Disusun Oleh
S702202007
KAJIAN BUDAYA
PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2022
Judul Tradition of Sesaji Rewanda at Goa Kreo as local wisdom
Volume &
Halman Vol. 12 No. 1, May 2022, pp. 255-265
Tahun 2022
Subjek Subjek penelitian ini adalah Tokoh penting dan Masyarakat di Desa
Penelitian Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Indonesia.
Hasil Penelitian Kajian ini menunjukkan bahawa Ritual TSR dilakukan setiap
tahun di Desa Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang,
Indonesia. Ritual ini dimulai dengan arak-arak, membawa empat
gunungan “menyerupai gunung” dari desa Kandri ke KC. Di posisi
barisan depan, ada empat orang dengan riasan dan kostum monyet
berwarna merah, hitam, dan kuning. Di baris berikutnya, ada replika
batang Jati. Kemudian, ada deretan gunungan dan penari. Gunungan
dibawa oleh panitia berisi nasi golong atau sega golong atau beberapa
masyarakat berbahasa Turki lainnya (Khaziyeva, 2020)b. iasa disebut
sega kethek atau nasi kera.
Istilah Sesaji Rewanda berasal dari bahasa Jawa yaitu sesajen
dari kata dasar sajen dan ditambah dengan awalan {sa- }
menunjukkan "sesuatu yang dipersembahkan." Sedangkan kata
rewanda berasal dari bahasa Jawa yang berarti “monyet”. Ritual TSR
dimaksudkan sebagai persembahan bagi kera ekor panjang yang telah
bertahun-tahun tinggal di kawasan KC. Sedangkan nama Gua Kreo
berasal dari kata mangreha yang diucapkan SK kepada leluhur kera.
Kata mangreha diambil dari kata dasar reh yang berarti perintah dan
mengalami awalan {ma-} alomorf {maÿ}.
Rewanda [rÿwanda]
Tumpeng [tUmpêÿ]
Kreo [krÿO].
Tahlilan [tahlilan]
Jatingaleh [jatIÿalÿh]
dalam ritual TSR adalah salah satu “alat sesaji” ubarampe yang berisi
sejumlah buah hasil tanaman swadaya masyarakat GNP yang
didedikasikan khusus untuk koloni kera ekor panjang yang hidup di
sekitar KC.
Idul Fitri adalah hari kemenangan dan hari raya Idul Fitri bagi umat
Islam. Luberan artinya melimpah dan
Replika kayu jati adalah bentuk frase kata benda. Dalam ritual TSR,
salah satu ubarampe yang disiapkan adalah replika kayu Jati .
Melambangkan Replika Jati
tunggak jati amba adalah nama tempat akar pohon Jati yang melebar
akibat ditebang oleh SK.
Secara leksikal, air terjun terdiri dari kata kedhung “pusaran air” dan
curug “aliran”. Makna budaya kedhung curug adalah nama bagian
sungai yang terdalam di sekitar KC yang memiliki kedalaman 15
meter. Tempat tersebut terbentuk dari kayu Jati yang ditinggalkan SK
di sungai karena tersangkut di tebing sungai.
Pring krincing adalah bentuk frase kata benda. Secara leksikal, pring
krincing terdiri dari gabungan kata pring “pohon bambu” dan
krincing “bunyi”. Itu Arti budaya pring krincing adalah nama pohon
bambu yang memiliki aroma seperti sate kambing.
Mulai saat itu, tusuk sate yang dibuang oleh SK berbunyi krincing
kemudian tumbuh menjadi pohon bambu yang berbau sate kambing.
tersebut tergambar jelas dalam prosesi tradisi dan adat istiadat yang
memiliki ciri khas yang membedakan dengan masyarakat Jawa
lainnya. Pola pikir masyarakat GNP tercermin dari istilah leksikon
yang digunakan dalam ritual TSR sebagai penetapan SK.
Rombongan yang tertata dan tertib dalam prosesi menuju Goa Kreo
yaitu (1) pembawa umbul umbul abang, puteh, ireng, kuning; (2)
membawa gunungan; (3) pembawa tumpeng sesaji, jenang abang,
jenang puteh, degan ijo; (4) kelompok dan siswa. Rombongan
berparade ke Goa Kreo dengan penuh kearifan dan melakukan poso
meneng “cepat senyap” selama perjalanan menuju Goa Kreo. Sesaji
berupa gunungan buah-buahan, gunungan palawija, gunungan
kupatan dibawa ke halaman Joglo dekat KC untuk dipersembahkan
kepada leluhur kera yaitu Eyang Rewanda yang dipimpin oleh
penjaga gerbang KC Pak Sumar (80 tahun).