DISUSUN OLEH :
NAMA KELOMPOK :
1. Rika Wulandari
2. Tri Utami
3. Mickhel
4. Gali Santoso
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Upacara Adat Tepung Tawar ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran
pada bidang studi Budari. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang upacara adat tepung tawar bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu Guru yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Tradisi Tepung Tawar……………………………
B. Tepung Tawar Badan………………………………………
C. Tepung Tawar Mayit…………………………………………
D. Tepung Tawar Peralatan……………………………………
E. Tepung Tawar Rumah……………………………… ………
F. Manfaat dilestarikannya Tradisi Tepung Tawar…………
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki
berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita sebut kebudayaan.
Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu bukti bahwa Indonesia
merupakan negara yang kaya akan budaya. Tidak bisa kita pungkiri, bahwa kebudayaan
daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan yang lebih global, yang biasa kita
sebut dengan kebudayaan nasional. Maka atas dasar itulah segala bentuk kebudayaan daerah
akan sangat berpengaruh terhadap budaya nasional, begitu pula sebaliknya kebudayaan
nasional yang bersumber dari kebudayaan daerah, akan sangat berpengaruh pula terhadap
kebudayaan daerah / kebudayaan lokal.Kebudayaan merupakan suatu kekayaan yang sangat
benilai karena selain merupakan ciri khas dari suatu daerah juga mejadi lambang dari
kepribadian suatu bangsa atau daerah.Karena kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri
khas suatu daerah, maka menjaga, memelihara dan melestarikan budaya merupakan
kewajiban dari setiap individu, dengan kata lain kebudayaan merupakan kekayaan yang harus
dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa seperti Tradisi Tepung Tawar oleh
Masyarakat Melayu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud tradisi tepung tawar ?
2. Bagaimana pelaksanaan tradisi tepung tawar badan ?
3. Bagaimana pelaksanaan tradisi tepung tawar mayit ?
4. Bagaimana pelaksanaan tradisi tepung tawar peralatan ?
5. Bagaimana pelaksanaan tradisi tepung tawar rumah ?
6. Apa manfaat dilestarikannya tradisi tepung tawar ?
C. Tujuan
1. Mengetahui tradisi tepung tawar.
2. Mengetahui pelaksanaan tradisi tepung tawar badan.
3. Mengetahui pelaksanaan tradisi tepung tawar mayit.
4. Mengetahui pelaksanaan tradisi tepung tawar peralatan.
5. Mengetahui pelaksanaan tradisi tepung tawar rumah
6. Mengetahui manfaat dilestarikannya tradisi tepung tawar
BAB II
PEMBAHASAN
Cara melaksanakan tepung tawar ini setelah tepung diaduk, tetungkal dan penawar
yang terbuat dari daun-daun dan daun kelapa itu dicelupkan pada tepung kemudian dicapkan
pada kening, tangan kiri dan kanan, pusat, kaki kiri dan kanan dengan membaca selawat nabi
atau doa untuk memohon keselamatan. Setelah selesai upacara Tepung tawar maka
dilanjutkan dengan acara selanjutnya yaitu menggunting rambut bayi. Undangan yang hadir
pada kegiatan tersebut adalah family dan tetangga yang terdekat.
Tepung tawar mayit dengan tepung tawar yang lain tidak jauh berbeda hanya minyak
bau yang tidak dipakai dan diganti dengan telur ayam yang diletakan pada tong tempat air
memandikan mayit. Tujuan dari upacara tepung tawar mayit yang dikenal dengan Pesilli agar
ahli keluarga yang ditinggalkan senantiasa sabar menerima cobaan dari Allah. Dapat
terhindar dari musibah dengan memohon agar dijauhkan dari segala musibah yang datang
dengan mohon keselamatan, tidak hanya manusia dan juga peralatan yang telah dipakai
dengan wujud terimakasih telah dipergunakan sebagai peralatan mandi.
Pada pelaksanaan ritual tepung tawar mayit peralatan yang dipakai dilampas dengan
daun ribu-ribu serta peralatan yang lainnya. Peralatan yang sudah bersih baru boleh dibawa
masuk kedalam rumah yang sebelumnya di simpan diluar rumah. Telur yang disimpan pada
tong dibuang segera dan tempat pemandian mayit ditaburi dengan abu dapur sebagai
ungkapan bahwa di dalam kehidupan semua pasti mati dan yang telah terjadi menjadi pasrah
laksana abu yang kembali ketempat asalnya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang erat sekali. Kedua-duanya
tidak mungkin dipisahkan. Ada manusia ada kebudayaan, tidak akan ada kebudayaan jika
tidak ada pendukungnya, yaitu manusia. Akan tetapi manusia itu hidupnya tidak berapa lama,
ia lalu mati. Maka untuk melangsungkan kebudayaan, pendukungnya harus lebih dari satu
orang, bahkan harus lebih dari satu turunan. Jadi harus diteruskan kepada anak cucu
keturunan selanjutnya.
B. Saran
Budaya daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan nasional, maka segala
sesuatu yang terjadi pada budaya daerah akan sangat mempengaruhi budaya nasional. Atas
dasar itulah, kita semua mempunyai kewajiban untuk menjaga, memelihara dan melestarikan
budaya baik budaya lokal atau budaya daerah maupun budaya nasional, karena budaya
merupakan bagian dari kepribadian bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
http://prasetyorp.wordpress.com/2013/05/06/
kebudayaan-masyarakat-melayu-di-pontianak -
prasetyo-ryan-priambodo1ia0255412694fakultas-teknologi/
http://ace-informasibudaya.blogspot.com/2011/02/adat-tepung-tawar-melayu-sambas.html
http://sosbud.kompasiana.com/2013/05/19/makna-tepung-tawar-dalam-adat-melayu
-557501.html
http://fajrinborneo.blogspot.com/2011/03/eksistensi-upacara-tepung-tawar-dalam
.html