Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Pesona, Volume 3 No.

2, (2017), 208-223
ISSN Cetak : 2356 - 2080
ISSN Online : 2356 - 2072
DOI: https://doi.org/ 10.26638/jp.448.2080

Struktur Fisik dan Struktur Batin Pada


Puisi Tuhan, Aku Cinta Padamu Karya WS Rendra
Muntazir
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Muhammadiyah Pringsewu
Email: muntazirmmmpd@gmail.com

Abstract

Poetry is the oldest literary form. It emerges with the presence of man. The study of
poetry focused on the physical structure and inner structures of poetry. This study used
a descriptive qualitative method. Stylistic analysis approach: (1) systematic analysis of
linguistic system of literary works, and continued to the interpretation of literary
characteristics, interpretation directed to the total meaning; (2) studying a number of
distinctive features that distinguish one system from another. The poem "Tuhan"Aku
Cinta Padamu” sounds / a / who dominates, the atmosphere of longing, emotion,
surrender, willingness and peace. Repetition of rhymes in words in poems, visual
images, movements, feelings, metaphors, and repositories. The theme of God, the
mandate for self-introspection in order to improve themselves for reaching the God’s
willing.
Keywords: literary, poetry, stylistic
Abstrak

Puisi adalah bentuk kesusastraan tertua. Ia lahir bersama dengan keberadaan manusia.
Kajian puisi difokuskan pada struktur fisik dan struktur batin puisi. Metode penelitian
adalah metode kualitatif deskriptif. Pendekatan analisis stilistika: (1) analisis
sistematis tentang sistem linguistik karya sastra, dan dilanjutkan ke interpretasi
tentang ciri-ciri sastra, interpretasi diarahkan ke makna secara total; (2) mempelajari
sejumlah ciri khas yang membedakan satu sistem dengan sistem lain. Puisi “Tuhan,
Aku Cinta Pada-Mu” bunyi /a/ yang mendominasi, suasana rindu, haru, pasrah, rela
dan damai. Pengulangan rima pada kata dalam larik-larik puisi, citraan pada visual,
gerak, rasaan, majas metafora dan repitisi. Tema ketuhanan, Amanat agar intropeksi
diri dapat memperbaiki diri guna mencapai rido Allah.
Kata Kunci: sastra, puisi, stilistika

Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.


Tersedia online di: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona

208
Struktur Fisik dan Struktur Batin …

1. PENDAHULUAN pandangan yang berbeda. Hal ini terjadi


karena setiap peneliti tentu akan
Puisi adalah bentuk kesusastraan
memunculkan pendapat dan
yang paling tua yang lahir bersama
penafsirannya terhadap suatu puisi.
dengan keberadaan manusia. Berpuisi
Perbedaan itu muncul karena latar
sudah merupakan tradisi yang mengakar
belakang yang berbeda seperti pada
dalam kehidupan masyarakat. Sastra tidak
pemahaman, sudut pandang dan
terlepas dari kehidupan manusia karena
sebagainya. Stilistika akan muncul
sastra merupakan bentuk ungkapan
dengan kekhasan bahasa yang digunakan
pengarang atas kehidupan yang terjadi
dan akan sangat berbeda dengan
dalam kehidupan bermasyarakat.
penggunaan bahasa sehari-hari.
Berdasarkan bentuk atau wujudnya karya
Sastra modern dapat meliputi
sastra terdiri atas aspek isi dan aspek
puisi, prosa maupun drama, menurut
bentuk. Aspek isi merupakan pengalaman
Ratna (2009:19) dari ketiga jenis sastra
hidup manusia. Aspek bentuk merupakan
modern tersebut, puisilah yang paling
hal-hal yang terkait cara pemakaian, cara
sering digunakan dalam penelitian
pengarang memanfaatkan bahasa untuk
stilistika. Puisi memiliki ciri khas yaitu
mewadahi isi dari karya sastra tersebut.
kepadatan pemakaian bahasa sehingga
Sebagaimana yang dikemukakan oleh
paling besar kemungkinannya untuk
Aminuddin (1997:67) bahwa terdapat
menampilkan ciri-ciri stilistika. Penyair
jenis karya sastra yaitu puisi dan prosa
menciptakan karya kreatif puisi untuk
fiksi. Dalam hal ini perbedaan
melukiskan dan mengekspresikan ide-ide
karakteristik karya sastra mengakibatkan
dan karakter si pengarang, bukan hanya
perbedaan dalam tahapan pemaknaan dan
menciptakan keindahan. Kajian yang
penafsiran ciri dan penggambarannya.
demikian memang diperlukan, karena
Kreativitas yang dimiliki penulis
karakteristik puisi yang khas seperti
masing-masing berbeda, setiap karya
ungkapan yang implisit dan samar,
yang dihasilkan akan menunjukkan
makna yang tersirat, kata-katanya
kondisi terkini dalam karya sastra dan
condong pada makna konotatif. Puisi
perkembangan masyarakat. Sebagai
membutuhkan efek-efek emotif yang
contoh puisi yang sama sebagai objek
mempengaruhi karya sastra, Aminuddin
kajian yang dianalisis oleh peneliti yang
(1997-65) mengemukakan bahwa untuk
berbeda akan menghasilkan pendapat dan

209
Struktur Fisik dan Struktur Batin …

memperoleh efek-efek tersebut dapat adalah wujud penggunaan sistem


melalui kebahasaan, paduan bunyi, tandanya.
penggunaan tanda baca, cara penulisan Secara sederhana menurut
dan lain sebagainya. Dengan kriteria Sudiman dikutip Nurhayati (2008:8)
tersebut peneliti akan terbantu dalam “Stilistika adalah ilmu yang meneliti
menganalisis sebuah puisi. penggunaan bahasa dan gaya bahasa
Stilistika (stylistic) dapat didalam karya sastra”. Konsep utamanya
diterjemahkan sebagai ilmu tentang gaya. adalah penggunaan bahasa dan gaya
Secara etimologis stylistic berhubungan bahasa. Bagaimana seorang pengarang
dengan kata style yaitu gaya. Suwardi mengungkapkan karyanya dengan dasar
Endraswara (2011:72-73) menjelaskan dan pemikirannya sendiri.
bahwa stilistika adalah ilmu pemanfaatan Suwardi Endraswara (2011:72)
bahasa dalam karya sastra. Penggunaan mengemukakan bahasa sastra memiliki
gaya bahasa secara khusus dalam karya tugas mulia. Bahasa memiliki pesan
sastra. Gaya bahasa yang muncul ketika keindahan dan sekaligus pembawa
pengarang mengungkapkan idenya. Gaya makna. Tanpa keindahan bahasa, karya
bahasa ini merupakan efek seni dan sastra menjadi hambar. Keindahan suatu
dipengaruhi oleh hati nurani. Melalui sastra dipengaruhi oleh kemampuan
gaya bahasa itu seorang penyair penulis mengolah kata. Keindahan karya
mengungkapkan idenya. Pengungkapan sastra juga memberikan bobot penilaian
ide yang diciptakan melalui keindahan pada karya sastra itu.
dengan gaya bahasa pengarangnya Melalui stilistika dapat dijabarkan
melalui ide dan pemikirannya pengarang ciri-ciri khusus karya sastra. Berdasarkan
membentuk konsep gagasannya untuk hal itu, Wellek dan Warren (1993:226)
menghasilkan karya sastra. Stilistika menyatakan ada dua kemungkinan
adalah wujud dari cara pengarang untuk pendekatan analisis stilistika dengan cara
menggunakan sistem tanda yang sejalan semacam itu. Yang pertama di analisis
dengan gagasan yang akan disampaikan. secara sistematis tentang sistem linguistik
Aminuddin (1997:68). Namun yang karya sastra, kemudian membahas
menjadi perhatian adalah kompleksitas interprestasi tentang ciri-cirinya dilihat
dari kekayaan unsur pembentuk karya berdasarkan makna total atau makna
sastra yang dijadikan sasaran kajian keseluruhan. Melalui hal ini akan muncul
sistem linguistik yang khas dari karya

210
Struktur Fisik dan Struktur Batin …

atau sekelompok karya. Pendekatan yang lebih dari satu macam). Menganalisis
kedua yaitu mempelajari sejumlah ciri puisi berarti berusaha mengambil atau
khas membedakan sistem satu dengan menemukan arti biasa maupun arti
yang lainnya. Analisis stilistika adalah "tambahan" yang dikandung puisi
dengan mengamati deviasi-deviasi seperti tersebut. Disamping memahami arti atau
pengulangan bunyi, inversi susunan kata, makna puisi, kegiatan analisis juga
susunan hierarki klausa yang semuanya berusaha untuk melihat struktur/ unsur-
mempunyai fungsi estetis penekanan, atau unsur puisi.
membuat kejelasan, atau justru Dalam kajian ini, peneliti akan
kebalikannya yang membuat makna menganalisis lebih spesifik atau mendetail
menjadi tidak jelas. lagi mengenai puisi yang berjudul
Membaca puisi pada dasarnya “Tuhan, Aku Cinta Pada-Mu” karya WS
merupakan usaha melakukan kontak lahir Rendra. Dimana, puisi ini memiliki
batin dengan puisi tersebut. Pembaca sebuah pesan yang akan disampaikan oleh
puisi perlu bergulat dengan segala seorang penyair kepada pembaca atau
kemampuan, pikiran, pengalaman dan pendengarnya.
perasaan terhadap puisi yang dibaca agar Herman J. Waluyo 1996 (dalam
dapat menangkap segala makna dalam Muntazir: 2016:32) menjelaskan ruang
puisi. Mengapa hal tersebut diperlukan? lingkup puisi sebagai berikut, bahwa puisi
Karena banyak puisi yang bersifat adalah bentuk karya sastra yang
"menyembunyikan makna" dibalik baris- mengungkapkan pikiran dan perasaan
baris kata dan bait. Dari sudut pandang penyair secara imajinatif dan disusun
bahasa, secara konvensional bahasa dengan mengonsentrasikan semua
memiliki konsep dwi-tunggal, bentuk, dan kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian
arti. Kata tertentu memiliki arti tertentu struktur fisik dan struktur batinnya.
secara harfiah. Namun kata-kata yang Membaca puisi pada dasarnya
digunakan pada puisi mengandung arti merupakan usaha melakukan kontak lahir
"tambahan" dengan memanipulasi bahasa batin dengan puisi tersebut. Pembaca
dan memanfaatkan potensi yang ada pada puisi perlu bergulat dengan segala
bahasa. Kata-kata didalam puisi dapat kemampuan, pikiran, pengalaman dan
membawa arti yang "ambiguous" dan perasaan terhadap puisi yang dibaca agar
dapat terjadi multiinterpretasi pada puisi dapat menangkap segala makna dalam
yang sama (puisi dapat diinterpretasikan puisi. Mengapa hal tersebut diperlukan?

211
Struktur Fisik dan Struktur Batin …

Karena banyak puisi yang bersifat Adapun secara lebih detail, unsur-
"menyembunyikan makna" dibalik baris- unsur puisi bisa dibedakan menjadi dua
baris kata dan bait. struktur, yaitu struktur batin dan struktur
Dari sudut pandang bahasa, secara fisik. Struktur batin puisi, atau sering pula
konvensional bahasa memiliki konsep disebut sebagai hakikat puisi, meliputi:
dwi-tunggal: bentuk dan arti. Kata (1) Tema/makna (sense); (2) Rasa
tertentu memiliki arti tertentu secara (feeling); (3) Nada (tone); (4)
harfiah. Namun kata-kata yang digunakan Amanat/tujuan/maksud (itention).
pada puisi mengandung arti "tambahan" Struktur fisik puisi atau terkadang
dengan memanipulasi bahasa dan disebut pula metode puisi merupakan
memanfaatkan potensi yang ada pada sarana-sarana yang digunakan oleh
bahasa. Kata-kata di dalam puisi dapat penyair untuk mengungkapkan hakikat
membawa arti yang "ambiguous" dan puisi. Struktur fisik puisi meliputi hal-hal
dapat terjadi multiinterpretasi pada puisi sebagai berikut.
yang sama (puisi dapat diinterpretasikan (1) Perwajahan puisi (tipografi), yaitu
lebih dari satu macam). Menganalisis bentuk puisi seperti halaman yang tidak
puisi berarti berusaha mengambil atau dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri,
menemukan arti biasa maupun arti pengaturan barisnya, hingga baris puisi
"tambahan" yang dikandung puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf
tersebut. Disamping memahami arti atau kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
makna puisi, kegiatan analisis juga Hal-hal tersebut sangat menentukan
berusaha untuk melihat struktur/ unsur- pemaknaan terhadap puisi.
unsur puisi.
Menurut Rachmad Djoko Pradopo (2) Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang
(2009), Struktur fisik puisi meliputi(1) dilakukan oleh penyair dalam puisinya.
Diksi, (2) Pencitraan, (3) Kata konkret, Karena puisi adalah bentuk karya sastra
(4) Majas, (5) Bunyi yang menghasilkan yang sedikit kata-kata dapat
rima dan ritma. Struktur batin puisi mengungkapkan banyak hal, maka kata-
meliputi:(1) Tema, (2) Perasaan, (3) katanya harus dipilih secermat mungkin.
Nada, dan (4) Amanat. Struktur puisi di Pemilihan kata-kata dalam puisi erat
atas akan dikaji secara lebih lanjut dalam kaitannya dengan makna, keselarasan
penelitian ini. bunyi, dan urutan kata.

212
Struktur Fisik dan Struktur Batin …

(3) Imaji, yaitu kata atau susunan kata- repetisi, anafora, pleonasme, antitesis,
kata yang dapat mengungkapkan alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars
pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pro toto, totem pro parte, hingga
pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat paradoks.
dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara
(auditif), imaji penglihatan (visual), dan (6) Versifikasi, yaitu menyangkut rima,
imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji ritme, dan metrum. Rima adalah
dapat mengakibatkan pembaca seakan- persamaan bunyi pada puisi, baik di awal,
akan melihat, mendengar, dan merasakan tengah, dan akhir baris puisi. Rima
seperti apa yang dialami penyair. mencakup (1) onomatope (tiruan
terhadap bunyi, misal /ng/ yang
(4) Kata konkret, yaitu kata yang dapat memberikan efek magis pada puisi
ditangkap dengan indera yang Sutadji C.B., (2) bentuk intern pola bunyi
memungkinkan munculnya imaji. Kata- (aliterasi, asonansi, persamaan akhir,
kata ini berhubungan dengan kiasan atau persamaan awal, sajak berselang, sajak
lambang. Misal kata kongkret “salju: berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi
melambangkan kebekuan cinta, (kata), dan sebagainya (Herman J
kehampaan hidup, dll, sedangkan kata Waluyo, 1987:92), dan (3) pengulangan
kongkret “rawa-rawa” dapat kata/ungkapan. Ritma adalah tinggi
melambangkan tempat kotor, tempat rendah, panjang pendek, keras lemahnya
hidup, bumi, kehidupan, dll. bunyi. Ritma sangat menonjol dalam
pembacaan puisi.
(5) Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias Penelitian ini bertujuan untuk
yang dapat menghidupkan/meningkatkan mendeskripsikan struktur fisik dan
efek dan menimbulkan konotasi tertentu struktur batin dalam puisi Tuhan, Aku
(Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif Cinta Pada-Mu. Hasil penelitian mestilah
menyebabkan puisi menjadi prismatis, sejalan dengan tujuan yang akan dicapai.
artinya memancarkan banyak makna atau Adapan hasil penelitian puisi “Tuhan,
kaya akan makna (Herman J Waluyo, Aku Cinta Pada-Mu” ini diharapkan dapat
1987:83). Bahasa figuratif disebut juga memberikan manfaat bagi para penikmat
majas. Adapaun macam-amcam majas sastra, yakni untuk mengetahui struktur
antara lain metafora, simile, personifikasi, fisik dalam puisi Tuhan, Aku Cinta Pada-
litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme,

213
Struktur Fisik dan Struktur Batin …

Mu dan mengetahui struktur fisik dalam dikaitkan ke dalam totalitas karya,


batin Tuhan, Aku Cinta Pada-Mu. sedangkan fungsi terbersit dari peranan
stilistika dalam membangun karya.
2. METODE PENELITIAN Langkah-langkah analisis yang
Metode yang digunakan dalam perlu dilakukan dalam kajian stilistika,
penelitian ini adalah metode kualitatif, Suwardi Endraswara (2008:75), adalah
mengingat objek penelitiannya, yakni sebagai berikut: (1) Pertama bisa
stilistika bentuk kata verbal. Dalam menetapkan unit analisis, misalkan berupa
bentuk wacana yang terkandung dalam bunyi, kata, frase, kalimat, bait, dan
teks puisi “Tuhan, Aku Cinta Pada-Mu”. sebagainya. (2) Dalam puisi memang
Melalui metode ini, peneliti analisis dapat berhubungan dengan
mengembangkan dan menetukan fokus pemakaian aliterasi, asonansi, rima, dan
tertentu, yakni pengkajian stilistika puisi variasi bunyi yang digunakan untuk
tersebut. mencapai efek estetika. (3) Analisis diksi
Ada dua pendekatan analisis memang sangat penting karena ini
stilistika: (1) dimulai dengan analisis tergolong wilayah kesusastraan yang
sistematis tentang sistem linguistik karya sangat mendukung maknadan keindahan
sastra, dan dilanjutkan ke interpretasi bahasa. Kata dalam pandangan simbolis
tentang ciri-ciri sastra, interpretasi tentu akan memuat lapis-lapis makna.
diarahkan ke makna secara total; (2) Kata akan memberikan efek tertentu dan
mempelajari sejumlah ciri khas yang menggerakkan pembaca. (4) Analisis
membedakan satu sistem dengan sistem kalimat ditekankan pada variasi
lain. Di sini metodenya ada pengontrasan. pemakaian kalimat alam setiap kondisi.
Kita berusaha mencari distorsi dan deviasi (5) Kajian makna gaya bahasa juga perlu
dari bahasa normal dan mencari tujuan mendapat tekanan tersendiri. Kajian
estetisnya. Di samping itu, peneliti perlu makna hendaknya sampai pada tingkat
mencari seberapa jauh penguasaan gaya majas, yaitu sebuah figurative language
bahasa pengarang, seberapa estetis yang memiliki makna bermacam-macam.
mereka mampu memanipulasi bahasa.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kajian stilistika menurut Suwardi
Analisis Puisi “Tuhan, Aku Cinta
Endraswara (2008:76), hendaknya sampai
Pada-Mu” Dalam penelitian akan dibagi
pada dua hal, yaitu makna dan fungsi.
beberapa tahap mulai dari gaya bunyi,
Makna, dicari melalui penafsiran yang
gaya kata, gaya kalimat, citraan, hingga
214
Struktur Fisik dan Struktur Batin …

sampai pada pemaknaan. Selain itu juga empat 1 baris. Peran penting bunyi dalam
akan dianalisis dari segi tema, perasaan, puisi tidak dapat dipungkiri, karena bunyi
nada dan suasana, serta amanat. akan menimbulkan efek dan kesan
tertentu. Selain keindahan bunyi dapat
Tuhan, Aku Cinta Padamu menekankan arti kata, mengintensifkan
Karya: WS Rendra makna kata dan kalimat, bahkan dapat
Aku lemas mendukung pencipta suasana tertentu
Tapi berdaya dalam puisi. Gaya bunyi dalam puisi itu
Aku tidak sambat rasa sakit secara keseluruhan adanya bunyi /a/ yang
atau gatal mendominasi keseluruhan puisi. Suasana
yang ditimbulkan oleh dominasi bunyi ini
Aku pengin makan tajin adalah suasana pasrah, rela, sedih, haru,
Aku tidak pernah sesak nafas damai, dan hidmat. Bunyi /a/ terasa yang
Tapi tubuhku tidak memuaskan mewarnai keseluruhan puisi, sengaja
untuk punya posisi yang ideal dan dimanfaatkan oleh penyair untuk
wajar mencapai efek makna sekaligus juga
untuk mencapai efek estetik.
Aku pengin membersihkan tubuhku Pengulangan kata “aku” pada puisi
dari racun kimiawi ini mencapai delapan kali pada baris yang
Aku ingin kembali pada jalan alam berlainan dari empat belas baris seluruh
Aku ingin meningkatkan pengabdian puisi yang ada. Penyair (aku), dengan
kepada Allah sadar dan sungguh-sungguh
Tuhan, aku cinta padamu mengungkapkan keinginannya untuk
menjadi hamba Allah yang cinta terhadap
1) Analisis struktur fisik puisi penciptanya yang kekal, bukan ciptaannya
a. Gaya Bunyi yang fana. Aku, ingin melaksakan segala
Puisi “Tuhan Aku Cinta Pada-Mu” perintahnya secara totalitas meskipun
merupakan salah satu puisi yang tertuang dalam kondisi sesulit apapun itu.
dalam kumpulan puisi yang berjudul Pengulangan kata tertuang pada baris
“Dou untuk Anak Cucu” terdiri atas kesatu, ketiga, kelima, keenam,
empat bait. Bait pertama dan kedua kesembilan kesebelas, kedua belas, dan
masing-masing terdiri atas 4 baris, bait keempat belas. Rima tengah dengan
ketiga terdiri atas 5 baris dan bait ke

215
Struktur Fisik dan Struktur Batin …

dengan diminasi bunyi /a/ terdapat pada menunjukkan bahwa dalam struktur
seluruh baris puisi. intrinsik gaya memgang peranan penting.
Pengulangan kata “aku” Lebih-lebih dalam puisi gaya merupakan
dituangkan penyair pada setiap bait puisi unsur utama, puisi adalah gaya bahasa itu
baris 1 dan 3. Dalam hal ini terdapat sendiri sebagai sistem yang dioperasikan
pengulangan rima akhir. Pengulangan di dalamnya.
rima tengan bunyi /a/ pada keempat bait Puisi “Tuhan, Aku Cinta Pada-
itu membentuk pola yang sama sehingga Mu” menggunakan atau mengandung
menimbulkan kekhusu’an, kedekatan dan gaya bahasa paralelisme. Paralelisme
tulusan penyair sebagai makhluk dengan dapat diartikan sebagai pengulangan
Tuhan. ungkapan yang sama dengan tujuan
memperkuat nuansa makna. gaya bahasa
b. Gaya Kata (Diksi)
paralelisme yaitu berupa perulangan kata
Kata konotasi dalam puisi “Tuhan,
pertama pada setiap baris atau setiap
Aku Cinta Pada-Mu” banyak digunakan
kalimat yaitu pengulangan kata “aku”
penyair untuk menghidupkan lukisan dan
hingga delapan di awal baris.
memberikan gambaran yang jelas sesuai
Bait 1 dimanfaatkan bahasa kias
dengan gagasan yang ingin dikemukakan
berupa paradoks adalah semacam gaya
oleh penyair disamping kata kongret. Kata
bahasa yang mengandung pertentangan
konotatif mempunyai arti ganda, tak
yang ada dengan fakta-fakta yang ada.
langsung dan dapat menimbulkan asosiasi
untuk melukiskan kesadaran berupa
tertentu. Selain menimbulkan aspek
pengakuan terhadap tuhan betapa
estetis kata konotatif dipilih untuk
lemahnya “aku” namun “aku” tetap
menciptakan bahasa kias. Pemanfaatan
berupaya kuat dengan tekatnya untuk taat.
kata-kata yang berbahasa kias rasa yang
Pada baris pertama /Aku lemah/
lebih imajinatif dan sesuatu yang
merupakan kesadaran akan kekurangan
dinyatakan itu tak langsung sehingga
seorang mahluk. Baris ke dua /Tapi
lebih menarik dan perlu perenungan untuk
berdaya/ baris ini merupakan kontradiksi
memahaminya.
dengan baris pertama.
Sebagaimana ditegaskan oleh
Bait 2 majas asosiasi adalah gaya
Ratna (2009:90) bahwa kekuatan gaya
bahasa perbandingan yang bersifat
untuk mendorong proses kreatif di satu
memperbandingkan sesuatu dengan
pihak, dan kualitas estetis di lain pihak,
keadaan lain yang sesuai dengan keadaan

216
Struktur Fisik dan Struktur Batin …

yang dilukiskan. Perbandingan asosiasi pernyataan tertinggi atau klimak dari


dimanfaatkan pada bait 2 dengan kesaksian yang dinyatakan pada bait-bait
memperbandingkan. Baris kelima /Aku sebelumnya.
pengen makan tajin/, makan tajin yang
c. Gaya Kalimat
dimaksud adalah sifat dari tajin sebagai
Kepadatan kalimat dan bentuk
suber makanan yang berenergi. Pada baris
yang ekspresif sangat diperlukan dalam
keenam /Aku tidak pernah sesak nafas/
karya sastra khususnya puisi. Ratna
yaitu melukiskan sesuatu yang dihadapi
(2009:211-212) menjelaskan bahwa
berupa tentangan, hambatan, ancaman dan
hakikat karya sastra adalah (1) hasil
gangguan hidup, dijalani dengan ikhlas,
imajinasi, kreatifitas subjektif. Dalam
tulus, tampa mengeluh. Majas yang
pencipta seorang pengarang seolah-olah
digunakan metafora, yaitu semacam
tidak terikat oleh aturan formal, logika
analogi yang membandingkan dua hal
formal sebab semua aturan tersebut
yang secara langsung tetapi dalam bentuk
dianggap membatasi proses kreatif. (2)
yang singkat. sebagai secara berlebihan.
Karya sastra lahir Pkarena diciptakan,
Bait 3 memanfaatkan majas metafora ,
dibuat, direka, dari gejala yang tidak ada
pada baris kesembilan, sepuluh dan
menjadi ada. (3) Pembaca setuju,
sebelas, berikut.
menyadari sepenuhnya yang dibaca
Aku pengin membersihkan tubuhku
adalah karya asastra dan pembaca
dari racun kimiawi
bersedia bersusah payah untuk
Aku ingin kembali pada jalan alam
memahaminya.
Pada baris-baris yang terdapat
Penyair memperbadingkan segala
pada masing-masing bait dapat disipkan
macam kemungkaran dibandingkan
kata atau frase, tujuannya adalah agar
dengan racun kimiawi, baik cepat atau
dapat menangkap makna atau maksud
lambat akan mengharcurkan keimanan
yang tersirat dalam puisi. Untuk itu puisi
seseorang. Bait 4 memanfaatkan majas
“Tuhan, aku cita pada-Mu” dapat
metafora yang melukiskan bahwasannya
diparafrasekan sebagai berikut.
penyair dengan ikhlas dan sepenuh hati
Aku (hamba-Mu yang lemah dan)
melaksanakan atau menjalani hidup ini
lemas (tak kuasa) (Te)Tapi (dengan
menurut tatanan Allah secara totalitas
segenap kemampuan aku) berdaya (upaya
dengan menyatakan/Tuhan, Aku Cinta
mencapai gelar taqwa)
Padamu. Baris ke empat belas ini adalah

217
Struktur Fisik dan Struktur Batin …

Aku tidak (akan) sambat (dan mengeluh pada puisi, selain kalimat menjadi ringkas
meskipun) rasa sakit (menerpa ragaku) dan efektif juga mampu menciptakan
atau (timbul rasa) gatal-(gatal yang suasana tersendiri sesuai keinginan
mengganggu kekhusukan ibadahku). penyair. Keinginan mendekatkan diri
Aku (ke)pengin (seperti orang) dengan Allah dengan mendalami
makan tajin (yang mengandung sari pati ajarannya atau ilmu Allah, sehingga hasil
kehidupan). Aku tidak (akan) pernah belajar itu akan terfleksi dalam seluruh
(surut mengabdikan hidupku, meskipun ucapan dan tindakan, sebab tampa
tantangan hidup ini akan membuat) sesak pemahaman yang benar mustahil dapat
(jalan) nafas (kehidupanku) mewujudkan kebenaran.
(te)Tapi (keadaan) tubuhku (kini sudah)
d. Citraan
tidak (mampu lagi mendapatkan hasil
Citraan atau pengimajian kerkait
yang) memuaskan (Walaupun demikian
erat dengan diksi. Artinya pemilihan
mimpiku) untuk punya posisi yang ideal
terhadap kata tedrtentu akan
dan wajar (disisi-Mu tidak pernah
menyebabkan timbulnya daya saran
mengendur).
tertentu yang menyebabkan daya bayang
Aku (ke)pengin membersihkan
pembaca terhadap sesuatu hal.
(jiwa dan) tubuhku (ini) dari racun
Hasanuddin (2002:110) menegaskan
kimiawi (yakni dosa-dosa yang
bahwa di samping mengkongkretkan ide
meredupkan keimananku). Aku ingin
abstrak, penyair memanfaatkan citraan
kembali (ke)pada jalan (yang lurus yaitu
untuk yang khusus, yang membuat lebih
ajaran Allah pencipta) alam (semesta).
hidup gambaran-gambaran dalam dalam
Aku ingin (dalam sisa hidupku ini, setiap
pikiran dan pengindraan dan juga untuk
saat) meningkatkan (kualitas) pengabdian
menarik perhatian. Akibat pemanfatan
(ku) (hanya) kepada (Mu jualah ya) Allah
citraan, kepuitisan dapat pula diciptakan.
(aku berserah diri). (Ya Allah ya Robbi)
Jadi, dapat dikemukakan bahwa
Tuhan (semesta alam),(tuntunlah) aku
sastrawan yang piawai dalam
(agar dapat selalu) cinta pada (ajaran-
menggunakan citraan atau imaji karyanya
ajaran rasul)mu.
akan segar dan hidup. Untuk
Pemadatan kalimat dalam puisi,
mengintensifkan, menjernihkan,
tentu saja dengan sengaja dilakukan oleh
memperkaya, sebuah imaji yang berhasil
penyair. Caranya adalah dengan
membentuk pengalaman menulis terhadap
mengimplisitkan bagian kalimat tertentu

218
Struktur Fisik dan Struktur Batin …

objek atau situasi yang dialaminya, Ia pernah sesak navas/, hal ini
mampu memberi gambaran yang memperlihatnya bahwa perjuangan
setepatnya, hidup, kuat, ekonomis, dan mencapai kebenaran harud dilakukan
hal itu tentu dapat dirasakan penyair dan dengan / makan tajin/ yaitu kebersihan
penikmatnya. hati dalam mencapai redo Allah dan /tidak
Dalam puisi “Tuhan, Aku Cinta pernah sesak nafas/ menghadapai segala
Pada-Mu” penyair memanfaatkan citraan ujian dari-Nya.
untuk menghidupkan imaji pembaca
melalui ungkapan yang tidak langsung. Aku pengin makan tajin
Aku tidak pernah sesak nafas
Pada bait 1 penyair memanfaatkan citraan
Tapi tubuhku tidak memuaskan
visual dengan memanfaatkan bahasa kias untuk punya posisi yang ideal dan
wajar
paradok, untuk menggambarkan upaya
mendekatkan diri antara penyair dengan
Pada bait 3 penyair juga memanfaatkan
Tuhan, sehingga timbul kesan semangat
citraan gerak seperti yang terdapat
yang membara yang diekspresikan
pada baris /Aku pengen membersihkan
penyair, Kesungguhan itu ia nyatakan
tubuhku/. Penyair memanfaatkan citra
dengan /Aku lemas/Tapi berdaya/
gerak untuk megambarkan upayanya
mekipun secara visual terlihat lemas,
kembali kejalan yangi benar dengan
namun semangat tidak pernah surut. Hal
membersikan diri dari segala macam
ini terlihat pada bari ke tiga dan keempat
dosa. Masih dalam citra gerak, dalam
yaitu /Aku tidak sambat rasa sakit/ atau
baris /Aku ingin kembali pada jalan
gatal/. Dengan citra rasaan penyair
Allah/ menunjukkan aktitas seperti
mengambarkannya.
orang bergerak atau proses
mendekatkan diri kepada Tuhan. Pada
Aku lemas
Tapi berdaya baris ketiga ini citra visul kembali
Aku tidak sambat rasa sakit
digunakan /Aku ingin meningkatkan
atau gatal
pengabdian/ kepada Allah/. Gerak
Pada bait 2 penyair masih memanfaatkan kehidupan menuju peningkatan diri
citraan visual dengan memanfaatkan menjadi manusia muttaqin (orang yang
bahasa kias /Aku ingin makan tajin/ Aku taqwa) harus berproses bukan instan
tidak pernah sesak nafas/, untuk atau bin salabin.
megambarkan upaya maksimal yang
dapat dilakukan digunakan /aku tidak
219
Struktur Fisik dan Struktur Batin …

Aku pengin membersihkan digunakan sebagai judul menggambarkan


tubuhku
sebuah ungkapan pernyataan keinginan
dari racun kimiawi
Aku ingin kembali pada jalan alam hatinyang paling dalam dari seorang
Aku ingin meningkatkan
hamba Allah. Suatu tekat untuk selalu
pengabdian kepada Allah
istiqomah dalam pengabdian yang tidak
Tuhan, aku cinta pada-Mu pernah melemah meskipun dirinya
Bait 4 adalah suasan puncak kehidupan lemah. Ia ingin mesra dengan tuhannya,
manusia. Pada baris keempat belas Sang Pencipta alam semesta berikut
yang berbunyi /Tuhan, aku cinta pada- isinya, meskipun keadaan raga tidak
Mu/, penyair menggunakan citraan mendukung secara penuh dari diri penyair
rasaan dengan majas hiperbola untuk atau pembaca. Kata-kata lain yang
melukiskan sesuatu secara berlebihan. mendukung tema adalah: pengin
Hiperbola dimanfaatkan untuk membersihkan tubuhku, ingin kembali
menyangatkan arti guna menciptakan pada jalan alam, ingin meningkatkan
efek makna khusus. Yaitu melukiskan pengabdian, kepada Allah. Selain itu, dari
kemesraan, ketulusan serta kesucian sudut isi puisi tersebut menggambarkan
jiwa kedekatana antara penyair dengan kesadaran seorang hamba yang ingin
Tuhannya. Kata cinta yang dipilih untuk mencapai derajat taqwa dihapan
menunjukkan bahwa keinginan untuk Allah. Penyair dengan setulus hati
mencapai impian menjadi hamba uang mewujudkan impiannya untuk meraih
disayang Allah sudah tidak bisa gelar taqwa. Dan ini sudah ia buktikan
ditawar-tawar lagi. dengan “aku berdaya”, sebuah tekat yang
membara dalam dirinya, yang luar bisa.
2) Struktur Batin Puisi “Tuhan, aku
Tekat itu, penyair jadikan sebagai
cinta pada-Mu”
panglima tertinggi dalam dirinya, ia
a. Tema
tancapkan dalam-dalam agar sumpah
Tema Puisi “Tuhan, Aku Cinta
setianya dihadapan Allah akan selalu
Pada-Mu” karya WS Rendra di atas
menyala dalam realitas kehidupannya.
mengungkapkan tentang ketuhanan. Hal
Paparan isi hati penyair dalam puisi
ini dapat kita rasakan dari beberapa bukti.
“Tuhan, Aku Cinta Pada-Mu”
Pertama, diksi yang digunakan sangat
menggambarkan bahwa titik tekan puisi
kental dengan kata-kata ketuhanan. Kata
tersebut pada ungkapan jiwa atau segenap
“Tuhan, Aku Cinta Pada-Mu” yang
perasaannya. Atas dasar tersebut puisi ini

220
Struktur Fisik dan Struktur Batin …

dapat digolongkan pada aliran galanya. Cinta penyair terhadap tuhannya


ekspresionisme, yaitu sebuah aliran yang begitu kokoh dan tulus. Cinta inilah yang
menekankan segenap perasaan atau jiwa. membangun kedekatan penyair sebagai
Seperti pada kutipan larik berikut : hamba dengan Tuhannya. Berkaitan
Aku lemas dengan pembaca, maka puisi “Tuhan, ku
Tapi berdaya
cinta padamu” tersebut bernada sebuah
Aku tidak sambat rasa sakit
atau gatal ajakan terhadap pembaca, agar pembaca
menyadari bahwa manusi hidup hanya
Aku pengin membersihkan tubuhku
dari racun kimiawi ada dua pilihan yaitu “Syar” jalan
Aku ingin kembali pada jalan alam
berseberangan dengan perintah Allah, dan
Aku ingin meningkatkan pengabdian
kepada Allah “Khoir” yaitu jalan hidup yang diridoi
Tuhan, aku cinta pada-Mu atau diperintah Allah. Untuk mencapai
Puisi (Tuhan, aku cinta padamu) derajat taqwa di mata Allah syarat
ini adalah dialog penyair dengan Allah, mutlaknya adalah cinta dengan tulus.
tuhannya. Kata “Tuhan”, yang Cintai ajaranya dan realisasikan dengan
dimaksudkan oleh penyair adalah “Allah” sepenuh hati tanpa reserve dimanapun
yang disebutkan dalam puisi, ini dan kapanpun manusia berada.
menunjukkan bukti bahwa penyair sedang
c. Perasaan
memadu janji dengan tuhan, sehingga
tampak seakan-akan penyair sedang
Perasaan yang ditekankan pada
berhadap-hadapan, berbicara
puisi ini adalah rasa rindu yang dalam WS
mengungkapkan keinginan penyair
Rendra terhadap terhadap tuhannya yaitu
kepada Tuhan.
untuk dapat hidup dalam garis
sirotolmustaqim secara totalitas. Perasaan
b. Nada dan Suasana
merasa bersalah atas dosa yang diperbuat
Nada mengindikasikan pada sikap
selama hidup begitu terasa. Hal tersebut
penyair terhadap pokok persoalan atau
dikemukan pada bait 3.
sikap penyair terhadap pembaca.
Sedangkan suasana mengacu pada Aku pengin membersihkan tubuhku
dari racun kimiawi
keadaan perasaan pembaca sebagai akibat
pembacaan puisi. Nada yang berhubungan Aku ingin kembali pada jalan alam
Aku ingin meningkatkan pengabdian
dengan tema ketuhanan menggambarkan
kepada Allah
bahwa cinta mampu mengalahkan segala-

221
Struktur Fisik dan Struktur Batin …

WS Rendra merasakan bahwa ini tentunya punya alasan yang kuat,


perjalanan hidup yang telah dilalui penuh banyak para penganut agama yang hanya
dengan daki-daki dan pah kehidupan ikut-ikutan menjalankan syareat agama
dosa, yang dilarang tuhan, seperti yang tanpa mempelajari, apa lagi
ditegaskannya pada baris / Aku pengin mendalaminya. Dengan demikian,
membersihkan tubuhku/ dari racun dapatlah dikemukakan bahwa WS Rendra
kimiawi/ Aku ingin kembali pada jalan mempu menyampaikan pesan-pesan itu
alam/ Aku ingin meningkatkan secara tersirat atau tidak langsung kepada
pengabdian/ kepada Allah/. Ia merasa pembaca bagaimana sikap dan perilaku
sangat bersalah dan terganggu dengan yang seharusnya dilakukan.
kebodohan yang selama ini ia jalani. Ia Menyampaikan amanat dan pesan moral
bertekat untuk meningkatkan kepada masyarakat/pembacanya.
ketaqwaannya kepada Allah.
4. KESIMPULAN
e. Amanat
Puisi “Tuhan, Aku Cinta Pada-
Amanat dalam puisi ini tujuan
Mu” keseluruhan didominasi oleh adanya
yang memiliki peranan penting. Dalam
bunyi /a/. Bunyi /a/ yang mendominasi
hal ini WS Rendra yang memiliki sikap
keseluruhan puisi ini mempunyai fungsi
relegius dan memberikan sajian puisi
menimbulkan suasana rindu, haru, pasrah,
yang ekspresif. Ia mengemukakan
rela dan damai. Bunyi /a/ terasa yang
sikapnya terhadap Allah tuhannya, Ia
mewarnai keseluruhan puisi,
ingin menunjukkan bahwa manusia
dimanfaatkan oleh penyair untuk
mempunyai banyak keterbatasan.
mencapai efek makna dan efek estetik.
Keterbatasan yang dimaksud dapat
Pengulangan rima (persamaan bunyi)
berwujud macam-macam bentuk,
pada kata dalam larik-larik puisi
misalnya terbatas baik dari segi waktu,
mendominasi keseluruhan puisi. Untuk
tenaga, pikiran, maupun pengetahuan. Di
penciraannya lebih menekankan pada
sisa hidupnya WS Rendra mengajak
bahasa kias yaitu majas metafora dan dan
kepada umat manusia, terutama dimulai
repitisi. Puisi “Tuhan, Aku Cinta Pada-
pada dirinya “aku” untuk setiap tarikan
Mu” mengungkapkan tentang tema
nafas ini digunakan untuk memperbaiki
Ketuhanan. Seseorang yang secara sadar
diri, meningkatkan ketaqwaan kepada
mengintropeksi diri betapa banyak
Allah selagi masih ada waktu. Sikap kritis
kelemahan makhluk manusia tetapi
222
Struktur Fisik dan Struktur Batin …

mengapa manusia sombong, tidak mau Wellek, R dan Warren, A. (1993). Teori
Kesusastraan. Jakarta: PT.
berubah memperbaiki diri. Tema
Gramedia Pustaka Utama.
ketuhanan puisi ini, dapat kita buktikan WS Rendra. (2014), Doa untuk Anak
Cucu. Yogyakarta: Bentang
melalui data yang terdapat dalam puisi.
Pustaka
Pertama, diksi yang digunakan sangat
kental dengan kata-kata ketuhanan. Kata
“Tuhan, Aku Cinta Pada-Mu” yang
digunakan sebagai judul menggambarkan
sebuah permohonan atau komunikasi
seorang penyair dengan tuhan atau Sang
Pencipta alam dan seisinya.

5. DAFTAR PUSTAKA

Aminnuddin. (1997). Stilistika, Pengantar


Memahami Karya Sastra.
Semarang: CV. IKIP Semarang
Press.
Burhan Nurgiyantoro. (2009), Teori
Pengkajian Fiksi, Yogyakarta,
Gajah Mada University Press.
Muntazir, (2016). Pesan-Pesan Moral
Dalam Pisaan dan Wayak, Jurnal
Pesona Volume 2 No.1 : 31-42.
Nurhayati. (2008). Teori dan Aplikasi
Stilistik. Penerbit Unsri.
Rachmad Djoko Pradopo.
(2009). Pengkajian Puisi.
Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Ratna, Nyoman Kutha. (2009). Stilistika,
Kajian Puitika Bahasa, dan
Budaya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Soedjito. 1986. Kalimat Efektif. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Suwardi Endraswara. (2011). Metodelogi
Penelitian Sastra. Yogyakarta:
CAPS.
Waluyo, Herman. J. 1987. Teori dan
Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.

223

Anda mungkin juga menyukai