Anda di halaman 1dari 3

Kasus Mutilasi 3 Siswi SMU POSO

Setelah otak kasus mutilasi mengakibatkan 3 Siswi SMU Poso


meninggal dunia dan 1 orang luka-luka. Akibat perbuatan terdakwa
mengakibatkan masyarakat resah khususnya masyarakat Bukit Bambu, Poso.
Hal-hal meringankan, terdakwa belum pernah dihukum, bersikap sopan,
mengakui kesalahan dan tidak mempersulit persidangan dan telah dimaafkan
oleh keluarga korban.

Kasus Pembunuhan Munir

Munir Said Thalib bukan sembarang orang, dia adalah aktifis HAM yang
pernah menangani kasus-kasus pelanggaran HAM. Munir lahir di Malang, 8
Desember 1965. Munir pernah menangani kasus pelanggaran HAM di Indonesia
seperti kasus pembunuhan Marsinah, kasus Timor-Timur dan masih banyak
lagi. Munir meninggal pada tanggal 7 September 2004 di dalam pesawat
Garuda Indonesia ketika ia sedang melakukan perjalanan menuju Amsterdam,
Belanda. Spekulasi mulai bermunculan, banyak berita yang mengabarkan bahwa
Munir meninggal di pesawat karena dibunuh, serangan jantung bahkan diracuni.
Namun, sebagian orang percaya bahwa Munir meninggal karena diracuni
dengan Arsenikum di makanan atau minumannya saat di dalam pesawat. Kasus
ini sampai sekarang masih belum ada titik jelas, bahkan kasus ini telah diajukan
ke Amnesty Internasional dan tengah diproses. Pada tahun 2005, Pollycarpus
Budihari Priyanto selaku
Pilot Garuda Indonesia dijatuhi hukuman 14 tahun penjara karena terbukti
bahwa ia merupakan tersangka dari kasus pembunuhan Munir, karena
dengan sengaja ia menaruh Arsenik di makanan Munir.

Mantan Bupati Dilaporkan Cabuli Anak Kandung

Kekerasan seksual pada anak seakan tak pernah berhenti. Bersama sang ibu
korban kekerasan seksual oleh ayah kandungnya sendiri mendatangi Komisi
Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) di Jakarta Timur. Itu adalah
upaya terakhir yang dilakukan sang ibu demi melindungi sang anak yang masih
di bawah umur. Komnas PA menjadi tempat berlindung dari ancaman yang
dilakukan oleh mantan Bupati Pasaman Sumatera Barat. Beberapa kali sang ibu
dan anaknya mendapat ancaman dari mantan suami jika melaporkan kasus
asusila terseut kepada polisi atau Komnas PA. Terduga pelaku adalah mantan
Bupati Pasaman, Padang, Sumatera Barat, periode 1990-2000. Ibu korban juga
sudah melaporkan kasus tersebut ke Polres Jakarta Selatan, dengan
menyertakan bukti visum korban

Dihantui' Arwah Korban, Suami Akui Bunuh Istri

Liputan6.com, Pekanbaru - Pelaku pembunuhan Lika yang ditemukan terkubur dalam


karung di Kecamatan Tenayan Raya berhasil ditangkap Tim Opsnal Satuan Reserse Kriminal
Polresta Pekanbaru. Pelakunya adalah Mahmudi, yang merupakan suami dari perempuan berusia
25 tahun itu.
Wakil Kepala Polresta Pekanbaru AKBP Ady Wibowo menyebut pria berusia 36 tahun itu
diamankan di Pelabuhan Bakauheni, Provinsi Lampung. Saat itu, Mahmudi sedang menunggu
kapal dengan tujuan Pulau Jawa.
Setelah itu, pelaku langsung dibawa ke Mapolresta Pekanbaru untuk penyidikan lebih lanjut dan
mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Baca Juga
Misteri Mayat Istri di Dalam Karung
Target Main Drum 145 Jam, Kunto Jalani Pesan Sunan Gunung Jati
Warga Kabupaten Malang Ini Namanya Slamet Hari Natal
Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, pelaku mengaku mengakhiri hidup istrinya itu
memakai pisau. Dia lalu mengubur korban setelah dimasukkan ke dalam karung di belakang
pondok, tempat keduanya tinggal sehari-hari menjaga kebun.
"Pisau itu sudah diamankan penyidik sebagai barang bukti," sebut Ady, Rabu (28/12/2016) di
Mapolresta Pekanbaru.
Ady menyebut Mahmudi ditangkap pada Senin, 26 Desember 2016, sekitar pukul 17.00 WIB.
Penangkapannya berselang 24 jam setelah petugas menemukan jasad korban dan
mengevakuasinya ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau untuk diautopsi.
Saat dibongkar petugas, jasad korban sudah membusuk. Pelaku juga menutupi gundukan tanah
tempat korban dikubur dengan tanaman cabai dengan tujuan menghilangkan bau busuk dan
kecurigaan warga.
"Atas perbuatannya ini, pelaku dijerat Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan dengan ancaman di
atas 5 tahun penjara," kata Ady.
Sementara itu, kepada wartawan, pelaku menyebut tega membunuh istrinya yang sudah
tujuh tahun bersamanya karena rasa cemburu. Selain itu, pelaku dan kobran mengaku sering
cekcok.
"Saya kesal karena dia sering mengeluh dan mendesak pulang kampung. Dia marah dan
mendorong saya. Karena itu saya marah dan menikamnya pakai pisau," kata pelaku di
Mapolresta Pekanbaru.
Pelaku juga mengaku sayang dengan istrinya. Sejak kejadian itu, dia sering dibuntuti arwah
istrinya yang telah dibunuhnya.
"Saya sayang dengan istri saya. Ini dia (istri) sedang berada di sebelah saya," kata pelaku sambil
menunjuk ke sebelah kirinya, seolah-olah sang istri berada di sampingnya.

Anda mungkin juga menyukai