Anda di halaman 1dari 8

Konfiks: Jurnal Bahasa, Sastra dan Pengajaran

issn: 2355-2638, Hal. 1-8 Volume 6 Nomor 2 2019

NILAI-NILAI SOSIAL DALAM NOVEL HUJAN KARYA TERE LIYE


SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN KAJIAN PROSA PADA
MAHASISWA PROGRAM STUDI DIKSATRASIADA UNIVERSITAS
MATHLA’UL ANWAR BANTEN

Sopyan Sauri
Universitas Mathla’ul Anwar Banten
email: sopyansauri@gmail.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan nilai-nilai sosial yang terdapat dalam novel hujan karya
Tere Liye. Metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji novel hujan karya Tere Liye adalah metode
kualitatif deskriptif. Objek penelitian ini adalah nilai-nilai sosial dalam novel hujan karya Tere Liye yang
diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama Tahun 2016. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan teknik studi pustaka. Teknik analisis data menggunakan metode pembacaan model semiotik yakni
pembacaan heuristik dan hermeneutik. Hasil Analisis data terhadap novel hujan karya Tere Liye dapat
disimpulkan bahwa nilai sosial yang terdapat dalam novel tersebut yaitu nilai tolong menolong, kekeluargaan,
kesetiaan, kepedulian, tanggung jawab, disiplin, empati, keserasian hidup, toleransi, kerjasama, dan demokrasi.
Hasil analisis nilai-nilai sosial dalam novel hujan karya Tere Liye dapat dijadikan sebagai alternatif bahan
pembelajaran kajian prosa pada mahasiswa pendidikan bahasa sastra Indonesia dan daerah Universitas
Mathla’ul anwar Banten
Kata kunci: Nilai Sosial, Novel Hujan, Bahan Pembelajaran
Abstract
The purpose of this study is to describe the social values contained in the rainy novel by Tere Liye. The research
method used in studying the rain novel by Tere Liye is a descriptive qualitative method. The object of this
research is the social values in the rainy novel by Tere Liye published by PT Gramedia Main Library of 2016.
The technique of collecting data in this study uses literature study techniques. The data analysis technique uses
the semiotic model reading method, heuristic and hermeneutic reading. The results of data analysis on the rainy
novel by Tere Liye can be concluded that the social values contained in the novel are the value of helping,
family, loyalty, caring, responsibility, discipline, empathy, harmony of life, tolerance, cooperation, and
democracy. The results of the analysis of social values in the rain novel by Tere Liye can be used as an
alternative material for prose study in Indonesian literary language education students and the Mathla'ul anwar
University Banten area
Keywords: Social Values, Novel Rain, Learning Materials
pada akhirnya membangkitkan rasa haru
1. PENDAHULUAN
berupa imajinasi. Selain keindahan sastra juga
memiliki pesan yang ingin disampaikan
Jauhari (2010:4) sastra adalah karya kepada pembacanya. Pesan yang berupa
manusia baik berbentuk lisan maupun tulisan gambaran kehidupan, filsafat dan masalah
yang memiliki daya estetika atau hidup yang dapat dijadikan cerimanan bagi
menimbulkan rasa haru (indah, kagum, benci, pembacanya.
cinta, sayang, simpati, dan wujud emosional Sastra tercipta bukan dari kekosongan
lainnya) dan mempunyai pesan yang ingin budaya. Maksudnya adalah sastrawan
disapaikan kepada pembacaya. Sastra menciptakan sebuah karya sastra khayalan
merupakan tulisan yang indah. Keindahan yang total. Tetapi sastra itu adalah sebuah
dalam karya sastra terlihat dari penggunaan ceriman kebudayaan yang pernah ada.
gaya bahasa dalam karya sastra tersebut. Kebudayaan yang mungkin saja di alami oleh
Bahasa sastra menggunakan bahasa yang pengarang itu sendiri. Sastrawan menciptakan
khusus sehingga terasa perbedaan membaca karyanya dari apa yang pernah dilihat, di baca
sastra dengan membaca bukan sastra. bahasa atau bahkan dialaminya. Sastrawan
sastra menggunakan bahasa figurative, yang menciptakan karyanya memadukan atau

1
Konfiks: Jurnal Bahasa, Sastra dan Pengajaran
issn: 2355-2638, Hal. 1-8 Volume 6 Nomor 2 2019

mengkombinasi antara imajinasi dengan masalah yang satu dengan masalah yang
kenyataan yang ada. lainnya. Cerita yang diangkat dalam novel
Bahtiar dkk (2017: 2) secara umum sastra adalah problematika kehidupan nyata.
dapat didefinisikan sebagai hasil cipta manusia Problematika yang terjadi di masyarakat
berupa tulisan yang bersifat imajinatif, dan tanpa adanya dunia fantasi. Tokoh
kemudian disampaikan dengan khas serta
dalam novel diciptakan sesuai dengan
mengandung pesan yang bersifat relatif.
Sastrawan menyampaikan imajinya atau tokoh yang terjadi di dunia nyata.
khayalannya kedalam sebuah tulisan yang Forster (Wardani, 2009: 15)
indah. Imajinasi tersebut adalah sebuah menyatakan bahwa novel adalah cerita
khayalan yang dibalut dengan realitas yang dalam bentuk prosa yang agak panjang
ada. Pemikiran tentang kehidupan dan tidak kurang dari 50.000 kata,
pemaknaan nilai-nilai yang di ekspresikan menceritakan kehidupan beserta nilainya
lewat sastra yang berakhir pada kepuasan dengan cara tertentu. kehidupan yang
batin. Pemikiran yang mengandung pesan diceritakan adalah kehidupan nyata. Nilai-
yang bersifat relatif yang masih bisa nilai yang terkadung dalam novel adalah
diperdebatkan kebenarannya. nilai-nilai yang terjadi di dunia nyata.
Salah satu bentuk sastra yang mendapat
Seperti nilai social, nilai religious, nilai
banyak perhatian masyarakat adalah novel.
Aziez dan Hasim (2015:7) menyatakan bahwa pendidikan dan nilai-nilai lainnya yang ada
novel merupakan sebuah genre sastra yang dalam kehidupan nyata. Penyampaian
memiliki bentuk utama prosa, dengan panjang nilai-nilai kehidupan dalam novel
yang kurang lebih bisa untuk mengisi satu atau tergambar dengan cara yang unik. Penulis
dua volume kecil, yang menggambarkan mengkreasikan imajinasinya dengan dunia
kehidupan nyata dalam suatu plot yang cukup nyata untuk menyampaikan nilai-nilai.
komplek. Novel memiliki bentuk prosa yaitu Terkadang tidak terpikirkan oleh pembaca
sebuah karangan yang memaparkan dengan tatapi memang itu terjadi di dunia nyata.
panjang lebar. Novel merupakan bentuk Novel sebagai bentuk karya sastra,
pengungkapan cerita secara langsung, seperti memiliki struktur pembangun karya sastra
bahasa sehari-hari tanpa memperhatikan rima tersebut. Struktur pembangun novel
dan irama yang teratur seperti puisi. Panjang diantaranya adalah tema, tokoh dan
novel lebih panjang daripada cerpen dan penokohan, alur, latar, sudut pandang dan
novella yang menggambarkan tentang amanat. Kesemua unsur itu wajib adanya,
kehidupan tokoh. Tokoh-tokoh dalam novel karena kesemua unsur tersebut berpadu dan
relatif banyak dengan peristiwa rekaan yang membentuk sebuah kesatuan yang bulat. novel
berwarna dan sangat komplek. Walaupun memiliki tema yang merupakan inti persoalan
tokoh dan peristiwa dalam novel bersipat yang disajikan dalam cerita tersebut. Tokoh
rekaan tetapi memiliki kemiripan dengan merupakan pelaku yang terlibat dalam cerita
kehidupan sebenarnya. tersebut. Penikohan merupakan karakter yang
Kosasih (2012:60) menyatakan bahwa diperankan dalam cerita. Sedangkan alur
novel adalah karya imajinatif yang adalah jalan cerita yang ada dalam novel
mengisahkan sisi utuh problematika tersebut. Dan latar adalah tempat yang ada
kehidupan seseorang atau beberapa tokoh. dalam cerita. Latar dibagi menjadi tiga bagian
Kisah dalam novel di gambarkan secara yaitu latar tempat, latar waktu dan latar
utuh atau tidak sepotong-sepotong. Kisah suasana. Selain itu unsur pembangun novel
yang di gambarkan dari akar masalah yang lainnya adalah sudut pandang. Sudut
sampai dengan penyelesaian masalah pandang merupakan posisi pengarang dalam
menceritakan sebuah kisah. Dan yang terakhir
tersebut. Masalah dalam novel bukan unsur pembangun novel adalah amanat.
masalah tunggal atau bukan konflik Amanat merupakan pesan yang ingin
tunggal yang setelah masalah itu selesai disampaikan oleh pengarang kepada
maka tamatlah cerita tersebut. Tetapi pembacanya.
masalah dalam novel adalah masalah yang Novel sebagai sebuah karya sastra yang
berkaitan dan saling mempengaruhi antara mengungkapkan kisahan-kisahan tentang

2
Konfiks: Jurnal Bahasa, Sastra dan Pengajaran
issn: 2355-2638, Hal. 1-8 Volume 6 Nomor 2 2019

masalah kehidupan. Walaupun cerita rekaan lingkungannya. Nilai sosial merupakan


tetapi banyak memiliki kemiripan dengan nilai yang dianggap baik serta bermanfaat
kehidupan nyata. Konten cerita dalam novel sehingga diinginkan dan dicita-citakan
merupakan cerminan kehidupan yan memiliki oleh sekelompok orang yang ada dalam
nilai-nilai yang menjadi pelajaran hidup bagi masyarakat tersebut. Sebagai individu,
pembacanya. Salah satu nilai yang terdapat
sudah sepantasnya kita mematuhi nilai-
dalam novel adalah nilai sosial. Green (dalam
nilai yang berlaku dalam masyarakat
Dhohiri, 2007: 30) menjelaskan bahwa
tersebut. Nilai tentang kepantasan
nilai sosial adalah kesadaran yang secara
sehingga terbentuk sebuah sikap yang
relatif berlangsung disertai emosi terhadap
selaras dalam masyarakat. Nilai sosial
objek. Nilai sosial adalah nilai yang
merupakan nilai yang berharga dan
melekat pada sebuah objek, karena adanya
dijadikan sebagai pedoman dalam
emosi atau perasaan seseorang terhadap
berinteraksi dalam masyarakat tersebut.
objek tersebut. Emosi atau perasaan yang
Zubaedi, (2006;13) menyatakan nilai-nilai
ditimbulkan oleh seseorang terhadap objek sosial secara umum yang akan dianalisis yaitu
tersebut dilakukan secara sadar. Emosil nilai pengabdian, tolong menolong,
terhadap objek tersebut menimbulkan kekeluargaan, kesetiaan, kepedulian, tanggung
persepsi-persepsi terhadap objek. Dan jawab, disiplin, empati, keserasian hidup,
presepsi yang ditimbulkan bersipat keadilan, toleransi, kerjasama, dan demokrasi.
relative, artinya akan berbeda kualitasnya Nilai pengabdian adalah sebuah keadaan
antara seseorang dengan yang lainnya. menyerahkan diri dengan sepenuh hati
Hendropuspito (2000: 26) menyatakan terhadap sesuatu. Tolong menolong
bahwa nilai sosial adalah segala sesuatu merupakan sikap bersedian mengulurkan
yang dihargai masyarakat karena tangan membantu anggota masyarakat yang
sedang kesusahan. Kekeluargaan adalah sikap
mempunyai daya guna fungsional bagi
saling memiliki berhudungan dan keterkaitan
perkembangan kehidupan manusia. antara satu orang dengan orang lain. Kesetiaan
Sesuatu yang dihargai itu adalah suatu adalah sikap tidak berpaling terhadap sesuatu
kebaikan yang menimbulkan sebuah yang baru. Kepedulian merupakan sikap
kebahagiaan sehingga diinginkan oleh memperhatikan orang lain, mengayomi dan
semua orang. Nilai yang membawa kesan menghiraukan. Tanggung jawab merupakan
damai, indah sejuk dan pantas. Pantas ada sikap berani menanggung segala sebagai
dan pantas dilakukan dalam kehidupan konskuensi dari apa yang di perbuat.
bermasyarakat. Nilai tersebut berguna Sedangkan sikap disiplin adalah sikap patuh
dalam perkembangan kehidupan manusia. terhadap ketentuan yang sudah ditetapkan.
Nilai-nilai yang menimbulkan Empati merupakan sebuah emosi kejiwaan
yang menimbulkan kepedulian terhadap
penghargaan seseorang terhadap sesuatu sesame. Keserasian hidup merupakan sikap
tersebut. Nilai nilai dalam berinteraksi keseimbangan, kewajaran yang dilakukan oleh
yang membentuk sebuah tatanan seseorang dalam masyarakat. Keadilan
kemasyarakatan yang diamini oleh merupakan sikap tidak membeda-bedakan
anggota kelompoknya. antara yang satu dengan yang lainnya.
Supardi (2006:3) menyatakan bahwa Toleransi adalah sikap saling menghargai antar
nilai sosial merupakan sesuatu yang sesama. Kerjasama adalah sikap bekerja untuk
diinginkan dan dicita-citakan serta mencapai keinginan bersama. Dan demokrasi
dianggap berharga oleh masyarakat, ketika adalah sikap bebas memilih berdasarkan
berinteraksi dengan orang lain harus dapat kehendak hati dengan tidak merugikan orang
menempati dirinya dan mengambil lain.
Hasil analisis nilai sosial dalam novel hujan
tindakan atau sikap yang diterima karya Tere Liye dapat digunakan sebagai
masyarakat. Nilai sosial sebagai nilai yang alternatif bahan pembelajaran apresiasi prosa.
terdapat dalam masyarakat. Nilai itu ada Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat
karena adanya interaksi manusia dalam pembelajaran yang berisikan materi

3
Konfiks: Jurnal Bahasa, Sastra dan Pengajaran
issn: 2355-2638, Hal. 1-8 Volume 6 Nomor 2 2019

pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan memuat nilai-nilai sosial yang terkandung di


cara mengevaluasi yang didesain secara dalam novel Hujan karya Tere Liye.
sistematis dan menarik dalam rangka Teknik pengumpulan data yang digunakan
mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu dalam penelitian ini adalah teknik studi
mencapai kompetensi atau subkompetensi pustaka. Teknik pustaka adalah teknik yang
dengan segala kompleksitasnya Widodo dan menggunakan sumber-sumber tertulis untuk
Jasmadi dalam Lestari, 2013:1). Pengertian ini memperoleh data. Data diperoleh dalam
menjelaskan bahwa suatu bahan ajar haruslah bentuk tulisan, maka harus dibaca, dipelajari,
dirancang dan ditulis dengan kaidah hal-hal yang penting dicatat kemudian
intruksional karena akan digunakan oleh guru disimpulkan dan mempelajari sumber tulisan
untuk membantu dan menunjang proses yang dapat dijadikan sebagai landasan teori
pembelajaran. dan acuan dalam hubungan dengan objek yang
Menurut Prastowo (2012:17), bahan ajar akan diteliti. Data dalam penelitian ini adalah
adalah segala bahan (informasi, alat, maupun novel hujan karya Tere Liye.
teks) yang disusun secara sistematis, yang Langkah-langkah pengumpulan data adalah
menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang sebagai berikut.
akan dikuasai siswa dan digunakan dalam 1. Membaca secara keseluruhan novel hujan
proses pembelajaran dengan tujuan secara teliti, kritis, dan berulang-ulang.
perencanaan dan penelaahan media 2. Menandai dan mencatat data berdasarkan
pembelajaran. Bahan atau materi pembelajaran permasalahan yang berhubungan dengan
pada dasarnya adalah “isi” dari kurikulum, nilai-nilai sosial.
yakni berupa mata pelajaran atau bidang studi 3. Data dideskripsikan berdasarkan
dengan topik/subtopik dan rinciannya permasalahan yang ada dalam novel Hujan
(Ruhimat, 2011:152). yang sesuai dengan yang akan diteliti,
Bahan Ajar atau learning material, yakni bentuk-bentuk nilai-nilai sosial yang
merupakan materi ajar yang dikemas sebagai terdapat dalam novel tersebut.
bahan untuk disajikan dalam proses 4. Membuat simpulan.
pembelajaran. Bahan pembelajaran dalam
penyajiannya berupa deskripsi yakni berisi 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
tentang fakta-fakta dan prinsip-prinsip, norma
yakni berkaitan dengan aturan, nilai dan sikap, a. Nilai Tolong menolong
serta seperangkat tindakan/keterampilan
“Sebelum Lain benar-benar ikut terjatuh,
motorik. Dengan demikian, bahan
satu tangan meraih tas punggungnya dari
pembelajaran pada dasarnya berisi tentang
atas lebih duu. Anak laki-laki usia lima
pengetahuan, nilai, sikap, tindakan dan
belas tahun yang tiba duluan berhasil
keterampilan yang berisi pesan, informasi, dan
menyambarnya” (hal 29)
ilustrasi berupa fakta, konsep, prinsip, dan
Nilai tolong menolong yang di lakukan
proses yang terkait dengan pokok bahasan
oleh anak laki-laki terhadap anak perempuan
tertentu yang diarahkan untuk mencapai tujuan
dlam keadaan genting, walaupun anak
pembelajaran.
perempuan itu tidak ia kenal
“Di luar Lail berteriak minta tolong,
2. METODE
membuat dua petugas yang sedang di dekat
berlarian
Penelitian ini menggunakan metode “Ada korban yang terjepit, segera kirim
deskriptif kualitatif. Moelong (2007: 6) ambulan’ (hal 41)
mengemukakan bahwa metode penelitian Nilai tolong menolong ditunjukan oleh
kualitatif merupakan prosedur penelitian yang petugas yanglangsung mengevakuiasi korban
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata bencana tersebut.
tertulis atau lisan tentang sifat suatu individu, “berkali-kali mereka terpeleset di medan
keadaan, atau gejala dari kelompok tertentu terjal dan sulit, terjatuh. Jika lail yang
yang diamati. Untuk mengkaji novel Hujan jatuh Mariam yang mengulurkan tangan
digunakan metode penelitian deskriptif. dan menyemangati. Jika Mariam yang
Metode ini digunakan untuk menemukan, terpeleset, lail yang membantunya
memaparkan dan menjelaskan teks-teks yang berdiri” (hal 150)

4
Konfiks: Jurnal Bahasa, Sastra dan Pengajaran
issn: 2355-2638, Hal. 1-8 Volume 6 Nomor 2 2019

Nilai tolong menolong di tunjukan oleh “ayo Lail kemari. Isteri walikota yang
Mariam dan Lail. Mereka berani melihatnya pertama kali langsung
mengorbankan jiwa dan raganya untuk melambaikan tangan”(hal 103)
menyelamatkan daerah yang akan terkena Nilai kekeluargaan terlihat dari Isteri
bencana. Mariam dan Lail pun bahu membahu walikota. Walaupun ia isteri seorang walikota
saling menolong dalam melaksanakan tugas tapi ia tetep rendah hati bersedia menyapa
mengirim berita bencana. terlebih dahulu kepada Lail.
b. Nilai Kekeluargaan 1) Nilai Kesetiaan
“Kita harus mencari tempat berteduh, Nilai kesetaiaan dalam novel ini tergambar
sebelum hujan deras, anak laki-laki itu hampir dari awal cerita sampai akhir.
berkata pelan. Dia lantas memegang Terutama kesetiaan yang ditunjukan oleh lail
engan Lail, dan mengajaknya berlari…” yang setia menunggu soke bahtera untuk
(hal 33) menemuinya. Menunggu dalam kecetiaan dan
Nilai kekeluargaan ditunjukan Esok cinta yang tumbuh dan terpendam.
kepada Lail, walau mereka baru bertemu tetapi 2) Nilai Kepedulian
esok tidak segan-segan untuk memegang “kamu jangan sampai tertinggal, Lail,
tangan Lail sebagai bentuk persahabatan. seorang wanita berusia 35 tahun berseru.
“Kalau begitu, sementara waktu kamu Dia sedang berjalan cepat melewati
bisa ikut denganku. Ibuku ada di rumah, trotoar. Sementara gerimis jatuh dari
semoga dia baik-baik saja (hal 36) langit. Butir airnya lembut menerpa wajah.
Nilai kekeluragaan ditunjukan Esok Anak perempuan yang berjalan di
kepada Lain, ia megajaknya untuk ke belakangnya mengangguk, buru-buru
rumahnya, walaupun meraka baru saja kenal. mengejar ibunya. (hal 10)
“Beberapa jam lalu, Lail tidak mengenal Nilai kepedulian ditunjukan ibu kepada
Esok. Anak laki-laki usia lima belas tahun anaknya yan berjalan mengikuti di
itu bukan siapa-siapanya. Tapi detik itu, belakangnya jangan sampai tertinggal.
sambil mengepalkan jemarinya, menatap “Rapikan dasimu, Lail.” Wanita berusia 35
esok yang memeriksa khawatir seluruh tahun itu menoleh lagi ke anaknya.”
took, Lail sungguh berdoa semoga ibu “Lail buru-buru mengangguk.”( hal: 12)
Esok selamat (hal 39) Nilai kepedulian ibu terhadap anaknya
Nilai kekeluargaan ditunjukan oleh Lail untuk merapihkan dasi yang dikenakan
kepada Esok. Lail berdoa agar ibu Esok anaknya.
selamat, walaupun Esok bukan siapa-siapa dan “Dua penumpang laki-laki, saat melihat
baru satu jam yang lalu Lail mengenalnya. Lail dan ibunya masuk, bediri memeprikan
“Namaku Maryam.” Anak perempuan itu tempat duduk.”Terimakasih” Lail dan
menyodorkan tangan. Suaranya terdengar ibunya segera duduk” (hal 14)
nyaring….(hal 77) Nilai kepedulian yang di lakukan oleh para
Nilai kekeluargaan ditunjukan Mariam penumpang lainnya di dalam kereta ketika
kepada Lail. Maryam langsung menyapa melihat seorang ibu dan anaknya menaiki
teman sekamarnya saat Lail tiba. kereta.
“aku kesulitan menyisir rambutku. Kamu “Anak-anak terlebih dahulu! Petugas
bisa membantuku? (hal 83) berseru” (hal 26)
Nilai kekeluargaan ditunjukan Lail dan Kepedulian seorang petugas kereta
Mariam. Lail bersedia menyisir rambut terhadap anak-anak walau dalam keadaan
Mariam. genting.
“perkenalkan, Pa, Ma, ini Lail. Temanku “Kamu baik-baik saja Lail? Ibunya
di tenda pengungsian bertanya dari bawah. Lima menit berlalu,
“Halo, Lail. Akhirnya kita bertemu” mereka sudah setengah jalan naik
Walikota mengulurkan tangan”(hal 99) permukaan” (hal 27)
Nilai kekeluargaan ditunjukan oleh sang Kepedulian seorang ibu terhadap anaknya,
Walikota. Sebagai seorang pejabat ia tidak walaupun dalam keadaan genting ibunya tetap
gengsi untuk menyalami anak gadis bernama memikirkan keselamatan anaknya dariada
Lail. keselamatan dirinya.

5
Konfiks: Jurnal Bahasa, Sastra dan Pengajaran
issn: 2355-2638, Hal. 1-8 Volume 6 Nomor 2 2019

“Kamu baik-baik saja? Anak laki-laki usia di peronn menjemput mereka yang pulang
lima belas tahun bertanya. Mereka berdua menerima penghargaan.
masih berdiri di perempatan jalan pusat kota” “hadiah yang kami terima di ibu kota. Lail
(hal 33) yang menjawab, unntuk panti sosial”(hal
Nilai kepedulian yang ditunjukan oleh Esok 189)
kepada Lail anak perempuan yang baru ia Nilai kepedulian di tunjukan oleh Lail dan
kenal, tetapi Esok menunjuka kepedualian Mariam, mereka memberikan seluruh hadiah
kepadanya. untuk keperluan panti.
“Kamu sudah makan Lail? Esok bertanya, c. Nilai Tanggung jawab
beranjak duduk di sebelah. Pukul tujuh malam. “Tenda-tenda didirikan marinir di
“Lail mengangguk, memperlihatkan halaman rumah sakit dua jam setelah
potongan roti di tangannya” (hal 42) gempa. Pasukan militer itu mengagumkan.
Kepedulian Esok kepada Lail yang masih Mereka juga kehilangan keluarga, kerabat,
melamun kehilangan anggota keluarganya dan rumah, tapi dari barak militer mereka
“Kamu harus mengenakan masker Nak, menyebar ke seluruh kota , bekerja cekatan
salah satu mariner menegurnya” (hal 44) membantu apa saja sepanjang sore.
Nilai kepedulian ditunjukan oleh Marinir Prioritas pertama adalah membantu rumah
kepada Lail untuk mengenakan masker agar sakit.(hal; 42)
tidak terkena abu vulkanik. Tanggung jawab sebagai seorang marinir
“Aku tidak lapar, Lail menjawab pendek. dan pasukan militer sudah menjadi tugas
Kamu harus makan. Atau nanti sakit” (hal mereka membantu masyarakat, melindungi
50) masyarakat, terutama ketika terjadi bencana
Kepedulian Esok kepada Lail yang alam, mereka bekerja keras membantu
melamun saja, Esok memeksa Lail untuk mendirikan tenda dan membantu hal-hal
makan karena Esok khawatir kalau Lail jatuh lainnya sebagai wujud tanggung jawabnya,
sakit. meskipun mereka juga kehilangan keluarga
“Ikut aku sekarang, Lail. Esok memaksa, dan tempat tinggalnya.
menarik lengan Lail” “Lail baru masuk ke kamarnya pukul
“Lail melawan tidak mau” (hal 54) sebelas malam. Ibu Suri menambahkan
Nilai kepedulian ditunjukan oleh Esok hukumannya, meyikat toilet di dapur
dalam keadaan genting akan turun hujan asam, umum. Tapi lail tetap tidak keberatan
tetapi Esok tidak menghirawkan bahaya suasana hatinya masih riang stetlah
tersebut. Ia tetap mencari Lail bertemu Esok” (hal 93)
“Mariam jengkel, tadi siang saat semua Nilai tanggung jawab ditunjukan oleh lail.
relawan berkemas meninggalkan pusat Ia tidak keberatan menjalani hukuman sebagai
latihan, dia ditinggal sendirian, bingung sanksi karena hujan-hujanan saat bertemu
mencari lail. Belum lagi harus Esok.
membereskan barang-barang Lail, d. Nilai Disiplin
menggendong dua ransel besar berisi “ kehidupan di panti di mulai pukul lima
pakaiannya dan pakaian Lail. Dia hampir pagi. Semua penghuni harus bangun, rapihkan
ketinggalan bus yang mengantar relawan kamr masing-masing”
ketempat tinggalmasing-masing”(hal 134) Nilai disiplin diterapkan di panti. Hal
Nilai kepedulian ditunjukan Maryam, ia tersebut dilakukan untuk melatih seluruh
rela membereskan dan membawa barang- penghuni panti agar dapat berdisiplin.
barang milik Lail yang ditinggalkan oleh Lail e. Nilai Empati
di tempat pelantikan. “Siapa namamu? Anak laki-laki itu
“enam jam perjalanan pulang. Tiba pukul bertanya, mengibaskan air dari rambutnya,
satu siang. Kejutan. Caludia dan ibunya bagian atas seragam sekolahnya basah.
menunggu di peron statsiun kota “Lail, jawabnya pendak
mereka”(hal 185) “namaku Esok (hal 34)
Nilai kepedulaian diperlihatkan oleh Nilai empati ditunjukan oleh Esok kepada
Claudia dan ibunya. Walau Lail dan Mariam Lail, Esok mengajak Lail berbicara walau Lail
bukan siapa-siapa tetapi mereka menempunya masih terlihat sedih dengan kemataian ibunya.

6
Konfiks: Jurnal Bahasa, Sastra dan Pengajaran
issn: 2355-2638, Hal. 1-8 Volume 6 Nomor 2 2019

“Bagaimana dengan ibumu? Lail bertanya “Aku sengan mendengarnya Esok” (hal 74)
pelan. Nilai keserasian hidup ditunjukan oleh Lail.
“Masih belum siuman. Tapi kata dokter, Ia tidak iri terhadap Esok yang diadopsi, ia
kondisiya stabil” (hal 45) ikut senang karena memang jalan hidup setiap
Sikap empati ditunjukan oleh Lail kepada orang berbeda dan presahabatan itu tidak
keluarga Esok, ia menanyakan kondisi Ibu terbatas oleh ruang dan waktu.
Esok yang baru ia kenal satu hari yang lalu. “tapi seruan Lail terhenti. Matanya
“Esok meraih tasnya, mengeluarkan syal menatap tak percaya. Itu Esok, yang
dari wol, untukmu Lail, agar kamu tidak tertawa berusaha menyejajari bus yang
kedinginan. Lail menerimanya. mulai melaju kencang” (hal 87)
Tetimakasih (hal 62) Nilai keserasian hidup yang terjadi adalah
Nilai Empati ditunjukan oleh Esok kepada suasana yang gembira yang dirasakan oleh
Lail, ia sangat peduli kepada Lail dengan Lail. Disaat Lail rindu kepada Esok, esok
memberikan syal dari wol agar Lail tidak datang menemuinya, rasanya dunia berpihak
kedinginan. kepadanya.
“Aku punya hadiah untukmu, Esok “Mereka berdua tertawa. Apa yang kamu
mengambil sesuatu dari balik jaket lakukan disini? Lail mengusap wajah
tebalnya. memsatikan bahwa dia tidak sedang
“Untukmu, Lail berseru senang menerima mimpi” (hal 126)
hadiah Keserasian hidup terjadi lagi, Lail
“Aku mendapatkan dari pengungsian merasakan kebahagiaan yang amat tak
Century Mall. Esok menjelaskan. Sebuah terhingga di hari pelantikan sebagai anggota
celemek moatif bunga-bunga” (hal 67) relawan orang terkasih datang tanpa tak
Nilai empati kembail di tunjukan oleh Esok terduga sebelumnya.
kepada Lail. Esok mempunyai cara untuk g. Nilai Toleransi
menyenangkan hati Lail dengan memberikan “Kami minta maaf. Ini salahku. Aku
sesuatu yang tidak seberapa tetap membuat berjanji tidak lagi pergi meninggalkan
hati Lail senang. pengungsian tanpa izin. Aku juga berjanji
“Lail tetap menerimanya, mengucapkan akan membantu di sini” (hal 60)
terimakasih. Niati ibu suri baik, meskipun Nilai toleransi diberikan mariner kepada
selera gaunnya sama sekali tidak baik”(hal Esok yang telah melanggar izin yang diberikan
167) untuk mencari Lail.
Nilai empati ditunjukan oleh ibu suri “meski galak dan sangat disiplin. Ibu Suri
kepada lail dan Mariam. Ibu suri yang memberikan izin kepada Lail untuk
mempunyai sikap tegas dalam hal ini ia mengantar Esok pada hari
mempunyai kelembutn hati dan peduli dengan keberangkatannya ke Ibu Kota” (hal 101)
lail dan Mariam. Nilai toleransi diberikan kepada Lail oleh
“Kepalaku sakit, Lail berkata pelan. Ibu Suri. Ibu Suri walau terkenal galak tetapi
Aduh kamu terlihat pucat. Isteri walikota ia memberikan Izin kepada lail untuk
mengaktifkan layar di lengannya, bersiap mengantarkan Esok
memenggil bantuan” (hal 245) h. Nilai Kerjasama
Nilai empati diperlihatkan oleh isteri “Ayo, Lail! Sedikit lagi! Maryam menarik
walikota kepada Lail. Isteri walikota begitu teman baiknya. Lail mengangguk. Dengan
berempati dan perhatian. Saat Lail mengeluh bantuan Maryam, dia bisa kembali maju”
sakit kepala isteri walikota langsung merespon (hal 118)
dan hendak memberikan bantuan. Nilai kerjasama ditunjukan oleh Lail dan
f. Nilai Keserasian Hidup Maryam ketika mereka melaksanakan ujian
“Aku tidak ikut ke panti sosial. Kenapa? menjadi relawan. Mereka bahu membahu
Lail bertanya saling membantu untuk menklukan medan
Ada keluarga yang bersedia mengangkatku latihan.
jadi anak asuh……” i. Nilai Demokrasi
“Oh ya, Lail ikut senang” “Marinir bergumam, menimbang
“Esok mengusap wajahnya, balas menatap situasinya, memanggil teman-temanya
wajah Lail. Dia mengira Lail akan sedih” beriskusi”

7
Konfiks: Jurnal Bahasa, Sastra dan Pengajaran
issn: 2355-2638, Hal. 1-8 Volume 6 Nomor 2 2019

“Bail, kamu pinjam sepeda dari petugas di Hasil analisis nilai-nilai sosial dalam novel
meja pendaftaran. Waktumu hanya satu hujan karya Tere Liye dapat dijadikan sebagai
jam” (hal 53) alternatif bahan pembelajaran kajian prosa
Nilai demokrasi ditunjukan oleh mariner, pada mahasiswa pendidikan bahasa sastra
dengan mengizinkan Esok mencari Lail hasil Indonesia dan daerah Universitas Mathla’ul
keputusan bersama dengan mariner yang anwar Banten.
lainnya.
“Kamu mau tempat tidur yang mana? Di 5. REFERENSI
atas atau di bawah? Aku sudah menepati
yang bawah. Tapi kalau kamu mau aku Azies, Furqonul dan Hasim Abdul. 2010.
bisa pindah ke atas. Atau ita bisa tukeran Menganalisis Fiksi. Bandung: Ghalia
tiap bulan biar adil” (hal 78) Indonesia.
Nilai demokrasi ditunjukan oleh Maryam Dhohiri, T.R. 2007. Sosiologi, Suatu Kejadian
kepada Lail. Dia menawarkan tempat tidur Kehidupan Masyarakat. Jakarta: Yudistira.
untuk Lail, padahal Maryam lebih dahulu Hendropuspito, OC. 2000. Sosiologi Agama.
menepati kamar tersebut. Yogyakarta: Kanisius
“petugas itu memenggil seniornya, Jahuri, Heri. 2010. Cara Memahami Nilai
berdiskusi sebentar. Religius dalam Karya Sastra dengan
Baiklah. Salah satu prinsip paling penting Pendekatan Reader’s Respons. Bandung:
di organisasi adalah semangat berbagi dan Arfindo Raya
berbuat baik” (hal 111) Kosasih. 2012. Dasar-Dasar Keterampilan
Nilai demokrasi ditunjukan oleh perugas Bersastra. Bandung: Yrama Widya.
anggota relawan. Saat Lail dan Mariam Lestari, Ika. 2013. Pengembangan Bahan Ajar
mendaftar dikarenakan usia mereka belum Berbasis Kompetensi. Padang: Akademia
cukup tetapi mereka memaksa. Untuk Permata.
memutuskan di terima atau tidaknya petugas Liye, Tere.2016. Hujan. Jakarta: PT Gramedia
penerimaan tidak memutuskan sepihak tetapi Pustaka Karya.
mereka berundung dulu dengan temannya Moleong, Lexy J. 2014. Metode Penelitian
untuk memutuskan hal tersebut. Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
“penduduk mengamuk di lokasi pembagian Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif Membuat
makanan. Mariner tidak mampu Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: DIVA Press.
mengendalikannya. Kepulan asap Ruhimat, T. dkk. 2009. Kurikulum dan
membumbung dari berbagai penjuru kota. Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen
penduduk menyerbu took-toko FIP UPI.
menggulingkan bus kota, menghentikan Zubaedi. 2005. Pendidikan Berbasis
trem, membakar benda-benda di Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
jalanan”(hal 217)
Demontrasi yan dilakukan oleh masyarakat
sebagai bentuk protes terhadap pemerintah
untuk melakukan kebijakan perbaikan iklim di
dunia.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis tentang nilai-


nilai sosial pada novel hujan karya Tere
Liye sebagai bahan pembelajaran kajian
prosa dapat disimpulkan bahwa nilai sosial
yang terdapat dalam novel tersebut yaitu nilai
tolong menolong, kekeluargaan, kesetiaan,
kepedulian, tanggung jawab, disiplin, empati,
keserasian hidup, toleransi, kerjasama, dan
demokrasi.

Anda mungkin juga menyukai