Jaksa kemudian menarik tuntutan tersebut atas dasar hati nurani dan
rasa keadilan. Hakim lalu memvonis bebas Valencya karena tidak
terbukti bersalah.
Irfan pun membela diri dan menyerang balik dengan celurit yang
berhasil direbut. Salah satu dari pelaku begal tersebut kemudian
meninggal saat perjalanan menuju rumah sakit.
Sekira pukul 19, Marjani beraksi. Sontak Kasmito alias Mbah Minto,
penjaga kolam dan pekarangan yang telah mengamati gerak-gerik
Marjani, mendekatinya karena ia menganggap Marjani ingin mencuri.
Kemudian Mbah Minto menyabetkan celurit bergagang kayunya ke
bahu kanan Marjani. Marjani kaget, ia membalikkan badan sambil
berkata “kulo melu urip, Mbah.” Tapi Mbah Minto mengabaikannya.
Marjani pun tak tinggal diam, dia meminta advokat untuk membantu
kasusnya. Herry Darman, kuasa hukum Marjani, berujar bahwa
kliennya dituding mencuri ikan, maka ia telah menyiapkan tujuh
pengacara untuk menuntaskan perkara. “Klien kami tidak mengambil
di kolam (milik) Suhada,” kata Herry, Sabtu (18/12/2021).
“Masalah pekarangan itu milik siapa, saya tidak tahu,” aku dia. Giliran
Pengadilan Negeri Demak menuntaskan kasus Mbah Minto. Perkara
itu terdaftar dengan nomor 183/Pid.B/2021/PN Dmk. Tuntutannya
yakni:
Publik menilai vonis terhadap Mbah Minto tak adil, kasus ini viral dan
menjadi perbincangan. Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan
Hukum Indonesia (YLBHI) Muhammad Isnur berkata dalam konteks
pidana, seharusnya perkara yang diproses pertama kali perihal
dugaan pencurian yang dilakukan Marjani.
“Kenapa jadi lebih cepat (memproses kasus) orang yang membela diri
dibandingkan yang mencuri. Itu sangat aneh dalam proses
pengungkapan hukum,” ucap dia kepada reporter Tirto, Senin (20/12).
Yang dilakukan Mbah Minto bisa disebut pembelaan diri, kata dia.
Pasal 49 KUHP menyebutkan “Tidak dipidana, barangsiapa melakukan
tindakan pembelaan terpaksa untuk diri sendiri maupun untuk orang
lain, kehormatan kesusilaan atau harta benda sendiri maupun orang
lain, karena ada serangan atau ancaman serangan yang sangat dekat
dan yang melawan hukum pada saat itu.”
KASUS IPAD
Dua terdakwa kasus penjualan iPad Randy Lester Samusamu dan Dian
Yudha Negara, divonis bebas PN Jakpus, 25 Oktober lalu. Keduanya
didakwa jaksa menjual iPad tidak berbuku manual bahasa Indonesia
dan tidak bersertifikat. Namun dakwaan jaksa ini ditolak majelis
hakim. Namun, jaksa ngotot dan mengajukan kasasi ke MA.