Pada 19 November 2009, nenek Minah (55) dihukum oleh PN Purwokerto selama 1 bulan 15
hari penjara dengan masa percobaan 3 bulan. Dia dinyatakan bersalah karena memetik 3 buah
kakao di perkebunan milik PT Rumpun Sari Antan (RSA), Ajibarang, Banyumas. Selama
persidangan dengan agenda putusan berlangsung penuh keharuan. Bahkan ketua majelis
hakim, Muslih Bambang Luqmono SH, terlihat menangis saat membacakan vonis.
Kasus bermula pada 15 Februari 2008 IPB memuat di website mereka tentang adanya susu
yang tercemar bakteri itu Enterobacter Sakazakii. Namun, pemerintah tidak membuka nama-
nama merek susu tersebut.
Lantas, salah seorang masyarakat, David Tobing, menggugat pemerintah atas sikap diam
tersebut. Pada 26 April 2010, Mahkamah Agung (MA) memerintahkan Menkes cs
mengumumkan ke publik nama-nama merek susu formula berbakteri tersebut. Bukannya
mematuhi perintah MA, Menkes cs selalu berkelit. Meski kasus ini juga telah masuk ke
parleman, hingga saat ini Menkes cs tetap bungkam.
Mantra desa, Misran, dipidana penjara 3 bulan oleh PN Tenggarong tahun 2009. Dia
dihukum karena menolong orang tetapi dianggap salah karena bukan dokter. Putusan ini lalu
dikuatkan oleh PT Samarinda, beberapa waktu setelah itu.
MK menilai pasal 108 ayat (1) UU No 36/2009 bertentamgan dengan UUD 1945. Pasal yang
tidak mempunyai kekuatan hukum yaitu sepanjang frase " … harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai peraturan perundangan,".
Hukum Tata Negara seakan mendapat gempa hebat ketika MK permohonan judicial review
UU Kejaksaan No 16/2004 yang diajukan mantan Menteri Hukum dan HAM Yuzril Ihza
Mahendra pada 22 September 2009 lalu. Sebab, baru kali ini seorang Jaksa Agung, sepanjang
sejarah ketatanegaraan Indonesia, bisa terjungkal lewat kepiawaian seorang warga negara,
Yusril.
Lewat berbagai argumennya, Yusril bisa meyakinkan MK bahwa pengangkatan Hendarman
illegal karena belum dilantik untuk masa periode kedua. MK memutuskan bahwa masa bhakti
Jaksa Agung berakhir seiring habisnya masa jabatan Presiden.
Drama hukum Prita menjadi magnet semua pihak. Bahkan, seluruh calon presiden 2009 harus
menyambangi Prita guna pencitraan kampanye. Pada 29 Desember 2009 silam, Majelis
hakim PN Tangerang memutus bebas Prita Mulyasari dari tuntutan jaksa 6 bulan penjara.
Alasan utama membebaskan Prita karena unsur dakwaan pencemaran nama baik tidak
terbukti.
Mendapati putusan kasasi MA inim Pemprov DKI Jakarta bersama 6 perusahaan swasta yang
melakukan reklamasi di Teluk Jakarta yaitu PT BME, PT THI, PT MKY, PT PJA, PT JP dan
PT Pel II mengajukan perlawanan dengan mengajukan upaya hukum luar biasa PK. Anehnya,
MA mengabulkan permohonan PK tersebut, bertolak belakang dengan putusan MA dalam
kasasi.
PN Jakpus pada 3 Mei 2010 memvonis bebas Chairul Saleh seorang pemulung yang dituduh
memiliki ganja seberat 1,6 gram. Pria 38 tahun ini dipaksa mengakui memiliki ganja oleh
sejumlah oknum polisi ini.
Orang nomor 1 di tubuh Polri waktu itu, Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri pun turun
tangan untuk menindaklanjuti kasus dugaan rekayasa ini. Dia langsung menelpon Kapolda
Metro Jaya Irjen Wahyono untuk meminta kepastian adanya rekayasa tersebut.
Dalam sidang disiplin Propam Polres Jakpus menjatuhkan hukuman kepada 4 polisi yang
terlibat dalam rekayasa kasus kepemilikan ganja terhadap pemulung Chairul Saleh ini. Kanit
Narkoba Polsek Kemayoran Aiptu Suyanto didemosi sedangkan penyidik Brigadir Rusli
ditunda kenaikan pangkatnya selama 1 tahun.
Kemudian Aiptu Ahmad Riyanto ditunda kenaikan pangkat selama satu tahun, serta dimutasi
secara demosi. Dan untuk Brigadir Dicky ditempatkan ke tempat khusus selama 7 hari.
8. Kasus IPad
Dua terdakwa kasus penjualan iPad Randy Lester Samusamu dan Dian Yudha Negara,
divonis bebas PN Jakpus, 25 Oktober lalu. Keduanya didakwa jaksa menjual iPad tidak
berbuku manual bahasa Indonesia dan tidak bersertifikat. Namun dakwaan jaksa ini ditolak
majelis hakim. Namun, jaksa ngotot dan mengajukan kasasi ke MA.
Gugatan warga negara (citizen lawsuit/CLS) melawan pemerintah menjadi alternative politik
ketika seluruh instrument tersumbat. Dengan CLS ini, maka warga negara dapat mengadu ke
hakim untuk memerintahkan negara berbuat sesuatu
Seperti yang dibuat PN Jakpus dengan menghukum para tergugat untuk segera membuat UU
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Hakim menilai para tergugat,yaitu Presiden RI,
Ketua DPR, Wapres RI, Menko Kesra, Menko Perekonomian, Menkeu, Menkum HAM,
Menkes, Mensos, Menakertrans dan Menhan telah melakukan perbuatan melawan hukum
karena lalai tidak membuat UU BPJS.
Sebelumnya, untuk pertama kali, putusan fenomenal gugatan CLS di buat PN Jakpus pada
2003 pada kasus penelantaran TKI Malaysia di Nunukan. Namun terobosan hukum ini
sempat vakum beberapa lama hingga muncul putusan CLS dalam kasus Ujian Nasional (UN)
2009 yang dimenangkan warga.
Kini, masyarakat tidak perlu takut kehilangan kendarannya diparkiran. Kalau hilang, gugat
pengelola parkir ke pengadilan. Sebab, salah satu hakim agung Andi Samsan Nganro
memenangkan perkara mobil hilang di tempat parkir, saat dia menjadi hakim di PN Jakpus.
"Klausul-klausul baku dalam karcis parkir adalah perjanjian yang berat sebelah alias sepihak.
Perjanjian semacam itu adalah batal demi hukum," kata Andi dalam amar putusannya.
Siapa tak kenal dengan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Edhy Prabowo ditahan
karena dugaan kasus suap benur. Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan tujuh tersangka
sebagai penerima suap. Ketujuh tersangka tersebut yakni Edhy Prabowo, staf khusus Edhy
sekaligus Wakil Ketua Pelaksana Tim Uji Tuntas (due diligence) Safri (SAF), staf khusus
Edhy Prabowo sekaligus Ketua Pelaksana Tim Uji Tuntas (due diligence) Andreau Misanta
Pribadi (AMP).
Kemudian, Amiril Mukminin (AM) dari unsur swasta/sekretaris pribadi Edhy, pengurus PT
Aero Citra Kargo (ACK) Siswadi (SWD), dan Ainul Faqih (AF) selaku staf istri Edhy.
Sementara itu, tersangka pemberi suap, yakni Direktur PT Dua Putra Perkasa (DPP) Suharjito
(SJT) yang telah rampung penyidikannya, dan disidang
Dalam contoh kasus pelanggaran hukum yang selanjutnya ada pada mantan Mentri
Sosial Juliari Peter Batubara. Adapun di dalam perkara korupsi Bansos Covid-19, KPK
menentukan Juliari Batubara, dua pejabat pembuat komitmen di Kementerian Sosial Matheus
Joko Santoso dan Adi Wahyono, serta dua pebisnis Harry van Sidabukke dan Aridan
Iskandar menjadi tersangka.
KPK menduga Juliari menyunat Rp 10 ribu berasal dari tiap paket pengadaan Bansos Covid-
19 seharga Rp 300 ribu. Total duwit yang dikira udah diterima sebanyak Rp 17 miliar. bara
yang terduga korupsi dana Bansos.
Dalam contoh kasus pelanggaran hukum yang selanjutnya ada pada mantan Mentri
Sosial Juliari Peter Batubara. Adapun di dalam perkara korupsi Bansos Covid-19, KPK
menentukan Juliari Batubara, dua pejabat pembuat komitmen di Kementerian Sosial Matheus
Joko Santoso dan Adi Wahyono, serta dua pebisnis Harry van Sidabukke dan Aridan
Iskandar menjadi tersangka.
KPK menduga Juliari menyunat Rp 10 ribu berasal dari tiap paket pengadaan Bansos Covid-
19 seharga Rp 300 ribu. Total duwit yang dikira udah diterima sebanyak Rp 17 miliar. bara
yang terduga korupsi dana Bansos.
Beberapa waktu lalu, masyarakat dihebohkan dengan kasus pembunuhan terhadap begal
motor. Lantaran pelaku yang merupakan seorang siswa SMA berinisial ZA (16), menusuk
pelaku begal yang menghadangnya di pinggiran kebun tebu hingga meninggal dunia di lokasi
kejadian. Awalnya ZA dan kekasihnya berpacaran di lokasi kejadian Minggu (8/9) pukul
19.00 WIB. Mereka diadang empat orang yang memaksa menyerahkan handphone dan
sepeda motor.
Kunci yang menancap di sepeda motor berusaha diambil paksa oleh pelaku, tetapi berusaha
dipertahankan. ZA pun mencabut kunci sepeda motor sambil memutar ke kiri dengan tujuan
membuka jok. Antara ZA dan pelaku pun terlibat adu mulut, hingga muncul ancaman dari
pelaku yang akan menggilir atau memerkosa pacarnya..
Bukti hukum di Indonesia tajam ke bawah adalah saat seorang nenek, bernama Minah warga
Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (19/11/2009) silam jadi pesakitan di persidangan
di Pengadilan Negeri Purwokerto, Jateng.
Minah didakwa mencuri tiga buah kakao atau coklat di perkebunan milik perusahaan PT
Rumpun Sari Antan. Ia mengambil buah kakao rencananya untuk benih.
Tanpa didampingi penasihat hukum, Minah harus menjawab semua pertanyaan majelis
hakim. Akhirnya majelis hakim menjatuhkan hukuman satu bulan dengan masa percobaan
tiga bulan tanpa harus menjalani kurungan tahanan.
Kisah lebih pilu dialami Basar Suyanto dan Kholil. Dua warga Kediri, Jawa Timur, tersebut
juga meringkuk di kursi terdakwa dengan tuduhan mencuri buah semangka.
Basar dan Kholil akhirnya divonis hukuman percobaan selama 15 hari pada tahun 2009.
Namun, sebelum vonis itu jatuh, Basar dan Kholil sudah ditahan dua bulan lebih dan
mendapat siksaan saat diperiksa penyidik.
Majelis Hakim yang dipimpin Roro Budiarti kala itu memutuskan, keduanya terbukti
melanggar pasal 363 ayat 1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), yakni pencurian
yang memberatkan.
Rabu (3/2/2010) silam, memvonis empat terdakwa, yakni Manisih, Sri Suratmi, Juwono, dan
Rusnono kasus pencurian biji kapuk masing-masing hukuman penjara selama 24 hari.
Menurut majelis hakim, keempat terdakwa terbukti melakukan pencurian buah kapuk di areal
perkebunan kapuk. Namun karena para terdakwa sebelumnya sudah ditahan selama 24 hari,
maka mereka tidak perlu lagi menjalani hukuman.
Pada tahun 2015 silam, Nenek Asyani, asal Situbondo, Jawa Timur divonis bersalah bersalah
karena terbukti mencuri dua batang pohon jati milik perhutani untuk dibuat tempat tidur.
Nenek Asyani divonis 1 tahun penjara dengan masa percobaan 1 tahun 3 bulan dan denda
Rp500 juta subsider 1 hari hukuman percobaan. Namun Asyani membantah dengan alasan
batang pohon jati itu diambil dari lahannya sendiri oleh almarhum suaminya.
"Saya sudah bersumpah mati tidak ada gunanya. Pasti ada suap. Saya tidak mencuri. Sumpah
pocong, Pak," kata Nenek Asyani
19. Ribuan Warga Pesisir Selatan Buat Petisi, Minta Bupati Rusma Tak Dieksekusi
dalam Kasus Hukum
Ribuan masyarakat yang tergabung dalam menyelamatkan Pesisir Selatan, Sumatera Barat
melaksanakan aksi long march mengantarkan Petisi ke Kejari Painan. Mereka meminta agar
Bupati Rusma Yul Anwar yang terpilih dalam Pilkada 2020 lalu tidak dieksekusi karena
tersangkut kasus hukum. Aksi tersebut dimulai dari GOR Ilyas Yakub menuju kantor Kejari
Painan, Rabu (17/3/2021). Aksi mereka berlangsung tertib dikawal ketat pihak keamanan
yang juga terlihat menempatkan mobil water canon.
"Saya bisa membuat pasal ini untuk membuat orang yang salah jadi tidak salah, saya bisa
menghukum orang ini padahal tidak salah, saya bisa cari buktinya. Itu adalah praktik
industri hukum dan masyarakat sekarang sudah kritis. Sudah tidak bisa dibohongi, kita
harus transparan dan akuntabel," ujar Mahfud, Rabu 16 September 2020
Mahfud tetap optimistis terhadap jajaran Adyaksa karena situasi saat ini penegak hukum
sudah tidak bisa menghindar lagi.