Abstract
This research is a qualitative research. The method used in this research is descriptive method to describe a
phenomenon or symptoms that occur in the real condition. The data of this research is the imagery of poetry “Surat Cinta”
by WS. Rendra. Based on the findings and discussion of the imagery research on the poetry “Surat Cinta” by WS. Rendra.
The types of images that are found in this research (1) the vision there are 7 quotes in stanza I, II, III, IV, VI, VII, and VIII,
(2) the hearing there are 3 quotes in stanza I, VI, and VII, (3) the tasting there is 1 quote in stanza II, (4) the motion there
are 2 quotes in stanza, I, II, V, and VI.
biasanya bermacam-macam. Semakin banyak citraan puisi rakyat dan tak dikenal pengarangnya (anomin). Hal
yang di gunakan penyair dalam puisinya maka puisi yang ini disebabkan para pujangga tak mau menonjolkan diri
di tulisnya akan semakin indah dan konkrit serta mengandikan hasil karyanya kepada masyarakat
pengungkapan makna yang ingin di sampaikan penyair sehingga menjadi milik bersama”. Paujiyanti (2014:138),
dalam puisinya. “Puisi lama adalah puisi yang merupakan peninggalan
Meskipun demikian, orang tidak akan dapat sastra melayu lama. Puisi lama terdiri atas puisi asli dan
memahami puisi secara sepenuhnya tanpa mengetahui puisi pengaruh asing. Puisi baru merupakan puisi yang
dan menyadari bahwa puisi itu karya estetis yang sudah tidak terikat oleh aturan, berbeda dengan puisi
bermakna, yang mempunyai arti, bukan hanya sesuatu lama. Puisi baru memiliki bentuk yang lebih bebas
yang kosong tanpa makna, imajanasi yang merupakan dibandingkan puisi lama baik dalam jumlah baris, suku
gambaran-gambar dalam pikiran, atau gambaran angan si kata, ataupun rima. Menurut pendapat Rizal (2010:75),
penyair. Oleh karena itu, sebelum pengkajian aspek- “Puisi baru adalah pembaharuan dari puisi lama yang
aspek yang lain, penulis menganalisis atau mengkaji mendapat pengaruh dari barat. Dalam penyusunan puisi
puisi dengan Citraan yang berjudul Citraan dalam Puisi baru mengenai rima dan jumlah baris setiap bait tidak
“Surat Cinta” karya WS. Rendra. Karya-karyanya, begitu dipentingkan. Puisi baru bentuknya lebih bebas
sangat memperhatikan kata-katanya dengan imajinya daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku
yang kuat, sehingga membuat penulis tertarik untuk kata, maupun rima.” Sebagaimana Aminuddin (2010:9).
menganalisisnya. “Puisi baru adalah puisi yang berusaha melepaskan
ikatan-ikatan puisi lama, tetapi kenyataan ikatan itu
Mengapresiasi Puisi dalam puisi baru masih tampak. Sesuai dengan pendapat
Puisi merupakan hasil imajinasi dari pemikiran Sopandi (2010:23) menyatakan, “Puisi baru berbeda
seseorang melalui pengalaman apa yang dirasakan dan dengan puisi lama. Perbedaan ini hanya bisa dilihat dari
dilihat,yang kata-kata setiap puisi itu merupakan kata bentuk, isi, irama, dan bentuk persajakannya”. Jenis-
pilihan dan indah yang mengandung makna yang kaya. jenis dari puisi baru ini sangat banyak. Namun secara
Dapat juga dikatakan bahwa puisi itu merupakan garis besar dapat dibagi berdasarkan isinya dan juga
pengalaman imajinatif penulisnya meskipun kadang- berdasarkan bentuknya. Bentuk puisi ini berbait dan
kadang nyata dan faktual. Puisi adalah karya sastra berirama tetapi tidak terikat oleh jumlah bait, jumlah
dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi baris, jumlah silaba dan rima. Puisi baru lebih
irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata mementingkan isi daripada irama. Berdasarkan isinya,
kias (imajinatif). Siswanto (2011:107) mengemukakan, puisi baru dibedakan atas balada, himne, ode, epigram,
“Puisi adalah teks-teks monolog yang isinya bukan romansa, elegi dan satire.
pertama-tama merupakan sebuah alur”. Nadjua (2001:7) Strukturpuisi terdiri dari unsur-unsur
menyatakan, “Puisi adalah karangan sastra yang cara pembangun yang merupakan unsur-unsur terpaduyang
penulisannya terikat oleh bait, baris, irama sajak, tidak dapat dipisahkan dari unsurlainnyadan saling
keindahan kata dan isi”. Sadikin (2010:22) berhubungan satu samalainnya.Struktur pembentuk puisi
mengemukakan, “Puisi adalah seni tertulis dimana terbagi dua yakni struktur fisik dan strukturbatin.
bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk Struktur fisikpuisimerupakan salah satu yang dapat
tambahan, atau selain arti semantiknya”. diamatisecara visual karena dalam puisi juga terdapat
Puisi dibedakan atas dua golongan, yaitu puisi unsur-unsur yang hanyadapat ditangkap lewat kepekaan
lama dan puisi baru. Berikut ini pemaparan mengenai batin dan pikiran pembaca.Menurut Aminudin
puisi lama dan puisi baru, sebagai berikut: 1) Puisi Lama. (2010:134)berpendapat bahwastruktur fisik puisiadalah
2) puisi baru. Puisi lama berbeda dengan puisi baru. Puisi unsur pembentuk puisi yang dapat diamatisecara visual.
lama adalah bagian dari kebudayaan lama yang Unsur-unsur tersebut meliputi (1) diksi, (2)
dipancarkan oleh masyarakat lama. Puisi lama ialah puisi pengimajinasian/pencitraan, (3) majas, (4) kata kongkret,
yang terikat dengan aturan-aturan tertentu. Seperti (5) ritma, (6)tifografi.Struktur batin puisi
Sadikin (2010:24) mengatakan, “Puisi lama adalah puisi merupakan kesatuan makna puisi secara keseluruhan
yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara yang tidak dapat dipisahkan dengan struktur
lain: 1) Jumlah kata dalam 1 baris, 2) Jumlah baris dalam fiksi.MenurutWaluyo (2009:106), “Makna atau
1 bait, 3) Persajakan (rima), 4) Banyak suku kata tiap strukturbatin dengan istilah hakekat puisi.Adaempat
baris, 5) Irama”.Rizal (2010:9) menyatakan, “Puisi lama unsur yaitutema (sense), perasaan (feeling), nada dan
adalah puisi Indonesia yang belum terpengaruh puisi suasana(tone), dan amanat (intension). Keempat unsur
barat. Adalah bentuk kesastraan yang terikat dengan bait tersebut menyatu dalam penyampaian bahasa.”
(baris) terikat dengan jumlah suku kata. Terikat dengan Menurut Zaidan (Waluyo:2005), apresiasi puisi
sajak atau rima (bunyi)”. Ambary (2007:20) juga adalah penghargaan atau puisi sebagai hasil pengenalan,
berpendapat, “Puisi lama pada umumnya merupakan pemahaman, penafsiran, penghayatan, dan penikmatan
atas karya tersebut yang didukung oleh kepekaan batin terlihat.” Citraan pendengaran yang dihasilkan dengan
terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam puisi tersebut. menyebut atau menguraikan bunyi suara atau berupa
Syarat untuk dapat mengapresiasi adalah kepekaan batin onomatope dan persajakan yang berturut-turut. Menurut
terhadap nilai-nilai karya sastra, sehingga seseorang: a. Badrun (2009:17), “Citraan pendengaran adalah citraan
mengenal, b. memahami, c mampu menafsirkan, d. yang ditimbulkan oleh tanggapan indera pendengaran.”
mampu menghayati, e dapat menikmati karya sastra Berbeda dengan citraan visual, citraan pendengaran tidak
tersebut. Disick (Waluyo:200) mengatakan ada 4 selalu mudah dan banyak ditemukan dalam puisi anak.
tingkatan apresiasi, yaitu: a) tingkat menggemari, b) Hal ini dikarenakan untuk melakukan proses
tingkat menikmati, c) tingkat mereaksi, d) tingkat pencerapamn indera ini, sang anak yang jangkauan
produktif. kognitifnya masih terbatas harus mendayagunakan kata-
Citraan/imaji adalah gambaran angan (abstrak) kata untuk menampilkan jenis citraan ini. Citraan
yang dihadirkan menjadi sesuatu yang kongkrit dalam perabaan adalah citraan yang dapat dirasakan oleh indera
tatanan kata-kata puisi. Menurut Aminudin (2010:29), peraba (kulit). Pada saat membacakan atau
“Pengimajian, yakni penataan kata yang menyebabkan mendengarkan larik-larik puisi, kita dapat menemukan
makna-makna abstrak menjadi konkret dan diksi yang dapat dirasakan kulit, misalnya dingin, panas,
cermat.Menurut Pradopo (2009:79),“gambaran angan- lembut, kasar, dan sebagainya. Menurut Hasanuddin
angan dalam sajak itu disebut citraan (2002:117), “Pencitraan rabaan adalah citraan yang
(imagery).Gambaran-gambaran angan itu ada bermacam- berupa lukisan yang mampu menciptakan suatu daya
macam, di hasilkan oleh indera penglihatan, saran bahwa seolah–olah pembaca dapat tersentuh,
pendengaran,perabaan,pencecapan dan penciuman. bersentuhan atau apapun yang melibatkan efektifitas
Bahkan juga di ciptakan oleh pemikiran dan indra kulitnya.”
gerakan.”Kemudian menurut Waluyo (2005:10), penyair Citraan penciuman adalah citraan yang
juga menciptakan pengimajian (pencitraan) dalam berhubungan dengan kesan atau gambaran yang
puisinya, pengimajian adalah kata atau susunan kata-kata dihasilkan oleh indera penciuman. Menurut Badrun
yang dapat memperjelas atau memperkonkret apa yang (2009:18), “Citraan ini tampak saat kita membaca atau
dinyatakan oleh penyair. Melalui pengimajian, apa yang mendengar kata-kata tertentu, kita seperti mencium
di gambarkan seolah-olah dapat di lihat (imaji visual), sesuatu.” Citraan pencecapan adalah citraan yang
didengar (imaji auditif), dan dirasa (imaji taktil)."Secara berhubungan dengan kesan atau gambaran yang
umum citraan dapat dikelompokkan atas tujuh macam dihasilkan oleh indera pencecap. Pembaca seolah-olah
citraan. Pertama, citraan penglihatan, yang dihasilkan mencicipi sesuatu yang menimbulkan rasa tertentu, pahit,
dengan memberi rangsangan indera penglihatan sehingga manis, asin, pedas, enak, nikmat, dan sebagainya.
hal-hal yang tidak terlihat seolah-olah kelihatan. Kedua, Menurut Sayuti (2008:170), “Citraan pencecapan, yaitu
citraan pendengaran yang dihasilkan dengan menyebut citraan yang melibatkan indera pencecap (lidah).Menurut
atau menguraikan bunyi suara atau berupa onomatope Pradopo (2009:87), “Citran gerak yaitu (movement
dan persajakan yang berturut-turut. Ketiga, citraan imagery atau kinaesthetic imagery). Imagery ini
penciuman. Keempat, citraan pencecapan. Kelima, menggambarkan Citraan ini membuat hidup dan
citraan rabaan, yakni citraan yang berupa rangsangan- gambaran jadi dinamis.Puisi merupakan ungkapan
rangsangan kepada perasaan atau sentuhan. Keenam, perasaan penyair. Untuk mengungkapkan perasaannya
citraan pikiran/intelektual, yakni citraan yang dihasilkan tersebut, penyair memilih dan menggunakan kata-kata
oleh asosiasi pikiran. Ketujuh, citraan gerak yang tertentu untuk menggambarkan dan mewakili
dihasilkan dengan cara memvisualkan sesuatu yang tidak perasaannya itu. Sehingga pembaca puisi dapat ikut
bergerak menjadi bergerak. Bermacam-macam citraan hanyut dalam perasaan penyair. Menurut Badrun
tersebut, dalam pemakaiannya kadang-kadang digunakan (2009:19), “Perasaan itu dapat berupa rasa sedih,
lebih dari satu cara bersama-sama untuk memperkuat gembira, haru, marah, cemas, kesepian, dan sebagainya.”
efek kepuitisan. Berbagai jenis citraan saling mendukung
dalam menimbulkan efek puitis yang kuat. PUISI “ SURAT CINTA” KARYA
Citraan penglihatan adalah citraan yang WS.RENDRA
dihasilkan dengan memberi rangsangan indera Kutulis surat ini
penglihatan sehingga hal-hal yang tidak terlihat seolah- Kala hujan gerimis
olah kelihatan. Menurut Somad (2010:14), “citraan Bagai bunyi tambur mainan
penglihatan di timbulkan oleh indra penglihatan (mata) Anak-anak peri dunia yang gaib.
artinya, saat membaca puisi, kita seolah-olah melihat Dan angin mendesahmengeluh dan mendesah.
benda-benda yang di sebutkan.” Citraan ini dapat Wahai, dik Narti,
memberikan rangsangan kepada mata sehingga seolah- Aku cinta kepadamu!
olah dapat melihat sesuatu yang sebenarnya tidak
citraan, dan 3) Mengelompokkan puisi mana yang c. Bait V: aku melamarmu kau tahu dari dulu tiada
termasuk ke dalam citraan. yang lebih buruk dan tiada lebih baik dan yang lain…
.
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN d. Bait VI : semangat kehidupan yang kuat bagai
Setelah penulis menganalisis citraan dalam puisi “ berjuta-juta jarum alit menusuki kulit langit;
Surat Cinta” Karya WS. Rendara, penulis hanya semangat cintaku yang kuat bagai seribu tangan gaib
menemukan lima jenis citraan, yaitu citraan penglihatan, menyebarkan seribu jaring menyergap hatimu yang
pendengaran, pengecapan, gerak, dan perasaan. Untuk selalu tersenyum padaku; wahai, putri duyung aku
lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut:Citraan menjaringmu aku melamarmu; wahai, Dik Narti
penglihatan dalam puisi “Surat Cinta” Karya WS Rendra kuingin dikau menjadi ibu anak-anakku!
dapat dilihat pada puisi:
a. Bait I: kutulis surat inikala hujan gerimis 4. KESIMPULAN DAN SARAN
b. Bait II: kutulis surat inikala langit menangisdan dua Berdasarkan temuan dan pembahasan
ekor belibis bercintaan dalam kolam; mengibaskan penelitiancitraan pada puisi“Surat Cinta” karya
ekor serta menggetarkan bulu-bulunya WS.Rendra.Jenis citraan yang di temukan adalah (1)
c. Bait III: kaki-kaki cinta yang tegasbagai logam berat penglihatan ada terdapat 8 kutipan yaitu di bait I, II, III,
gemerlapanmenempuh ke muka dan tak’kan kunjung IV, VI, VII, dan VIII, (2) pendengaran ada 3 kutipan
diundurkan. yaitu di bait I, VI, dan VII, (3) pengecapan ada terdapat 1
d. Bait IV: di muka kaca jendela mereka berkaca dan kutipan yaitu di bait II, (4) gerak ada terdapat 2 kutipan
mencuci rambutnya untuk ke pesta; dengan pakaian yaitu di bait III dan IV, dan (5) perasaan ada 4 kutipan
pengantin yang anggun bunga-bunga serta keris yaitu di bait I, II, V, dan VI
kiamat aku ingin membimbingmu ke altar untuk Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis
dikawinkan menyarankan ada banyak hal pelajaran dan makna yang
e. Bait VI: kantong rezeki dan restu wingit lalu dapat kita petik dari dalam puisi, oleh karena itu kita
tumpahlah gerimis dapat memetik hikmah dari peristiwa-peristiwa yang
f. Bait VII: engkau adalah putri duyungtergolek lemas terdapat dalam puisi. Apabila kita hendak membacakan
mengejap-mengejapkan matanya yang indahdalam sebuah puisi, sebaiknya kita menggunakan citraan puisi
jaringku yang tepat sehingga para pendengar mengerti apa maksud
g. Bait VIII: kutulis surat ini kala hujan gerimis kerna dari puisi tersbut dengan menelaah menggunakan indera
langit gadis manja dan manis menangis minta yang dimilikinya. Semoga apa yang penulis sampaikan
mainan; bersenda gurau dalam selokan dan langit iri ini, dapat bermanfaat bagi kita semua, kemudian dapat
melihatnya dijadikan contoh maupun referensi untuk penulis
Citraan pendengaran dalam puisi “Surat Cinta” selanjutnya. Sehingga penulis mengajukan saran-saran
Karya WS Rendra dapat dilihat pada puisi: sebagai berikut:
a. Bait I: bagai bunyi tambur mainan anak-anak peri 1. Diharapkan perpustakaan hendaknya dapat
dunia gaib; dan angin mendesah mengeluh dan menambah inventaris buku bacaan berupa puisi
mendesah. “Surat Cinta” karya WS. Rendra dan buku puisi yang
b. Bait VI: angin dan cintamendesah dalam gerimis mengandung citraan.
c. Bait VII: putri duyung dengan suara merdu lembut 2. Karya sastra yang berjudul puisi puisi “Surat Cinta”
bagai angin laut mendesahlah bagiku; angin karya WS. Rendra perlu dibaca dan dipelajari
mendesah selalu mendesah dengan ratapnya yang pembaca. Karena banyak mengandung citraan.
merdu 3. Bagi guru bahasa dan sastra Indonesia agar guru
Citraan pengecapan dalam puisi “Surat Cinta” dapat menambah wawasannya tentang citraan dan
Karya WS Rendra terdapat pada puisi Bait II: bagai dua puisi, guru dapat mengunakan puisi lama atau puisi
anak nakal jenaka dan manis terbaru sebagai referensi dalam pembelajaran citraan
Citraan gerak dalam puisi “Surat Cinta” Karya di sekolah, sehingga pembelajaran citraan lebih
WS Rendra terdapat pada puisi: menarik dan tidak terkesan monoton.
a. Bait III: kaki-kaki hujan yang runcing menyentuhkan 4. Bagi pembaca lain, dengan citraan yang banyak
ujungnya ke bumi terdapat dalam puisi “Surat Cinta” karya WS. Rendra,
b. Bait IV: selusin malaikat telah turun di kala hujan dapat membantu pembaca untuk lebih semangat dan
gerimis tertarik
Citraan perasaan dalam puisi “Surat Cinta” Karya
WS Rendra terdapat pada puisi:
a. Bait I: wahai, dik Narti aku cinta padamu
b. Bait II: wahai dik Narti kupinang kau menjadi istriku!
5. DAFTAR PUSTAKA