Kelas: A
Nama Anggota Kelompok:
Fitri Zahra Widjaya 20320005
Dila Mekarila 20320164
Sheila Azzahra 20320178
Lu’lu Malihatun Hizaz 20320233
Bagian I
Pendahuluan
Bagian II
Pengertian tradisi larung sesaji di Telaga Ngebel Ponorogo
Maksud dan makna tradisi larung sesaji di Telaga Ngebel Ponorogo
Manfaat tradisi larung sesaji di Telaga Ngebel Ponorogo
Implikasi sosial
Hasil observasi
Bagian III
a. Analisis karakteristik masyarakat Telaga Ngebel Ponorogo
b. Modal sosial-ekonomi-politik-budaya-agama sebagai kekuatan khas masyarakat
Telaga Ngebel Ponorogo
Bagian IV
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Bagian I
Pendahuluan
Indonesia merupakan negara yang sangat luas, negara yang memiliki banyak kepulauan,
memiliki banyak suku, kebudayaan dan adat istiadatnya. Hal tersebut membuat di Indonesia
banyak sekali perbedaan, dimana perbedaan tersebut menyebabkan timbulnya
keanekaragaman budaya. Budaya merupakan identitas dari suatu bangsa yang memiliki ciri
khasnya masing-masing, menurut Koentjaraningrat (2003:74) dalam Sari (2015) wujud dalam
sebuah kebudayaan yaitu artifact atau benda-benda fisik, tindakan maupun tingkah laku.
Adapun menurut Pangarsa (2007) kebudayaan merupakan hasil dari cipta, rasa dan karsa
manusia yang merupakan kemampuan berakal budi manusia dengan nilai ketuhanan untuk
hidup dalam keselarasan dengan alam dan masyarakat. Kebudayaan di Indonesia sangat
beragam, salah satunya adalah kebudayaan di pulau jawa, banyak tradisi-tradisi yang
dimiliki oleh masyarakat jawa yang salah satunya adalah tradisi larung sesaji. Larung sesaji
merupakan icon atau ciri khas dari daerah jawa timur, tradisi larung sesaji ini memiliki
keunikan dan ciri khas tersendiri. Tujuan kegiatan tersebut diantaranya bertujuan untuk
melestarikan nilai budaya dan nilai-nilai luhur sebagai ciri khas dari masyarakat suatu daerah
yang merupakan warisan dari leluhur.
Bagian II
Tradisi larung sesaji ini bermaksud untuk dapat melestarikan nilai-nilai luhur
budaya bangsa Indonesia, mulai dri ciri khas dari masyarakat tertentu agar tetap
menjaga warisan luhur, hingga pada pelaksanaan ritual ini digunakan sebagai bentuk
untuk bisa melakukan pemujaan pada nenek moyang atau dikenal dengan istilah
danyangan. Dari tradisi ritual adat yang melekat pada kepercayaan masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari, memiliki makna yang besar terkait ke religiusan. Dan ketika
melaksanakan hal tersebut, masyarakat merasakan bahwa mereka akan mendapatkan
ketenangan batin, ketenangan jiwa, hingga rasa aman yang melindungi sekitar.
III. Manfaat tradisi larung sesaji di Telaga Ngebel Ponorogo
Eksistensi dari tradisi larung sesaji ini, ialah salah satu warisan budaya leluhur
yang sudah menjadi bagian peran penting pada masyarakat Telaga Ngebel Ponorogo.
Sebenarnya larung sesaji itu, merupakan adat yang sering dilakukan di zaman dahulu.
Namun sekarang adat tersebut menjadi kebiasaan, hingga menjadi sebuah tradisi di
masyarakat setempat. Maka karena itu, dari sebuah tradisi larung sesaji yang
dilaksanakan oleh masyarakat Ngebel Ponorogo memiliki berbagai manfaat. Hal
tersebut bisa dilihat dari adanya keberkahan dalam bentuk keselamatan, atas apa yang
telah diberikan diluar jangkauan pikiran manusia, tolak bala, dan terhindar dari
peristiwa buruk.
IV. Implikasi sosial
1. Masyarakat di desa Ngebel - Ponorogo, memaknai tradisi ritual larung sesaji yaitu
untuk sebagai bentuk permohonan kepada sang pencipta untuk senantiasa
mendapatkan keselamatan dan terhindar dari mara bahaya.
2. Tradisi ritual larung sesaji yang selalu dilaksanakan setiap tahunnya, pada 1
muharram oleh masyarakat desa Ngebel - Ponorogo.
3. Kegiatan yang diisi pada tradisi ritual larung sesaji, meliputi: Semaan Al-qur’an,
Istighosah Ngebel, Prosesi blebet seto, Prosesi kambing kendit, Prosesi upacara
tumpeng agung dan tumpeng purak, Kirab tumpeng agung dan tumpeng purak,
Tirakat sesepuh, Seribuan dian, Larungan malam suro, Larungan telaga Ngebel,
Pagelaran karawitan, Gelar tari bedoyo larung, Gelar reog, Wayang kulit (Dalang
Ki Sentho Yitno Carito), Lampah Ratri pawai obor, Gebyar kembang api, dangdut
bintang musik, Atraksi ski air, dan Parade perahu motor boat.
4. Adanya tradisi ritual larung sesaji masyarakat Ponorogo memiliki pengaruh dalam
kehidupan mulai dari batiniyah pada ketenangan hati dan jiwa, serta lahiriyah
dengan terjaganya masyarakat dari mara bahaya di sekitar telaga Ngebel -
Ponorogo.
V. Hasil observasi
Ada di daerah Jawa Timur, yang terletak pada daerah Ponorogo yang memiliki
telaga yang unik dibandingkan dengan berbagai telaga di daerah Jawa Timur lainnya.
Hal dilihat dari keindahan yang dimiliki Telaga Ngebel itu sendiri, mulai dari Udara
yang masih sangat sejuk, Panorama yang sangat mengagumkan, Kondisi alam yang
masih perawayang hingga saat ini yang dikenal dengan Telaga Ngebel. Telaga
tersebut yang berlokasi di kecamatan Ngebel, dengan letak wilayah 24 km mengarah
Timur Laut Ponorogo. Untuk lokasi dari Telaga Ngebel sendiri, yaitu pada ketinggian
734 MDPL dengan luas permukaan mencapai 1,5 Km . Untuk lokasi Telaga Ngebel
sendiri dikelilingi jalanan panjang mencapai 5 Km, dengan kisaran suhu sekitar 22-
23°C di lereng gunung Wilis. Dan asal mula Telaga Ngebel sendiri yaitu, yang
berawal dari adanya sayembara yang dilakukan untuk bisa siapa saja yang dapat
mencabut lidi yang tertancap di tanah. Namun sayangnya tidak ada satupun
masyarakat yang bisa mencabut lidi tersebut, hingga akhirnya setelah tercabutnya lidi
itu menyebabkan keluarnya air hingga membentuk genangan yang berupa telaga.
Bagian III
Bagian IV
a) Kesimpulan
Kebudayaan di Indonesia sangat beragam, salah satunya adalah kebudayaan di
pulau jawa, banyak tradisi-tradisi yang dimiliki oleh masyarakat jawa yang salah
satunya adalah tradisi larung sesaji. Larung sesaji merupakan icon atau ciri khas dari
daerah jawa timur, tradisi larung sesaji ini memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri.
Tradisi larung sesaji ini dilakukan oleh masyarakat Telaga Ngebel Ponorogo, yang
bertujuan sebagaimana ungkapan rasa syukur atas keberkahan yang diberikan oleh
sang tuhan kepada manusia, permohonan bagi perlindungan dan permohonan untuk
mendapatkan keselamatan kepada sang tuhan. Hal tersebut yang berhubungan dengan
hajat hidup masyarakat desa, dengan adanya hewan penjaga berupa ular naga yang
hidup di Telaga Ngebel. Dan biasanya kegiatan tradisi larung sesaji yang dilakukan
setiap satu tahun sekali, setiap 1 suro agar mendapatkan perlindungan yang dijaga
oleh penunggu Telaga Ngebel menjauhkan dari malapetaka di dalam desa. Tentunya
kegiatan itu dapat dilakukan dengan menjalani risalah do’a bersama, dan ritual larung
sesaji oleh masyarakat Ngebel Ponorogo.
Daftar Pustaka
FUNGSI legenda “Asal-usul telaga ngebel Bagi Masyarakat ... (n.d.). from
https://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/undas/article/download/3411/1517
Google. (n.d.). Google search. Retrieved December 23, 2021, from https://www.google.com/search?q=larung
%2Bsesaji%2Bponorogo&tbm=isch&ved=2ahUKEwjfh9ipvOL0AhW8k9gFHXORCusQ2-
cCegQIABAA&oq=larung%2Bsesaji
%2Bponorogo&gs_lcp=CgNpbWcQAzoFCAAQgAQ6BggAEAcQHjoECAAQHjoGCAAQBRAeOgQIAB
AYUKwFWIodYLYfaABwAHgAgAHDAYgBggmSAQMzLjeYAQCgAQGqAQtnd3Mtd2l6LWltZ8ABAQ&
sclient=img&ei=7h-4Yd_YAryn4t4P86Kq2A4&bih=601&biw=1280#imgrc=0y6idejrKmuy2M
Google. (n.d.). Google search. Retrieved December 23, 2021, from https://www.google.com/search?
q=gambar%2Bwilayah%2Btelaga%2Bngebel
%2Bponorogo&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwiRoq3hxfr0AhUuT2wGHeDJDEcQ
_AUoAXoECAEQAw&biw=1280&bih=609&dpr=1.5#imgrc=8gkpI68zXw4qFM
Mitanto, M., & Nurcahyo, A. (2012). RITUAL LARUNG SESAJI TELAGA NGEBEL PONOROGO (STUDI
HISTORIS DAN BUDAYA). AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA, 2(2).
https://doi.org/10.25273/ajsp.v2i2.1459
Pebrianti, C. (n.d.). Warga Ponorogo Larung Sesaji di Telaga ngebel sebagai pertanda 1 suro. detiknews.
Retrieved from https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4689184/warga-ponorogo-larung-sesaji-di-
telaga-ngebel-sebagai-pertanda-1-suro
Pramuditya, F. E. (2018). TRADISI LARUNGAN SESAJI DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (Study kasus di
Telaga Ngebel Kecamatan Ngebel Kabupaten Ponorogo). Retrieved from
https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/9959
Putra, T. A. H. P. (2017). Kearifan Lokal Upacara Larungan Telaga Ngebel. Jurnal Civic Hukum,
2(November), 65–77.
Sardjono, A. B., & Iswanto, D. (2012). Perubahan Bentuk Rumah Tradisional Pesisir Jawa-Studi Kasus Rumah
Tradisional di Demak dan Kudus. Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia, 1(1), 39.
Sari, E. P. (2015). Mitos Dalam Ritual Larung Sesaji Bumi Masyarakat Jawa Kota Probolinggo.
Scribd. (n.d.). Asal Usul Telaga ngebel ponorogo 1. Scribd. from
https://www.scribd.com/doc/172982282/Asal-Usul-Telaga-Ngebel-Ponorogo-1
Lampiran
https://goo.gl/maps/MKw2foM39Z5KPsqH6
Pembagian Tugas :
Membuat WA Grup
Sheila Azzahra Memberikan jurnal referensi 30 WA
Membuat Google Dokumen September
2021
WAG
01
Desember
2021
13
Desember
2021
27
Desember
2021
13
Desember Google
2021 Dokumen
20
Desember
2021
Google
Dokumen
22
Desember
2021