Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS ISU KONTEMPORER

A. Pengertian Isu Kontemporer

Isu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan masalah yang
dikedepankan untuk ditanggapi. Sementara kontemporer merupakan waktu yang sama atau
masa kini. Isu kontemporer adalah isu yang modern , eksis, dan terjadi dan masih
berlangsung sampai sekarang atau segala hal yang berkaitan dengan saat ini.

B. Identifikasi Lebih Lanjut Terkait Isu Pengedaran Narkoba di Indonesia

Apa Isu Kontemporer yang terjadi : Bandar Narkoba Jaringan Internasional Malaysia
Indonesia ditangkap Polri karena menyeludupkan Sabu sebanyak 22 kg atau senilai dengan
38 Milyar.

Kapan isu tersebut terjadi : 18 Juli 2022

Dimana isu tersebut terjadi : Jalan bakti, Tanjung Gusta, Kota Medan, Provinsi Sumatera
Utara

Mengapa isu tersebut dapat terjadi :

1. Semakin pandainya produsen narkoba didalam menyeludupkan narkoba ke berbagai


negara
2. Semakin mudahnya akses untuk mendapatkan narkoba dari oknum-oknum yang
tidak bertanggung jawab
3. Banyaknya aparatur negara bahkan penegak hukum yang bisa dibeli dengan
sejumlah uang demi mendapatkan narkoba

Bagaimana menangani isu tersebut :

1. Melakukan eksekusi mati terhadap pengedar narkoba


2. Penguatan ketahanan NKRI khususnya di Wilayah perbatasan Indonesia dan
Bandara Internasional
3. Menanamkan nilai-nilai norma dan agama kepada masyarakat Indonesia khususnya
generasi muda sebagai penerus bangsa
Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Kepolisian Daerah Jawa Tengah dan jajarannya mengamankan 722,08 gram sabu di
bulan Agustus 2022 ini. Paling banyak diamankan yaitu jaringan Afrika dengan barang bukti
509,7 gram sabu. Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi mengatakan dalam periode
Januari hingga Juli diungkap 1.115 kasus narkoba dengan 1.426 tersangka. Sedangkan
untuk bulan Agustus 2022 diamankan 222 orang tersangka. "Bulan Agustus ini 178 kasus,
222 tersangka dengan rincian pengguna tiga tersangka, kurir 191 tersangka, dan bandar 28
tersangka," kata Luthfi saat jumpa pers di kantornya, Senin (29/8/2022).

Di kesempatan yang sama, Kepala Kantor Bea Cukai Tanjung Emas, Anton Martin,
mengatakan pengungkapan berawal dari informasi adanya pengiriman narkoba lewat
bandara pada pertengahan bulan Juni 2022 lalu. Kemudian ketika paket itu diperiksa tiga
tahap, dipastikan isinya adalah narkoba. "Melakukan penindakan informasi dari teman-
teman Polri. Kita lakukan analisa, x-ray, dan K9 (anjing pelacak). Pengirimnya dari Afrika,"
kata Anton. Modusnya yaitu seo lah pengiriman paket onderdil melalui jasa ekspedisi.
Kemudian dengan menggandeng jasa ekspedisi tersebut dilakukan penelusuran kepada
penerima kemudian dilakukan penangkapan. "Posisi dari bandara lewat jasa paket. Kerja
sama dengan jasa paket, kemudian didapatkan yang bersangkutan (tersangka)," ujarnya.
Tersangka, Canisius Yudhanto Eka Brata, ditangkap di Ungaran, Kabupaten Semarang. Dia
berkilah baru sekali hendak mengedarkan narkoba. Sebelumnya dia menyebut hanya
sebagai pengguna. Namun ketika ditanya Kapolda Jateng, ia mengaku pernah dipenjara
karena masalah narkoba. "Baru pertama ini. Sebelumnya pengguna. Dapat kiriman dari
Afrika itu dikenalkan sama orang di Purwokerto," ujar Canisius yang dihadirkan dalam jumpa
pers.
Selain pengiriman narkoba dari Afrika itu, Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi mengatakan
ada lima kasus lain yang menonjol. Pertama kasus jaringan Solo dengan barang bukti 114
gram sabu dengan tersangka Yuda Nugraha Wijanarka dengan modus mengambil sabu
yang diletakkan di rel Plumbon Sukoharjo. Kemudian jaringan Jepara dengan barang bukti
89,75 gram sabu dan tersangka Eko Susanto yang berperan mengemas sabu dalam paket
kecil untuk diedarkan. Kasus berikutnya yaitu jaringan Jakarta dan Yogyakarta dengan
barang bukti 100 gram sabu dengan tersangka M Rizal yang berperan sebagai perantara
transaksi.
Ada juga kasus dengan barang bukti 500 gram yaitu jaringan Bogor dengan tersangka Oki
Abrianto yang diungkap di Kabupaten Banyumas. Dia membeli sekaligus menjadi perantara
dalam transaksi. Kemudian ada jaringan Jakarta dengan barang bukti ganja 281 gram
dengan tersangka Achep yang ditangkap di Brebes.
"Dari berbagai modus itu diketahui motif. Pengguna mengaku untuk penghilang stres,
mengikuti gaya hidup pergaulan. Pengedar, untuk jadi mata pencaharian, memperluas
jaringan peredaran narkoba. Bandar, memiliki dan menguasai pe
(https://www.detik.com/jateng/hukum-dan-kriminal/d-6260481/222-tersangka-kasus-
narkoba-dibekuk-di-jateng-ada-jaringan-afrika/2)

Anda mungkin juga menyukai