Anda di halaman 1dari 14

ILMU SOSIAL DASAR

PRASANGKA, DISKRIMINASI, DAN ETNOSENTRISME

DI BUAT OLEH :

RIO ARDA RAMDHAN

RIZKI FIRMANSYAH

SEBASTIAN

TEGUH PRASETYO

WIJAYA WIRA SAKTI

ZAKY ARDI MUKTY

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS GUNADARMA
PENDAHULUAN

PRASANGKA

Prasangka (prejudice) diaratikan suatu anggapan terhadap sesuatu dari seseorang


bahwa sesuatu itu buruk dengan tanpa kritik terlebih dahulu. Baha arab
menyebutnya “sukhudzon”. Orang, secara serta merta tanpa timbabang-timbang
lagi bahwa sesuatu itu buruk. Dan disisi lain bahasa arab “khusudzon” yaitu
anggapan baik terhadap sesuatu.

Menurut Mar'at (1981), prasangka sosial adalah dugaan-dugaan yang memiliki


nilai positif atau negatif, tetapi biasanya lebih bersifat negatif. Sedangkan menurut
Brehm dan Kassin (1993), prasangka sosial adalah perasaan negatif terhadap
seseorang semata-mata berdasar pada keanggotaan mereka dalam kelompok
tertentu.

DISKRIMINASI

Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu


tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh
individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai
dalam masyarakat manusia,

Dilansir dari buku Kamus Sosiologi (2012) karya Agung Tri Haryanto dan Eko
Sujatmiko, diskriminasi adalah sikap membedakan secara sengaja terhadap
golongan-golongan yang berhubungan dengan kepentingan tertentu. Pembedaan
tersebut biasanya didasarkan pada agama, etnis, suku.

karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi.


ETNOSENTRISME

Etnosentrisme adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap


bahwa budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh
orang lain.

Etnosentrisme merujuk pada sikap negatif terhadap kelompok lain yang berakibat
adanya ketidakharmonisan antar kelompok. Sikap etnosentrisme terjadi karena
individu mengidentifikasikan dirinya ke dalam sebuah kelompok tertentu yang
dianggap berbeda, pengidentifikasian diri dalam kelompok disebut sebagai social
identity.
PEMBAHASAN

CAROK

Aksi carok 1 lawan 3 yang mengerikan terjadi di Bangkalan. Menurut pengamat


sosiologi, budaya carok sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat Madura.

"Tradisi carok oleh sebagian masyarakat Madura berangsur mulai ditinggalkan,"


ujar Sosiolog Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Farid Pribadi kepada
detikJatim, Rabu (9/3/2022).

Farid menjelaskan, sebagian masyarakat Madura mulai meninggalkan tradisi


carok itu karena telah menyadari bahwa perbuatan itu melanggar agama dan
hukum negara.

Upaya penyadaran tentang tradisi carok itu, kata Farid, merupakan kerja keras
secara sinergis dan masif oleh tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, aparat
pemerintah, dan stakeholder terkait di Madura.

Menurut Farid, Carok di Madura punya makna berbeda dengan pandangan


masyarakat umum. Carok di Madura bertujuan untuk pemulihan harga diri, atau
demi mempertahankan kehormatan.

Carok berwujud tindak kekerasan itu sering kali ditempuh untuk menutup
kemungkinan penyelesaian sengketa secara damai dengan cara duel dua orang
asal Madura dan biasanya berkaitan harta, tahta dan wanita yang berujung harga
diri.

Konon, kata Farid, tradisi carok dijalankan turun temurun. Keluarga korban carok
akan menyimpan baju bersimbah darah milik kepala keluarga atau anggota
keluarga yang terbunuh dalam duel.

George Floyd

George Floyd adalah seorang lelaki Afrika-Amerika yang meninggal pada 25 Mei
2020, setelah seorang polisi Minneapolis berkulit putih Derek Chauvin menginjak
dengan lutut di leher Floyd selama setidaknya tujuh menit, ketika ia berbaring
telungkup di jalan.[1][2][3] Petugas Thomas Lane dan J. Alexander Kueng juga
membantu menahan Floyd, sementara petugas Tou Thao berdiri di dekatnya
sambil memandanginya. Insiden itu terjadi saat penangkapan Floyd di
Powderhorn, Minneapolis, Minnesota, dan direkam dengan ponsel oleh beberapa
orang yang melihatnya.[4] Rekaman video tersebut menunjukkan Floyd berulang
kali mengatakan: "Saya tidak bisa bernafas" (bahasa Inggris: I can't breath), dan
disebarluaskan dengan media sosial dan disiarkan oleh media.[4] Keempat
petugas yang terlibat dipecat pada keesokan harinya.[5]

Pembunuhan George Floyd

Tanggal
25 Mei 2020; 2 tahun lalu
Waktu
ca. PM8:00 (CDT)
Lokasi
Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat
Koordinat
44.934306°N 93.262417°W
Direkam oleh
Darnella Frazier
Peserta/Pihak terlibat
Derek Chauvin, Tou Thao, Thomas Lane, J. Alexander Kueng (petugas polisi
MPD)

PRASANGKA PADA PAPUA

Mahasiswa perantau asal Papua kerap mendapat perlakuan berbeda. Tak hanya
karena sikap rasis terhadap warna kulit dan rambut keriting, tapi juga prasangka
atas alasan politik isu Papua Merdeka.

Di berbagai tempat di Papua dan Papua Barat, orang-orang turun ke jalan. Di


Merauke, banyak yang mengenakan kaus bergambar bendera Bintang Kejora. Ada
yang membawa poster bergambar monyet. Marah atas penghinaan yang dialami
mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur, sehari sebelum peringatan
kemerdekaan lalu.
Sehari sebelumnya, mahasiswa Papua yang sedang aksi di Malang juga mendapat
hadangan dari sekelompok orang. Buntu dua peristiwa itu membuat Jayapura
memanas dan Manokwari membara.

Di berbagai daerah, mahasiswa perantau asal Papua kerap mendapat perlakuan


berbeda. Tak hanya karena sikap rasis terhadap perbedaan warna kulit dan rambut
keriting, tapi juga prasangka atas alasan politik tentang isu Papua merdeka.
Asrama mahasiswa Papua di sejumlah daerah kerap diawasi intel, dikepung aparat
hingga jadi sasaran amuk massa. Di Yogyakarta, asrama mahasiswa Papua
berulangkali dikepung aparat. Nasib serupa pernah terjadi di asrama mahasiswa
Papua di Semarang, juga di Makassar.

Akibatnya, mereka mengalami perlakuan tidak adil. Dari aparat sampai kelompok
koboi atau preman
Diskriminasi dan Agresi selama Wabah Pandemi Covid 19

Pada akhir Desember 2019 lalu, dunia dikejutkan dengan munculnya virus jenis
baru yang berasal dari kota Wuhan, Tionghoa. Virus tersebut adalah Virus Corona
atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV 2), yang
kemudian disebut COVID-19. Virus ini dapat menular dengan cepat dan juga
mematikan. Kini, virus ini telah menyebar ke seluruh dunia. Orang yang telah
terinfeksi virus ini, lalu terlibat kontak fisik dengan orang lain, maka
kemungkinan besar orang tersebut akan tertular juga. Selain itu, virus ini akan
semakin ganas penyebarannya kepada orang tua, orang yang memiliki riwayat
penyakit diabetes, kanker, dan beberapa penyakit serius lainnya.

Penyebaran global COVID-19 membuat WHO menetapkan kejadian ini sebagai


pandemi. Dampak dari pandemi ini tidak hanya terasa di bidang kesehatan, tetapi
juga merembet ke ranah sosial, ekonomi, dan pendidikan. Dalam situasi yang
memprihatinkan seperti ini, sudah seharusnya kita sebagai sesama manusia saling
bekerjasama dan mendukung satu sama lain agar dapat melewatinya dengan baik.
Namun, kenyataan menunjukkan bahwa sebagian masyarakat justru menyalakan
api permusuhan. Dikarenakan COVID-19 merupakan virus yang berasal dari dan
ditemukan pertama kali di Wuhan, Tiongkok, mereka melakukan diskriminasi dan
agresi terhadap orang-orang yang merupakan etnis Tionghoa dan/atau pendatang
dari Tiongkok. Mereka juga tidak berani untuk berbicara bahkan mendekati orang
dengan perawakan

Selain di Perancis dan Kanada, hal yang sama terjadi pula di Malaysia. Seorang
pelajar yang berasal dari Tiongkok bernama Shi Pei Pei dan sedang berkuliah di
Malaysia juga dijauhi oleh teman-temannya saat mereka tahu Pei Pei baru kembali
dari Tiongkok. Padahal Pei Pei mengatakan bahwa dirinya tinggal di provinsi
Hebei, Tiongkok bagian utara yang letaknya jauh dari Wuhan. Pei Pei mengatakan
semua orang takut terhadap dirinya dan tidak ada yang mau berbicara dengannya.

Di Amerika Serikat sendiri, Donald Trump yang merupakan Presiden AS


membuat sebuah pernyataan yang menimbulkan kontroversi. Trump menyebut
bahwa Covid-19 merupakan “Chinese Virus” atau virus Tiongkok. Hal ini
membuat geram warga AS keturunan Tionghoa. Secara tidak langsung, Trump
menyatakan bahwa seseorang yang berasal dari etnis tertentu memiliki tanggung
jawab terhadap penyebaran virus tersebut.

Kasus yang lebih parah terjadi di Italia. Mayoritas masyarakat keturunan


Tionghoa yang berada di Italia mengalami perlakuan tidak menyenangkan di
sekolah dan juga di tempat kerja. Sejumlah murid sekolah dasar yang merupakan
keturunan Tionghoa mendapatkan diskriminasi. Selain sebutan “Virus Tiongkok”,
mereka juga mendapatkan kekerasan fisik. Seorang warga Tiongkok bernama
Qian Zhang mengatakan bahwa dirinya mendapat serangan menggunakan botol
serta tidak diperbolehkan untuk mengisi bensin di pom bensin dikarenakan dirinya
dianggap sebagai pembawa virus. Tidak berhenti di situ, kasus yang sama juga
dialami oleh pasangan yang merupakan keturunan

ROHKRIS

Seorang pembina kegiatan rohani kristen (rohkris) di Sekolah Menengah Atas


(SMAN) 2 Depok, Mayesti Sitorus, menjelaskan duduk perkara mengapa isu
diskriminasi di sekolahnya bisa beredar luas. Mayesti mengatakan, mulanya, dia
membagian sebuah foto murid-murid yang mengikuti kegiatan rohani ‘Saat
Teduh’ tengah duduk di tangga sekolah. Siswa-siswi tersebut disebut sedang
menunggu petugas sekolah membukakan pintu salah satu kelas untuk digunakan
sebagai ruangan berkegiatan ‘Saat Teduh’. Sebelumnya, ada salah satu ruangan
yang rutin digunakan untuk kegiatan di hari Selasa hingga Jumat pagi itu. Namun,
secara tiba-tiba ruangan itu tidak bisa digunakan sehingga pengikut rohkris harus
mengungsi ke ruangan lain. “Saya yang foto dan kirim ke grup. Kami punya grup
alumni rohkris,” ujar Mayesti. Baca juga: Pengakuan Pembina Rohkris SMAN 2
Depok yang Foto Siswa di Tangga hingga Timbul Isu Diskriminasi Dia mengaku
tidak tega terhadap anak-anak yang terkatung karena tidak memiliki ruang khusus
untuk berkegiatan rohani. "Namanya hati nurani, karena (kejadian itu) sering
terjadi. Harapan saya tetap ada (kelas saat teduh), tapi enggak ada tempatnya,"
kata Mayesti. Foto itu ternyata diunggah oleh aktivis Hak Asasi Manusia (HAM)
Andreas Harsono ke akun Twitternya, sehingga menjadi viral. Namun, dalam
keterangannya, Andreas menyebutkan bahwa murid-murid dilarang menggunakan
ruang kelas untuk berkegiatan rohani.
Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi hak asasi manusia. Salah satu
hak konstitusional yang ditentukan dalam Undang-undang Dasar atau UUD 1945
adalah bahwa setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat
diskriminatif.

Indonesia merupakan negara majemuk yang memiliki berbagai suku bangsa, ras
dan etnis.

Tugas esensial negara adalah penghapusan diskriminasi ras dan etnis diatur dalam
Undang-undang atau UU Nomor 40 Tahun 2008 tentang penghapusan
diskriminasi ras dan etnis.

Kasus Kerusuhan Mei 1998

Kerusuhan Mei 1998 adalah kerusuhan rasial terhadap etnis Tionghoa yang terjadi
di Indonesia pada 13 - 15 Mei 1998. Tidak hanya di Ibukota Jakarta, tetapi juga
sejumlah daerah lainnya

Kerusuhan Mei 1998 diawali oleh krisis finansial Asia dan dipicu oleh tragedi
Trisakti di mana empat mahasiswa terbunuh dalam demonstrasi 12 Mei 1998.

Video Rekomendasi

Banyak toko dan perusahaan yang hancur oleh amukan massa, terutama milik
warga negara Indonesia keturunan Tionghoa. Konsentrasi kerusuhan terbesar
terjadi di Jakarta, Medan dan Surakarta.

Baca juga: Diskriminasi Usia

Ratusan wanita keturunan Tionghoa mengalami pelecehan seksual dalam


kerusuhan Mei 1998. Sebagian dianiaya dengan sadis kemudian dibunuh.
SAMBA DISKRIMINASI

Pemerintah mengeluarkan pernyataan bahwa bukti-bukti konkret tidak dapat


ditemukan atas kasus-kasus penganiayaan dan pembunuhan, tetapi pernyataan ini
dibantah oleh banyak pihak dan masih menjadi kontroversi.

Kasus di Sambas-Kalimantan Barat Tahun 1998-1999

Kerusuhan di Sambas adalah pecahnya kerusuhan antar-etnis di wilayah


Kabupaten Sambas dan sekitarnya. Kerusuhan Sambas terjadi akibat kejengkelan
Melayu terhadap oknum pendatang dari Madura.

Pekerjaan yang dilakukan warga Madura tidak berbeda jauh dengan warga
Melayu yaitu petani dan buruh. Oleh karena itu, terjadi kasus perebutan sumber
daya ekonomi terutama tanah pertanian.

Akibat kerusuhan Sambas, sebanyak 1.189 orang tewas, 168 luka berat, 34 luka
ringan, 3.833 rumah, 12 mobil, dan 9 motor rusak.

Selain itu, 58.544 warga Madura mengungsi dari Kabupaten Sambas ke


Pontianak.

Pemerintah Kabupaten Sambas memutuskan untuk memindahkan warga Madura


dari Sambas ke Kota Pontianak untuk meredakan konflik antara kedua suku.

Baca juga: Hari Perempuan Internasional, Serikat Pekerja Desak Pemerintah


Perhatikan Diskriminasi Buruh Wanita

Kasus di Sampit-Kalimantan Tengah Tahun 2001

Kerusuhan Sampit adalah kerusuhan antar-etnis yang terjadi di Sampit pada awal
Februari 200

Konflik ini dimulai di kota Sampit, Kalimantan Tengah yang kemudian meluas ke
seluruh provinsi, termasuk ibu kota Palangka Raya. Konflik ini terjadi antara suku
Dayak asli dan warga migran Madura.

Kala itu, para transmigran asal Madura telah membentuk 21 persen populasi
Kalimantan Tengah. Akibatnya, Kalimantan Tengah merasa tidak puas karena
terus merasa disaingi oleh Madura.
Menurut rumor warga Madura lah yang menjadi pelaku pembakaran rumah Dayak
tersebut. Sesaat kemudian, warga Dayak pun mulai membalas dengan membakar
rumah-rumah orang Madura.

Kerusuhan Sampit mengakibatkan 1.335 orang Madura harus mengungsi dan


sedikitnya 100 warga Madura dipenggal kepalanya oleh suku Dayak.

Kerusuhan Sampit mulai mereda setelah pemerintah meningkatkan keamanan,


mengevakuasi warga, dan menangkap provokator. Untuk memperingati akhir
konflik ini, dibuatlah perjanjian damai antara suku Dayak dan Madura.

Guna memperingati perjanjian damai tersebut, dibentuklah sebuah tugu


perdamaian di Sampit.
TANGGAPAN

Tanggapan kami dari pembahasan yang tertera adalah sebaik nya kasus kasus
atau prilaku yang menyangkut Kemanusiaan.Seharus nya pemerintahan agar lebih
memperthatikan HAK ASASI MANUSIA ,bahwa setiap manusia berhak
hidup,agar pihak yang berwajib agar menhukum kejadian”seperti
pembunuhan ,pembrantasan agar menghukum semestinya dan setimpal apa yang
sudah di lakukan perbuatannya ,karena supaya tidak terjadi kejadian yang sama
terulang Kembali.

Dan juga deskriminasi terhadap seseorang perbuatan yang sangat tidak terpuji,
Contoh seperti orang-orang di negara Asia Selatan kadang mendiskriminasi
orang-orang dari Asia Tenggara karena beranggapan bahwa Asia Tenggara tidak
lebih maju dari negara-negara di Asia Selatan, terutama dari segi ekonomi.
Prasangka dan stereotip inilah yang akhirnya membuat seseorang cenderung
memperlakukan orang lain dengan cara yang berbeda. Mereka akan
memperlakukan orang yang berasal dari negara maju dan status sosial yang
sederajat atau lebih tinggi dengan cara yang lebih baik. Sedangkan orang-orang
yang dianggap berasal dari negara berkembang atau status ekonomi menengah ke
bawah akan diperlakukan dengan cara yang buruk. Semakin rendah status
sosialnya, warna kulit atau status ekonominya, maka akan semakin buruk juga
perlakuan yang didapatkan.
PENUTUP

Prasangka merupakan kecenderungan dari seseorang atau sekelompok orang


untuk menampilkan gambaran atau gagasan yang
keliru(palsuide)tentangsekelompok orang lainnya).Gambaran yang keliru tersebut
berupagambaran yang tidaksah, bersifat menghina atau tempat,baik dalam segi
enam fisik maupun dalam sifat atau tingkah laku.Stereotipe merupakan faktor
yang secara otomatis dapat membentuk perubahan.Informasi yang tidak konsisten
dengan stereotip diabaikan dan mudah dilupakan.Stereotip menentukan
bagaimana informasi bisa,jadi bahkan ketika orang terkena data yang
bertentangan dengan stereotip mereka, mereka dapat mengawasi informasi dengan
cara yang mendukung artikel mereka. Diskriminasi adalah perilaku negatif
terhadap orang lain yang menjadi target perubahan.Target-terget dari diskriminasi
adalah seksisme,rasisme,ageisme,diskriminasi terhadap kelompok homo seksual,
dan diskriminasi berdasarkan keterbatasan fisik.Bentuk-bentuk diskriminasi ada
berbagai macam,yaitu menolak untuk menolong,tokenisme,danmembalik
diskriminasi. Beberapa teknik untuk mengendalikan diskriminasi adalah belajar
untuk tidak membenci sebagai cara mengurangi prasangka
DAFTAR PUSTAKA

1. detik.com ,’’Terjadinya Aksi carok 1 lawan 3 yang mengerikan terjadi di


Bangkalan’’, Rabu (9/3/2022).
https://www.detik.com/jatim/berita/d-5976761/carok-mulai-ditinggalkan-
sebagian-masyarakat-madura

2. 2. compas.com,” Pembunuhan George Floyd”

3. BBC. (2020, Mei 03). Kami bukan virus: Akibat wabah corona, keturunan
Tionghoa di Perancis Kanada alami sentimen rasis. BBC. Diunduh dari
https://www.bbc.com/indonesia/trensosial-51300715.

4. m.kbr.id,”prasangka pada Papua-kbr.id

5. https://kbr.id/editorial/08-
2019/prasangka_pada_papua/100262.html

6. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Duduk Perkara


Timbulnya Isu Diskriminasi terhadap Rohkris SMAN 2 Depok…", Klik untuk
baca.

Kompas.com News Nasional

Contoh Diskriminasi Ras dan Etnis di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai