Anda di halaman 1dari 8

INTOLERANSI DI MASYARAKAT

KARYA TULIS INI MERUPAKAN TUGAS


PROSPEKTIV 2021

MENTOR :
(Marcella Nazmatul L.)

DISUSUN OLEH ( KELOMPOK 1 ) :


Abiyyu Zikril 2110116041
Hana Rahmah Kamila 2110116020
Intan Farrel Aurellia 2110116008
Kevin Shaquille Lesmana 2110116002

PRODI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
JAKARTA, NOVEMBER 2021
ABSTRAK

Indonesia dikenal dengan negara yang kaya akan budaya, beragam suku, agama, ras,
serta golongan. Hal tersebut akan menjadi nilai tambah untuk negara Indonesia karena kaya
akan keragaman. Namun, tidak menutup kemungkinan juga apabila keragaman tersebut
menjadi bumerang bagi Indonesia itu sendiri.
Intoleransi menjadi salah satu dari sekian kemungkinan hal yang dapat menjadi
bumerang bagi Indonesia itu sendiri. Lantas, apa itu intoleransi? Intoleransi merupakan
kebalikan dari semua prinsip yang terdapat dalam toleransi. Dengan beragamnya suku, ras,
agama, serta golongan, memungkinkan munculnya sifat etnosentrisme, di mana masyarakat
Indonesia akan merasa bahwa golongannya lebih hebat daripada golongan yang lain, sehingga
terjadilah intoleransi.

Masalah-masalah mengenai intoleransi yang sering kita jumpai adalah intoleransi


agama dan budaya. Intoleransi agama ini dapat meliputi dikucilkannya seseorang karena
perbedaan agama yang dianut, merusak fasilitas untuk beribadah, bahkan bom bunuh diri pun
terjadi di tempat ibadah. Selanjutnya, intoleransi budaya yang dimana kelompok tertentu yang
cenderung sekuler dalam mengutamakan paham dan nilai budaya tertentu.
1. Pengertian Intoleransi
Kata intoleransi berasal dari kata prefik in yang berarti “tidak,bukan” dan kata dasar
toleransi yang memiliki arti sifat toleran. Definisi intoleran menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah tidak tenggang rasa;tidak toleran. Menurut Hunsberger (1995), intoleran
adalah tindakan negatif yang dilatari oleh simplifikasi-palsu, atau “prasangka yang berlebihan”
(over generalized beliefs). Jadi, intoleransi adalah sebuah paham atau pandangan yang
mengabaikan seluruh nilai-nilai dalam toleransi yaitu perasaan empati kepada orang atau
kelompok lain yang berasal dari kelompok, golongan, atau latar belakang yang berbeda.

2. Penyebab dan Faktor Pemicu Intoleransi


Menurut Ketua Satgas Nusantara yang juga Kapolda Metro Jaya Irjen (Pol) Gatot Eddy
Pramono, di Indonesia, penyebab terjadinya sikap intoleransi semakin menguat adalah
pertama, globalisasi. Perkembangan situasi global ini menyebabkan mengikisnya nilai-nilai
ketimuran, salah satunya yaitu sikap toleransi. Kedua, demokrasi yang dikuasai oleh “low
class”. Kondisi di Indonesia didominasi oleh masyarakat kelas bawah (low class) yang dimana
cenderung ingin melakukan suatu perubahan yang cepat, kritis, tetapi tidak rasional. Kemudian,
hal ini dapat dianggap sebagai kondisi yang sebebas-bebasnya. Terlebih lagi, Indonesia sangat
majemuk, dari sisi agama,budaya,etnis,dan lain sebagainya. Seiring berjalannya waktu,
perubahan ini akan dicari dan dapat menimbulkan nilai primordialisme. Ketiga, perkembangan
media sosial. Dari perkembangan media sosial ini, intoleran dapat disebarluaskan.
Perkembangan media sosial ini termasuk tantangan bersama untuk memerangi intoleransi.
Disisi lain, media sosial juga memiliki dampak positif. Maka dari itu, kita harus mengantisipasi
dampak negatif media sosial dengan memberikan edukasi mengenai toleransi.

Selain itu, menurut Kabag Mitra Biro Penmas Divisi humas Polri Kombes Awi
Setiyono, terdapat faktor pemicu konflik intoleransi, yang pertama adalah perbedaan dalam
memahami ajaran secara tekstual. Pemahaman ini menghasilkan pengalaman yang berbeda
dalam internal beragama. Yang Kedua, aksi pemaksaan hak asasi yang dilakukan oleh kaum
mayoritas kepada pihak minoritas. Aksi lainya adalah pemakaian atribut keagamaan secara
berlebihan dan menyombongkan diri dengan segala atribut yang dipakainya. Yang Ketiga,
perbedaan adat istiadat juga dapat menjadi pemicu terjadinya kasus intoleransi, faktor adat
istiadat ini menyebabkan konflik yang dilatarbelakangi fanatisme/ fanatic kesukuan. Yang
Keempat adalah ketidakadilan dari pihak aparatur negara ataupun pemerintah dalam
menangani berbagai masalah atau konflik yang terjadi, mereka cenderung memihak pada salah
satu kubu dengan alasan yang bermacam macam seperti uang, agama, golongan, bahkan kasta.

3. Komponen Intoleransi
Komponen Intoleransi ada setidaknya tiga komponen dalam intoleransi, yaitu :
1. Ketidakmampuan menahan diri tidak suka kepada orang lain.
Ketika seseorang memiliki sifat intoleransi mereka akan terang-terangan menunjukkan
bahwa dirinya tidak menyukai seseorang.
2. Sikap mencampuri atau menentang keyakinan orang lain.
Orang yang memiliki sifat intoleransi sering mencampuri ataupun menentang
keyakinan orang lain. Keyakinan yang dianut seseorang akan dianggap salah apabila berbeda
denga napa yang dia yakini. Orang tersebut juga sering menghina hal-hal yang tidak ia
percayai.
3. Sengaja mengganggu orang lain

4. Dampak Intoleransi
Kurangnya sikap toleransi atau biasa disebut dengan intoleransi menjadi pemercik
utama rusaknya kerukunan antar sesama. Beragam tindakan-tindakan negatif mulai dari
penyebaran pesan intoleran, isu berbau rasisme, hingga ujaran kebencian kian berkembang
pesat di sekitaran masyarakat. Akibatnya, konflik internal pun muncul yang akan memicu
terjadinya pergesekan antara kelompok mayoritas kepada minoritas. Sikap paling benar dan
main hakim sendiri kian hari berujung pada tindakan kekerasan. Jika kita berada dalam posisi
minoritas, maka besar kemungkinan kita diperlakukan secara diskriminatif.

5. Contoh Intoleransi
Contoh dari sikap intoleransi yang terjadi baru-baru ini adalah kasus Wilfried Zaha
yang merupakan seorang pesepak bola asal klub Inggris, Crystal Palace mendapat perlakuan
rasis dari warganet Indonesia. Kejadian tersebut terjadi ketika lanjutan liga Inggris antara
Crystal Palace berhadapan dengan Manchester City. Wilfried Zaha yang tampil apik dalam
laga tersebut dan berhasil mengantarkan Crystal Palace kepada kemenangan. Warganet
Indonesia yang merupakan penggemar dari klub Manchester City tidak terima akan hasil itu
lalu melakukan rasisme melalui akun media sosial Instagram dan langsung menyerang Wilfried
Zaha dengan mengatakan “Black, Black!” bahkan disertai dengan kata kasar. Hal tersebut tentu
membuat Zaha sakit hati, lalu ia mengunggah hal tersebut ke media sosial Instagram
pribadinya. Jelas hal tersebut mengundang banyak perhatian terutama warganet Indonesia yang
lain. Pasalnya, nama Indonesia tercoreng dengan sifat rasisme serta tidak dapat menghargai
orang lain oleh seluruh penggemar sepak bola di seluruh dunia.

Contoh kasus lain yang terjadi di Indonesia mengenai intoleransi adalah Gubernur DKI
Jakarta, Basuki Thajaja Poernama “Ahok” mengolok-olokan agama lain, yakni Islam. Tentu
hal itu memicu amarah seluruh masyarakat Indonesia, bahkan mendapat perlawanan pula dari
luar negeri. Pasalnya, Islam adalah agama yang dianut oleh mayoritas oleh masyarakat
Indonesia yang berarti akan mengundang banyak orang jika ada seseorang yang berani
mengolok-olokan agama yang dianutnya. Berbagai perlawanan serta banding yang diajukan
oleh kedua pihak. Hingga terjadi peristiwa bersejarah di dunia, peristiwa demo di hadapan
publik terbesar, yakni peristiwa “Aksi Bela Islam 212” atau peristiwa “2 Desember 2016”.
Peristiwa itu dihadiri oleh seluruh umat Islam di Indonesia dan berkumpul bersama di Monas
dan Istana Negara, Jakarta. Pada akhirnya, Ahok terbukti bersalah dan divonis hukuman
penjara.
Beberapa kasus di atas hanyalah sebagian kecil dari kejadian intoleransi yang terjadi
baru-baru ini khususnya di Indonesia. Hal tersebut cukup menjadi bukti bahwa pentingnya
toleransi terhadap sesama tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, serta golongan.

6. Cara Mengatasi Intoleransi

Ada berbagai cara untuk mengatasi sikap intoleransi yang ada di masyarakat. Dalam
buku Pluralisme, Konflik, dan Perdamaian (2002) oleh Elga Sarapung, beberapa cara
menghindari sikap intoleransi sebagai berikut:

1. Tidak memaksakan kehendak diri sendiri kepada orang lain


2. Peduli terhadap lingkungan sekitar
3. Tidak mementingkan suku bangsa sendiri/menganggap suku bangsanya lebih baik
4. Tidak menonjolkan suku, agama, ras, golongan, maupun budaya tertentu
5. Tidak menempuh tindaka yang melanggar norma untuk mencapai tujuan
6. Tidak mencari keuntungan diri sendiri daripada kesejahteraan orang lain
Selain dalam masyarakat biasa, cara mencegah intoleransi dalam beragama juga perlu
dilakukan, karena Indonesia mempunyai berbagai kepercayaan dalam agama yang dianut,
berikut cara meningkatkan intoleransi dalam kehidupan beragama :

1. Menumbuhkan rasa Kebangsaan dan Nasionalisme


2.Mengakui dan menghargai Hak Asasi Manusia (HAM)
3. Tidak memaksakan kehendak orang lain dalam memilih agamanya
4. Memberikan bantuan pada setiap yang membutuhkan tanpa memandang perbedaan
5. Memperkokoh silaturahmi dan menerima perbedaan

Pada hakikatnya Indonesia adalah Negara yang memiliki keragaman agama, suku, dan
budaya. Namun keanekaragaman tersebut tidak akan menjadikan kita tercerai berai bila kita
dapat menjaga keanekaragaman itu dengan saling bertoleran. Toleransi adalah tonggak untuk
mewujudkan kehidupan yang rukun, harmonis, aman, dan tentram. Untuk itu marilah kita
saling toleran agar supaya perbedaan diantara kita dapat menyatu dan menjadikan Negara kita
Negara yang majemuk dan sejahtera.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa intoleransi adalah sebuah
paham atau pandangan yang mengabaikan seluruh nilai-nilai dalam toleransi yaitu perasaan
empati kepada orang atau kelompok lain yang berasal dari kelompok, golongan, atau latar
belakang yang berbeda. Ada berbagai faktor pemicu terjadi intoleransi di masyarakat salah
satunya adalah perbedaan dalam memahami ajaran secara tekstual. Yang Kedua, aksi
pemaksaan hak asasi yang dilakukan oleh kaum mayoritas kepada pihak minoritas. Yang
Ketiga, perbedaan adat istiadat. Berdasarkan faktor pemicu nya maka intoleransi akan
memberikan beragam tindakan-tindakan negatif mulai dari penyebaran pesan intoleran, isu
berbau rasisme, hingga ujaran kebencian kian berkembang pesat di sekitaran masyarakat.
Akibatnya, konflik internal pun muncul yang akan memicu terjadinya pergesekan antara
kelompok mayoritas kepada minoritas. Sikap paling benar dan main hakim sendiri kian hari
berujung pada tindakan kekerasan.

Maka dari itu kita sebagai warga negara Indonesia yang kaya akan agama perlu
melakukan cara agar terhindar dari sikap intoleransi. Ada beberapa cara, yaitu tidak
memaksakan kehendak diri sendiri kepada orang lain, tidak mementingkan suku bangsa sendiri
atau menganggap suku bangsanya lebih baik, tidak menonjolkan suku, agama, ras, golongan,
maupun budaya tertentu, tidak menempuh tindakan yang melanggar norma untuk mencapai
tujuan sendiri. Dengan kita menerapkan cara-cara diatas untuk menghindari sikap intoleransi,
maka kehidupan di masyarakat akan aman dan sejahtera.
Daftar Pustaka
Adrian, (2020). Menghidupkan Kembali Sukma Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila. Visual
Post : IJPSS: Indonesian Journal of Peace and Security Studies, 2(1), 90-99.
https://ijpss.unram.ac.id/index.php/ijpss/article/download/40/16/

Alkinatof, Muhammad Saddam. 2019. Intoleransi.


https://www.researchgate.net/publication/330483165_Intoleransi . Diakses pada 29 November
2021 pukul 19:34 WIB. researchgate.net

Badan Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (n.d). intoleran (Def 1). Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. Diakses 29 November 2021, melalui
https://kbbi.web.id/intoleran .

Detiknews. 2017. Mabes Polri Ungkap 4 Faktor Pemicu Konflik Intoleransi.


https://news.detik.com/berita/d-3388574/mabes-polri-ungkap-4-faktor-pemicu-konflik-
intoleransi. Diakses pada 29 November 2021 pukul 20:16 WIB. Jakarta :Detiknews.com

Geotimes. 2018. Memahami Intoleransi dalam Ruang Publik.


https://geotimes.id/opini/memahami-intoleransi-dalam-ruang-publik/. Diakses pada 29
November 2021 pukul 22:34 WIB. Geotimes.id

Kompas. 2019. Ini Tiga Sebab Menguatnya Sikap Intoleransi di Indonesia Versi Polri.
https://nasional.kompas.com/read/2019/11/16/07364551/ini-tiga-sebab-menguatnya-sikap-
intoleransi-di-indonesia-versi-polri?page=all. Diakses pada 29 November 2021 pukul 20:04
WIB. Jakarta : Kompas.com

Kompas, 2021. Dampat Negatif Intoleransi dan Cara Menghindarinya


https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/22/165337469/dampak-negatif-intoleransi-dan-
cara-menghindarinya. Diakses pada 29 November 2021 pukul 20:19 WIB. Jakarta :
Kompas.com

Okezone Bola. 2021. Kena Serangan Rasismme, Wilfried Zaha Dapati Ada Pelaku dari
Indonesia. https://bola.okezone.com/read/2021/11/01/45/2494636/kena-serangan-rasisme-
wilfried-zaha-dapati-ada-pelaku-dari-indonesia. Diakses pada 29 November 2021 pukul
17:21 WIB. London: bola.okezone.com

Qureta, 2016. Mencegah Intoleransi Dalam Kehidupan Beragama


https://www.qureta.com/post/mencegah-intoleransi-dalam-kehidupan-beragama . Diakses
pada 29 November 2021 pukul 20:19 WIB. Jakarta : qureta.com

Republika. 2019. Perjalanan Ahok dalam Kasus Penistaan Agama.


https://www.republika.co.id/berita/plsgez216/perjalanan-ahok-dalam-kasus-penistaan-agama .
Diakses pada 29 November 2021 pukul 17:27 WIB. Jakarta: republika.co.id

Anda mungkin juga menyukai