna. Karakter
penelitian kualitatif seperti ini terdapat pada:
1. Phenomenological Research
Dalam penelitian kuantitatif ini, peneliti mengumpulkan data melalui
observasi partisipan.
2. Grounded Theory
Pada penelitian kualitatif ini, peneliti menarik generalisasi atas apa yang
diamati atau dianalisis secara induktif.
3. Ethnography
Penelitian kualitatif etnografi adalah penelitian terhadap budaya kelompok
melalui wawancara dan observasi.
4. Case Study
Pada penelitian kualitatif ini, peneliti mengeksplorasi suatu kejadian,
program, proses, atau aktivitas.
5. Narrative Research
Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti melakukan studi untuk mendapatkan
data sejarah yang selanjutnya disusun menjadi laporan naratif yang
kronologis.
b. Metode Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti populasi atau sampel. Data
dikumpulkan dengan menggunakan instrumen atau alat ukur, kemudian
dianalisis dengan statistik atau secara kuantitatif.
Hasil metodologi penelitian kuantitatif berupa hipotesis. Instrumen, statistik, dan
hipotesis pada umumnya ditemukan pada:
1. Survei
Metode survei digunakan untuk mendapatkan data tentang karakteristik
sesuatu. Metode ini juga digunakan untuk menguji beberapa hipotesis atas
sampel yang diambil dari suatu populasi. Teknik pengumpulan data adalah
dengan kuesioner atau wawancara. Hasil dari metodologi penelitian ini
berupa generalisasi.
2. Eksperimen
Metode eksperimen digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen (perlakuan/ treatment) terhadap variabel dependen (hasil)
dalam kondisi yang dikendalikan. Agar kondisi dapat dikendalikan, dalam
penelitian eksperimen dibutuhkan kelompok kontrol. Metodologi penelitian
ini sering dilakukan di laboratorium.
  Metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dapat digabungkan dalam sebuah
penelitian. Metode gabungan ini disebut sebagai metodologi penelitian kombinasi.
Adapun metode yang nantinya Sobat pilih, pada dasarnya metode penelitian yang
menggunakan kaidah ilmiah dalam prosesnya disebut sebagai metode penelitian
Metode Penelitian pada proposal ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui
prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya dan berusaha memahami dan
menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi
tertentu menurut perspektif peneliti sendiri.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam
penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus
penelitian sesuai dengan fakta di lapangan.
Penelitian kualitatif dikenal sejak tahun 1960-an dan sering disebut metode alternatif
(alternative method). Metode ini tidak menggunakan pertanyaan yang rinci, tapi
dimulai dengan yang umum tetapi kemudian meruncing dan mendetail. Metode
kualitatif  memperlakukan partisipan sebagai subjek bukan objek sehingga partisipan
menganggap dirinya berharga karena informasi dari mereka sangat bermanfaat.
Daftar Pustaka
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Novel

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Majas

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Cantik_itu_Luka

https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/metode-penelitian-kualitatif-
dan-kuantitatif-mengenal-penelitian-ilmiah

Anda mungkin juga menyukai