Anda di halaman 1dari 11

KASUS PENYEBARAN BERITAHOAX KASUS PEMBULLYAN AUDREY

“JUSTICE” FOR AUDREY VS AUDREY JUGABERSALAH”

Wanda Eka Febyana

NIM 51418054

FAKULTAS EKONOMI/BISNIS

JURUSAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA MADIUN

MADIUN 2019
ABSTRAK

Bullyng Tindakan satu orang atau lebih mencoba untuk menyakiti atau mengontrol orang lain
dengancara kekerasan. Ada beberapa jenis Bullyng, bisamenyakiti dalam bentuk fisik seperti
memukul, mendorong dsb, Ada juga dalam bentukverbal seperti menghina, membentak dengan
kata yang kasar bahkan sampai memojokan atau mengucilkan. Pada saat ini penyebaran berita
melalui media social sangat mudah walaupun belum tentu tentang kebenaran berita tersebut,
banyak berita palsu/hoax yang mudah menyebar di media social, sepertiyang baru baru ini
tersebar berita kasus pembullyan siswi smp yang di keroyok 11 siswi SMA, Tujuan dibuat paper
iniuntuk menganilis kasus pembullyan terhadap Audrey

Kata kunci; Bully, Audrey,Hoax


BAB I

PENDAHULUAN

Sudah kodrat sebagai manusia yang berakal, manusia merupakan mahluk yang berpikir,
ingin mengenal, menggagas, rasa ingin tahu yang tinggi, mereflesikan dirinya dengan Tuhan
yang maha esa atau dengan sesamanya,

Setiap manusia harus bertindak dalam hidupnya. Bertindak yang di maksut adalah
tindakan manusia yang memenuhi standart atau kriteria normative tertentu, dengan bertindak
manusia dapat melukiskan keinginannya secara mendalam. Kegitan berpikir tersebut bertujuan
untukmendapatkan pengetahuan yang bersifat umum dalam bentuk teori, hokum-hukum, kaidah-
kaidah dan asas dari berbagai permasalahan.

Sebagai manusiakita juga harus punya etika dalam menjalani kehidupan, etika merupakan
ilmubaik buruknya dan hak serta kewajiban moral kehidupan karena atanya etika kita bias
belajar bagiamana bersikap sopan dan mengerti tentang baik buruknya sikap dalam menjalani
tindakan di kehidupan

Berikut ini adalah salah satu contoh sikap manusia memiliki etika buruk. Ia adalah
Audrey dan teman temannya dalam kasus pembullyan dan penyebaran berita hoax. Audrey
mengaku telah mengalami bullyng oleh 12 siswi SMA, ia memberi informasi telah mengalami
kekerasan seperti tinjuan, di banting ke aspal, penekanan di perut sampai dirusaknya
keperawanan Audrey oleh pelaku
BAB II

PEMBAHASAN

Media social ramai membahas kasus pembullyan yang di terima oleh Audrey siswi SMP yang di
keroyok 12 siswi SMA, petisi yang di tandatangani oleh 3juta lebih masyarakat indoneisa ini
menarikseluruh kalangan untuk menyorot kasus tersebut mulai dari public figure, vlogger, sampai
presiden Indonesia menanggapi kasus ini

Sorotan besar atas kasus ini berawal dari munculnya tagar JusticeforAudrey di media sosial.
Rupanya, kasus ini juga berawal dari media sosial. Hal itu terungkap berdasarkan pengakuan tujuh dari 12
siswi SMA yang terkait dugaan kekerasan ini. Mereka buka suara usai dimintai keterangan oleh polisi di
Polresta Pontianak, Rabu (10/4/2019). Dugaan kekerasan yang dialami A bermula dari cekcok akibat
saling ejek antara A dengan siswi SMA di medsos. Salah satu pelajar berinisial Ec alias NNA (17)
mengakui perkelahian dimulai dari dirinya dengan A karena kekesalannya terhadap korban yang sering
mem-bully dirinya di medsos. A dan para siswi SMA itu pun bertemu di tepi Sungai Kapuas, pada Jumat
(29/3) untuk menyelesaikan cekcok dari medsos itu. Saat bertemu itulah terjadi perkelahian.

Singkat cerita, usai perkelahian terjadi, ibu korban membuat laporan ke Polresta Pontianak. Pihak
kepolisian kemudian melakukan penyelidikan, berlanjut ke penyidikan hingga ditetapkanlah tiga
tersangka pelaku,yakni:Ar,Ec alias NNA, dan Ll.

"Tetapi fakta yang ada itu menjambak rambut, mendorong sampai terjatuh, memiting, dan melempar
sandal. Itu ada dilakukan dan tidak ada tindakan melukai alat kelamin," kata Kapolresta Pontianak
Kombes M Anwar Nasir, sebagaimana dikutip dari Antara.

Berdasarkan keterangan tujuh dari 12 orang yang siswi SMA terkait dugaan kekerasan yang buka
suara usai dimintai keterangan oleh polisi di Polresta Pontianak, Rabu (10/4/2019), perkelahian terjadi
pada Jumat (29/3).Pada Jumat (29/3) itu, berdasarkan cerita Ec alias NNA, dia dan A membuat janji
bertemu pada Sabtu (30/3) untuk menyelesaikan permasalahan mereka yang berawal dari ejek-ejekan di
medsos. Namun, rupanya A meminta pertemuan dilakukan di hari itu juga.A dan Ec pun bertemu di
pinggir tepi Kapuas. Dalam pertemuan itu, mereka terlibat adu mulut dan berlanjut dengan baku
hantam.Tak berhenti di situ, perkelahian berlanjut ke lokasi lainnya, yaitu Taman Akcaya yang jaraknya
sekitar 500 meter dari tepi Kapuas. Di sana A berkelahi lagi dengan Ar dan Ll. Ec menyebut tak ada
pengeroyokan, yang ada duel satu per satu.

Di lokasi yang sama, Komisioner KPPAD Pontianak Alik R Rosyad, yang mendampingi korban
dan pelaku karena masih termasuk kategori anak, juga menjelaskan kronologi perkelahian tersebut.
Menurut Alik, berdasarkan penjelasan para pelajar tersebut, perkelahian diawali dari Ec dan A di Aneka
Pavilion. Kemudian A mencoba lari ke Taman Akcaya, yang berjarak sekitar 500 meter dari lokasi
pertama.
A kemudian dikejar Ec. Saat sedang mengejar korban, Ec bertemu Ar di Jalan Uray Bawadi. Ar kemudian
diajak mengejar A, dan mereka bertemu korban di Taman Akcaya. Kemudian A berkelahi dengan Ar.
Setelah selesai berkelahi dengan A, Ll datang dan berkelahi lagi dengan A di lokasi yang sama.

5 April 2019 Ibu korban mengadukan kasus ini ke Polsek Pontianak.

8 April 2019Kasus ini kemudian dilimpahkan ke Polresta Pontianak. Dari BAP orang tua, A disebut
sempat dijemput di rumahnya oleh temannya yang berinisial DE dan diantar ke rumah sepupunya yang
berinisial PP. Selanjutnya, A dan PP pergi naik motor dan mengaku dibuntuti 4 perempuan. Mereka lalu
dicegat seseorang berinisial TR, yang lalu melakukan penganiayaan bersama EC dan LL. 

Setelah diramaikan dengan tagar Justice For Audrey, Twitter turut diramaikan dengan tagar Audrey Juga
Bersalah. Tagar tersebut muncul setelah dugaan penganiayaan terhadap seorang siswi SMP di Pontianak
berusia 14 tahun bernama Audrey.

Justice For Audrey awalnya merupakan simpati yang ditunjukkan publik ketika mengetahui Audrey
menjadi korban kekerasan 12 siswi SMA 12. Lalu, setelah polisi mengumumkan hasil visum yang tak
sesuai dengan cerita yang beredar dan menetapkan tiga tersangka kekerasan Ar, Ec alias NNA, dan Ll,
publik malah berbalik sikap terhadap Audrey. Tagar Audrey Juga Bersalah mempertanyakan kebenaran
cerita yang sesungguhnya.

Dari penelusuran Tagar News, akun Twitter @bomsiwor menjadi yang pertama menulis Audrey Juga


Bersalah dibarengi dengan Justice For Audrey. Ia menilai, hanya pelaku yang bersalah, tetapi juga
korban yakni Audrey.
Kemudian Audrey Juga Bersalah diikuti oleh pemilik akun Twitter @serenadipty. Akun ini memilih
untuk bersikap bijak terkait dugaan kekerasan daripada ikut campur dan malah melakukan perundungan
terhadap pelaku.

"Saya bukan membela ke-12 pelaku. Mereka berduabelas itu emang salah, pasti. Tapi, apa korban sudah
pasti benar? Daripada membully pelaku, ada baiknya kita jadi penengah. Kalau bisa kita nasihati kedua
belas pihak. #AudreyJugaBersalah," cuit @serenadipty pada 11 April 2019.

Akun Twitter @andrebriian pun mengaku sadar menyikapi permasalahan dengan objektif.


"Yuk @yuyundwy93 baru saja menyadarkanku untuk lebih objektif menyikapi #JusticeForAudrey dan
#AudreyJugaBersalah," ungkapnya di Twitter pada 11 April 2019.

Sementara akun Twitter @kuntul_ireng saat itu memilih untuk menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut
dari pihak kepolisian. Ketimbang melihat kasus dugaan kekerasan terlalu dini.

"Tinggal kita tunggu hasil penyidikan dari pihak berwajib, doa terbaik buat mereka "terduka pelaku" dan
juga "terduka korban" dan lebih khusus buat "netizen" termasuk saya yang terlalu dini melihat suatu
kasus dari satu sisi saja Apakah #JusticeForAudrey atau #audreyjugabersalah," celotehnya pada 11 April
2019.

Audrey Juga Bersalah juga terus digunakan publik untuk memberikan pendapat terhadap kasus dugaan
kekerasan terhadap Audrey. Sampai-sampai membuat pemilik salah satu pengguna media sosial bingung.

"Mantau kasus Audrey dr twitnya Om Kurawa, dari beberapa thread orang, dari berita tv juga. Bahkan
muncul hastag tandingan #Audreyjugabersalah. Jujur aku tuh bingung, tapi intinya ada "pelebih-lebihan
cerita" pada kasus Audrey ini ya," tukas pemilik akun twitter @nadyamrdnr pada 11 April 2019

Kasus pengeroyokan yang dikabarkan dilakukan oleh 12 orang siswi SMA  pada seorang siswi SMP yang
masih berusia 14 tahun dipontianak kalimantan barat dan dalam kasus pengeroyokan ini, ada 3 orang
yang menjadi pelaku utama, sementara 9 orang lainnya hanya membantu. Berdasarkan berita yang sudah
beredar begitu luas latar belakang dari aksi pengeroyokan ini adalah dipicu oleh masalah asmara yang
memicu permasalah itu terjadi hingga mengakibatkan korban menjadi depresi, luka fisik, dan termaksud
kemaluannya rusak. Dan atas kejadian yang menimpa Audrey gadis kecil yang berusia 14 tahun itu
terseberluas dan sehingga menjadi pemicu amarah publik, dan juga menjadi perbincangan dunia dan
hingga timbullah tagar #justiceforAudrey.

Setelah kabar itu beredar luas muncullah berita terbaru dari kasus pengeroyokan yang menimpa Audrey
yang tak kala menghebohkan public yaitu dimana terdapat beberapa kejangganlan yang terjadi pada kasus
ini, setelah keluarnya hasil tes pemeriksaan dari pihak kedokteran yang bertolak belakang seperti apa
yang telah diceritakan oleh korban sebelumnya.

Beberapa urain fakta terbarupun bermunculan pada kasus Audrey. Fakta pertama menyatakan bahwa
korban dikeroyok pada dua lokasi, kasat reskrim polresta Pontianak kompol Muhammad Rusni Ramli
mengatakan, aksi penganiayaan terhadap Audrey di dua tempat yang berbeda, penganiayaan yang berawal
pada 29 maret 2019, yang dimana Audrey dijemput oleh pelaku dikediamannya sendiri, dan kemudian
diajak menuju jalan Sulawesi, tampa menaruh curiga Audreypun mengikutinya dan disitulah awal mula
penganiayaan dimulai.

Dan saat pengeroyokan itu terjadi Audrey selaku korban sempat berusaha melarikan diri namun
pelariannya berhasil tertangkap oleh pelaku lainnya, setalah itu korbanpun kembali dibawa menuju taman
akcaya atau lokasi kedua terjadinya kasus pengnaniayaan dan ditaman itulah korban kembali mulai
dianiaya oleh para pelaku. Selain itu fakta lainnya yang telah terungkap dalam penyelidikan adalah tidak
terjadinya aksi pengeroyokan seperti yang diberitakan atau tersebar luas dimedia social melainkan 3
pelaku utama melakukan penganiaya secara bergantian, bahkan penjelasan dari korbanpun tidak ada
terjadinya kekerasan pada alat kelaminnya.

Fakta kedua adalah hasil visum yang keluarkan oleh mitra medika berdasarkan hasil visum yang telah
dilakukan tidak ada bekas hasil penganiayaan pada korban (Audrey) seperti yang diberitakan yaitu  tidak
adanya bengkak dibagian kepala , tidak ada memar dibagian mata, hingga alat kelamin yang dikabarkan
dirusak oleh para pelakupun  tidak ada bekas ataupun luka robek. Berikut ungkap Kapolresta Pontianak
Kombes Muhammad Anwar Nasir  "

Sementara soal fisik tak ada bengkak di kepala korban. Mata juga tak memar sehingga daya lihatnya
normal. Pada alat kelamin korban tak ada luka robek atau memar,  Saya ulangi, selaput daranya tak robek
ataupun memar,". Hal ini diperkuat oleh Kepala Bidang Dokkes Polda Kalbar Kombes dr Sucipto yang
memastikan hasil pemeriksaan dokter tidak ada kerusakan pada area sensitifnya. "Intinya masih utuh,
tidak ada robekan atau luka dan tidak ada trauma fisik pada area sensitif tersebut," ujar Sucipto.
Setelah keluarnya hasil visum disitulah mulai munculnya kecurigaan para netizen akan kasus yang telah
menimpa Audrey sehingga menimbulkan hastek baru pula yaitu Justice for Netizen  dan Audrey juga
bersalah yang dimana para netizen mengangap bahwa kasus ini adalah hoax dan bentuk pansos dari
Audrey yaitu dengan adanya begitu banyak bukti baru yang bermunculan tentang kasus ini bahkan
banyak Netizen yang menyatakan bahwa Audrey juga bersalah atas kasus ini , seperti pepatah yang
mengatakan tidak ada asap tampa adanya api begitu pula dengan kasus ini, para pelaku tidak akan
melakukan tindakan yang begitu keji terhadap Audrey jika Audrey tidak melakukan kesalahan dan seperti
yang diberitakan bahwa Audrey turut ikut campur akan kasus persoalan keluarga salah satu pelaku
bahkan Audrey selalu membuly pelaku sehingga itulah yang menimbulkan amarah salah seorang pelaku
pada Audrey.

Selain dari hasil visum yang bertolak belakang dengan apa yang telah dipublikasikan terdapat
kejanggalan  lainnya, salah satunya kejangalannya adalah kejanggalan yang terjadi pada saat Atta
Halilintar mengunjungi Audrey yaitu pada saat jengukan Atta Halilintar, Audrey menginkan agar
dimasukkan di youtobe, dan agar Atta mempromokan Instagramnya, dan juga ingin di folback oleh Atta
Instagramnya dan lain sebagainya, dan situlah timbul kecuriigaan yang begitu besar pada netizen dan
semakin mantap pula pemikiran para netien bahwa kasus itu adalah Hoax, yaitu dimana anak berusia 14
tahun yang mengalami penganiyaan dan mengalami depresi masih bisa mengatakan agar di follow
back Instagramnya.

Selain itu Sejumlah temuan yang dianggap ganjil diposting oleh seorang pengguna Instagram yang
kemudian dibagikan oleh akun @audreyjugabersalah lewat Instagram Story, seperti postingan-postingan
Audrey disosial medianya seperti FB yang dimana Audrey yang anak berusia 14 tahun menulis status-
status yang mengenkan bahasa yang tidak senono /tidak sesuai untuk anak seusiannya.

Sekian dari saya dan disini saya tidak menjadi pendukung ataupun ingin mencela salah satu pihak dari
kasus pengeroyokan ini, jika ada kesalahan mohon dimaafkan dan pesan dari saya adalah kita sebagai
genarasi mudah tidak sepantasnya melakukan hal seperti itu seharusnya kita sebagai seorang kaka harus
mencontohkan hal yang baik bagi adik-adik kita dan jika pun adanya suatu pemasalahan usahkan untuk
dibicarakan secara baik-baik.

Dan tentang kasus ini saya serahkan kepada pihak yang berwajip dan bagaimanpun akhirnya kelak entah
ini sebuah kebohongn yang dilakukan oleh Audrey seperti yng dikabarkan saya sangat kecewa kerena
tidak sepantasnya ia melakukan hal ini dan pasti akan banyak pihak yang kecewa jika itu kebenarannya,
karena begitu banyak orang yang berpartisipasi dan juga memberikan dukungan pada Audrey. Dan untuk
para pelakku semoga ia tidak mengulangi lagi hal ini dan semoga saja hal  ini menjadi pelajaran bagi
mereka dan jika ada permasalahan alangkah indahnya selesaikan secara damai. Semoga masalah ini
berakhir dengan cepat dan mengungkap semua teka-teki yang terjadi dan menguak semua kebenarannya.
Semoga tidak ada pihak manapun yang tersinggung atas peryataan saya dan saya minta maaf jika ada
kesalahan

BAB III

LANDASAN TEORI

1. TINDAKAN MANUSIA
A. ACTUS HOMINIS

Tindakan manusia sebagai suatu gerakan belaka, dimana manusia berada di level paling rendah
yaitu level vegetative (level tindakan yang dimiliki oleh semua mahluk hidup yang gerakan melulu di
tentukan oleh desakan natural). Actus hominis adalah tindakan fisik yang dimiliki manusia, seperti
makan, tidur, minum, berdiri dan seterusnya. Dalam taraf ini tindakan manusiantidak berbeda dengan
tingkah laku yangdimilikioleh binatang, bahkan manusia bertindak persis dengan binatang. Manusia tidak
mengedepankan kemanusiaan dalam bertindak, maka peneliaan etis pun tidak dapat dikenakankepadanya.

B. ACTUS HMANUS TAHU, MAU &BEBAS

Actus humanus adalah syarat perbuatanmoral. Artinya, etika berada dalamlapangan perbuatan
manusiawi. Perbuatan moral adalah perbuatan itu berada dalambingkai konteks penilaian baik atau buruk
dan terpujiatau tercela. Selain itu, perbuatan moral berada dalamkonteks kebebasan dan tanggung jawab
manusia, Actus Humanus menegaskan bahwa manusia sebagai mahluk rasional. Rasionalitaslah yang
membedakan manusia dengan mahluk hidup yang lain. Penilaian moral tidak isa dikenakan pada
perbuatan manusia yang rasionalitasnya tidak jalan.

Kebebasan beratitidakada pemaksaan,tapikebebasab juga menyangkut pilihan-pilihan yang ada


didepannya. Kebebasan mengandaikan dua hal, yaitutahu dan mau. Artinya, hanya apabilamanusia itu
mengetahuijwab di atasnya. Kehilangan salah satu syarat ini, manusia tidak dapat bertanggung jawab di
atas tindakannya

BAB IV

KESIMPULAN

Bullyng merupakan tindakan uruk dan tidak terpuji, benar tidaknya Audrey dan pelaku dalam kasus ini
penyebaran beritapalsu dantindakanbully merupakan etika burukdan tidaka pantas di tiru dilihat dari segi
pandang hokum bully merupakan tindakan yang melawan hukum, kekerasan dll, dalam norma bully
merupakan penyalahan darinorma social yang akan mengakibatkan efek negative bagi pelaku maupun
korban. Pelaku akan menerima hukum social seperti dikucilkan dan mendapaat cemooh terus menerus
dari lingkungan sekitar sedangakan korban terganggu dalam segi psikologi maupun mental

Etika yang buruk juga akan berhimbas kepada kehidupan kita sendiri maupun kepada orang terdekat kita
sebagai manusia yang beragama, berakal dan memiliki etika sebaiknya kita tetap melakukan dalam
kebaikan

DAFTAR PUSAKA

https://www.tagar.id/ada-apa-di-balik-tagar-audreyjugabersalah

https://news.detik.com/berita/d-4506079/berawal-dari-bully-di-medsos-begini-kronologi-kasus-audrey

https://www.kompasiana.com/pujiayuastuti/5cbd7c02a8bc156fa729b452/drama-kasus-audrey
Dewantara, A. (2017). Filsafat Moral (Pergumulan Etis Keseharian Hidup Manusia).

Anda mungkin juga menyukai