Anda di halaman 1dari 2

Mengapa Etnosentrisme, prejudis dan Diskriminasi menjadi sumber permasalahan

kebudayaan bagi Indonesia. Alasannya mari lihat terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan
Etnosentrisme, Prejudis dan Diskriminasi.
 Etnosentrisme adalah penilaian terhadap kebudayaan lain atas dasar nilai sosial dan
standar budaya sendiri. Orang-orang etnosentris menilai kelompok lain relatif
terhadap kelompok atau kebudayaannya sendiri, khususnya bila berkaitan dengan
bahasa, perilaku, kebiasaan, dan agama. Perbedaan dan pembagian etnis ini
mendefinisikan kekhasan identitas budaya setiap suku bangsa. Etnosentrisme
mungkin tampak atau tidak tampak, dan meski dianggap sebagai kecenderungan
alamiah dari psikologi manusia, etnosentrisme memiliki konotasi negatif di dalam
masyarakat. Kecenderungan etnosentrisme adalah melihat budaya yang kita miliki
sebagai pusat alam semesta, yakni sebagai realitas sejati yang mempengaruhi semua
komunikasi interkultural, termasuk hubungan antaretnik. Ini dapat dilihat dengan jelas
dalam definisi etnosentrisme.
Contoh:
Diskriminasi rasial terhadap kelompok minoritas seperti Tionghoa beberapa kali
terjadi di Indonesia. Beberapa kelompok melakukan perusakan terhadap properti
milik minoritas ras Tionghoa. Kasus ini pernah terjadi di tahun 1998
 Prejudis adalah suatu sikap ketidaksukaan yang diberikan oleh seseorang kepada
individu atau kelompok lain dengan begitu kuat. Sikap ketidaksukaan tersebut tidak
memiliki dasar atau kebencian terhadap seorang individu ataupun kelompok tertentu
berdasarkan keyakinan stereotip negatif karena adanya penilaian tanpa melihat
karakteristik unik dari seorang individu ataupun sekelompok orang. Prejudice juga
bisa disebut sebagai sikap antipati dengan dasar terhadap cara generalisasi yang salah
serta tidak fleksibel. Selain itu prasangka juga dijadikan suatu evaluasi negatif
terhadap seseorang maupun kelompok kepada orang maupun kelompok lain.

Contoh:
Di berbagai daerah, mahasiswa perantau asal Papua kerap mendapat perlakuan
berbeda. Tak hanya karena sikap rasis terhadap perbedaan warna kulit dan rambut
keriting, tapi juga prasangka atas alasan politik tentang isu Papua merdeka. Asrama
mahasiswa Papua di sejumlah daerah kerap diawasi intel, dikepung aparat hingga jadi
sasaran amuk massa. Di Yogyakarta, asrama mahasiswa Papua berulangkali dikepung
aparat. Nasib serupa pernah terjadi di asrama mahasiswa Papua di Semarang, juga di
Makassar.
Akibatnya, mereka mengalami perlakuan tidak adil. Dari aparat sampai kelompok
koboi atau preman sipil berseragam yang selalu membawa slogan 'NKRI harga mati'.

 Diskriminasi adalah tindakan, sikap, atau perilaku yang dilakukan oleh seseorang atau
satu golongan untuk menyudutkan golongan lain. Biasanya diskriminasi dilakukan
oleh satu golongan dengan populasi lebih besar ke golongan lain yang populasinya
jauh lebih sedikit atau yang biasa kita sebut dengan istilah minoritas. Perilaku, sikap,
dan tindakan menyudutkan ini sendiri dipicu oleh perbedaan besar di antara dua
golongan tersebut. Entah perbedaan suku, budaya, warna kulit, status sosial hingga
agama. Diskriminasi yang dibiarkan begitu saja bisa menyebabkan terjadinya suatu
konflik.
Di Indonesia sendiri, pengertian diskriminasi sudah dijelaskan dalam Undang-
Undang No 39 Tahun 1999 mengenai Hak Asasi Manusia. Dalam undang-undang
tersebut dijelaskan bahwa diskriminasi adalah setiap pembatasan atau pengucilan
yang didasarkan pada agama, suku, ras, etnik, status sosial, golongan, kelompok, jenis
kelamin, keyakinan politik, status ekonomi, dan bahasa. Jika dibiarkan, diskriminasi
ini dapat berakibat pada berkurangnya populasi sebuah kelompok, bahkan tidak
diakuinya sebuah kelompok atau etnis dalam sebuah negara.

Contoh:
Kasus keluarga Slamet yang ditolak tinggal di Bantul (02 April 2019). Slamet
Jumiarto bersama istri dan dua anaknya yang ditolak mengontrak di Dusun Karet,
Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta,
karena beragama non muslim. Berdasarkan pada aturan dusun setempat nomor
03/Pokgiat/Krt/Plt/X/2015 bahwa pendatang non muslim tidak diizinkan tinggal
disana.
Dari pengertian diatas bisa ditarik kesimpulan, alasan ketiga konsep tersebut menjadi
permasalahan kebudayaan karena ketiga konsep tersebut memang pada dasarnya sering
terjadi di Indonesia, bahkan tanpa disadari hal-hal tersebut sering kita lakukan, seperti hal nya
mendriskriminasi terhadap kelompok lain misalnya menggunjing kebudayaan kelompok
tersebut sehingga menimbulkan konflik. Namun ketiga konsep tersebut hakikatnya jarang
diketahui oleh pelaku individu atau kelompok masyarakat di Indonesia.

Referensi:
Buku Modul MKDU409
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-etnosentrisme/
https://mamikos.com/info/contoh-sikap-etnosentrisme-pljr/
https://www.gramedia.com/literasi/prejudice/
https://kbr.id/editorial/08-2019/prasangka_pada_papua/100262.html
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-diskriminasi/
https://www.lpmdimensi.com/2021/03/rangkuman-kasus-diskriminasi-kelompok-
minoritaszdi-indonesia/
https://www.catatanfakta.com/edukasi/pr-8096435212/etnosentrisme-prejudis-dan-
diskriminasi

Anda mungkin juga menyukai