Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KUMPULAN PUISI SARANG ENGGANG KARYA

NANO L. BASUKI DAN KAWAN-KAWAN


(KAJIAN SEMIOTIK)

Adisti Primi Wulan


primiwulan@gmail.com
IKIP PGRI Pontianak

ABSTRACT

The research is titled “analysis of poetry hornbill nest works Nano L. Basuki and
friends (semiotic studies)”. The problem in this research is how the study of semiotics
in a collection of poems hornbill nest works Nano L. Basuki and friends. The purpose
of the study described in a collection of poems icon hornbill nest works Nano L. Basuki
and friends, and describes the symbols in the poetry collection hornbill nest works
Nano L. Basuki and his friends. And then, this research will increase meaning in poetry
for students. The method used is descriptive method. All signs in a collection of poems
nest hornbills works nanp Nano L. Basuki and friend will be explained in detail. Besad
on the results of analysis. Found that the icons in the collection of poems hornbill nest
works Nano L. Basuki and his friends that in a collection of poems hornbill nest works
Nano L. Basuki and friends are there are thirty-seven data, and symbols in the poetry
collection hornbill nest works Nano L. Basuki and his friends there are sixty data.

Keyword: semiotic, poems

A. Pendahuluan kemahiran seorang pengarang melalui


Karya sastra merupakan sarana bahasa yang digunakan. Oleh karena
yang digunakan untuk melukiskan itu, seorang pengarang karya sastra
keadaan yang terjadi di masyarakat. sangat sensitif dan peka terhadap
Karya sastra juga merupakan perkembangan zaman. Pengarang
penyampaian ide-ide yang dipikirkan tanggap terhadap perkembangan situasi
dan dirasakan oleh pengarang yang sering menindas. Tanpa
mengenai kehidupan manusia. kreativitas seorang pengarang, tidak
Pengarang ingin berupaya untuk mungkin suatu karya sastra yang
mendokumentasikan zaman dan bermutu dapat diperoleh.
sebagai alat komunikasi antara Karya sastra sebagai karya yang
pengarang dan pembacanya. Membaca bersifat imajinatif, terbagi ke dalam
karya sastra, pembaca akan tiga jenis genre sastra, yaitu drama,
mendapatkan wawasan dan prosa, dan puisi. Drama adalah cerita
kesenangan yang diberikan oleh karya atau tiruan perilaku manusia yang
sastra itu yang berupa keindahan dan dipentaskan. Prosa atau juga disebut
pengalaman jiwa yang bernilai tinggi. fiksi merupakan cerita khayalan.
Karya sastra diciptakan seakan- Sedangkan puisi adalah bentuk
akan memperolok kehidupan melalui karangan yang terikat oleh jumlah baris

54
Adisti Primi Wulan. Analisis Kumpulan Puisi Sarang Enggang... 55

dan bait, dengan bahasa yang singkat adanya hubungan sebab akibat, atau
dan padat. Dalam hal ini, puisi tanda yang langsung mengacu pada
merupakan karya sastra yang kenyataan. Sedangkan simbol adalah
menggunakan bahasa atau rangkaian tanda yang menunjukkan tidak ada
kata sebagai mediumnya, dan hubungan alamiah antara penanda dan
mempunyai arti dan makna. petandanya. Hubungan diantaranya
Puisi adalah ragam sastra yang bersifat arbitrer.
bahasanya terikat oleh irama, rima, Kumpulan Puisi Sarang Enggang
mantra, serta penyusunan larik dan bait karya Nano L. Basuki dan kawan-
(Suprapto, 1993:65). Bahasa puisi kawan yang dijadikan objek penelitian
selalu meninggalkan kesan rasa dan karena kumpulan puisi tersebut
daya tanggap oleh pembacanya. Di berbicara mengenai realita kekayaan
dalam puisi, pembaca akan menemui alam dan budaya di Pulau Borneo yang
sesuatu yang merupakan kekayaan semakin menghilang, selain itu
pengalaman batin pengarang yang kumpulan puisi tersebut sudah banyak
disampaikan lewat puisi yang mendapat tanggapan positif oleh
diciptakan. Melalui puisi, pembaca pembaca sehingga dapat memberi
dapat melihat jalan pikiran pengarang kesadaran untuk menyelamatkan dan
dan emosi yang hendak ditimbulkan melestarikan alam dan budaya
oleh pengarang. Kalimantan Barat.
Puisi merupakan karya sastra Berdasarkan latar belakang
yang memiliki susunan kata-kata masalah, dapatlah dirumuskan masalah
terbaik. Puisi memiliki sistem tanda penelitian yaitu 1) Bagaimanakah ikon
yang bertugas sebagai alat komunikasi dalam Kumpulan Puisi Sarang
antarmanusia. Semiotik merupakan Enggang karya Nano L. Basuki dan
ilmu untuk mengetahui tentang sistem kawan-kawan, 2) Bagaimanakah
tanda dan makna yang terkandung di indeks dalam Kumpulan Puisi Sarang
dalamnya. Menganalisis puisi Enggang karya Nano L. Basuki dan
menggunakan kajian semiotik, berarti kawan-kawan, 3) Bagaimanakah
mengungkap tanda dan akan simbol dalam Kumpulan Puisi Sarang
memahami makna dari puisi. Enggang karya Nano L. Basuki dan
Tanda mempunyai dua aspek kawan-kawan. Tujuan Penelitian yaitu
yaitu penanda dan petanda. Tanda tidak 1) Mendeskripsikan ikon dalam
hanya satu macam, tetapi ada beberapa Kumpulan Puisi Sarang Enggang
berdasarkan hubungan penanda dan karya Nano L. Basuki dan kawan-
petandanya. Jenis-jenis tanda yang kawan, 2) Mendeskripsikan indeks
utama adalah ikon, indeks, dan simbol. dalam Kumpulan Puisi Sarang
Suwardi Endraswara (2013:41) Enggang karya Nano L. Basuki dan
menjelaskan bahwa ikon adalah kawan-kawan, 3) Mendeskripsikan
hubungan antara tanda dan objek atau simbol dalam Kumpulan Puisi Sarang
acuan yang bersifat kemiripan. Indeks Enggang karya Nano L. Basuki dan
adalah tanda yang menunjukkan kawan-kawan.
56  Proceedings International Seminar FoE (Faculty of Education) – Vol. 1 Mei 2016

Puisi merupakan bagian dari sistem dan aturan-aturan tertentu yang


karya sastra. Puisi adalah karya sastra dimengerti oleh peneliti.
yang berciri mantra, rima, tanpa rima, Menurut Segers (dalam Sangidu,
ataupun kombinasi kedua-duanya 2004:173) mengatakan bahwa semiotik
(Depdiknas, 2003:125). Sejalan dengan merupakan suatu disiplin yang meneliti
itu, Suprapto (1993:65) semua bentuk komunikasi selama
mengemukakan bahwa puisi adalah komunikasi itu dilaksanakan dengan
ragam sastra yang bahasanya terikat menggunakan tanda yang didasarkan
oleh irama, rima, mantra, serta pada sistem-sistem tanda atau kode-
penyusunan larik dan bait. Sementara kode. Penelitian semiotik perlu
itu, Teeuw (dalam Musfeptial, 2005:1) memperhatikan tiga hal, yaitu
mengatakan bahwa puisi sebagai karya displacing of meaning (penggantian
seni yang selalu terjadi ketegangan arti), distorting of meaning
antara konvensi dan pembaharuaan (penyimpangan arti), dan creating of
(inovasi). meaning (penciptaan arti). Uraian
Puisi adalah hasil luapan tersebut dapat disimpulkan bahwa
perasaan. Slamet Mulyani (dalam Atar semiotik adalah cabang ilmu yang
Semi, 2002:93) mengatakan bahwa mengungkap dan mengkaji tentang
puisi adalah sintesis dari berbagai sistem tanda dan segala sesuatu yang
peristiwa bahasa yang telah tersaring berhubungan dengan tanda, serta
semurni-murninya dan berbagai proses mempelajari fenomena sosial-budaya.
jiwa yang mencari hakikat Di dalam puisi banyak sistem tanda
pengalamannya, tersususun dengan yang dapat diungkap untuk
sistem korespondensi dalam salah satu mendapatkan makna dalam puisi.
bentuk. Puisi merupakan ragam sastra Peirce (dalam Nur Sahid, 2004:5)
yang memiliki bentuk karangan dari mengatakan bahwa tanda mengacu
luapan perasaan yang imajinatif, terikat kepada sesuatu yang disebut objek.
oleh jumlah baris dan bait,dan Nyoman Kutha Ratna (2008:101)
menggunakan bahasa yang singkat dan mengungkapkan bahwa objek adalah
padat. apa yang diacu, yaitu ikon, indeks, dan
simbol. Melalui perantaraan tanda-
B. Kajian Semiotik tanda manusia dapat berkomunikasi
Suwardi (2013:36) mengatakan dengan sesamanya, sekaligus
bahwa semiotik adalah ilmu untuk mengadakan pemahaman yang lebih
mengetahui tentang sistem tanda, baik terhadap dunia. Lampu merah
konvensi-konvensi yang ada dalam dipersimpangan jalan tidak
komunikasi dan makna yang dimaksudkan untuk berpikir mengenai
terkandung di dalamnya. Semiotik warna merah, tetapi untuk berhenti.
adalah studi tentang tanda. Karya sastra Teks sastra secara keseluruhan terdiri
akan dibahas sebagai tanda-tanda. Hal atas ciri-ciri tersebut. Kota Jakarta
ini, tentu saja tanda-tanda tersebut telah dalam sebuah novel misalnya, tidak
ditata oleh pengarang sehingga ada secara keseluruhan menunjuk pada ibu
Adisti Primi Wulan. Analisis Kumpulan Puisi Sarang Enggang... 57

kota Negara Republik Indonesia, tempat duduk yang diatur sesuai


sebagai tanda, sesuatu yang lain yang dengan kedudukan.
diwakilinya, diantaranya simbol 3. Ikon metaforis, yakni ikon yang
kekuasaan, korupsi, prostitusi dan tidak menunjukkan kemiripan
sebagainya. antara tanda dengan acuannya,
Jenis-jenis tanda adalah ikon, yang mirip bukanlah tanda dengan
indeks, simbol. Pierce (dalam Suwardi acuannya, melainkan antara dua
Endraswara, 2008:65) mengemukakan acuan yang diacu oleh tanda yang
ada tiga jenis tanda berdasarkan sama. Misalnya, binatang kancil
hubungan antara tanda dengan (acuan langsung) dan pada
ditandakan adalah ikon, indeks dan manusia yang cerdik (acuan tak
simbol. Sementara itu, Jabrohim langung).
(2014:91) menjelaskan bahwa jenis- Indeks merupakan tanda yang
jenis tanda yang utama adalah ikon, mengacu pada kenyataan. Pierce
indeks, dan simbol. Sejalan dengan itu, (dalam Suwardi, 2008:65) mengatakan
jenis-jenis tanda yang utama ialah ikon, bahwa indeks adalah tanda yang
indeks, dan simbol (Rachmad Djoko mengandung hubungan kausal dengan
Pradopo, 2013:120). Ikon merupakan apa yang ditandakan. Nur Sahid
tanda yang menunjukkan kesamaan. (2004:6) menjelaskan bahwa indeks
Pierce (dalam Suwardi, 2008:65) adalah tanda yang dengan acuannya
menjelaskan bahwa ikon adalah tanda mempunyai kedekatan eksistensi.
yang secara inheren memiliki Contoh, hari mendung menjadi tanda
kesamaan dengan arti yang ditunjuk. akan hujan. Simbol bersifat arbiter
Misalnya, foto dengan orang yang (semau-maunya). Pierce (dalam
difoto atau peta dengan geografisnya. Suwardi, 2008:65) mengungkapkan
Sejalan dengan itu, Jabrohim (2014:91) bahwa simbol adalah tanda yang
mengungkapkan bahwa ikon adalah memiliki hubungan makna dengan
tanda yang menunjukkan adanya yang ditandakan bersifat arbitrer,
hubungan yang bersifat alamiah antara sesuai dengan konvensi suatu
penanda dan petandanya. Hubungan itu lingkungan sosial tertentu. Misalnya,
adalah hubungan persamaan .Nur bendera putih sebagai simbol ada
Sahid (2004:6) memaparkan bahwa kematian. Bahasa adalah simbol paling
ikon dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai lengkap yang digunakan sehari-hari
berikut. oleh manusia untuk berkomunikasi.
1. Ikon topologis, yakni tanda yang
mengacu pada kemiripan spasial. C. Metode Penelitian
Misalnya, peta. Metode yang digunakan dalam
2. Ikon diagramatik, yakni tanda penelitian ini yaitu metode deskriptif.
yang memiliki kemiripan Sumber data dalam penelitian ini
relasional. Dalam tanda adalah Kumpulan Puisi Sarang
memperlihatkan hubungan antara Enggang karya Nano L. Basuki dan
unsur-unsur yang diacu. Misalnya, kawan-kawan terdiri dari 16 puisi
58  Proceedings International Seminar FoE (Faculty of Education) – Vol. 1 Mei 2016

karya Nano L. Basuki, 17 puisi karya terutama kenyalang betina. Selama


Pay Jarot Sujarwo, dan 17 puisi karya mengerami telurnya, kenyalang
Wisnu Pamungkas. Datanya adalah betina bersembunyi menutup
berupa kata dan larik yang lubang dengan menggunakan
berhubungan dengan ikon, indeks, dan dedaunan atau lumpur. Hal inilah
simbol dalam Kumpulan Puisi Sarang digambarkan dalam judul puisi
Enggang karya Nano L. Basuki dan Sarang Kenyalang 2 pada bait
kawan-kawan. Teknik pengumpul data pertama dan bait ke dua.
yang digunakan adalah teknik studi “/…kenyalang betina//”
dokumenter. teknik studi dokumenter (KPSE, 2011:5)
dilakukan dengan cara menelaah karya Kata puisi tersebut adalah ikon
sastra. Penelaahan dilakukan dengan metaforis, dua acuan yang diacu
cara mengklasifikasikan bagian-bagian oleh tanda yang sama.
yang menjadi objek penelitian. /…kenyalang betina/ merupakan
acuan langsung. Acuan tidak
D. Pembahasan langsung adalah memiliki makna
1. Analisis Ikon dalam Kumpulan kesetiaan perempuan
Puisi Sarang Enggang karya Karya Pay Jarot Sujarwo
Nano L. Basuki dan kawan- terdapat pada judul puisi Kekasih,
kawan Kemarau Kali Ini Tidak Ada
Ikon metaforis dalam Jingga, Tidak Ada Jingga,
Kumpulan Puisi Sarang Enggang Belantaraku, Rumah Hijauku Dan
karya Nano L. Basuki dan kawan- Berita Koran Pagi, Tak Ada Yang
kawan terdapat dua puluh dua data, Berubah Pada Kemarau
puisi-puisi karya Nano L. Basuki Berikutnya, Cuaca Menjadikan
ada sembilan data, puisi-puisi karya Rindu Kita Semakin Berkarat, dan
Pay Jarot Sujarwo ada delapan data Menggambar Kalimantan. Ikon
terdapat, dan puisi-puisi karya metaforis terdapat dalam judul
Wisnu Pamungkas ada lima puisi Kekasih, Kemarau Kali Ini
data.Ikon pada puisi karya Nano L. Tidak Ada Jingga, Tidak Ada
Basuki terdapat pada judul puisi Jingga pada bait pertama,larik
Sarang Kenyalang 2, Gunung Sari pertama.
Ketika Berseri, Aku batu, Bakau “/..ujung senja../” (KPSE,
Barau, Kembalikan Siluk Kami, 2011:33)
Sungai Kami Menangis Lagi, Kata tersebut adalah ikon
Sepenggal Kisah, dan Sepucuk metaforis, dua acuan yang diacu
Surat. Kenyalang mempuyai oleh tanda yang sama. /..ujung
kebiasaan hidup berpasang- senja../ merupakan acuan langsung.
pasangan dan cara bertelurnya Acuan tidak langung adalah
merupakan suatu daya tarik memiliki makna akhir sore atau
tersendiri. Kenyalang sangat menjelang malam. ujung
dikenal binatang yang setia
Adisti Primi Wulan. Analisis Kumpulan Puisi Sarang Enggang... 59

merupakan akhir, senja merupakan pada judul puisi Perahu Kertas,


sore hari. Cerita Lelaki Yang Ingin Berhenti
Karya Wisnu Pamungkas Jadi Penyair, Sunyi Yang Begitu
terdapat pada judul puisi Mitos Panjang, Ritus Musim, Kekasih,
Ruang dan Hikayat Lima Enggang. Kemarau Kali Ini Tidak Ada
Enggang dikenal binatang yang Jingga, Tidak Ada Jingga, Di Pulau
sangat setia. Ikon metaforis Kabung, Belantaraku, Rumah
terdapat dalam judul puisi Hikayat Hijauku Dan Berita Koran Pagi,
Lima Enggang. Suatu Pagi Di Akhir Juni, Tak Ada
“…lima enggang..//” (KPSE, Yang Berubah Pada Kemarau
2011:57) Berikutnya, Cuaca Menjadikan
Kata puisi tersebut adalah Rindu Kita Semakin Berkarat,
ikon metaforis, dua acuan yang Menggambar Kalimantan, Cuaca
diacu oleh tanda yang sama. /..lima Menjadikan Rindu Kita Semakin
enggang// merupakan acuan Berkarat, Banjir Datang Tengah
langsung. Acuan tidak langsung Malam, Bukan Sekedar Surat
adalah memiliki makna lima orang Cinta. Karya Wisnu Pamungkas
yang bersahabat dan sangat setia terdapat pada judul puisi
dalam persahabatan mereka. Konservasi Sebuah Taman, Maut
Mata, Rembulan Dalam Karung.
2. Analisis Indeks dalam Kumpulan Indeks juga tergambar dalam
Puisi Sarang Enggang karya judul puisi Pokok Belian karya
Nano L. Basuki dan kawan- Nano L. Basuki.
kawan. “/Kala manusia rindukan
Indeks dalam Kumpulan Puisi belantara hutan/
Sarang Enggang karya Nano L. Bondong-bondong mereka
Basuki dan kawan-kawan terdapat pada satu pokok belian yang sisa/
tiga puluh tujuh data, puisi-puisi Rasa tak cukup buat-buat
karya Nano L. Basuki ada empat bersama//
belas data, puisi-puisi karya Pay Mereka beradu maki dan
Jarot Sujarwo ada delapan belas umpat/
data, dan puisi-puisi karya Wisnu Hingga layu pokok belian
Pamungkas ada lima data. yang satu itu//” (KPSE, 2011:9)
Indeks pada puisi karya Nano Bait tersebut terdapat tanda
L. Basuki terdapat pada judul puisi yang menunjukkan adanya
Sarang Kenyalang 1, Sarang hubungan sebab akibat. /Kala
Kenyalang 2, Pokok Belian, Aku manusia rindukan belantara hutan/
Batu, Yang Terhormat Gubernur, bondong-bondong mereka pada
Sungai Kami Menangis Lagi, satu pokok belian yang sisa/ rasa
Sepenggal Kisah, Danau Biru, tak cukup buat-buat bersama//
Sepucuk Surat, Pejalan Dendam. adalah sebab, /Mereka beradu maki
Karya Pay Jarot Sujarwo terdapat dan umpat/ hingga layu pokok
60  Proceedings International Seminar FoE (Faculty of Education) – Vol. 1 Mei 2016

belian yang satu itu//adalah akibat. Pagi, Suatu Pagi Di Akhir Juni, Tak
Indeks ini menceritakan hutan yang Ada Yang Berubah Pada Kemarau
dulu dipenuhi oleh pepohonan, Berikutnya, Cuaca Menjadikan
tetapi pada saat ini sudah banyak Rindu Kita Semakin Berkarat,
ditebang dan terjadi pembakaran Upacara Hujan, Kontemplasi
hutan, dikarenakan pohon-pohon di Dalam Kamar. Judul puisi karya
hutan semakin berkurang, maka Wisnu Pamungkas Mitos Ruang,
semakin diperebutkan oleh pihak- Kutuk Sanggau, Hujan Sentarum,
pihak investor untuk mengambil Konservasi Sebuah Taman,
pohon-pohon yang tersisa. Manusia Danau (1), Maut Mata,
Akibatnya masing-masing pihak Ritual Tak Dikenal, Rembulan
investor beradu maki untuk Dalam Karung, Percobaan Hari
mendapatkan kekuasaan. Kiamat, Legenda Bukit Gemba
3. Analisis Simbol dalam Kumpulan Suatu Hari, Seribu Ulang-Uli.
Puisi Sarang Enggang karya Simbol terdapat dalam judul puisi
Nano L. Basuki dan kawan- Larung karya Nano L. Basuki pada
kawan bait pertama, larik ketiga.
Simbol dalam Kumpulan “/…beku darah//” (KPSE,
Puisi Sarang Enggang karya Nano 2011:13)
L. Basuki dan kawan-kawan Tidak ada hubungan alamiah
terdapat enam puluh data, puisi- antara penanda dan petandanya.
puisi karya Nano L. Basuki ada /…Beku darah/ merupakan
empat belas data, puisi-puisi karya penanda, petandanya adalah
Pay Jarot Sujarwo ada dua puluh memiliki makna adalah kematian.
empat data, dan puisi-puisi karya Darah merupakan cairan dari tubuh
Wisnu Pamungkas ada dua puluh berwarna merah yang
tiga data. memungkinkan manusia hidup.
Simbol pada puisi karya Apabila darah telah berhenti
Nano L. Basuki terdapat pada judul mengalir dan beku, maka manusia
puisi Sarang Kenyalang 1, Ibu, telah mati. Namun, dalam puisi
Pokok Belian, Aku Batu, Larung, yang berjudul Larung, penyair
Sungai Kami Menangis Lagi, menggambarkan kehidupan pohon
Sepenggal Kisah, Danau Biru. seperti kehidupan manusia. Pohon-
Judul puisi karya Pay Jarot Sujarwo pohon yang ditebang, maka pohon
Perahu Kertas, Di Mempawah akan beku darah yang maksudnya
ketika Singgah, Cerita Lelaki yang akan berhenti tumbuh dan
Ingin Berhenti jadi Penyair, Sunyi berkembang.
yang Begitu Panjang, Ritus Musim,
Kekasih, Kemarau Kali Ini Tidak E. Simpulan
Ada Jingga, Tidak Ada Jingga, Ikon dalam Kumpulan Puisi
Pulau Kabung, Belantaraku, Sarang Enggang karya Nano L.
Rumah Hijauku Dan Berita Koran Basuki dan kawan-kawan yaitu ada
Adisti Primi Wulan. Analisis Kumpulan Puisi Sarang Enggang... 61

dua puluh dua data. Puisi Basuki ada empat belas data, puisi
karya Nano L. Basuki ada sembilan karya Pay Jarot Sujarwo ada dua
data, puisi karya Pay Jarot Sujarwo puluh empat data, puisi karya
ada delapan data, puisi karya Wisnu Wisnu Pamungkas ada dua puluh
Pamungkas ada lima data. Indeks tiga data.
dalam Kumpulan Puisi Sarang Makna dalam Kumpulan
Enggang karya Nano L. Basuki dan Puisi Sarang Enggang karya Nano
kawan-kawan yaitu ada tiga puluh L. Basuki dan kawan-kawan
tujuh data. Puisi karya Nano L. berbicara mengenai alam dan
Basuki ada empat belas data, puisi budaya Kalimantan Barat yang
karya Pay Jarot Sujarwo ada semakin menghilang. Penyair-
delapan belas data, puisi karya penyair menggunakan tanda-tanda
Wisnu Pamungkas ada lima data. di dalam puisinya dalam
Simbol dalam Kumpulan Puisi mengungkapkan keprihatinan
Sarang Enggang karya Nano L. mereka terhadap alam dan budaya
Basuki dan kawan-kawan ada enam di Kalimantan Barat.
puluh data. Puisi karya Nano L.

F. Daftar Pustaka

Endraswara, S. (2008). Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: MedPress.

Depdiknas. (2003). Buku Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: KDT.

Musfeptial. (2005). Makna Sajak Munawar Kalahan Semiotik. Pontianak: Balai


Bahasa Provinsi Kalimantan Barat.

Jabrohim. (2014). Teori Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ratna, N. K. (2008). Teori, Metode, dan Teknik: Penelitian Sastra. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Sahid, N. (2004). Semiotika Teater. Yogyakarta: LPISIY.

Sangidu. (2004). Penelitian Sastra: Pendekatan, Teori, Metode, Teknik, dan Kiat.
Yogyakarta: Unit Penerbitan Sastra Asia Barat. Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada Bulaksumur.

Semi, A. (2012). Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya Padang.

Suprapto. (1993). Kumpulan Istilah dan Apresiasi Sastra. Surabaya: Offset Indah.

Pradopo, R. D. (2013). Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Anda mungkin juga menyukai