Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

Nama Mahasiswa : Basuki Sunarno


NIM : 042895693

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS HUKUM, ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TERBUKA (UT) JAKARTA
2020
UNIVERSITAS TERBUKA NEGERI POKJAR KALIDERES

NAMA : Basuki Sunarno


NIM : 042895693
KODE MK : MKDU4109
MASA REG : 2020

Indonesia terdiri dari berbagai suku, budaya dan agama dan itu bagian dari kekayaan negara
kita, dengan adanya keberagaman tersebut tidak jarang memunculkan sikap etnosentrisme,
prejudis, dan diskriminasi.
1. Jelaskan bagaimana etnosentrisme, prejudis, dan diskriminasi dapat menjadi sumber
permasalahan bagi bangsa Indonesia. Berikan masing-masing contoh kasus untuk
memperjelas jawaban Anda
1. Tuliskan jawaban Anda dalam Ms.Word atau Pdf
2. Tambahkan sumber referensinya
3. Batas waktu pengumpulan tugas selama 2 minggu

JAWABAN

- Etnosentrisme adalah sikap yang kecendrungan untuk memandang budaya diri sendiri
lebih baik dibandingkan yang lain, serta penggunaan standar dan nilai sendiri untuk
menilai orang – orang yang bukan anggota kelompok budayanya.
Alasan mengapa etnosentrisme menjadi penghambat integrasi nasional adalah karena
sikap itu menganggap suku bangsa yang lain lebih rendah sehingga hal itu akan
menimbulkan konflik sara (suku, agama, ras, dan antargolongan). Entrosentrisme
bertolak belakang dengan relativisme budaya hal ini karena relativisme budaya berupaya
memahami budaya dari sudut padang orang-orang yang mempraktikkannya.
Sebagai contoh di Papua dan Papua barat masih banyak ditemui anggota budaya yang
menggunakan koteka sebagai busana sehari hari. Dengan etnosentrisme yang berlebihan,
seseorang bisa menilai mereka sebagai terbelakang dan tidak modern, tanpa melihat
alasan mereka memakai koteka. Cata pandang seperti ini bisa dianggap melecehkan dan
memicu konflik.
- Prejudice diterjemahkan sebagai prasangka dalam bahasa Indonesia. Prejudis adalah
Sikap yang menilai lebih rendah sebuah kelompok karena asumsi tentang perilaku, nilai
dan kebiasaan kelompok tersebut.
Sikap prejudisme umumnya didukung oleh kepemilikan streotipe, yakni ide yang tidak
baik yang dimiliki seseorang tentang sekompok masyarakat. Sama halnya dengan
etnnosentrisme, prejudis juga dapat memicu kesalahpahaman bahkan konflik.
Contohnya seseorang bertemu dengan seseorang untuk pertama kalinya. Dan orang tersebut
langsung membuat penilaian orang ini kira-kira dari suku apa, agamanya apa, status sosialnya
kira-kira apa (selevel nggak dengannya). Sudah tentu orang tersebut tidak akan secara blak-
blakan menyatakan ketidak-sukaannya kepada orang yang bersangkutan. apalagi apabila orang
lain itu memberinya keterangan bahwa dia bukanlah termasuk golongannya, namun sedikitnya
bahasa tubuhnya akan terbaca dengan sikap otomatis mengambil jarak.
.
- Menurut Theodorson (1979:115-116) diskriminasi adalah perlakuan yang tidak seimbang
terhadap perorangan, atau kelompok, berdasarkan sesuatu, biasanya bersifat kategorikal,
atau atribut-atribut khas, seperti berdasarkan ras, kesukubangsaan, agama, atau
keanggotaan kelas-kelas sosial.
Prasangka dan diskriminasi berhubungan erat satu dengan yang lainnya karena pada
teorinya prasangka bersumber pada satu sikap dan diskriminasi menunjuk pada satu
sikap, prasangka dapat menjadi dasar dari diskriminasi, dan pada akhirnya mereka akan
melakukan tindakan yang negatif.
Contoh adalah pelarang masyarakat tionghoa pada masa orde baru untuk untuk
mengekspresikan kebudayaannya di ranah publik.

Sumber :
MKDU 4109 Ilmu Sosial Budaya Dasar edisi 2, Hertati Suamdi, dkk.
https://www.gurupendidikan.co.id/diskriminasi/

Anda mungkin juga menyukai