Anda di halaman 1dari 8

PROBLEM KELUARGA DI PEDESAAN DALAM

ANTOLOGI CERKAK PUSPA LAKSITA KARYA


ASTI PRADNYA RATRI
(TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan


guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Program Studi Sastra Daerah
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun oleh
DINA NABAWIYAH
B0117018

FAKULTAS ILMU BUDAYA


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sastra merupakan produk suatu masyarakat yang mampu mencermikan

kehidupan masyarakatnya. Sumardjo & Saini (1997:3) berpendapat bahwa sastra

adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan,

ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang

membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Pegalaman, pemikiran, perasaan, dan

ide dituangkan dalam suatu karya sastra. Melalui karya sastra dapat pula dipelajari

mengenai masyarakatnya, terutama yang terkait dengan aspirasinya, tingkat

kulturalnya, selera, pandangan kehidupannya, dan sebagainya (Sumardjo,

1997:16).

Menurut Sugihastuti (2007: 81-82) karya sastra merupakan media yang

digunakan oleh pengarang untuk menyampaikan gagasan-gagasan dan

pengalamannya. Karya sastra merefleksikan pandangan pengarang terhadap

berbagai masalah yang dihadapi di lingkungan sekitar. Salah satu bentuk karya

sastra yang mudah dipelajari adalah cerkak. Cerkak dalam bahasa Indonesia

artinya cerpen atau cerita pendek. Panjang karangan cerkak kurang dari 10.000

kata sehingga pembahasan mengenai karakter setiap tokoh, keadaan sosial

maupun kejadian yang berlangsung tidak dijelaskan secara detail. Waluyo

(2011:33) menyatakan bahwa cerita pendek mengisahkan tentang salah satu

momen maupun kejadian dalam kehidupan manusia.


Dalam kehidupan bermasyarakat kita tidak akan lepas dari apa yang

dinamakan problem sosial. Beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut

diantaranya mengenai persoalan ekonomi, budaya, biologis, dan psikologis yang

dialami yang dialami oleh individu maupun kelompok di lingkungannya.

Disamping adanya faktor penyebab kita juga harus percaya bahwa setiap masalah

yang terjadi pasti ada solusinya, tinggal bagaimana seseorang yang mempunyai

potensi untuk memecahkan masalah tersebut dapat menggunakan potensinya

dengan baik. Dalam hal ini peran pemerintah juga sangat dibutuhkan. Dengan

adanya problem kehidupan bermasyarakat yang terjadi pada zamannya dapat

menjadi suatu inspirasi pengarang untuk menuangkankan ide kreatifnya. Bukan

berarti kenyataan kehidupan sosial adalah kenyataan sosialnya melainkan sebuah

pikiran pengarangnya dalam menyikapi realitas yang ada.

Keluarga merupakan sekumpulan dua orang atau lebih yang dihubungkan

oleh perkawinan, adopsi, maupun kelahiran yang bertujuan menciptakan dan

mempertahankan budaya serta meningkatkan perkembangan fisik, mental,

emosional, dan sosial dari individu-individu yang ada di dalamnya yang terlihat

dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama

(Friedman, 1998).

Salah satu fungsi keluarga yaitu sebagai media sosialisasi yang pada

akhirnya akan membentuk kepribadian setiap anggota keluarga agar sesuai dengan

harapan keluarga dan masyarakat. Zaman semakin maju dan modern, beberapa

fungsi keluarga tidak berarti lagi. Banyak orang tua yang melupakan

kewajibannya dalam menjalankan tugasnya, salah satunya mengawasi anak ketika


sedang bermain HP. Pandemi corona mengharuskan kita untuk tetap di rumah

saja, semua kegiatan yang seharusnya dilakukan di luar rumah sekarang harus

dilakukan secara online. Problematika rumah tangga banyak macamnya, mulai

dari persoalan yang dianggap sangat sepele hingga masalah yang besar. Untuk

menghindari hal tersebut, maka setiap pasangan harus saling menjaga komunikasi

agar tidak terjadi kesalahpahaman antara kedua belah pihak. Ketika ada sebuah

perbedaan harus segera didiskusikan. Dalam kehidupan seseorang, kemarahan

memang tak dapat dihindari tetapi yang paling penting adalah apa yang diperbuat

seseorang dengan amarahnya itu.

Masyarakat pedesaan merupakan masyarakat yang umumnya masih

memegang nilai-nilai budaya dan adat istiadat dari para leluhurnya. Masyarakat

pedesaan masih sulit berkembang, karena mereka sulit menerima hal baru, tetapi

mengenai tata krama sangat kental sekali apalagi mengenai gotong royongnya.

Walaupun demikian problem keluarga di pedesaan juga sering terjadi salah

satunya perjodohan. Di pedesaan perjodohan sering kali terjadi, hal itu dilakukan

agar keadaan ekonomi bisa berubah secara langsung. Ketika seseorang mengalami

problem keluarga baik di pedesaan maupun di perkotaan dapat dituangkan dalam

bentuk karya sastra. Karya sastra dibagi menjadi dua, yaitu karya fiksi dan karya

non fiksi. Karya fiksi meliputi novel, cerbung atau cerita bersambung, antologi

puisi, dan antologi cerpen. Penciptaan karya fiksi dapat diterbitkan oleh penerbit

melalui majalah, surat kabar maupun buku. Karya fiksi yang berbentuk buku salah

satunya antologi cerita pendek. Antologi merupakan kumpulan karya sastra atau
karya tulis seseorang atau beberapa orang.biasanya berisi kumpulan cerita pendek,

puisi, lagu, maupun berbagai kutipan.

Antologi cerkak Puspa Laksita merupakan buku pertama yang diterbitkan

oleh Asti Pradnya Ratri. Sebelumnya beliau menulis karya sastra maupun artikel

yang hanya diterbitkan di majalah. Antologi cerkak Puspa Laksita karya Ati

Pradnya Ratri memiliki 11 judul cerkak. Dalam penelitian ini, penulis akan

meneliti 7 cerkak yang memiliki cerita yang berhubungan dengan beberapa

problem keluarga di pedesaan. Judul tujuh cerkak tersebut yaitu “Pacoban Iki,

Buku Abang, Kaca Paesan, Ngrenda Tejaning Kala, Kapiluyu Kepati, Kecelik,

dan Lunging Jangkah”. Alasan mengambil objek penelitian tujuh cerkak dalam

antologi cerkak Puspa Laksita karya Asti Pradnya Ratri karena banyak

menceritakan tentang problem-problem keluarga yang dapat dilihat dari

kehidupan sekitar, khususnya kehidupan masyarakat desa.

Problem-problem keluarga di pedesaan yang sering terjadi dengan

berbagai macam motifnya mulai dari masalah ekonomi, perebutan harta warisan,

perjodohan, dan sebagainya. Tujuh cerkak yang akan diteliti berlatar belakang

dalam sebuah keluarga yang mengalami berbagai macam problematika dalam

keluarga. Pengarang banyak menyampaikan problematika tersebut lewat sebuah

keluarga. Penulis memilih tujuh cerkak yang berisi mengenai cerita kehidupan

keluarga yang sampai saat ini masih ditemui di lingkungan masyarakat khususnya

masyarakat pedesaan. Pengarang menceritakan aktivitas dalam sebuah keluarga

yang hanya terdiri dari beberapa tokoh saja. Dalam sebuah keluarga tidak terlepas
dari adanya problem, baik sesama orang tua, anak dengan orang tua, maupun anak

dengan saudara kandungnya.

Penulis tertarik untuk meneliti cerita cekak Puspa Laksita karya Asti

Pradnya Ratri karena antologi cerkak tersebut belum pernah diteliti sebelumnya.

Asti Pradnya Ratri merupakan pengarang muda kelahiran Magelang, 13

September 1986 yang saat ini masih aktif dalam membuat karya sastra. Penelitian

dalam buku Antologi Cerkak Puspa Laksita Karya Asti Pradnya Ratri

menggunakan pendekatan sosiologi sastra karena sosiologi sastra

mempermasalahkan suatu karya sastra yang menjadi pokok, alat tentang apa yang

tersirat dalam karya sastra tersebut, dan apa tujuan serta amanat yang hendak

disampaikan oleh pengarang (Wellek dan Warren, 1989:178).

Berdasarkan uraian di atas penelitian mengenai struktur, problem keluarga

di pedesaan, sikap budaya pengarang, serta nilai moral yang terdapat dalam

antologi cerkak Puspa Laksita karya Asti Pradnya Ratri belum pernah dilakukan.

penulis memberi judul penelitian ini “Problem Keluarga di Pedesaan dalam

Antologi Cerkak Puspa Laksita Karya Asti Pradnya Ratri (Tinjauan Sosiologi

Sastra)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat

diketahui beberapa rumusan masalah yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana unsur-unsur yang membangun struktur antologi cerkak “Puspa

Laksita” karya Asti Pradnya Ratri yang meliputi fakta-fakta cerita (alur,
karakter, latar), tema, dan sarana-sarana cerita (judul, sudut pandang, gaya

dan tone, simbolisme, dan ironi)?

2. Bagaimana problem-problem keluarga di pedesaan dan sikap budaya

pengarang menanggapi problem tersebut dalam antologi cerkak “Puspa

Laksita” karya Asti Pradnya Ratri?

3. Bagaimana nilai moral yang terdapat dalam antologi cerkak “Puspa

Laksita” karya Asti Pradnya Ratri?

C. Tujuan Penelitian

Setelah mengetahui rumusan masalah maka tujuan penelitian ini sebagai

berikut :

1. Mendeskripsikan unsur-unsur yang membangun struktur antologi cerkak

“Puspa Laksita” karya Asti Pradnya Ratri yang meliputi fakta-fakta cerita

(alur, karakter, latar), tema, dan sarana-sarana cerita (judul, sudut pandang,

gaya dan tone, simbolisme, dan ironi).

2. Mendeskripsikan problem-problem keluarga di pedesaan dan sikap budaya

pengarang menanggapi problem tersebut dalam antologi cerkak “Puspa

Laksita” karya Asti Pradnya Ratri.

3. Mendeskripsikan nilai moral yang terdapat dalam antologi cerkak “Puspa

Laksita” karya Asti Pradnya Ratri.


D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam

bidang sastra khususnya mengenai teori struktural yang meliputi fakta-

fakta cerita (alur, karakter, latar), tema, dan sarana-sarana cerita (judul,

sudut pandang, gaya dan tone, simbolisme, dan ironi) dalam antologi

cerkak “Puspa Laksita” karya Asti Pradnya Ratri.

2. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan penulis maupun pembaca dapat

mengetahui dan memahami tentang problem-problem keluarga di

pedesaan dan cara mengatasinya, serta dapat menerapkan berbagai nilai

moral yang terdapat dalam antologi cerkak “Puspa Laksita” karya Asti

Pradnya Ratri dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai