Anda di halaman 1dari 6

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Makna

Dalam makna memberi maksud untuk objek yang akan dikaji

secarah mendalam. Objek ini masih jauh dari harapan dan belum ada

sasaran yang tepat sehingga kita tau kemana arah untuk mencapai

sebuah tujuan. Makna disini merupakan bagian dari simatik. Dimana

simatik itu sendiri menelaah lambang-lambang atau tanda-tanda yang

menyatakan makna, hubungan makna yang satu dengan yang lain dan

pengaruhnya terhadap manusia dan masyarakat.

Untuk melaksanakan tarian lego-lego melibatkan serumpun

masyarakat di desa Maukuru dan sekitarnya. Hal inilah yang

mempunyai makna bahwa tarian lego-lego memiliki makna budaya

dalam kehidupan bermasyarakat, dimana diadakannya tarian ini sebagai

wujud kebersamaan dalam masyarakat maukuru dengan masyarakat

sekitar.

Makna adalah konsep masyarakat setempat atau kesepahaman

terhadap simbol dan tanda pada umumnya yang berwujud tutur, jenis,

bentuk, warna, suara, dan tata cara yang digunakan untuk

menyampaikan maksut dalam karya, ritual, dan interaksi. Setiap adat

dan istiadat masyarakat suatu suku bangsa yang hidup ditengah-tengah

9
10

masyarakat yang selalu memiliki bentuk, nilai-nilai, maupun norma-

norma yaang memberikan suatu kearifan lokal bagi keberlangsungan

hidup suatu suku bangsa dalam wilayanya baik dalam pengelolahan

alam maupun sosial masyarakat (Satyananda, dkk. 2013:7)

2. Tradisi

Tradisi adalah adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek

moyang) yang masi dijalankan di masyarakat (KBBI 1996:1069).

Tradisi juga merupakan suatu pola perilaku atau kepercayaan yang telah

menjadi bagian dari suatu yang telah lama dikenal sehingga menjadi

adat istiadat dan kepercayaan yang secarah, turun-temurun. (Soekanto,

1993:520).

Tradisi lahir disaat tertentu ketika orang menetapkan fragmen

tertentu dari warisan masa lalu sebagai tradisi.tradisi berubah ketika

orang memberikan pengertian khusus pada fragmen tradisi tertentu dan

mengabaikan fragmen yang lain. Tradisi dapat bertahan dalam jangka

waktu tertentu dan tradisi ini dapat hilang bila benda material dibuang

dan gagasan ditolak atau dilupakan.

Dalam pengertian kebudayaan juga termasuk tradisi, dan tradisi

dapat diterjemahkan dengan pewarisan atau penerusan norma-norma,

adat-istiadat, kaidah-kaidah, dan harta-harta. Tetapi tradisi tersebut

bukanlah sesuatu yang tak dapat diubah, tradisi justru diperpadukan

dengan aneka perbuatan manusia dan diangkat dalam keseluruhan


11

hidupnya. Manusialah yang membuat sesuatu dengan tradisi ia berhak

menerimannya, menolaknya, ataupun mengubahnya.

3. Tarian Lego-lego

Dalam masyarakat desa maukuru kecamatan alor timur terdapat

suatu suku yaitu: suku tanglapui (raja atau orang besar) yang

memmiliki keunikan budayanya, salah satunya tarian ini merupakan

tarian yang dianggap mempunyai nilai budaya leluhur yang cukup

penting dan sakral bagi mereka.

Tarian Lego-lego merupakan tarian tradisional masyarakat alor

salah satunya pada desa maukuru kecamatan alor timur. Lego-lego

diadakan/dimainkan berhubungan dengan adanya keberhasilan dalam

berbagai aspek kehidupan sekelompok orang atau orang-orang tertentu

seperti dalam acara pesta pernikahan, membangun mezbah, pesta

keberhasilan panen dan menyambut tamu-tamu.semenjak dahulu kala

lego-lego juga digunakan untuk menyambut pasukan perang yang

pulang dari pertempuran dengan kemenangan.

Lego-lego dimainkan lebih dari 50 orang dengan memakai alat

musik tambur, moko, dan gong serta diringi lagu-lagu pengiring sesuai

dengan jenis kegiatan yang dirayakan. Lagu-lagu pengiring biasanya

didahului oleh seorang pemandu yang disebut pemantundan disambut

oleh pemain. Pakian adat penari lego-lego yaitu menggunakan sarung

adat dan kain tenun khas alor, penari pria menggunakan penutup kepala
12

yang terbuat dari kain sedangkan aksesorisnya berupa gelang kaki yang

mengiringi para penari saat memulai tarian.

B. Hasil Penilitian yang Relevan

Dalam suatu penilitian dibutuhkan konsep-konsep, pandangan para

ahli dan referensi perbandingan yang berguna sebagai alat untuk

menganalisi permasalahan yang akan diteliti. Selain itu dipaparkan hasil

penilitian yang terdahulu mengenai simbol-simbol yang berkaitan dengan

tarian lego-lego masyarakat maukuru. Seluruh upacara adat yang dilakukan

juga secarah tidak langsung membina keakraban antara kita yang masi

hidup dengan tradisi peninggalan nenek moyang.

Beberapa hasil yang relevan dengan penilitian ini anatara lain adalah:

Maria Margareta Yohani (2017) pernah melakukan penilitian tentang

Makna tarian Raga Kaba Kelas (Kenduri) Di Suku Lawan Kelurahan

Rongga Koe Kecamatan Kota Komba Kabupaten Manggarai Timur.

Berdasarkan hasil penilitiannya: tarian Raba kaba adalah tarian dalam

ritual adat kelas (kenduri) yang diiringi lagu khusus, mengikuti irama taluan

gong dan gendang, penari yang sudah dilengkapi dengan rhas(giring-giring)

disekitar tapak kaki dan berbusana adat manggarai umumnya berisi sejarah

dan pesan-pesan filosofi sebagai refleksi kehidupan masyarakat wulan.

Atraksi raba kaba dipentaskan selama dua hari. Hari pertama atraksi tanpa

hewan kurban (kerbau) pentaskan dua kali, dan hari puncak yaitu hari kedua

dipentaskan tiga kali.


13

Penilitian yang dilakukan terkait dengan tarian lego-lego, terdapat

perbedaan dengan penilitian yang dilakukan. Perbedaannya tarian raba kaba

dipentaskan selama dua hari hari pertama atraksi tanpa hewan

kurban(kerbau) dan hari puncak yaitu hari kedua dipentaskan tiga kali

sedangkan tarian lego-lego dipentaskan satu hari dengan memberikan

kurban(babi dan sapi). Adapun persamaan anatara tarian Lego-lego dan

tarian Raga kuba yaitu sama-sama mengkaji tentang tarian adat.

Dalam tata kehidupan manusia yang senantiasa berkelompok dan

berbudaya kita perlu menjaga dan melestariakn kesenian atau budaya yang

diwariskan oleh nenek moyang kita masing-masing.

Pustaka lain yang relevan dengan penilitian ini adalah: Abdurahman

(2013) perna melakukan penelitian tentang Tarian Beku pada masyarakat

desa terong, kecamatan adonara timur. Berdasarkan hasil penilitiannya :

tarian beku merupakan tarian syukuran dan wujud kegembiraan atas

keberhasilan yang telah diraih oleh masyarakat desa terong. Tarian beku

juga memiliki makna sebagai moment ungkapan nilai kebersamaan atas

keberhasilan yang telah diraih oleh masyarakat seperti dalam hal pembuatan

rumah adat, penutupan tahun pada saat penjemputan tamu-tamu terhormat

yang datang ke desa tersebut.

Dalam tarian beku penari membutuhkan perlengkapan kostum yang

khas daerah lamaholot yaitu bagi laki-laki menggunakan Labu Nabet Burra

(baju lengan putih), kewatak nowing (sarung nowing), snai (selempang) dan

knoba (mahkota) yang terbuat dari daun lontar. Sedangkan bagi penari
14

perempuan menggunakan Labu Kebae (kebaya)Kewatak nowing (sarung

tenapi), mulle (konde).

Adapun persamaan anatara peneliti ini dengan penelitiantersebut yaitu

sama-sama mengkaji tentang tarian adat. Abdulrahman mengkaji tentang

tarian Beku sedangkan peneliti mengkaji tentang tarian lego-lego.

Perbedaanya yaitu: tarian Beku penari laki-lakinya menggunakan

Labu Nabet Burra (baju lengan putih) dan knoba (mahkota) sedangkan

tarian lego-lego kostum untuk laki-lakinya yaitu menggunakan selimut dan

kain tenun kas alor penutup kepalah yang terbuat dari kain dan sedangkan

pakian yaitu menggunakan selimut dan kain tenun khas alor.

Anda mungkin juga menyukai