Anda di halaman 1dari 2

Menurut saya, perilaku intoleransi masih sering terjadi di masyarakat Indonesia 

disebabkan
oleh banyak faktor, termasuk faktor sejarah, politik, sosial, dan budaya. Faktor-faktor
tersebut dapat menyebabkan ketegangan dan konflik antara kelompok yang
berbeda, terutama ketika perbedaan tersebut dipertegas dan dianggap sebagai
sesuatu yang saling bertentangan. Beberapa faktor yang mungkin dapat
mempengaruhi terjadinya perilaku intoleransi di Indonesia antara lain:

1. Kurangnya pemahaman dan toleransi terhadap perbedaan: Ketika seseorang


tidak memahami perbedaan dalam hal agama, suku, atau budaya, maka bisa
timbul ketidakpercayaan dan ketakutan yang berujung pada perilaku
intoleransi.
2. Kuatnya paham identitas SARA, hubungan antara etnis, agama, ras, dan
golongan yang kurang baik akan menyebabkan potensi konflik dan
ketegangan di masyarakat semakin menguat.
3. Ketimpangan sosial dan politik menjadi daya dorong penghambat tercapainya
integrasi nasional. Karena ketimpangan sosial yang semakin tajam di
masyarakat dapat menimbulkan iri hati dan sentimen terhadap kelompok lain
karena persoalan ekonomi (kaya-miskin), persoalan status sosial, dan kondisi
politik yang tidak harmonis.
Intoleransi jelas mengancam suasana yang kondusif dalam kehidupan
bermasyarakat. Hak asasi manusia pun menjadi hal yang dikhawatirkan dengan
adanya tindakan intoleransi. Masyarakat Indonesia yang beraneka ragam
membutuhkan sikap toleransi antar umat beragama khususnya dalam
melaksanakan kegiatan peribadatan dan kegiatan ajaran agama tanpa ada yang
menghalangi. Dalam tujuan membangun kesatuan dan persatuan bangsa perlu
dilakukan penguatan nilai-nilai kebangsaan seperti penguatan tehadap ideologi
pancasila dan konstitusi.

Untuk mengatasi masalah intoleransi ini, diperlukan upaya yang terkoordinasi dari banyak
pihak. Beberapa gagasan yang bisa disumbangkan adalah:

1. Pendidikan dan pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan: Pendidikan


yang mempromosikan pemahaman dan toleransi terhadap perbedaan dapat
membantu mencegah konflik yang berkaitan dengan perbedaan.
2. Penggunaan media sosial yang bijaksana: Kita semua bisa membantu dengan
memilih untuk tidak menyebarluaskan pandangan sempit dan memperkuat
sikap intoleran di media sosial.
3. Mendorong dialog antar kelompok: Mendorong dialog terbuka dan
menghormati antar kelompok yang berbeda dapat membantu mendorong
pemahaman dan toleransi yang lebih baik.
4. Menegakkan hukum: Hukum harus ditegakkan secara adil dan tidak
diskriminatif untuk mencegah tindakan intoleransi dan melindungi hak asasi
manusia.

Kesimpulannya, menghormati ajaran dan keyakinan orang lain dengan mengasihi sesama
seperti diri sendiri, orang percaya memiliki kemampuan menerima keunggulan dan
kelemahan setiap orang tanpa membedakan latar belakang suku, agama, bahasa dan
kepercayaan. Mengasihi orang lain seperti diri sendiri akan meminimalisir bahkan
menghilangkan konflik dan konfrontasi karena perbedaan.

Semua pihak harus saling berkolaborasi dan berkontribusi dalam menyelesaikan


masalah intoleransi ini, sehingga Indonesia dapat menjadi negara yang lebih inklusif
dan harmonis bagi semua kelompok masyarakatnya.

Sumber referensi:
BMP Pendidikan Kewarganegaraan MKDU4111
http://ejournal.uiidalwa.ac.id/index.php/wasilatuna/article/view/360

Anda mungkin juga menyukai