Anda di halaman 1dari 8

KLIPING

PERLINDUNGAN
DAN PENEGAKAN
HUKUM DI
INDONESIA

NAMA ANGGOTA KELOMPOK:

1. ALFINDA ROSIANA KASIH (04)


2. DEVITA NURWATI (09)
3. ISHA ISLAMMANDA S. S. (18)
4. MARITZA DEWANTY D. (23)
ARTIKEL 1
KPK Setor Rp 16,2 Miliar Uang
Rampasan Korupsi Bansos Covid-19
Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) menyetor Rp 16,2 miliar uang
rampasan kasus korupsi Bansos
Covid-19 ke negara. Uang tersebut
merupakan rampasan dari kasus
korupsi Bansos Covid-19 yang
melibatkan eks Menteri Sosial Juliari
Peter Batubara dkk.
Ali mengatakan uang tersebut Hakim menyatakan dalam kasus
sebelumnya merupakan barang bukti Bansos, Juliari dkk menerima suap
yang disita tim KPK ketika melakukan Rp 32,4 miliar dari para vendor
penyedia bansos.
tangkap tangan pada Desember 2020
terhadap pejabat pembuat komitmen
Sebelumnya KPK juga menyatakan
Kementerian Sosial Matheus Joko masih akan terus menyelidiki pihak-
Santoso. pihak yang terlibat dalam kasus
korupsi bansos ini. Wakil Ketua KPK
Barang bukti yang ditemukan saat itu Alexander Marwata berjanji
penyelidikan itu akan menemui titik
adalah uang tunai dalam berbagai
terang pada akhir tahun ini.
bentuk pecahan mata uang. Di
antaranya, Rupiah, Dolar Amerika Dalam kasus korupsi bansos ini,
Serikat dan Dolar Singapura. sejumlah politikus PDIP memang
sempat disebut-sebut terlibat.
Juliari divonis 12 tahun penjara dan Diantaranya adalah anggota DPR
dendar Rp 500 juta subsider 6 bulan Herman Hery dan Ihsan Yunus yang
disebut mendapatkan paket
kurungan dalam kasus korupsi Bansos
pengadaan bansos.
Covid-19. Hakim juga mewajibkan
Juliari membayar uang pengganti sumber;
sejumlah Rp 14,5 miliar. https://nasional.tempo.co/read/16
28127/kpk-setor-rp-162-miliar-
uang-rampasan-korupsi-bansos-
covid-19

2
ARTIKEL 2
Nenek 92 Tahun Divonis 1 Bulan
karena Tebang Pohon Durian

Upaya damai pernah


ditempuh sebelumnya.
Japaya meminta uang
ratusan juta sebagai syarat
berdamai karena kesal dan
sebagai ganti rugi
penebangan pohon. Namun,
Saulina dan keenam anaknya
Pada tahun 2018, Saulina tidak dapat memenuhi syarat
Sitorus yang berusia 92 tahun tersebut karena tidak punya
divonis 1 bulan 14 hari penjara uang.
karena menebang pohon
durian milik kerabatnya,
Japaya Sitorus di Toba
Samosir, Sumatera Utara,
untuk membangun makam
leluhurnya.

Enam anak Saulina juga


terseret kasus ini dan divonis
majelis hakim Pengadilan
Negeri Balige de
sumber:
ngan hukuman 4 bulan 10 hari
https://nasional.kompas.co
penjara.
m/read/2022/03/24/01300
Vonis ini menarik perhatian
001/kasus-kasus-
karena dalam persidangan,
ketidakadilan-di-indonesia
para saksi yang rumahnya
berdekatan dengan lokasi
tidak pernah melihat Japaya
menanam pohon durian yang
diperkarakan.

2
ARTIKEL 3
Pakar Anggap
Aneh Polisi
Tetapkan Pria
Madiun
Tersangka
Gandjar mengatakan pertanyaan
pertama yang muncul di benaknya Kasus Bjorka
adalah apa tindak pidana yang telah
dilakukan oleh pria Madiun itu. Dia Muhammad Agung
menyayangkan kepolisian yang hanya
Hidayatullah adalah pemuda
menyebut MAH dijerat dengan
21 tahun yang sempat
Undang-Undang Informasi dan
ditangkap oleh kepolisian
Transaksi Elektronik, tanpa pasal
sangkaan. “Masa cuma bilang dijerat
dan tim khusus. Kepolisian
dengan UU ITE? Kalau berani menyangka MAH membantu
menetapkan tersangka berarti sudah mengunggah pernyataan
jelas tindak pidananya,” kata dia. peretas Bjorka ke kanal
Telegram. Motifnya, MAH
diduga ingin terkenal dan
memperoleh uang.

ssumber:
https://nasional.tempo.co/r
ead/1635402/pakar-
anggap-aneh-polisi-
Gandjar mengatakan pembantuan
seperti yang disangkakan kepada tetapkan-pria-madiun-
MAH adalah materi kuliah mahasiswa tersangka-kasus-bjorka
hukum semester II alias ilmu dasar
hukum pidana.
“Kalau yang dasar aja salah, terus
gimana publik mesti percaya
penanganan kejahatan yang lebih
serius seperti korupsi, narkotika,
terorisme, dll?” kata dia.

2
ARTIKEL 4

Omeli Suami Mabuk, Ibu


di Karawang Diadili
Valencya diduga telah melakukan kekerasan dalam
rumah tangga (KDRT) berupa kekerasan psikis kepada
laki-laki yang kemudian bercerai dengannya itu.
Kekerasan psikis itu dilakukan Valencya saat memarahi
suaminya yang sering mabuk dan tidak pulang ke
rumah selama enam bulan. Rekaman omelan tersebut
kemudian digunakan sang suami untuk
melaporkannya.
Di persidangan, jaksa penuntut
umum menuntut Valencya agar
dijatuhi hukuman satu tahun
penjara. Perkara ini pun semakin
menarik perhatian publik. Jaksa
kemudian menarik tuntutan
tersebut atas dasar hati nurani dan
rasa keadilan. Hakim lalu memvonis
bebas Valencya karena tidak
terbukti bersalah.

sumber :
https://nasional.kompas.com/read
/2022/03/24/01300001/kasus-
kasus-ketidakadilan-di-indonesia

2
ARTIKEL 5

Jadi Tersangka Usai Bela


Diri dari Begal
Mohamad Irfan Bahri,
remaja asal Madura
ditetapkan sebagai
tersangka usai membela
diri dari serangan pelaku
begal pada 2018 lalu.

Irfan yang sedang


berlibur ke Bekasi
Irfan pun membela diri dan menyerang menjadi korban begal
balik dengan celurit yang berhasil saat sedang berada di
direbut. Salah satu dari pelaku begal jalan bersama seorang
tersebut kemudian meninggal saat temannya. Tak hanya
perjalanan menuju rumah sakit. ponsel yang dirampas,
pelaku begal yang
Publik kemudian dikagetkan dengan berjumlah dua orang
penetapan status tersangka terhadap
tersebut juga
Irfan oleh Polres Bekasi Kota. Irfan
menyerang Irfan dan
ditetapkan sebagai tersangka dalam
temannya dengan
kasus pembunuhan pelaku begalnya.
celurit.

Namun, Menko Polhukam Mahfud MD


turun tangan dan menghadap Presiden
Joko Widodo. Irfan lalu dibebaskan dan
diberi penghargaan oleh polisi.

sumber :
https://nasional.kompas.com/read/202
2/03/24/01300001/kasus-kasus-
ketidakadilan-di-indonesia

2
Analisis

Analisis Artikel 1
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
menegaskan pengusutan kasus korupsi
pengadaan bantuan sosial sembako COVID-19 di
Kementerian Sosial pada tahun anggaran 2020
belum dihentikan. Kasus yang menyeret eks
Menteri Sosial Juliari Batubara ini masih butuh
waktu untuk dikembangkan. Kasus korupsi
tersebut terjadi karena kacaunya sistem
pendataan penerima bansos dan proses
penyaluran dana bansos, serta kurangnya
pengawasan

Analisis Artikel 3
Hukum pidana memang mengenal konsep
pembantuan yang diatur dalam Pasal 56 Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana. Di pasal tersebut,
disebutkan bahwa bantuan bisa dilakukan sebelum
atau pada saat kejahatan terjadi dan yang
disayayangkan kepolisian yang hanya menyebut
MAH dijerat dengan Undang-Undang Informasi dan
Transaksi Elektronik,tanpa pasal sangkaan.Kepolisian
menyangka MAH membantu mengunggah
pernyataan peretas Bjorka ke kanal Telegram.
Motifnya, MAH diduga ingin terkenal dan
memperoleh uang.

5
Thank you
^^

Anda mungkin juga menyukai