Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

RITUAL “PADI BULU”


MITOLOGI MASYARAKAT LOMBOK UTARA
UNTUK MENINGKATKAN HASIL PANEN
Disusun Oleh :

Nama Peneliti : 1. Baiq Wafiyatus Sukma

2. Lia Fitta Pratiwi

Bidang Penelitian : Ilmu Sosial dan Humaniora

Jenjang :

Nama Pembimbing : Fatimah Nurmala Sari, S.Pd, M.Pd

DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN ISLAM

DIREKTORAT KSKK MADRASAH

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 MATARAM

JL. PENDIDIKAN NO.25 KOTA MATARAM

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT (0370)633077

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kabupaten Lombok Utara adalah Kabupaten yang terbentuk setelah
memisahkan diri dari Kabupaten Lombok Barat pada tanggal 21 Juli 2008. Salah
satu kecamatan di Lombok Utara yaitu kecamatan Bayan, yang terletak di barat
daya pulau Lombok tepatnya di kaki Gunung Rinjani. Kecamatan Bayan
berbatasan dengan Kabupaten Lombok Timur di sebelah timur, kecamatan
Kayangan di sebelah barat, kabupaten Lombok Tengah di sebelah selatan dan
Laut Jawa di sebelah utara.

Di Kecamatan Bayan terdapat desa bernama Bayan yang mayoritas


masyarakatnya bekerja sebagai petani. Masyarakat yang tinggal di Desa Bayan
terkenal dengan tradisi mereka yang langgeng hingga kini. Karena sistem
kepercayaan yang sudah ada dalam masyakarat di desa ini umumnya berlangsung
secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi lain yang menyebabkan
keyakinan yang sudah ada dalam diri masyarakat sulit untuk dihilangkan. Terlebih
lagi masyarakat Desa Bayan, setengahnya terikat dalam satu kesatuan masyarakat
adat. Mereka hingga saat ini masih mempertahankan berbagai ritual adat. Di
Bayan masih ada rumah-rumah adat sampai warisan bercocok tanam. Walaupun
pada saat ini, dengan perkembangan zaman dan teknologi semakin canggih, tetapi
masyarakat adat di Desa Bayan ini masih tetap mempercayai tradisi turun-
temurun dari leluhurnya. Mereka percaya bahwa warisan dari leluhur terbukti
benar adanya.

Berdasarkan data statistik sementara BPS Kabupaten Lombok Utara tahun


2018, mayoritas lahan di kecamatan Bayan adalah tanah kering yang digunakan
untuk lahan pertanian non padi. Dengan kondisi tanah kering seperti
ini,masyarakat masih bisa mengandalkan sektor pertanian, yaitu dengan menanam
varietas padi lokal yang tidak membutuhkan pengairan lebih yang oleh
masyarakat setempat dikenal dengan padi bulu.

Secara umum disebut padi bulu karena di bulir padi itu berbulu. Padi bulu
jenis lokal ini tingginya bisa sampai 150 cm dengan masa tanam hingga panen
sekitar 5-6 bulan. Cukup lama, tetapi padi ini lebih tangguh dibandingkan jenis
lain. Ia juga tak akan mati walau tidak dipupuk. Bahkan Gabah padi bulu ini bisa
bertahan hingga musim panen tahun berikutnya.
Sebagai salah satu produk budaya, proses penanaman padi bulu disertai
dengan ritual-ritual tertentu agar memiliki hasil yang bagus seperti yang
diharapkan. Ritual penanaman padi bulu dibagi menjadi tiga,yaitu ritual pratanam,
ritual tanam, dan ritual pasca tanam. Ritual pratanam terdiri dari ritual Selamet
Olor, ritual Tunak Binek, dan ritual Pengolahan Lahan. Ritual tanam terdiri dari
ritual Melong (penanaman), ritual Beliuh (penyiangan), dan pemupukan. Ritual
pasca tanam terdiri dari ritual Nyidekang, ritual Nyemperek, ritual Matak (panen),
ritual Mengandoq (pengeringan) , dan ritual Roah Sambi. Tidak semua
masyarakat dapat memimpin ritual tersebut, ritual tersebut hanya dapat dipimpin
oleh pemangku adat setempat.

Berdasarkan beberapa fenomena dan keunikan yang disajikan di atas maka


dianggap penting untuk mengkaji lebih mengenai Ritual Padi Bulu Mitologi
Masyarakat Lombok Utara untuk Meningkatkan Hasil Panen. Oleh sebab itu,
maka perlu pengkajian dan penelusuran secara spesifik dan menukik terkait Ritual
Padi Bulu sebagai wujud pembuktian nilai budaya untuk menunjukkan eksistensi
kelestarian dan keberagaman kekayaan budaya yang dimiliki oleh masyarakat adat
desa Bayan Kabupaten Lombok Utara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah proses penanaman padi bulu di Lombok Utara?
2. Apa saja bentuk keunikan ritual pada penanaman padi bulu di
Lombok Utara?
3. Bagaimanakah perspektif masyarakat Bayan terhadap ritual
penanaman padi sebagai sarana peningkatan ekonomi masyarakat?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui proses penanaman padi bulu di Lombok Utara,
2. Untuk mengetahui apa saja bentuk keunikan ritual pada penanaman
padi bulu di Lombok Utara,
3. Untuk mengetahui bagaimana perspektif masyarakat Bayan terhadap
ritual penanaman padi sebagai sarana peningkatan ekonomi
masyarakat.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Memberikan kesempatan kepada peneliti lain untuk memperdalam
kajian penelitian tentang Ritual Padi Bulu.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat member pengetahuan dan
wawasan kepada pembaca ritual padi bulu yang masih terjaga
keberadaannya oleh masyarakat setempat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Adat
Masyarakat adat adalah sekolompok orang yang hidup secara turun-
temurun di wilayah geografis tertentu, memiliki asal asul leluhur dan/atau
kesamaan tempat tinggal, identitas budaya, hukum adat, hubungan yang kuat
dengan tanah dan lingkungan hidup, politik, sosial, budaya, dan hukum. Tidak
dapat dinafikan bahwa keberagaman suku bangsa ataupun adatlah yang
menjadikan Indonesia negara yang beragam. Ada lebih dari 300 kelompok etnik
atau suku bangsa di Indonesia, atau tepatnya 1.340 suku bangsa menurut sensus
BPS tahun 2010. Namun, eksistensi keberadaan masyarakat adat mulai tergerus
dan using sertaperlahan hilang dimakan zaman, tak sedikit dari masyarakat adat
yang tetap mempertahankan keberadaan mereka dan hidup secara tradisional.

2.1.1 Pengertian Upacara Adat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), upacara adat adalah


upacara yang berhubungan dengan adat suatu masyarakat. Upacara menurut KBBI
adalah perbuatan atau perayaan yang dilakukan atau diadakan sehubungan dengan
peristiwa penting, sedangkan Adat adalah aturan (perbuatan dan sebagainya) yang
lazim diturut atau dilakukan sejak dahulu kala. Dengan kata lain maka adat dapat
dipahami sebagai wujud gagasan kebudayaan yang terdiri atas nilai-nilai budaya,
norma, hukum, dan aturan yang satu dengan yang lain berkaitan menjadi suatu
sistem.

Definisi tentang upacara adat, diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Upacara adalah aktivitas atau rangkaian tindakan yang ditata oleh adat
atau hukum yang berlaku dalam masyarakat yang berhubungan dengan
berbagai macam peristiwa tetap yang biasanya terjadi dalam masyarakat
yang bersangkutan (Koencaraningrat, 1980 : 140).

2) Orang-orang yang terlibat dalam upacara adat adalah mereka yang


bertindak sebagai pemimpin upacara dan dengan beberapa orang yang
paham dalam ritual upacara adat (Koencaraningrat, 1980: 241)

Adat merupakan kebiasaan-kebiasaan yang tumbuh dan terbentuk dari


suatu masyarakat atau daerah yang dianggap memiliki nilai dan dijunjung serta
dipatuhi oleh masyarakatnya.
2.1.2 Komponen dan Unsur Upacara Adat

Komponen dan unsur dalam pelaksanaan upacara adat merupakan hal yang
penting dalam menunjang pelaksanaan upacara tersebut. Komponen dan 14 unsur
upacara adat menurut Koentjaraningrat (2002, hlm. 377) dibagi menjadi beberapa
bagian diantaranya adalah:

a. Komponen upacara adat terdiri dari:

1. Lokasi Upacara
Lokasi upacara adalah letak atau tempat dilaksanakannya
upacara adat. Lokasi upacara adat biasanya merupakan lokasi yang
dianggap keramat, atau dianggap suci dan bertuah yang dapat
memberikan efek magis dan psikologis pada pihak lain.
2. Waktu Upacara
Tradisi upacara ini dilakukan pada waktu-waktu tertentu.
Berkaitan dengan waktu-waktu ibadah, hari-hari keramat dan suci,
dan sebagainya. Penghitungan waktu didasarkan pada kesepakatan
secara turun temurun. Selain itu, upacara adat juga dapat dilakukan
pada masa-masa tertentu, seperti masa panen sebagai wujud rasa
syukur.
3. Benda dan Peralatan Upacara
Yaitu kelengkapan dan peralatan yang berupa barang-
barang yang dipakai dalam upacara, umumnya masyarakat harus
membawa benda-benda atau persyaratan seperti sesaji sebagai
bentuk seserahan terhadap kepercayaan yang dipegang.
4. Orang-orang yang Terlibat
Masyarakat yang terlibat dalam pelaksanaan tradisi upacara
meliputi pemimpin prosesi upacara dan dan beberapa orang yang
paham dalam ritual upacara adat.

b. Unsur upacara adat meliputi:

1. Sesajen
2. Pengorbanan/kurban
3. Berdo’a
4. Makan makanan yang telah disucikan dengan do’a
5. Tari
6. Nyanyi
7. Pawai
8. Menampilkan seni drama suci
9. Puasa
10. Mengosongkan pikiran dengan memakan obat untuk
menghilangkan kesadaran diri
11. Tapa, dan
12. Semedi

2.1.3 Fungsi Upacara Adat

Fungsi upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat adalah untuk


ketentraman dan keselamatan diri serta keluarganya. Menurut (Notosudirjo, 1990)
fungsi sosial upacara adat dapat dilihat dalam kehidupan sosial masyarakat yaitu
adanya pengendalian sosial, sosial media, norma sosial serta pengelompokan
sosial. Fungsi sosial bermaksud semua yang menyaksikan upacara adat dapat
memperoleh atau menyerap pesan-pesan yang disampaikan dalam upacara
tersebut. Dalam hal ini, upacara adat bisa dipakai sebagai kontrol sosial, interaksi,
integrasi dan komunikasi antar warga masyarakat, yang akhirnya dapat
mempererat hubungan antar masyarakat.

2.2 Nilai Tradisi


2.2.1 Pengertian Nilai Tradisi

Nilai adalah harga, kadar, mutu, sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau
berguna bagi kemanusiaan, dan sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai
dengan hakikatnya.

Menurut Fraenkel (1977) nilai adalah ide atau konsep tentang apa yang
dipikirkan seseorang atau dianggap penting oleh seseorang.

Kluckhohn (mulyana, 2004:1) Nilai adalah konsepsi (tersurat atau tersirat,


yang sifatnya membedakan individu atau ciri-ciri kelompok) dari apa yang
diinginkan, yang memengaruhi tindakan pilihan terhadap cara, tujuan antar dan
tujuan akhir.

Sedangkan tradisi berasal dari bahasa Latin: traditio yang artinya


“diteruskan”. Tradisi merupakan suatu tindakan dan kelakuan sekelompok orang
dengan wujud suatu benda atau tindak laku sebagai unsur kebudayaan yang
dituangkan melalui fikiran dan imaginasi serta diteruskan dari satu generasi ke
generasi berikutnya yang didalamnya memuat suatu norma, nilai, harapan dan
cita-cita tanpa ada batas waktu yang membatasi.

Nilai tradisi adalah hal perilaku dan tanggapan kita terhadap sesama,
seperti moralitas, agama, etika, adat istiadat, dan lain-lain.
Nilai tradisi merupakan jati diri bangsa yang membedakan bangsa
Indonesia dengan bangsa lain dan merupakan tinggalan para leluhur bangsa
semestinya harus dipertahankan dan diwariskan kepada generasi penerus.

2.2.2 Nilai Religius

Nilai religius merupakan nilai yang berisi filsafat-filsafat hidup yang


diyakini kebenarannya. Misalnya nilai-nilai yang terkandung dalam kitab suci.
Kata religi memiliki makna yang sama dengan agama. Maksudnya adalah bahwa
manusia dalam hidupnya tidak bebas menurut kemauannya sendiri, tetapi harus
menurut ketentuan hukum agama karena perlu adanya hukum yang mengikatnya.

2.2.3 Nilai Sosial

Nilai-nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai
apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Suparto
mengungkapkan bahwa nilai sosial memiliki fungsi umum dalam masyarakat.
Diantaranya nilai-nilai dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk
mengarahkan masyarakat dalam berfikir dan bertingkah laku.

2.2.4 Nilai Budaya

Nilai budaya merupakan nilai yang terdiri atas konsepsi-konsepsi yang


hidup dalam alam fikiran sebahagian besar warga masyarakat dalam hal-hal yang
mereka anggap amat mulia. Sistem nilai yang ada dalam suatu masyarakat
menjadi orientasi dan rujukan dalam bertindak bagi mereka. Oleh sebab itu, nilai
budaya yang dimiliki seseorang mempengaruhinya dalam mengambil alternatif,
cara-cara, alat-alat dan tujuan-tujuan pembuatan yang tersedia (Koentjaraningrat,
dalam Warsito 2012).

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa nilai budaya


merupakan nilai-nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat,
lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan,
kepercayaan, simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan
satu dan lainnya sebagai acuan perilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi
atau sedang terjadi.

2.2.5 Nilai Ekonomi

Nilai ekonomi adalah nilai tentang sebuah bidang kajian tentang


pengurusan sumber daya material individu, masyarakat, dan negara untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia.
Nilai ekonomi juga dapat diartikan sebagai nilai tentang prilaku dan
tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan
berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan
produksi, konsumsi dan/atau distribusi.

2.2.6 Nilai Pendidikan

Hakikat dari nilai-nilai pendidikan dalam konteks pendidikan di Indonesia


adalah pedidikan nilai, yaitu pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari
budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi
muda.

Maka implikasi adanya nilai dalam pendidikan ialah pendidikan menguji


dan mengintegrasikan semua nilai tersebut dan membinanya di dalam kehidupan
serta kepribadian manusia.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif
dengan pendekatan etnografi. Menurut Semiawan (2015 : 2), metode penelitian
kualitatif adalah mencari pengertian yang mendalam tentang suatu gejala, fakta,
atau realita. Fakta, realita, masalah, gejala, serta peristiwa hanya dapat dipahami
bila peneliti menelusurinya secara mendalam dan tidak hanya terbatas pada
pandangan di permukaan saja. Kedalaman ini yang menciri khaskan metode
kualitatif, sekaligus sebagai faktor unggulannya. Bentuk lain pengembangan
penelitian kualitatif ialah model etnografi. Etnografi menyadari betul bahwa
tingkah laku manusia berlangsung dalam konteks sosial budayanya. Hal ini
menunjukkan bahwa adalah kurang akurat memberi arti sesuatu kalau terlepas
dari konteksnya. (Yusuf, 2014 : 358)

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui mengenai ritual penanaman


padi bulu masyarakat adat Bayan. Oleh karena itu, jenis penelitian ini yang paling
tepat untuk digunakan karena peneliti menelusurinya secara mendalam
dengan langsung ke lapangan agar peneliti mendapatkan informasi yang akurat
dan memahaminya sesuai konteks.

3.2 Lokasi penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bayan, Kecamatan Bayan, Kabupaten
Lombok Utara. Di desa ini sebagian besar masyarakat masih melestarikan tradisi
budaya tepatnya ritual-ritual yang di tinggalkan oleh leluhur mereka.

3.3 Subjek Penelitian


Dalam menentukan subjek penelitian digunakan metode purposive
sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
pertimbangan peneliti atau evaluator tentang sampel mana yang paling bermanfaat
dan representative (Babbie, 2004: 183). Dalam penelitian ini yang menjadi
respondennya ialah pemangku adat di komunitas adat Bayan. Pada penelitian
kualitatif juga menggunakan snowball sampling. Pada snowball sampling,
peneliti mengumpulkan data dari beberapa sampel yang dapat ditemukan oleh
peneliti sendiri, selanjutnya peneliti meminta individu yang telah dijadikan sampel
tersebut untuk memberitahukan keberadaan anggota yang lainnya yang tidak
dapat ditemukan oleh peneliti untuk dapat melengkapi data (Babbie, 2004: 184).
3.4 Teknik pengumpulan data
3.4.1 Observasi

Tujuan dilakukannya observasi adalah untuk mengumpulkan fakta, skor


dan nilai, verbalisasi atau kata-kata mengenai hasil pengamatan objek tersebut
(Kartini Kartono). Metode ini dilakukan dengan mengamati suatu objek tertentu
dengan teliti untuk mendapat data yang valid dan informasi yang benar yang
dibutuhkan suatu kegiatan penelitian. Hal yang akan diamati dalam penelitian ini
adalah ritual-ritual yang dilakukan oleh masyarakat adat Desa Bayan, Kabupaten
Lombok Utara dalam melaksanakan kegiatan penanaman padi bulu.

3.4.2 Wawancara

Wawancara adalah kegiatan tanya-jawab secara lisan untuk memperoleh


informasi, yaitu informasi tentang ritual penanaman padi bulu di Desa Bayan.
Wawancara langsung dapat dilakukan dengan pertemuan tatap muka antara
pencari informasi dengan sumber informasi yaitu masyarakat adat Bayan. Bentuk
informasi yang diperoleh dinyatakan dalam tulisan, atau direkam secara audio,
visual, atau audio visual.

3.4.3 Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan, pemilihan,


dan juga penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan, yang memberikan
atau mengumpulkan bukti terkait keterangan, seperti kutipan, gambar, sobekan
koran, dan bahan referensi lainnya. Adapun dokumentasi yang akan digunakan
dalam pengumpulan data berupa foto. Foto-foto tersebut merupakan foto kegiatan
hasil observasi, wawancara serta prosesi ritual penanaman padi bulu yang diambil
sendiri maupun diperoleh dari beberapa narasumber.

3.4 Metode Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif
dengan deskriptif. Menganalisis data dalam penelitian kualitatif adalah ketika
mengumpulkan data. Sehingga data itu dapat direduksi, reduksi data adalah upaya
menyimpulkan data, kemudian memilah-milah data dalam satuan konsep tertentu,
kategori tertentu, dan tema tertentu. Hasil reduksi data diolah sedemikian rupa
supaya terlihat sosoknya secara lebih utuh. Boleh berbentuk sketsa, sinopsis,
matriks, dan bentuk lainnya; itu sangat diperlukan untuk memudahkan pemaparan
dan penegasan kesimpulan. Prosesnya, tidak sekali jadi, melainkan berinteraksi
secara bolak balik. Baru kemudian data disajikan, dan kemudian disimpulkan dan
diverifikasi.

Anda mungkin juga menyukai