Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 3

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

Nama : SHINDY CHRISMONIKA


NIM : 030532091
Prodi : Ilmu Komunikasi

UNIVERSITAS TERBUKA
2021
SOAL :
Teman-teman peserta tuton, Indoesia adalah negara yang memiliki berbagai pulau dengan
budaya masing-masing. Praktik komunikasi antar individu dengan latar budaya yang berbeda
terkadang bisa menimbulkan konflik. Untuk menghindari terjadinya konflik maka kita harus
mengenali hambatan-hambatan dalam praktik komunikasi antar budaya.

1. Sebutkan dan jelaskan apa saja hambatan komunikasi antara budaya


2. Berikan contoh berdasarkan pengalaman Anda  atau dari hasil pengamatan Anda di
lingkungan Anda tentang konflik yang muncul akibat adanya hambatan komunikasi
antarbudaya, dan kemukakan bagaimana kemudian masyarakat setempat atau individu
yang mengalami konflik dalam mengatasi hal tersebut? 

JAWAB :

1. Hambatan-hambatan komunikasi antar budaya, yaitu:

- Etnosentrisme, merupakan sikap keyakinan atau kepercayaan bahwa budaya sendiri


lebih unggul dari budaya lain. Bahkan cenderung memandang rendah budaya lain,
dan tidak mau mengakui keunikan budaya lain sebagai suatu ciri khas dari kelompok
lain. Etnosentrisme memandang dan mengukur budaya lain berdasarkan budaya
sendiri, dan jika tidak sejalan maka dianggap berlawanan dan berbahaya sebab
berpotensi mencemari budaya sendiri. Hal ini dapat mengakibatkan adanya
pembatasan pergaulan dengan individu yang memiliki budaya yang berbeda.
Contohnya kecenderungan orang Indonesia yang mengganggap budaya ‘barat’ yang
vulgar berlawanan dengan budaya ‘timur’ yang santun. Hal tersebut menimbulkan
ketakutan akan tercemarnya budaya lokal oleh budaya asing, sehingga pergaulan
dengan orang barat akan dibatasi.
- Stereotipe, Stereotipe adalah sikap yang menggeneralisasi atau menyamaratakan
sekelompok orang, tanpa mempertimbangkan kepribadian atau keunikan masing-
masing individu. Stereotipe mengelompokkan individu berdasarkan keanggotaan
individu dalam suatu kelompok dan tidak memandang individu dalam kelompok
tersebut sebagai individu yang unik. Karakteristik individual mereka diabaikan,
dianggap homogen. Stereotipe bersifat negatif, sikap ini dapat menghambat
berjalannya proses komunikasi antar budaya yang efektif dan harmonis. Contoh
sikap stereotipe misalnya anggapan bahwa orang berkacamata itu pintar, atau orang
padang itu pelit, sedangkan orang batak itu kasar, dan semacamnya. Dengan
stereotipe tersebut, bisa saja timbul permasalahan, misalnya stereotipe menganai
orang pandang itu pelit, bisa saja membuat orang padang yang bersangkutan merasa
tersinggung dan akhirnya timbul konflik.
- Rasialisme, Rasialisme adalah prilaku diskriminatif, tidak adil dan semena-mena
terhadap RAS tertentu. Bukan saja dapat menghambat terjadinya komunikasi lintas
budaya, prilaku ini bahkan dapat menimbulkan konflik berkepanjangan. Berbeda
dengan sikap rasis, rasialisme merujuk pada gerakan sosial atau politik yang
mendukung teori rasisme. Fokus dari rasialisme adalah kebanggaan ras, identitas
politik, atau segregasi rasial. Contoh rasialisme misalnya bangsa Jerman yang
merasa dirinya lebih unggul dari bangsa lain, semasa Jerman berada di bawah
kepemimpinan Hitler. Contoh lain di Indonesia adalah konflik anti-tionghoa yang
pernah terjadi sekitar tahun 1998an, dimana terjadi pengusiran besar-besaran dan
bahkan pembantaian terhadap ras tionghoa.
- Prasangka, Prasangka adalah persepsi yang keliru terhadap seseorang atau kelompok
lain. Konsep prasangka mirip dengan streotipe, bahkan dikatakan bahwa prasangka
merupakan konsekuensi dari adanya streotipe. Menurutt Richard W. Brislin,
prasangka merupakan sikap tidak adil, menyimpang, dan intoleran terhadap orang
atau kelomopok lain. Prasangka pada umumnya bersifat negatif, adanya prasangka
dapat membuat seseorang memandang rendah dan bahkan memusuhi orang atau
kelompok lain. Hadirnya prasangka berpotensi menghambat komunikasi antar
budaya yang terjadi antara pemilik prasangka dengan orang atau kelompok target
prasangka. Sebab belum apa-apa, seseorang telah memiliki pemikiran negatif
terhadap lawan bicara. Hal ini akan membuat komunikasi antar budaya yang
dilakukan tidak efektif. Contoh prasangka misalnya prasangka terhadap ras, suku,
atau agama tertentu.
- Persepsi, Persepsi merupakan proses yang dilakukan oleh seseorang untuk mencoba
mengetahui dan memahami orang lain. Persepsi merupakan filter yang digunakan
oleh seseorang ketika berhubungan dengan kebudayaan yang berbeda. Persepsi
negatif dapat berdampak buruk bagi kefektifan komunikasi antar budaya.
- Bahasa, Bahasa merupakan sebuah kombinasi dari system simbol dan aturan yang
menghasilkan berbagai pesan dengan arti yang tak terbatas. Antara budaya yang satu
dengan yang lainnya, bahasa menjadi pembeda yang sangat signifikan. Kata yang
sama bisa memiliki arti yang berbeda, kesalahan penggunaan bahasa bisa jadi sangat
fatal akibatnya.
2. Komunikasi lintas budaya merupakan suatu komunikasi yang terjadi antara dua orang
atau lebih yang memiliki latar belakang suku, adat, agama, atau budaya yang berbeda
satu samalain. Seperti yang kita ketahui indonesia memiliki beragam suku, adat,
budaya dan bahasa yang beraneka ragam. Misalnya saja kita ambil salah satu contoh
di Universitas Indonesia yang biasanya terdapat mahasiswa-mahasiwa dari berbagai
daerah, ada mahasiswa yang memang asli daerah jawa, bertemu dengan mahasiswa
asal sumatera. Jika mereka tidak tahu bagaimana budaya dan karakter dari orang-
orang sumatera, mahasiswa asli jawa ini akan kaget dan langsung berspektif negatif
terhadap mahasiwa dari sumatera ini dikarenakan mayoritas cara bicara orang
sumatera yang relatif keras dan tidak selembut orang-orang jawa. mereka memiliki
logat suara yang lantang dan keras. Namun, jika mereka bisa memahami satu sama
lain antara perbedaan budaya-budaya ini mereka akan saling bertukar informasi
mengenai budaya mereka dan mulai terjalin komunikasi yang efektif.

Anda mungkin juga menyukai