Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KLIPING

PKN

D
I

S
U
S
U
N

OLEH

NAMA : IRENE SIMANJUNTAK


KELAS : IX-2
TEMA : MASALAH KEANEKARAGAMAN

SMP ST. YOSEPH MEDAN


KEANEKARAGAMAN
Keanekaragaman pada umumnya merupakan keadaan yang bermacam-macam
terhadap suatu benda yang terjadi akibat adanya perbedaan dalam hal, ukuran,
bentuk, tekstur maupun jumlah.
Namun yang kita bahas kali ini adalah keanekaragaman dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara yang artinya kondisi suatu masyarakat yang terdiri berbagai macam
kewilayahan, suku bangsa, budaya, agama dan adat istiadat.
Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki keragaman budaya, ras, suku
bangsa, kepercayaan, agama, dan bahasa. Perbedaan atau keanekaragaman itu,
membuat banyak masalah-masalah yang ada di Indonesia.
Berikut ini adalah 5 contoh masalah dalam keanekaragaman yang sering terjadi di
Indonesia :

1. Fanatisme
Fanatisme adalah kondisi di mana seseorang menjadi obsesi berlebihan
terhadap suatu hal, seperti ajaran, agama, politik, dan lain-lain. Fanatisme
menganggap diri mereka benar, dan berdampak merugikan terhadap orang
lain, misalnya membuat orang lain merasa terluka, baik fisik dan mental.

Penyebab kondisi fanatisme adalah karena tidak sukanya dengan individu atau
kelompok lain yang memiliki aliran, keyakinan, atau agama yang berbeda dari
mereka. Juga adanya antusiasme yang berlebihan terhadap suatu objek yang
membangkitkan emosional seseorang meningkat.

Sikap fanatisme mengakibatkan perilaku yang agresif. Fanatisme membuat


seseorang tidak bisa mengontrol diri atas sikapnya terhadap orang lain.
Mereka tidak sadar apa yang mereka katakan dan lakukan bisa menyakiti dan
merugikan orang lain. Orang-orang juga bisa mengalami gangguan mental
karena obsesinya terhadap suatu hal tersebut.

Contoh fanatisme yaitu: Fanatisme terhadap kelompok olahraga sering


diberitakan oleh media massa di Indonesia, penggemarnya memiliki cara
sendiri untuk menunjukkan rasa suka dan kesetiaan mereka kepada kelompok
yang didukung.

Hal-hal yang dapat kita lakukan untuk mengatasi sikap fanatisme:


1. Menambah wawasan. ilustrasi diskusi.
2. Memahami dan menerima perbedaan.
3. Mencoba hal-hal baru.
4. Mengkritisi keyakinan dan pilihan sendiri.
5. Memperbanyak diskusi.
6. Bersikap fleksibel dan toleran.

2. Primordialisme
Primordialisme adalah nilai yang dipegang teguh oleh individu di suatu
kelompok. Sangat menjunjung tinggi ikatan sosial yang berupa nilai-nilai,
norma, dan kebiasaan-kebiasaan yang bersumber dari etnik, ras, tradisi dan
kebudayaan yang dibawa sejak seorang individu baru dilahirkan.

Penyebab primordialisme yaitu adanya sesuatu yang dianggap istimewa dalam


suatu kelompok, seperti agama, budaya, dan suku. Adanya sesuatu sikap untuk
mempertahankan keutuhan suatu kelompok dari ancaman luar. Adanya nilai
yang berkaitan dengan sistem keyakinan, seperti nilai-nilai agama.

Akibatnya, bisa mengganggu kelangsungan hidup suatu bangsa, menghambat


modernisasi, menghambat hubungan antar bangsa, mengurangi objektivitas
ilmu pengetahuan, penyebab adanya diskriminasi, dan faktor terjadinya konflik
antar suku.

Contoh primordialisme yaitu: Memberikan perilaku istimewa kepada orang


yang berasal dari kelompok tertentu.

Cara mengatasi sikap fanatisme yaitu saling memiliki rasa toleransi supaya bisa
menerima perbedaan yang ada, mensosialisikan kebudayaan secara perlahan
sehingga bisa diterima oleh masyarakat sekitar, menanamkan sikap saling
menghormati dan menghargai tanpa memandang rendah yang lain.

3. Separatisme
Separatisme adalah suatu gerakan untuk mendapatkan kedaulatan dan
memisahkan suatu wilayah atau kelompok manusia dari satu sama lain. Istilah
ini biasanya tidak diterima para kelompok separatis sendiri karena mereka
menganggapnya kasar, dan memilih istilah yang lebih netral seperti
determinasi diri.

Separatisme disebabkan oleh berbagai alasan seperti pengalaman buruk yang


dimiliki seseorang atau kelompok tersebut. Juga bisa karena suatu kelompok
yang mengalami krisis ekonomi yang membuat orang dikelompok tersebut
ingin memisahkan diri dari kelompok tersebut demi keegoisannya.

Adapun dampak negatif dari separatisme, yaitu:


1. Adanya perpecahan sosial, yaitu kondisi di mana masyarakat terpecah
belah.
2. Munculnya konflik atau pertentangan dalam masyarakat.
3. Menciptakan situasi yang tidak aman.

Contoh separatism yaitu: Gerakan Aceh Merdeka (GAM) adalah gerakan


separatisme bersenjata yang terjadi sejak tahun 1976 hingga 2005 agar Aceh
terlepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Cara mengatasinya yaitu memberikan pelayanan yang baik dalam bidang


kesehatan, pendidikan, dan peningkatan ekonomi di berbagai daerah dapat
menghilangkan pemikiran masyarakat tentang gerakan separatisme.
Pemerintah juga harus memaksimalkan komunikasi dan pelayanan yang
memadai untuk tempat masyarakat bekerja dan sekolah.

4. Anarkisme
Anarkisme adalah filsafat politik yang menganjurkan masyarakat tanpa negara
atau sering didefinisikan sebagai lembaga sukarela yang mengatur diri sendiri.
Tapi beberapa penulis telah mendefinisikan sebagai lembaga yang lebih
spesifik berdasarkan asosiasi bebas non-hierarkis. Atau bisa juga Tindakan
kekerasan.

Penyebab anarkis adalah kekecewaan massa atas tuntutan demo, kurangnya


antisipasi aparat keamanan, tindakan represif aparat keamanan, adanya
provokator, penggunaan alkohol dan obat terlarang, keinginan orang- orang
tertentu di dalam massa untuk disebut pahlawan.

Dampaknya rusak nya fasilitas pemerintah, merugikan diri sendiri dan


masyarakat luas, mengganggu ketertiban umum, menghambat pelaksanaan
program pemerintah secara optimal, menimbulkan kemacetan sehingga
meresahkan rakyat, sampah berserakan di jalanan akibat aksi anarkis yang
dilakukan (seperti batu/kerikil, pecahan kaca), nilai tukar mata uang menurun
drastis apabila demonstrasi ditayangkan.
Contoh tindakan anarkisme yang pernah terjadi di Indonesia adalah peristiwa
G 30 S/PKI,Dilli,peristiwa trisakti dan semanggi,kasus marsinah,aksi bom
bali,peristiwa tanjung priok,dll.

Upaya yang dapat dilakukan oleh polisi/pemerintah adalah menghentikan


tindakan anarkis melalui himbauan, persuasif, dan edukatif dan menerapkan
upaya paksa sebagai jalan terakhir setelah upaya persuasif gagal dilakukan.

5. Stereotipe negatif
Stereotipe negatif sering diasosiasikan dengan sikap atau perilaku negatif,
seperti prasangka dan diskriminasi. Sementara stereotipe positif sering
dianggap sebagai stereotipe yang tidak berbahaya dan memusuhi seseorang
atau kelompok lain.

Faktor terjadinya stereotip yaitu dimana Bahasa ada sebagian bahasa


terdengar sangat keras, padahal memang sudah normal digunakan oleh
individual atau suatu kelompok, bisa juga karena pengetahuan, merupakan hal
yang sangat penting yaitu cara penyampaian orang tua ke anak ataupun
lingkungan sosial dapat mempengaruhi terhadap pemikiran suatu individu.

Akibatnya Stereotip membuat lingkaran pertemanan kamu jadi terbatas,


membuat kamu memiliki banyak musuh, kamu mengisolasi orang lain,
membuat kamu mengambil keputusan yang salah, dll.

Contoh stereotip yang sering ditemukan di Indonesia yaitu stereotip suku,


bahwa orang Batak itu kasar, orang Jawa itu keras kepala, dan orang Sunda itu
lemah lembut.

Cara meminimalisir stereotip yaitu dengan cara menyadari keunikan setiap


individu, menumbuhkan rasa saling menghargai terhadap perbedaan, serta
menanamkan rasa toleransi sejak dini merupakan langkah penting dalam
mengurangi pengaruh stereotip dalam masyarakat.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai