Anda di halaman 1dari 5

ULANGAN HARIAN BAB 4

KEBERAGAMAN MASYARAKAT INDONESIA DALAM BINGKAI BHINNEKA


TUNGGAL IKA .

Jawablah dengan melengkapi pernyataan-pernyataan pada titik titik di


bawah ini !

1. Dengan adanya keberagaman masyarakat Indonesia jangan dijadikan


sebagai sumber masalah atau sumber konflik, tetapi dengan adanya
keberagaman harus dapat di jadikan sebagai sumber ….
1) sumber kekayaan
2) sumber keindahan
3) sumber kekuatan

2. Kerusuhan yang marak terjadi di berbagai daerah sangat mengganggu


keamanan stabilitas nasional di masyarakat yang dapat mengganggu
jalannya pembangunan Nasional. . Hal tersebut dapat dihindari / dicegah
dengan menjauhkan sikap perilaku
1. Primordialisme
2. Etnosentrime
3. Diskriminatif
4. Stereotipe
5. Fanatisme
6. Eksklusivisme

3. Untuk memupuk rasa persaudaraan antar suku bangsa dalam Bhinneka


Tunggal Ika supaya terwujud pelaksanaan persatuan dan kesatuan dalam
kehidupan sehari-hari dapat di lakukan dengan cara.
Jawab: Dalam mewujudkan persatuan dalam keberagaman masyarakat
Indonesia, kita perlu mengembangkan sikap tidak memandang rendah suku
atau budaya yang lain, tidak menganggap suku dan budayanya paling tinggi
paling baik, menerima keragaman suku dan budayanya paling tinggi dan
paling baik, menerima keragaman suku bangsa dan budaya sebagai kekayaan
bangsa yang tak ternilai harganya, serta lebih mengutamakan negara daripada
kepentingan daerah atau suku masing-masing.

4. Jelaskan penyebab gejala terjadinya konflik dalam masyarakat yang


dapat merusak nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa , adalah …
1.Primordialisme: yaitu pandangan yang berpegang teguh pada hal-hal
yang dibawa sejak kecil baik mengenai tradisi, adat istiadat, kepercayaan
maupun segala sesuatu yang ada di lingkungan pertamanya.
2. Etnosentrime: yaitu suatu pandangan yang menganggap bahwa suku
bangsanya sendiri lebih unggul dibandigkan dengan suku yang lainnya.
3. Diskriminatif: tindakan,sikap, atau prilaku yang dilakukan oleh seseorang
atau satu golongan untuk menyudutkan golongan lain. Biasanya deskriminatif
dilakukan oleh satu golongan dengan populasi lebih besar ke golongan lain
yang populasinya jauh lebih sedikit atau sering disebut dengan minoritas
4. Stereotip: yaitu anggapan yang dimiliki terhadap suatu kelompok yang
bersifat tidak baik. Misalnya, anggapan bahwa suatu kelompok identik dengan
kekerasan, sifat suatu suku yang kasar, dan sebagainya. Stereotip ini dapat
terjadi terhadap suatu kelompok agama, suku, ras, maupun golongan, seperti
geng sepeda motor, kelompok remaja tertentu, organisme kemasyarakatan,
dan sebagainya. Stereotip mengakibatkan sikap prasangka terhadap suatu
kelompok sesuai dengan anggapan negaif tersebut
5. Fanatisme: yaitu paham yang berpegang teguh secara berlebihan
terhadap keyakinan sendiri sehingga menganggap salah terhadap keyakinan
yang lain.
6. Eksklusivisme: merupakan suatu paham yang menekankan adanya
kecenderungan untuk memisahkan diri dari lingkungan sekitar. Dalam kata
lain, adanya keinginan untuk menarik diri dari segala bentuk interaksi yang
ada seperti individualisme. Mereka akan berkecenderungan untuk melakukan
segala sesuatunya secara sendiri, tanpa meminta bantuan dari orang lain.

5. Jelaskan gejala-gejala dalam masyarakat Indonesia yang beragaman


yang memiliki potensi menjadi penyebab konflik sosial .!

1. Menguatnya Etnosentrisme Kelompok

Dengan begitu, etnosentrisme memiliki arti suatu kelompok yang menganggap dirinya
paling baik, benar, dan hebat. Sikap etnosentrisme ini membuat mereka mengukur
kelompok lain dengan nilai dan norma kelompoknya., etnosentrisme ini tidak hanya
terdapat dalam kelompok suku,tetapi juga terdapat di kelompok lain.Sikap
etnosentrisme juga ada di kelompok pelajar, partai politik, pendukung tim sepakbola,
dan lainnya.Perkelahian pelajar terkadang juga disebabkan oleh sikap kelompoknya
merasa lebih baik dari yang lain.

2. Stereotip terhadap Suatu Kelompok

Stereotip terhadap suatu kelompok, yakni anggapan yang dimiliki suatu


kelompok yang bersifat tidak baik.Orang akan membuat kategori atas karakteristik
perilaku orang lain yang didasarkan pada ras, suku, dan lainnya.Artinya orang itu akan
diidentifikasi sebagai bagian dari suatu kelompok dan diberi penilaian atas dasar orang
lain.Misalnya, anggapan bahwa suatu kelompok identik dengan kekerasan, sifat suku
yang kasar, dan lainnya.Stereotip ini dapat terjadi terhadap kelompok agama, suku, ras,
maupun golongan, seperti geng motor.Sikap stereotip ini mengakibatkan sikap
prasangka terhadap suatu kelompok sesuai dengan anggapan itu.

3. Hubungan Antarpenganut Agama Kurang Harmonis

Sikap fanatik yang berlebihan terhadap keyakinan masing-masing bisa menimbulkan


sikap tidak toleran.Teman-teman, berpegang teguh pada ajaran agama masing-masing
memang adalah sebuah keharusan.Meski begitu, kita tetap tidak boleh dapat
memaksakan suatu keyakinan pada orang lain atau teman kita.Keberagaman agama
dapat menimbulkan perbedaan dalam mengatasi suatu persoalan dalam
masyarakat.Perbedaan itu bisa berkembang menjadi konflik jika tidak mengembangkan
sikap hormat dan toleransi.

4. Hubungan Antarpenduduk Kurang Harmonis

Terkadang di dalam masyarakat, terjadi pula konflik antara penduduk asli dan
penduduk pendatang, Konflik sosial ini ternyata diawali dengan hubungan
antarpenduduk yang tidak harmonis, teman-teman. Ketidaharmonisan dapat terjadi
dengan diawali rasa ketidakadilan dalam bidang ekonomi dan juga politik.Namun,
hubungan tidak harmonis ini juga bisa terjadi karena ketersinggungan dan keterbatasan
komunikasi.Konflik yang terjadi di masyarakat sering disebabkan oleh banyak faktor
sehingga konflik jadi kompleks.

6. Toleransi antar umat beragama dapat ditumbuhkan dengan subur dan


berakar dengan kuat apabila:
Setiap warga negara Indonesia mengamalkan nilai-nilai pancasila, salah
satunya sikap toleransi terhadapat perbedaan suku, ras, agama.

7. Sebutkan dan jelaskan akibat akibat yang ditimbulkan oleh terjadinya


konflik di masyarakat
1.Bertambahnya solidaritas intern dan rasa in-group suatu kelompok
Jika terjadi pertentangan antara kelompok-kelompok, solidaritas antaranggota
di dalam masing-masing kelompok akan meningkat. Solidaritas di dalam
suatu kelompok, yang pada situasi normal sulit dikembangkan, akan langsung
meningkat saat terjadinya konflik dengan pihak-pihak luar.

2. Merubah individu pasif menjadi aktif


Konflik di dalam masyarakat biasanya akan menggugah warga masyarakat
yang tadinya pasif menjadi aktif dalam peranan tertentu di dalam masyarakat.

3.Hancurnya kesatuan kelompok Jika konflik yang tidak berhasil


diselesaikan menimbulkan kekerasan atau perang, maka kesatuan kelompok
akan mengalami kehancuran.

4.Perubahan kepribadian individu


Di dalam suatu kelompok yang mengalami konflik, maka seseorang
atau sekelompok orang yang semula memiliki kepribadian pendiam dan
penyabar, akan menjadi beringas, agresif, dan mudah marah, terlebih jika
konflik berujung pada kekerasan.
8. Jelaskan upaya upaya yang dapat mencegah terjadinya konflik yang
bersifat SARA. ( konflik suku, konflik agama, konflik Ras dan konflik antar
golonga atau kelompok ) !
1. Cara preventif, artinya upaya yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya masalah atau sebelum masalah terjadi. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan mengembangkan sikap toleransi, kerja sama, latihan
bersama, dan sebagainya.
2. Cara represif adalah upaya mengatasi masalah pada saat atau setelah
terjadi masalah, seperti penangkapan, pembubaran paksa, dan
sebagainya.
3. Cara kuratif merupakan upaya tindak lanjut atau penanggulangan
akibat masalah yang terjadi. Cara ini bertujuan untuk mengatasi
dampak dari masalah yang terjadi. Misalnya pendampingan bagi korban
kerusuhan, perdamaian, kerja sama, dan sebagainya.

9. Sebutkan 3 ( tiga ) kekuatan bangsa Indonesia untuk mempersatukan


bangsa !
1.Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
2 Semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang artinya “Berbeda-beda tetapi tetap
satu”.
3.Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

10. Jelaskan upaya upaya apa saja untuk dapat mengatasi masalah akibat
keberagaman di lingkungan sekolah kita.

1.Program Pendidikan Toleransi : Mengintegrasikan materi


pembelajaran yang mendorong pemahaman dan toleransi
terhadap keberagaman dalam kurikulum sekolah.

2. Kegiatan Ekstrakurikuler : Mendukung kegiatan


ekstrakurikuler yang mempromosikan kerjasama antar-siswa dari
berbagai latar belakang.

3. Pelatihan Guru : Memberikan pelatihan kepada guru untuk


meningkatkan pemahaman mereka terhadap keberagaman dan
cara mengelola situasi yang mungkin timbul.

4. Dialog dan Diskusi Terbuka : Mengadakan forum dialog dan


diskusi terbuka untuk membahas perbedaan dan mencari solusi
bersama.
5. Mentoring Antar-Siswa : Menerapkan program mentoring di
mana siswa yang memiliki latar belakang beragam dapat saling
mendukung dan memahami satu sama lain.

6. Peringatan dan Kegiatan Budaya : Merayakan dan memahami


perbedaan budaya melalui peringatan dan kegiatan yang
mempromosikan keberagaman.

7. Komitmen Kepemimpinan Sekolah : Memastikan bahwa


kepemimpinan sekolah mendukung dan mempromosikan nilai-
nilai toleransi serta menangani konflik dengan bijaksana.

8. Partisipasi Orang Tua : Melibatkan orang tua dalam kegiatan


yang mendukung toleransi dan memberikan pemahaman tentang
keberagaman.

9. Penanganan Konflik Efektif : Menyediakan mekanisme resolusi


konflik yang efektif dan adil untuk mengatasi perbedaan dan
masalah di sekolah

10. Sumber Daya Pendidikan : Memastikan ketersediaan sumber


daya yang mendukung pendidikan tentang keberagaman, seperti
buku, materi ajar, dan teknologi pembelajaran yang relevan.

Anda mungkin juga menyukai