Anda di halaman 1dari 12

Kebudayaan Dalam Islam

Kelompok 5

AYU OKTARIA ( C1B016113 )

NADIA ANGGRAENI RAHAYU ( C1B016041 )

WOUNKY YULAKA ( C1B016109 )

Dosen pembimbing :

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN 2017
Kata Pengantar
Daftar Isi
Pembahasan

1. PENGERTIAN KEBUDAYAAN

Di dalam Kamus Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa budaya adalah


pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedang kebudayaan adalah hasil kegiatan dan
penciptaan batin ( akal budi ) manusia, seperti kepercayaan, kesenian dan adat
istiadat.Sebagai kitab suci yang lebih mementingkan amal dari pada gagasan, maka
kata padangan kebudayaan dalam bahasa Arab yaitu "Al-Hadlara" atau "Ats-
Tsaqafah", memang tidak akan kita temukan di dalamnya, karena kata tersebut
menunjuk kepada kebudayaan sebagai produk. Sebaliknya, kata "amal" sebagai
kegiatan manusia yang menunjuk kepada kebudayaan sebagai "proses" justru
merupakan salah satu ajaran pokok Al-Qur'an (QS. 39: 39).

Artinya : Katakanlah (Muhammad), "Wahai kaumku! Berbuatlah menurut


kedudukanmu, aku pun berbuat (demikian). Kelak kamu akan mengetahui(Az-
Zumar:39)

Maka dapat disimpulkan bahwa dari naluri akan timbul berbagai kebudayaan
yang dikelolah oleh akal manusia, lalu timbul lah ekspresi pada setiap diri manusia.
Jadi, secara umum kebudayaan ialah suatu hasil daya pemikiran dan pemerahan
tenaga lahir manusia, ia adalah gabungan antara tenaga fikiran dengan tenaga lahir
manusia ataupun hasil daripada gabungan tenaga batin dan tenaga lahir manusia.
Yang dimaksudkan gabungan antara tenaga batin (daya pemikiran) dengan tenaga
lahir ialah suatu pemikiran manusia yang dilaksanakan dalam bentuk perbuatan.
Maka hasil daripada gabungan inilah yang dikatakan kebudayaan. Fikiran dan
perasaan yang merupakan inti devinisi membentuk kesadaran. Jalinan fikiran dan
perasaan melahirkan kemauan. Kemauan adalah awal perbuatan. Laku perbuatan di
jalankan oleh jasmani manusia.
Jadi, secara umum kebudayaan dapat dipahami sebagai hasil olah akal,
berupa:
a) Cipta: kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia hal yang ada dalam
pengalamannya secara lahir dan batin. Hasil cipta berupa berbagai ilmu
pengetahuan.
b) Karsa: kerinduan manusia untuk menyadari tentang asal-usul manusia
sebelum lahir dan ke mana manusia sesudah mati. Hasilnya berupa norma-
norma dan kepercayaan. Kemudian timbul bermacam-macam agama karena
kesimpulan manusia juga bemacam-macam.
c) Rasa: kerinduan manusia akan keindahan sehingga menimbulkan dorongan
untuk menikmatinya. Manusia pada dasarnya selalu merindukan keindahan
dan menolak keburukan atau kejelekan.
Untuk memudahkan pembahasan, Ernst Cassirer membagi kebudayaan menjadi
lima aspek :
1. Kehidupan Spritual,
2. Bahasa dan Kesusastraan,
3. Kesenian,
4.Sejara dan ilmu pengetahuan
Demikianlah kebudayaan meliputi seluruh kehidupan manusia. pembagian
kebudayaan adalah untuk sekedar mendapatkan ihtisar kegiatan-kegiatan dalam
kehidupan. sistem pembagian adalah klasifikasi atau penggolongan kehidupan
dalam bidang-bidang tertentu untuk mudah dapat mudah memahaminya.
2. HUBUNGAN ISLAM DAN KEBUDAYAAN
Sebagian ahli kebudayaan memandang bahwa kecenderungan untuk
berbudaya merupakan dinamik ilahi. Bahkan menurut Hegel, keseluruhan karya
sadar insani yang berupa ilmu, tata hukum, tatanegara, kesenian, dan filsafat tak lain
daripada proses realisasidiri dari roh ilahi. Sebaliknya sebagian ahli, seperti Pater
Jan Bakker, dalam bukunya Filsafat Kebudayaan menyatakan bahwa tidak ada
hubungannya antara agama dan budaya, karena menurutnya, bahwa agama
merupakan keyakinan hidup rohaninya pemeluknya, sebagai jawaban atas panggilan
ilahi. Keyakinan ini disebut Iman, dan Iman merupakan pemberian dari Tuhan,
sedang kebudayaan merupakan karya manusia. Sehingga keduanya tidak bisa
ditemukan.

Adapun menurut para ahli Antropologi, sebagaimana yang diungkapkan oleh


Drs. Heddy S. A. Putra, MA bahwa agama merupakan salah satu unsur kebudayaan.
Untuk melihat manusia dan kebudayaannya, Islam tidaklah memandangnya dari satu
sisi saja. Islam memandang bahwa manusia mempunyai dua unsur penting, yaitu
unsur tanah dan unsur ruh yang ditiupkan Allah kedalam tubuhnya. Ini sangat terlihat
jelas di dalam firman Allah Qs As Sajdah 7-9 : ( Allah)-lah Yang memulai penciptaan
manusia dari tanah, kemudian Dia menciptakan keturunannya dari saripati air yan
hina (air mani). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam ( tubuh )-
nya roh ( ciptaan)-Nya
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu beramal dan berkarya, untuk selalu
menggunakan pikiran yang diberikan Allah untuk mengolah alam dunia ini menjadi
sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan manusia. Dengan demikian, Islam telah
berperan sebagai pendorong manusia untuk berbudaya . Dan dalam satu waktu
Islamlah yang meletakkan kaidah, norma dan pedoman. Sampai disini, mungkin bisa
dikatakan bahwa kebudayaan itu sendiri, berasal dari agama.

3. KONSEP KEBUDAYAAN DALAM ISLAM

Nabi Muhammad S.A.W merupakan teladan yang baik sekali dalam


melaksanakan kebudayaan seperti dilukiskan Qur'an itu, bahwa bagaimana rasa
persaudaraannya terhadap seluruh umat manusia dengan cara yang sangat tinggi
dan sungguh-sungguh itu dilaksanakan. Saudara-saudaranya di Mekah semua sama
dengan dia sendiri dalam menanggung duka dan sengsara. Bahkan dia sendiri yang
lebih banyak menanggungnya. Sesudah hijrah ke Medinah, dipersaudarakannya
orang-orang Muhajirin dengan Anshar demikian rupa, sehingga mereka berada
dalam status saudara sedarah. Persaudaraan sesama orang-orang beriman secara
umum itu adalah persaudaraan kasih-sayang untuk membangun suatu sendi
kebudayaan yang masih muda waktu itu. Yang memperkuat persaudaraan ini ialah
keimanan yang sungguh-sungguh kepada Allah dengan demikian kuatnya sehingga
dibawanya Muhammad kedalam komunikasi dengan Tuhan, Zat Yang Maha Agung.

Islam tidak bisa dianggap kebudayaan karena Islam bukan hasil dari
pemikiran dan ciptaan manusia. Agama Islam adalah sesuatu yang diwahyukan oleh
Allah SWT kepada Rasulullah SAW yang mengandung peraturan-peraturan untuk
jadi panduan hidup manusia agar selamat di dunia dan akhirat. Tetapi agama-agama
(yang telah banyak mengalami perubahan) selain Islam memang kebudayaan, sebab
agama-agama tersebut adalah hasil ciptaan dan daya pemikiran manusia.
Walaupun bukan kebudayaan tetapi agama islam sangat mendorong, bahkan
turut mengatur penganutnya untuk berkebudayaan. Agama Islam mendorong
umatnya berkebudayaan dalam semua aspek kehidupan termasuk dalam bidang
ibadah.
Contohnya dalam ibadah sembahyang, dalam Al-Qur'an ada perintah :

Yang artinya: Dirikanlah sembahyang (Al-Baqarah: 43)


Perintah itu bukan kebudayaan karena ia adalah wahyu daripada Allah SWT.
Tetapi apabila kita hendak melaksanakan perintah "dirikanlah sembahyang" maka
timbullah daya pemikiran kita, bagaimana hendak bersembahyang, dimana tempat
untuk melaksanakannya dan lain-lain. Dan dari pemikiran tersebut terwujudlah usaha
atau tindakan yang akhirnya menghasilkan sebuah kebudayaan.
Seperti keterangan sebelumnya yang mengatakan bahwa kebudayaan bisa
melahirkan kemajuan, maka jika kita bisa melaksanakan arahan/perintah lain dalam
agama Islam ini, niscaya lahirlah kebudayaan dan kemajuan dalam kehidupan kita.
Kemajuan yang dicetuskan karena dorongan agama Islam itulah yang dikatakan
kebudayaan dalam Islam. Dan suatu budaya yang dicetuskan suatu bangsa tanpa
meniru bangsa lain itulah yang dinamakan kebuadayaan bangsa itu. Berbeda, jika
suatu bangsa meniru kebudayaan bangsa lain, maka bangsa tersebut dikatakan
bangsa yang yang berkebudayaan bangsa lain. Sama halnya jika orang Islam
melakukan atau meniru kebudayaan di luar kebudayaan Islam, maka dia dikatakan
orang Islam yang berkebudayaan bangsa lain.
Perbuatan seperti ini terjadi juga dalam urusan membuat masjid. Contohnya
dapat dilihat pada mesjid Cordova Spanyol yang tempat sembahyangnya dibuat
dengan tidak mengikut cara Islam karena disalut dengan emas.Ini tidak dibenarkan
sama sekali oleh ajaran Islam. Maka ini bukan kebudayaan Islam tetapi kebudayaan
orang Islam.
Jadi apa sebenarnya kebudayaan Islam? Umumnya suatu yang dicetuskan itu
bersih dengan ajaran Islam baik dalam bentuk pemikiran ataupun sudah berupa
bentuk, sikap atau perbuatan, dan ia didorong oleh perintah wahyu. Itulah yang
benar-benar dinamakan kebudayaan (tamadun) Islam. Jika ajaran agama Islam ini
diamalkan seungguh-sungguh, umat Islam akan jadi maju. Dan dengan kemajuan
yang dihasilkan itu, lahirlah kebudayaan atau tamadun. Semakin banyak umat Islam
mengamalkan hukum Islam, semakin banyak kemajuan dihasilkan dan semakin
banyak pula kebudayaan atau tamadun Islam yang lahir.

4. PRINSIP-PRINSIP KEBUDAYAAN ISLAM


Islam, datang untuk mengatur dan membimbing masyarakat menuju kepada
kehidupan yang baik dan seimbang. Dengan demikian Islam tidaklah datang untuk
menghancurkan budaya yang telah dianut suatu masyarakat, akan tetapi dalam
waktu yang bersamaan Islam menginginkan agar umat manusia ini jauh dan
terhindar dari hal-hal yang yang tidak bermanfaat dan membawa madlarat di dalam
kehidupannya, sehingga Islam perlu meluruskan dan membimbing kebudayaan yang
berkembang di masyarakat menuju kebudayaan yang beradab dan berkemajuan
serta mempertinggi derajat kemanusiaan.
Prinsip semacam ini, sebenarnya telah menjiwai isi Undang-undang Dasar Negara
Indonesia, pasal 32, walaupun secara praktik dan perinciannya terdapat perbedaan-
perbedaan yang sangat menyolok. Dalam penjelasan UUD pasal 32, disebutkan :
Usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya dan persatuan,
dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat
memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta
mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Idonesia .
Dari situ, Islam telah membagi budaya menjadi tiga macam yaitu:

1. Kebudayaan yang tidak bertentangan dengan Islam.


seperti ; kadar besar kecilnya mahar dalam pernikahan, di dalam masyarakat
Aceh, umpamanya, keluarga wanita biasanya, menentukan jumlah mas kawin
sekitar 50-100 gram emas.
2. Kebudayaan yang sebagian unsurnya bertentangan dengan Islam.
Contoh yang paling jelas, adalah tradisi Jahiliyah yang melakukan ibadah haji
dengan cara-cara yang bertentangan dengan ajaran Islam , seperti lafadh
talbiyah yang sarat dengan kesyirikan, thowaf di Kabah dengan telanjang.
3. Kebudayaan yang bertentangan dengan Islam.
Seperti, budaya ngaben yang dilakukan oleh masyarakat Bali.

5. HUBUNGAN ANTARA KEBUDAYAAN ISLAM DENGAN KEBUDAYAAN


YANG ADA PADA MASYARAKAT INDONESIA
Sebelum Islam masuk dan berkembang, Indonesia sudah memiliki corak
kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Hindu dan Budha kebudayaan itu sudah
melekat pada diri masyaraakat islam.Kebudayaan itu masih dipertahan kan dan
dijaga oleh masyarakat indonesia hingga pada saat ini.

Dengan masuknya Islam, Indonesia kembali mengalami proses akulturasi (proses


bercampurnya dua atau lebih kebudayaan karena percampuran bangsa-bangsa dan
saling mempengaruhi), yang melahirkan kebudayaan baru yaitu kebudayaan Islam
Indonesia. Masuknya Islam tersebut tidak berarti kebudayaan Hindu dan Budha
hilang. Bentuk budaya sebagai hasil dari proses akulturasi tersebut, tidak hanya
bersifat kebendaan/material tetapi juga menyangkut perilaku masyarakat
Indonesia. Salah satu hasil akulturasi kebudayaan tersebut dapat kita lihat pada
beberapa bangunan masjid yang ada di Indonesia yang atapnya bersusun semakin
ke atas semakin kecil dari tingkatan paling atas berbentuk limas. Jumlah atapnya
ganjil 1, 3 atau 5. Hal itu menunjukkan bahwa bangunan masjid tersebut adalah hasil
dari penggabungan kebudayaan Indonesia dan kebudayaan Islam.

Kebudayaan itu masih dipertahan kan dan dijaga oleh masyarakat indonesia
hingga pada saat ini contonya, seperti sesajen yang dibawah ke makam pada saat
ziarah. Kebudayaan seperti itu banyak diperbingkan karna bertentngan dengan
ajaran agama islam.

6. MASJID SEBAGAI PUSAT KEBUDAYAAN ISLAM


Masjid pada umumnya dipahami oleh masyarakat sebagai tempat ibadah
khusus, seperti shalat, padahal fungsi masjid lebih luas dari itu. Pada zaman
Rasulullah, masjid berfungsi sebagai pusat peradaban. Nabi mensucikan jiwa kaum
muslimin, mengajar Al-quran dan Al-hikmah, bermusyawarah berbagai
permasalahan umat hingga masalah upaya-upaya peningkatan kesejahteraan umat.
Dan hal tersebut berjalan hingga 700 tahun. Sejak Nabi mendirikan masjid yang
pertama, fungsi masjid dijadikan simbol persatuan umat dan masjid sebagai pusat
peribadatan dan peradaban. Sekolah-sekolah dan universitas-universitas kemudian
bermunculan justru dari masjid. Masjid Al Azhar di Mesir merupakan salah satu
contoh yang dapat dikenal oleh umat Islam di Indonesia maupun dunia. Masjid ini
mampu memberikan bea siswa bagi para pelajar dan mahasiswa, bahkan
pengentasan kemiskinan merupakan program nyata masjid.
Dikatakan kebudayaan tentu hal itu mempunyai seni, ekspresi seni
dimunculkan dalam masjid, khususnya dalam seni arsitektur sebenarnya tidak
terlepas dari ekspresi manusia itu sendiri yang merupakan makhluk dengan fitrah
seni cinta pada keindahan.
Seni adalah semua yang menimbulkan keharuan keindahan. Bahkan Shihab
mengatakan seni merupakan ekspresi ruh dan budaya manusia yang
mengandungdanmengungkapkankeindahan.
Dalamkajianfilsafat, hubunganantara yang indahdan yang
baikbermaknahubungansenidanetik.Olehkarnaitu, padaprinsipnyacitarasaseni yang
dimilikimanusiaadalahpenjiwaanterhadapkeindahansuatuobyek, dansemuaobyek
yang indahtersebutdiciptakan Allah swtuntukmanusia.Firman Allah swt :
Artinya :Sesungguhnya kami menjadikanapa yang ada di
bumiuntukmenjadiperhiasanbaginya, karna kami hendakmengujisiapakahdiantara
kalian yang paling baikpekerjaannya.(Q.S. Al-kahfi : 7)
Namuntidakhanyaitu, kemegahan masjid tidakmenjaminbahwa masjid
itumemilikikehidupan yang makmurdenganramainyakegiatanjemaah.
Pada saat ini kita akan sangat sulit menemukan masjid yang memiliki program
nyata di bidang pencerdasan keberagamaan umat. Kita (mungkin) tidak menemukan
masjid yang memiliki kurikulum terprogram dalam pembinaan keberagamaan umat.
Terlebih-lebih lagi masjid yang menyediakan bea siswa dari upaya pengentasan
kemiskinan.
Dalam perkembangan berikutnya muncul kelompok-kelompok yang sadar
untuk mengembalikan fungsi masjid sebagaimana mestinya. Kini mulai tumbuh
kesadaran umat akan pentingnya peranan masjid untuk mencerdaskan
mensejahterakan jamaahnya. Menurut ajaran Islam masjid memiliki dua fungsi
utama, yaitu

(1) sebagai pusat ibadah ritual

(2) berfungsi sebagai pusat ibadah sosial. Dari kedua fungsi gtersebut titik sentralnya
bahwa fungsi masjid sebagai pusat pembinaan umat Islam.

Kesimpulan
Kebudayaan tidak diperoleh manusia sebagai warisan atau generatif
(biologis), namun hanya mungkin diperoleh dengan belajar dari masyarakat. Tanpa
masyarakat manusia akan mengalami kesulitan dalam membentuk budaya.
Sebaliknya, tanpa budaya manusia tidak dapat mempertahankan kehidupannya.
Justru dengan adanya kebudayaan dapat digunakan untuk membedakan manusia
dengan hewan.
Hasil perkembangan kebudayaan dilandasi oleh nilai-nilai ketuhanan yang
disebut dengan kebudayaan Islam, di mana fungsi agama akan berperan semakin
jelas. Kebudayaan tersebut berkembang menjadi sebuah peradaban islam sampai
sekarang. Masuknya agama islam ke indonesia juga berpengaruh baik bagi
kebudayaan di indonesia. Kini kebudayaan islam telah melekat pada masyarakat
Indonesia karna mengingat mayoritas masyarat Indonesia adlam islam.
Daftar pustaka

Ahmad Yani, 2009, PanduanMemakmurkan Masjid, Jakarta : Al qalam. Hlm : 44

H. Ahmad Sutarmadi, 2010, Manajemen Masjid Kontemporer, Jakarta


:BalaiPenerbitanFakultasSyariahdanHukum UIN SyarifHidayatullah Jakarta. Hlm : 28

Abdul BaqirZein, 1999, Masjid-masjid Bersejarah Di Indonesia, Jakarta :GemaInsani


Press. Hlm : 5

Sidi Gazalba, 1989, Mesjid Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam, Jakarta : pustaka al-husna. Hlm :
118

Syahruddin, Hanafie, Abdullah abud s., 1986, Mimbar Masjid, Jakarta : cv Haji Masagung,Hlm : 339

https://mindaudahedu.wordpress.com/2012/05/26/kebudayaan-dalam-islam-2

http://materikuliahqu.blogspot.co.id/2010/01/keudayaan-islam.html

Anda mungkin juga menyukai