Anda di halaman 1dari 6

Nama : Intan Nur’ainiza Sitorus

Nim : 3191122002

Kelas : A reg 2019

Dosen Pengampu : Dr. Puspitawati ., M.Si

Mata kuliah : Foklor dan Tradisi Lisan

UJIAN AKHIR SEMSESTER


Soal
1. a. Jelaskan proses mini riset yang telah saudara laksanakan. Antara lain: latar belakang
pemilihan tema/judul penelitian saudara; masalah penelitian; lokasi penelitian dan alasan
pemilihannya; siapa informan yang telah dipilih dan mengapa; hasil yan diperoleh,dll).
Jangan lupa sertakan foto penunjang untukmenjelaskan pelaksanaan penelitian tersebut.
b. Jelaskan kendala saudara dalam menentukan tugas mini riset tersebut , juga kendala dalam
pelaksanaannya . Jelaskan juga hal-hal menarik yang saudara alami dalam pelaksanaan mini
risettersebut
2. Jelaskan tugas yang terkait jurnal dan buku yang telah saudara kerjakan. Bedakan
penjelasan untuk tugas buku dengan jurnal.
Jawaban
1. A. Adapun penjelasan mini riset yang saya lakukan yaitu sebagai berikut:
Daerah kota Tanjungbalai menjadi Salah satu bukti folklor tersebar secara
menyeluruh di wilayah Indonesia sesuai dengan karakter dan keunikannya masing-
masing , Tanjungbalai dengan kemultikulturalannya tetap memiliki folklor lisan , folklor
sebagai lisan , dan foklor bukan lisan . Kota ini didominasi oleh masyarakat Melayu ,
namun tetap bermukim suku-suku lainnya seperti Batak , Jawa , Tionghoa , dan Padang .
Masyarakat Melayu di Kota Tanjungbalai memiliki banyak ritual yang dipercayai , salah
satunya ritual yang dijadikan sebuah metode pengembalian semangat . Maka penulis
tertarik untuk meneliti ritual manyonggot sebagai metode pengembalian semangat pada
masyarakat Melayu kota Tanjungbalai.
Adapun masalah penelitian yang ingin saya gali dan paparkan saat mini riset yaitu
1. Bagaiaman prosesi manyonggot sebagai metode pengembalian semangat pada
masyarakat Melayu kota Tanjungbalai ini?
2. Mengapa ritual manyonggot menjadi bagian folklor ?
3. Bagaimana eksistensi ritual manyonggot pada masyarakat Melayu kota Tanjungbalai?

Adapun alasan saya memilih lokasi penelitian kota Tanjungbalai karena masyarakat
di sana masih banyak yang mempercayai folklor-folklor dan kedekatan dengan domisili
juga menjadi alasan pemilihan lokasi. Kota Tanjungbalai juga akrab di kenal dengan
kebudayan-kebudayaan yang masi dilestarikan.

Adapun informan yang dipilih yaitu ibu Maisaroh , alasan memilih dia sebagai
informan karena dia sebagai salah satu pelaku budaya yang pernah mengikuti ,
melaksanakan , dan membuat ritual manyonggot pada penelitian yang saya telusuri .
Jumlah dia mengikuti ritual sudah berulang-ulang kali sehingga informasi yang diberikan
detail .

Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Prosesi Ritual Manyonggot

Masyarakat Melayu Kota Tanjungbalai masih memiliki kepercayaan terhadap ritual-ritual


yang bisa memberikan pertolongan atau penyembuhan , Kota Tanjungbalai merupakan sebuah
wilayah yang terletak di pesisir pantai di mana orang-orang pesisir pantai masih mempercayai
adanya Jembalang sebagai penguasa air , tanah , dan angin . Di era sekarang bagi masyarakat
yang sudah memeluk agama maka budaya yang ada sebelumnya akan diakulturasikan sesuai
dengan agama yang dipeluk masyarakat . Adapun prosesi ritual manyonggot yang dijadikan
sebagai metode pengembalian semangat dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Pertama pihak keluarga harus merahasiakan akan diadakannya ritual tersebut kepada
orang yang akan disonggot atau yang akan dikejutkan untuk mengembalikkan
semangatnya .
2) Kemudian keluarga yang ingin mengadakan ritual menyediakan balai dengan 7 bendera
dan 7 telur , balai tersebut juga berisi pulut dan inti kelapa , dan juga menyiapkan
bermacam-macam bunga .
3) Selanjutnya Pihak keluarga juga harus menyiapkan jamuan makanan bagi para undangan
yang datang .
4) Para undangan yang datang biasanya membawa kain sarung atau amplop sebagai hadiah
untuk orang yang disonggot , mereka para undangan akan berkumpul pada suatu titik
untuk membawa balai dan datang beramai-ramai ke rumah orang yang akkan disonggot .
5) Ketika sampai dikediaman orang yang akan disonggot , dia akan terkejut melihat orang
yang ramai datang berbondong-bondong kerumahnya dengan membawa balai tersebut .
6) Setelah para undangan sampai maka selanjutnya orang yang disonggot harus duduk di
tengah para undangan dan duduk di depan balai , semangkung kecil beras , dan
bermacam-macam bunga atau biasa disebut bunga rampai.
7) Ritual manyonggot dilanjutkan dengan keluarga tertua mulai mengangkat balai ke atas
kepala orang yang disonggot dan sambil mengucapkan “satu duo tigo ompat limo
onaaaam tujuuuuh campak penyakit” beserta kalimat-kalimat yang mengandung doa
seperti “copat sehat yoo , jangan sakit-sakit” . Setelah mengangkat balai dan
mengucapkan kata-kata tersebut maka dilanjutkan dengan menyarungkan kain sarung ke
badan orang yang disonggot dan menaburkan bunga-bunga ke badannya dan beras juga .
8) Setelah itu bergantian melakukan ritual tersebut dari usia tertua sampai termuda . Saat
semua sudah selesai bergantian maka dilakukan doa untuk meminta perlindungan ,
kesembuhan , dan dijauhkan dari marabahaya . Kegiatan doa biasanya dipimpin oleh
orang
Bentuk Folklor pada Ritual Manyonggot

Pada ritual manyonggot ini termasuk dalam kelompok folklor sebagian lisan . Menurut
Danandjaya (1997:22) folklor sebagaian lisan diartikan sebagai folklor yang bentuknya
merupakan campuran unsur lisan dan bukan lisan . Ritual manyonggot dapat dikatakan folklor
sebagaian lisan karena di dalamnya ada folklor lisan berupa mantera-mantera yang diucapkan
untuk mengembalikan semangat dan doa yang berlangsung saat prosesi , dan di dalamnya ada
folklor bukan lisan yaitu berbagai perlengakapan untuk mendukung proses ritual seperti balai
dengan 7 bendera dan 7 telur , beras , dan bunga rampai . Adapun makna dari folklor lisan yang
diucapkan saat prosesi pengangkatan balai dengan melontarkan mantera “satu , duo , tigo , ompat
, limo , onaaaaam , tuuuujuh campak penyakit” , ucapan ini dianggap semacam mantera yang
mana dapat mengembalikan semangat orang yang disonggot di mana orang tersebut baru saja
mengalami musibah yang mengejutkannya . Dengan adanya ritual ini dianggap sebagai obat
yang dapat mengembalikan semangat di karenakan orang yang datang beramai-ramai membawa
balai dengan semangat serta memberikan kado seperti kain sarung atau uang , orang yang akan
disonggot biasanya akan terkejut dengan kehadiran orang yang datang beramai-ramai untuk
mendoakan kesembuhannya dari musibah yang menimpanya sebelumnya . Hal ini dipercayai
masyarakat Melayu Kota Tanjungbalai sebagai salah satu ritual yang dapat dijadikan sebuah
metode pengembalian semangat pasca orang tertimpa musibah .
Eksitensi Ritual Manyonggot

Eksitensi ritual manyonggot pada masyarakat Melayu kota Tanjungbalai sangat penting
dalam kehidupan bermasyarakat , di karenakan hal ini sudah menjadi salah satu ritual yang selalu
ada pada masyarakat Tanjungbalai . Di zaman sekarang yang melakukan ritual ini bukan hanya
orang melayu saja melainkan orang Tanjungbalai yang tidak bersuku Melayu pun juga ikut
menghadiri dan melaksanakan ritual tersebut . Eksitensi dari ritual ini ditujukan untuk berbagai
hal, seperti:

 Sebagai metode pengemebalian semangat orang yang disonggot


 Sebagai wadah untuk bersilaturahmi antar keluarga maupun tetangga , karena di ritual ini
menghadirkan banyak orang dengan tujuan menyemangati orang pasca tertimpa musibah
 Ditujukan sebagai alat pelestarian kebudayaan seperti balai yang tetap diproduksi , dan
makanan tradisional pulut berinti ,
 Menjaga nilai-nilai luhur dengan mendoakan dan menyemangati orang yang disonggot
 Sebagai media peningkatan empati dan simpati terhadap orang yang telah tertimpa
musibah .
b. Kendala yang saya alami dalam menentukan tugas mini riset ini yaitu karena pertama kali saya
ingin meneliti mengenai folklor lisan namun sulit untuk melakukan dokumentasi , jadi saya
memutuskan untuk melakukan riset folklor sebagian lisan karena sering ditemui dan
dilaksanakan di kota Tanjungbalai . Kendala dalam pelaksanaanya tidak terlalu banyak karena
saya dapat melihat langsung prosesi ritual diadakan . Hal-hal menarik yang saya alami saat
langsung ikut menyaksikan prosesi yaitu masyarakat yang berhadir tampak berbahagia karena
mereka bisa saling bersilaturahmi saling bercanda tawa dan makan-makan bersama . Namun ada
juga hal mengharukan saat prosesi ritual memberikan semangat kepada orang pasca tertimpa
musibah , beberapa diantaranya menangis saat mengucapkan kata-kata penyemangat .

2. Belum bisa dikerjakan karena saya salah satu yang mengikuti kampus merdeka baru akan
diberikan penugasaan cbr cjr .

Anda mungkin juga menyukai