Anda di halaman 1dari 12

KLIPING PPKN

10 KASUS PELANGGARAN HAM

Disusun Oleh:

Nama: Dimas Erlangga Saputra

Kelas:11 IPS C

Nis:10159

SMA NEGERI 1 NGABANG

2023
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih


lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji
syukur atas kehadiran-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan Inayah-nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan Kliping remedial PPKN
tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Kliping ini telah kami susun dengan maksimal dan


mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
Menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa


masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat menjadikan sebagai masukan
untuk membuat kliping selanjutnya.

Akhir kata kami berharap semoga kliping tentang


pelanggaran hak asasi manusia ini dapat dipelajari dan
menjadi perbaikan untuk hidup berbangsa dan bernegara.
1. PELANGGARAN HAM DI MASYARAKAT & NEGARA
a. Peristiwa Tanjung Priok

Kasus ini murni pelanggaran HAM. Bermula ketika warga sekitar Tanjung
Priok, Jakarta Utara melakukan demonstrasi beserta kerusuhan yang
mengakibatkan bentrok antara warga dengan kepolisian dan anggota TNI
yang mengakibatkan sebagian warga tewas dan luka-luka serta sejumlah
gedung rusak terbakar. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 12 September 1984.
Sejumlah orang yang terlibat dalam kerusuhan diadili dengan tuduhan
melakukan tindakan subversif, begitu pula dengan aparat militer, mereka
diadili atas tuduhan melakukan pelanggaran hak asasi manusia pada
peristiwa tersebut. Peristiwa ini dilatar belakangi masa Orde Baru.

b. Kasus Pembunuhan Munir

Munir Said Thalib bukan sembarang orang, dia adalah aktifis HAM yang
pernah menangani kasus-kasus pelanggaran HAM. Munir lahir di Malang, 8
Desember 1965. Munir pernah menangani kasus pelanggaran HAM di
Indonesia seperti kasus pembunuhan Marsinah, kasus Timor-Timur dan
masih banyak lagi. Munir meninggal pada tanggal 7 September 2004 di
dalam pesawat Garuda Indonesia ketika ia sedang melakukan perjalanan
menuju Amsterdam, Belanda. Spekulasi mulai bermunculan, banyak berita
yang mengabarkan bahwa Munir meninggal di pesawat karena dibunuh,
serangan jantung bahkan diracuni. Namun, sebagian orang percaya bahwa
Munir meninggal karena diracuni dengan Arsenikum di makanan atau
minumannya saat di dalam pesawat. Kasus ini sampai sekarang masih belum
ada titik jelas, bahkan kasus ini telah diajukan ke Amnesty Internasional dan
tengah diproses. Pada tahun 2005, Pollycarpus Budihari Priyanto selaku Pilot
Garuda Indonesia dijatuhi hukuman 14 tahun penjara karena terbukti bahwa
ia merupakan tersangka dari kasus pembunuhan Munir, karena dengan
sengaja ia menaruh Arsenik di makanan Munir.

c. Pembunuhan Aktivis Buruh Wanita, Marsinah

Marsinah merupakan salah satu buruh yang bekerja di PT. Catur Putra
Surya (CPS) yang terletak di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Masalah muncul
ketika Marsinah bersama dengan teman-teman sesama buruh dari PT. CPS
menggelar unjuk rasa, mereka menuntut untuk menaikkan upah buruh pada
tanggal 3 dan 4 Mei 1993. Dia aktif dalam aksi unjuk rasa buruh. Masalah
memuncak ketika Marsinah menghilang dan tidak diketahui oleh rekannya,
dan sampai akhirnya pada tanggal 8 Mei 1993 Marsinah ditemukan
meninggal dunia. Mayatnya ditemukan di sebuah hutan di Dusun Jegong,
Kecamatan Wilangan, Nganjuk, Jawa Timur dengan tanda-tanda bekas
penyiksaan berat. Menurut hasil otopsi, diketahui bahwa Marsinah
meninggal karena penganiayaan berat.

d. Penculikan Aktivis 1997/1998

Salah satu kasus pelanggaran HAM di Indonesia yaitu kasus penculikan


aktivis 1997/1998. Kasus penculikan dan penghilangan secara paksa para
aktivis pro-demokrasi, sekitar 23 aktivis pro-demokrasi diculik.Kasus
penculikan aktivis menimpa para aktivis pemuda dan mahasiswa yang ingin
menegakkan keadilan dan demokrasi di masa pemerintahan Orde Baru.
Mereka yang kritis dalam menyikapi kebijakan pemerintah dianggap sebagai
kelompok yang membahayakan dan merongrong negara.Peristiwa ini terjadi
menjelang pelaksanaan PEMILU 1997 dan Sidang Umum MPR 1998.
Kebanyakan aktivis yang diculik disiksa dan menghilang, meskipun ada satu
yang terbunuh. 9 aktivis dilepaskan dan 13 aktivis lainnya masih belum
diketahui keberadaannya sampai kini. Banyak orang berpendapat bahwa
mereka diculik dan disiksa oleh para anggota militer/TNI. Kasus ini pernah
ditangani oleh komisi HAM.

e. Pembantaiaan Rawagede

Peristiwa ini merupakan pelanggaran HAM berupa penembakan beserta


pembunuhan terhadap penduduk kampung Rawagede (sekarang Desa
Balongsari, Rawamerta, Karawang, Jawa Barat) oleh tentara Belanda pada
tanggal 9 Desember 1947 diringi dengan dilakukannya Agresi Militer
Belanda I. Ketika tentara Belanda menyerbu Bekasi, ribuan rakyat
mengungsi ke arah Karawang. Pertempuran kemudian berkobar di daerah
antara Karawang dan Bekasi, mengakibatkan jatuhnya ratusan korban jiwa
dari kalangan sipil. Puluhan warga sipil terbunuh oleh tentara Belanda yang
kebanyakan dibunuh tanpa alasan yang jelas. Pada 14 September 2011,
Pengadilan Den Haag menyatakan bahwa pemerintah Belanda bersalah dan
harus bertanggung jawab. Pemerintah Belanda harus membayar ganti rugi
kepada para keluarga korban pembantaian Rawagede

Pembantaian Rawagede merupakan pelanggaran Ham berat Pembantaian


Rawagede ini bisa dibilang merupakan suatu kejahatan perang, namun jika
kita melihat dari sisi kemanusiaan peristiwa ini juga merupakan suatu
pelanggaran yang melanggar Ham yang di golongkan dalam Personal right
yaitu Hak untuk hidup.

Peristiwa ini dikira menjadi inspirasi dari sajak terkenal Chairil Anwar
berjudul Antara Karawang dan Bekasi, tetapi ternyata dugaan tersebut tidak
terbukti.
2. PELANGGARAN HAM DI SEKOLAH
a. Kasus Mutilasi 3 Siswi SMU POSO

Mutilasi 3 siswi SMA Poso adalah sebuah aksi terorisme yang terjadi
pada tahun 2005. Pada tanggal 30 Oktober 2005, Theresia Morangke (15),
Alfita Poliwo (17) dan Yarni Sambue (17) dipenggal oleh para teroris
Muslim di wilayah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Indonesia; sebuah
daerah yang pernah dilanda konflik sektarian pada tahun 2001.[1] Tiga orang
pelaku merencanakan aksi ini setelah kunjungan mereka ke Filipina.
Kepolisian menetapkan Hasanuddin, Irwanto Irano, dan Lilik Purwanto
sebagai para tersangka dan ketiganya ditangkap pada tahun 2006, dan baru
didakwa setahun setelahnya. Hasanuddin dipenjara selama 20 tahun dan yang
lainnya dipenjara 14 tahun.

b. Pelarangan Jilbab Terjadi Hampir di Seluruh Bali

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR-- Kasus pelarangan mengenakan


jilbab di sekolah di Bali ternyata bukan hanya dilakukan SMAN 2 Denpasar.
Lebih dari itu, pelarangan mengenakan jilbab di Bali ditengarai dilakukan
sebagian besar sekolah yang ada di seluruh kabupaten dan kota di Bali.

Komisioner Subkomisi Pemantauan dan Penyelidikan Komisi Nasional


Hak Azasi Manusia (Komnas HAM), itu mengatakan pihaknya telah
mengadakan pertemuan dengan Anita Whardani siswa SMAN 2 Denpasar
yang sebelumnya dilarang mengenakan jilbab di sekolah. Dia telah
menghimpun data-data dan mendapatkan masukan-masukan dari Anita dan
juga Tim Advokasi Kasus Jilbab Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia
(PW PII) Bali.
c. Kasus Bullying Terjadi di SMAN 9 Tangerang

Kedatangan CE siswi kelas 1 SMAN 9 Serua, Ciputat, Tangerang Selatan


untuk melaporkan aksi kekerasan (bullying) yang diduga dilakukan oleh
kakak kelasnya di sekolahorangtua CE mengatakan peristiwa yang dialami
putrinya itu terjadi di dalam lingkungan sekolah usai jam pelajaran. Pelajar
berusia 16 tahun itu dibullying dengan cara dilepas kancing bajunya serta
seragamnya dicoret-coret dengan kata-kata kotor. Salah seorang pelaku
membantah melakukan aksi bullying terhadap yuniornya. Dia mengaku
hanya memberi saran kepada adik kelasnya agar tidak memakai seragam
sekolah terlalu ketat. Karena korban melawan, akhirnya 2 buah kancing baju
terlepas. Meski membantah pelecehan, pihak SMAN9 tetap menjatuhi
hukuman berupa sanksi teguran. Sanksi memang telah dikeluarkan, namun
yang terpenting adalah peran sekolah untuk menghilangkan tradisi bullying
senior terhadap junior yang selalu berulang tiap tahun ajaran baru tiba.

d. Kasus pemukulan siswa SMK di Semarang

peristiwa terjadi saat siswa SMKN 5 Semarang merayakan kelulusan di


depan sekolahnya, tiba-tiba mereka berjalan menghampiri gerombolan siswa
yang ada di dekat lokasi. Untuk menghindari tawuran, polisi berusaha
menghalau namun para siswa justru berlarian. Kondisi mulai kondusif ketika
guru berinisial H yang memakai pakaian putih dan membawa tongkat datang.
Dia berteriak meminta para siswanya agar masuk ke gedung SMKN 5
Semarang. Saat semua siswa mulai memasuki gerbang sekolah, pria tersebut
menghampiri Januar dan menariknya dari belakang warung. Pria itu juga
menanyakan asal sekolah Januar, dan ketika Januar menjawab dari SMK
Perdana, dia diminta segera pulang. Dalam laporannya kepada polisi, Januar
mengaku dipukul dengan bambu hingga bengkak di belakang telinga sebelah
kanan.

e. Siswa SMK Sukabumi Tawuran, 1 Kena Gir di Kepala

Belasan siswa dari 4 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berbeda di


Sukabumi, Jawa Barat dijemur di halaman Polsek Cibadak. Para siswa itu
tertangkap ketika terlibat tawuran di Jalan Siliwangi, Cibadak, Sukabumi
pada Kamis siang 14 Agustus 2014. Kesaksian seorang korban, Maulana,
saat itu bersama teman-temannya sedang naik angkutan kota ketika tiba-tiba
pelajar dari SMK lain mencegat. Tawuran pun tidak terhindarkan. Maulana
terkena pukulan gir sehingga menderita luka di kepala. Maulana, siswa SMK
di Sukabumi itu masih beruntung. Ia hanya menderita luka di kepala akibat
terkena gir. Seorang pelajar SMK Adi Luhur, Condet, Jakarta, Oka Wira
Satya dibacok di bagian kepala dan punggungnya ditusuk dengan senjata
tajam saat terlibat tawuran beberapa waktu lalu. Oka sempat dilarikan ke RS
Haji Pondok Gede, Jakarta Timur. Namun akhirnya ia tewas akibat luka
tusuk di punggung yang ternyata menembus paru-parunya

3. PELANGGARAN HAM DI KELUARGA


a. Kasus Kekerasan Terhadap Istri

SURABAYA- Women Crisis Center (WCC) merilis selama 2011 terdapat


81 pengaduan yang masuk. Dari jumlah tersebut, sebanyak 27 kasus
kekerasan terhadap istri (KTI).

"Dari data pendampingan yang diperoleh WCC Jombang tercatat tahun 2011
terdapat 81 pengaduan," kata Palupi Pusporini, Direktur WCC Jombang,
dalam rilis yang diterima okezone, Senin (2/1/2012). Jumlah tersebut disusul
dengan kekerasan dalam pacaran (KDP) sebanyak 18 kasus, perkosaan
sebanyak 15 Kasus, pelecehan seksual (PS) sebanyak 6 kasus, dan kekerasan
dalam keluarga (KDK) sebanyak 5 kasus. Kemudian disusul trafficking 2
kasus, serta violence dan no-violence masing-masing 4 kasus.

b. Ayah Tiri Bejat Rekam Aksinya di Telepon Genggam

Sangkala, warga Kelurahan Mangkupalas, Samarinda, Kalimantan Timur


pasrah saat digiring petugas Reskrim Polsekta Samarinda Seberang untuk
diperiksa. Pria yang berprofesi sebagai penjual obat itu ditangkap setelah
dilaporkan oleh istrinya karena terbukti telah melakukan pelecehan seksual
terhadap anaknya yang masih duduk di bangku kelas 3 SD.

Perbuatan bejatnya itu dilakukan pada malam hari sesaat sebelum


berangkat berjualan. Awalnya, tersangka melihat anak tirinya tidur tanpa
mengenakan pakaian. Tersangka mengaku perbuatannya itu telah dilakukan
sebanyak 2 kali saat istrinya sedang tidak berada di rumah. Perbuatan ayah
tiri itu diketahui oleh sang istri melalui telepon genggam miliknya karena
tersangka merekam aksinya melalui telepon genggam miliknya. Akibat
perbuatannya itu, tersangka kini terancam UU Perlindungan Anak dengan
ancaman hukuman 15 tahun penjara dan sang istri pun melayangkan gugatan
cerai pada dirinya.

c. Mantan Bupati Dilaporkan Cabuli Anak Kandung

Kekerasan seksual pada anak seakan tak pernah berhenti. Bersama sang
ibu korban kekerasan seksual oleh ayah kandungnya sendiri mendatangi
Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) di Jakarta Timur. Itu
adalah upaya terakhir yang dilakukan sang ibu demi melindungi sang anak
yang masih di bawah umur. Komnas PA menjadi tempat berlindung dari
ancaman yang dilakukan oleh mantan Bupati Pasaman Sumatera Barat.
Beberapa kali sang ibu dan anaknya mendapat ancaman dari mantan suami
jika melaporkan kasus asusila tersebut kepada polisi atau Komnas PA.
Terduga pelaku adalah mantan Bupati Pasaman, Padang, Sumatera Barat,
periode 1990-2000. Ibu korban juga sudah melaporkan kasus tersebut ke
Polres Jakarta Selatan, dengan menyertakan bukti visum korban

Kasus ini mengingatkan kita pada kekerasan seksual yang terjadi di


Jakarta International School (JIS), yang akhirnya menguak sebuah tragedi
kejahatan seksual di sebuah sekolah. Korban yang mengalami kekerasan
seksual di bawah ancaman berubah menjadi pribadi yang penakut.

Para pelaku di JIS memang sudah ditangkap dan ditahan polisi. Namun
yang tak kalah penting adalah bagaimana kita bisa melindungi dan
mengembalikan trauma korban dari ingatan kejahatan seksual di masa lalu.
(Ein)
d. Bayi 9 bulan korban kekerasan seks dimakamkan keluarga

Bayi berumur sembilan bulan yang meninggal karena diduga mengalami


kekerasan seksual telah dimakamkan oleh keluarganya. Bayi tersebut
diketahui bernama Anggita Anggraini.Menurut Tri, ibu kandung dari
Anggraini bernama Mama Ajeng. Akan tetapi Mama Ajeng masih enggan
ditemui oleh awak media lantaran masih kecapekan dan ingin beristirahat.

e. Pria di Bandung Diduga Cabuli Anak Kandung Selama 7 Tahun


P (44) pria asal Kelurahan Cijerah, Kecamatan Bandung Kulon, Kota
Bandung, Jawa Barat ditangkap polisi. Dia dilaporkan keluarganya karena
melakukan aksi pencabulan selama 7 tahun kepada YS (18) yang merupakan
putri kandungnya sendiri. Tindakan yang dilakukan berulang kali sejak YS
duduk di kelas 6 sekolah dasar (SD). Atas perbuatan itu, YS mengandung
dan memiliki 1 orang anak. AP melakukan aksinya itu pertama kali pada
2007. Saat itu YS yang baru pulang menghadiri acara perpisahan kelas 6 SD
diiming-imingi permen untuk melayani hasratnya tersebut. "Di situ tersangka
melakukan aksi pencabulan kepada korban dengan ancaman bila memberi
tahu kejadian tersebut maka akan dibunuh oleh tersangka beserta seluruh
keluarga yaitu ibu korban dan adik korban. Tindakan pelaku semakin
menjadi-jadi terlebih setelah istrinya meninggal dunia. Buntutnya YS
mengandung anak yang diduga hasil dicabuli oleh tersangka pada Februari
2011

f. keluarga Korban kerusuhan 1998

Salah satu orang tua korban kerusuhan 1998, Maria Sanu, meminta
pemerintah menuntaskan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu. Dia
mengatakan anaknya dibakar hidup-hidup dan jenazahnya tak pernah
diketahui keberadaannya.
Hal itu disampaikan Maria dalam ‘Diskusi Publik: Deklarasi Korban dan
Masyarakat Sipil’ di Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (2/7/2023). Maria
merupakan ibu kandung dari Stefanus Sanu, yang diduga tewas dalam
kerusuhan Mei 1998.

“Sudah 25 tahun sejak 1998 belum terselesaikan, sudah 25 tahun reformasi


sampai saat ini belum juga terungkap siapa dalang kerusuhan. Saya mewakili
keluarga korban lainnya, ingin mengutarakan pesan dari mereka karena
banyak korban juga,” kata Maria.

KESIMPULAN & SARAN

Dari banyak kasus yang melanggar hak asasi manusia di atas dapat
Di ambil pelajaran untuk jangan sampai kita melakukan hal hal
Seperti itu agar tidak terkena delik pidana,lebih baik hidup tenang
Harmonis dengan melaksanakan kepunyaan mendasar yang kita
Punya dan jangan lupa kita juga mengingatkan kepada orang yang
Sering kita jumpai akan hak yang kita miliki sebagai manusia,agar
Kita menjadi manusia yang beradab dan bermartabat.

Anda mungkin juga menyukai